Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KASUS

Penyakit Paru Obstruktif Kronis


(PPOK) Eksaserbasi Akut +
Hipertensi Stage II
Dinar Riny Novianty
4151141477

Preceptor:
Wahyu Harihardjaja, dr., Sp.PD., M.Kes

Departemen Kedaruratan Medik


Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani
Cimahi, 2017
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. O
Usia : 67 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Rancabongo RT 06 RW 06, Gado Bangkong, Kab. Bandung Barat
Tanggal Masuk : 18/04/2017
Tempat Pemeriksaan : IGD Dustira
Nomor Rekam Medis : 428618
Tanggal diperiksa : 18/04/2017
TRIAGE
Trauma
Nontrauma
Maternity

Red
Yellow
Green
Black
PRIMARY SURVEY
Airway
Clear/Unclear

Breathing
Clear/Unclear

Circulation
Clear/Unclear
Pasien datang
Sendiri
Diantar oleh: Keluarga

Pengkajian Assessment
Auto anamnesa
Allo anamnesa
Pukul Periksa : 21.10 WIB

Petugas Triage : Dinar Riny Novianty


ANAMNESIS
Keluhan utama: Sesak napas
Anamnesis:
OS datang dengan keluhan sesak napas yang memberat sejak 2 hari
yang lalu. Sesak napas dirasakan pasien terus menerus sepanjang
hari. Sesak napas dirasakan semakin hari semakin memberat
hingga mengganggu aktivitas.
Keluhan sesak napas disertai dengan bunyi mengi. Keluhan tidak
disertai dengan kebiruan di bibir maupun jari-jari tangan dan kaki.
Keluhan sesak napas memberat diawali dengan demam dan batuk berdahak
sejak 1 minggu yang lalu, dahak berwarna putih kekuningan kental yang
dirasakan semakin banyak dan sulit untuk dikeluarkan, darah tidak ada.
Sesak napas sering dirasakan pasien terutama bila pasien menghirup asap
rokok.
Keluhan sesak tidak berkurang dengan mengubah posisi tidur miring ke
kanan maupun kiri. Keluhan tidak disertai dengan keringat malam dan
penurunan berat badan yang drastis. Keluhan sesak tidak diikuti dengan
jantung berdebar, dan bengkak pada wajah, perut ataupun kaki. BAB dan
BAK tidak ada kelainan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi (+), sejak 6 tahun yang lalu, tidak teratur berobat.
Asma dan atau atopi (-)
Riwayat kontak dengan penderita TB paru atau yang sedang dalam
pengobatan 6 bulan (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat cuci darah sebelumnya (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


Hipertensi pada orang tua (+) (Ayah)
Asma dan atau atopi (-)
Riwayat penyakit lain pada keluarga disangkal
Kebiasaan dan Gaya hidup
Pasien mengaku memiliki kebiasaan merokok sejak usia remaja, sehari pasien dapat
menghabiskan +- 12 batang rokok, berjenis kretek
Pasien sudah berhenti merokok sejak 7 tahun yang lalu saat didiagnosis memiliki penyakit
paru oleh dokter

Riwayat Pengobatan
Riwayat perawatan pada pasien yaitu sekitar satu bulan yang lalu di RSUD Cililin dan
dirawat dengan keluhan yang sama
Pasien datang ke UGD untuk mengobati keluhan sesaknya dan diberikan nebulisasi
combivent, namun keluhan masih belum berkurang
Kemudian keluhan pasien berkurang setelah mendapatkan obat melalui infus dan di rawat
di RSUD Cililin

Riwayat alergi obat-obatan dan makanan tidak ada


STATUS GENERALIS
Tingkat Kesadaran
Compos mentis
GCS 15 (E4 M6 V5)
Keadaan Umum : Sakit sedang
Berat badan : 65 kg
Tinggi badan : 170 cm
Skala nyeri :1
Resiko pasien cedera/jatuh : Ya/Tidak
Status fungsional : Mandiri/Perlu bantuan atau alat bantu
TANDA VITAL
Tekanan darah : 160/110 mmHg
Nadi : 104 x/menit
Respirasi : 34 x/menit
Suhu : 36,8 oC
SpO2 : 96 %
SECONDARY SURVEY
Kepala : Bibir sianosis (-), Pursed-Lips breathing (-)
Mata : Konjungtiva anemis -/-,
Sklera ikterik -/-
Leher : JVP tidak meningkat
Dada : Bentuk dan gerak simetris
BJ I dan II murni regular
Perkusi hipersonor kanan=kiri
VBS menurun kanan=kiri, wheezing +/+, ronkhi -/-,
Perut : Dalam batas normal
Ekstremitas : Akral hangat, sianosis (-), CRT < 2 detik
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Hematologi Hitung Jenis


Hemoglobin 15,7 g/dl Basofil 0,4%
Eritrosit 4,8x106 /uL Eosinofil 2,6%
Leukosit 14.300 /uL Neutrofil segmen 68,2%
Hematokrit 45,7 % Limfosit 23,8%
Trombosit 409.000 /uL Monosit 5,0%
DIAGNOSIS BANDING
1. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) eksaserbasi akut + Hipertensi
Stage II
2. Asma bronkhial persisten berat + Hipertensi Stage II
DIAGNOSIS KERJA
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) eksaserbasi akut + Hipertensi Stage II
PENANGANAN DAN PENILAIAN ULANG

Airway : Clear
Breathing : - Oksigen 2-4 liter/menit via nasal canule
- Nebulisasi dengan combivent 1 unit dose vial (2,5 ml)/8 jam
- Ceftizoxime 2x 1gr iv
- Metilprednisolon 2 x 62,5 mg/12 jam iv
Circulation : Clear
Disability : GCS 15
Exposure : Menghindari asap rokok dan polusi udara
Monitoring : Cek respirasi, wheezing, SpO2
TATALAKSANA LAIN
Amlodipin 1 x 10 mg
KESIMPULAN
Perbaikan
Stabil
Perburukan
TINDAK LANJUT
Rujuk
Rawat
Pulang Paksa
Pulang
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang ditandai oleh
hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progresif nonreversibel
atau reversibel parsial.

PPOK terdiri dari bronkitis kronik, emfisema, atau gabungan keduanya.


DEFINISI

Bronkitis Kronis

Keadaan pengeluaran mukus secara


berlebihan ke batang bronchial
secara kronik atau berulang dengan
disertai batuk, yang terjadi hampir
setiap hari selama sekurangnya tiga
bulan dalam 1 tahun selama 2
tahun berturut-turut
DEFINISI

Emfisema

Kelainan paru-paru yang ditandai


dengan pembesaran jalan nafas
yang sifatnya permanen mulai dari
terminal bronchial sampai bagian
distal
EPIDEMIOLOGI

>10.000.000
56.600.000
Diper
kirakan
4,8 terdapat
juta pasien
dengan
5,6% p re valens

Angka
ini men
dengan ingkat
banyakn makin
ya ju
perokok mlah
FAKTOR RISIKO

1. Merokok
2. Polusi udara dalam ruangan
3. Paparan saat bekerja
4. Polusi udara luar
5. Genetik
6. Usia dan gender
7. Pertumbuhan paru-paru
8. Status sosial ekonomi
9. Asma dan hiperaktivitas saluran nafas
10. Bronkhitis kronis
11. Infeksi
PATOFISIOLOGI

Konsep Patogenesis & Patofisiologi PPOK


MANIFESTASI KLINIS

Anamnesis
Batuk kronis
Sputum
Batuk kronis
Sputum

Kebanyakan pasien memiliki gejala tadi selama berbulan-


bulan bahkan bertahun-tahun sebelum mencari pertolongan
medis.
Berdahak kronik, biasanya batuk berdahak kronik terjadi pada
pagi hari saat bangun tidur
Sesak napas, terutama saat melakukan aktivitas.
Inspeksi
Pursed-lips breathing
Barrel chest
Penggunaan otot bantu napas
Hipertrofi otot bantu napas
Pelebaran sela iga
Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis leher dan edema tungkai
Penampilan pink puffer atau blue bloater

Palpasi
Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
Perkusi
Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak
diafragma rendah, hepar terdorong ke bawah

Auskultasi
Suara napas vesikuler normal atau melemah
Terdapat ronki dan atau mengi pada waktu napas biasa
Ekspirasi memanjang
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Rutin :
1. Faal paru
Spirometri
Uji bronkodilator (pada PPOK stabil)

2. Darah rutin
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit

3. Radiologi
Foto thoraks PA dan lateral singkirkan penyakit paru lain
PENATALAKSANAAN

Eksaserbasi
Eksaserbasi merupakan episode bertambahnya dispnea, batuk dan perubahan karakter
sputum dan memerlukan terapi tambahan
Dapat berhubungan dengan tanda penyakit lain, termasuk demam, mialgia, dan nyeri
tenggorokan.
Infeksi bakteri merupakan penyebab pada kebanyakan kasus.
PENATALAKSANAAN
Non farmakologi:
Edukasi
Menghentikan kebiasaan merokok/mengurangi pajanan polusi, latihan fisik/olahraga (peningkatan
VO2 max, meningkatkan kemampuan otot pernapasan)

Farmakologi:
Bronkodilator
1. Golongan agonis beta - 2
Bentuk nebuliser dapat digunakan untuk mengatasi eksaserbasi akut, tidak dianjurkan untuk
penggunaan jangka panjang. Bentuk injeksi subkutan atau drip untuk mengatasi eksaserbasi berat.

2. Golongan antikolinergik
Digunakan pada derajat ringan sampai berat, disamping sebagai bronkodilator juga mengurangi
sekresi lendir (maksimal 4 kali perhari).

3. Golongan xantin
Bentuk suntikan bolus atau drip untuk mengatasi eksaserbasi akut.
PENATALAKSANAAN
Anti inflamasi
Bila terjadi eksaserbasi akut diberikan bentuk oral atau injeksi intravena. Berfungsi menekan inflamasi yang
terjadi, dipilih golongan metilprednisolon atau prednison.

Antibiotik infeksi

Mukolitik eksaserbasi akut

Terapi oksigen
Memperbaiki hipoksemi dan mencegah keadaan yang mengancam jiwa
KOMPLIKASI
1. Gagal napas
2. Infeksi berulang
3. Kor pulmonal
TERIMA KASIH

41

Anda mungkin juga menyukai