Anda di halaman 1dari 48

Pendahuluan

Pertemuan Hari ke 1

Geologi Teknik, Batuan Beku,Sedimen dan Metamorf


Geologi : Ilmu yang mempelajari bumi yang berhubungan
dengan batuan penyusunnya, proses -proses yang terjadi
dan sejarah pembentukannya
Geologi Teknik adalah aplikasi geologi untuk kepentingan
keteknikan, yang menjamin pengaruh faktor-faktor geologi
terhadap lokasi, desain, konstruksi, pelaksanaan
pembangunan (operation) dan pemeliharaan hasil kerja
keteknikan atau engineering works (American Geological
Institute dalam Attewell & Farmer, 1976).
A. Batuan pembentuk litosfer
kata lithosfer berasal dari bahasa yunani yaitu lithos artinya
batuan, dan sphera artinya lapisan, lithosfer yaitu lapisan
kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan dengan
ketebalan rata-rata 2200 km.
Pada lithosfer (Struktur Lapisan Kulit Bumi ) terdapat tiga
jenis batuan yaitu:
a. Batuan beku
b. Batuan sedimen
c. Batuan metamorf
B. Awal Mula Batuan

1.Semua batuan pada


mulanya dari magma
2 Magma adalah benda cair,
panas, pijar yang bersuhu
diatas 1000C
3. Lava adalah magma
yang sudah muncul
ke permukaan

4 Lahar adalah lava yang bercampur dengan gas, meterial


piroklastik, air, tanah tumbuhan
Magma keluar di permukaan bumi antara lain
melalui puncak gunung berapi. Gunung berapi
ada di daratan ada pula yang di lautan. Magma
yang sudah mencapai permukaan bumi akan
membeku. Magma yang membeku kemudian
menjadi batuan beku. Batuan beku muka bumi
selama beribu-ribu tahun lamanya dapat hancur
terurai selama terkena panas, hujan, serta
aktivitas tumbuhan dan hewan.
Selanjutnya hancuran batuan tersebut tersangkut oleh
air, angin atau hewan ke tempat lain untuk diendapkan.
Hancuran batuan yang diendapkan disebut batuan
endapan atau batuan sedimen. Baik batuan sedimen
atau beku dapat berubah bentuk dalam waktu yang
sangat lama karena adanya perubahan temperatur dan
tekanan. Batuan yang berubah bentuk disebut batuan
malihan atau batuan metamorf.
C. Jenis-Jenis Batuan
1.Batuan Beku
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis,
"api") yaitu batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin
dan mengeras. Pembekuan magma menjadi batuan beku
dapat terjadi pada saat sebelum magma keluar dari
dapurnya, ditengah perjalanan, dan ketika sudah
berada diatas permukaan bumi. Dengan atau tanpa
proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai
batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan
sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Lebih dari 700 tipe
batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian
besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Batuan beku yang membeku sebelum magma keluar
dan terjadi pada saat lapisan dalam disebut batuan
plutonik, jika membeku di tengah perjalanan disebut
batuan korok atau porforik. Adapun jika magma telah
keluar dan membeku di permukaan bumi, disebut
batuan beku luar atau efusi / vulkanik. Berdasarkan
teksturnya batuan beku dibedakan menjadi 2,
yaitu :
1. Batuan beku plutonik
2 Batuan beku vulkanik
atau batuan beku luar atau efusi / vulkanik.
Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar
mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik
umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang
relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral
penyusunnya relatif besar. Sedangkan batuan beku
vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma
yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung
api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil.
2. Batuan Endapan atau Batuan Sedimen

Batuan Sedimen ini merupakan batuan yang terbentuk


oleh proses geomorfologi dan dipengaruhi oleh lamanya
waktu. Batuan sedimen secara umum dibedakan
menjadi 2 jenis :
Klasifikasi sediment klastik dibedakan berdasarkan atas
ukuran butirnya, yaitu sebagai berikut :
Ludit (psepit) termasuk berbutir kasar mulai dari gravel

(krikil) halus hingga bongkah (boulder) dengan ukuran


diameternya 2-256mm
Arenit (samit) termasuk berbutir sedang, dengan ukuran

diameternya 0,06-2mm, mulai dari pasir halus hingga


pasir kasar.
Lutit (pelit) termasuk berbutir halus, ukuran diameternya

0,04-0,06mm, mulai dari lempung higga debu kasar.


Contoh sediment klastik adalah breksi, konglomerat, batu
pasir, lempung, serpih dan kaolin.
a.Sedimen klastik yang terbentuk oleh proses mekanik
Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses
pengendapan dari material-material yang mengalami
proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment
klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai
ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi
batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau
bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil
hidrokarbon (source rocks). Contoh sediment klastik
adalah breksi, konglomerat, batu pasir, lempung, serpih
dan kaolin
b. Sedimen non-klastik yang terbentuk
karena proses kimiawi
Batuan sedimen kimia terbentuk melalui
proses presipitasi dari larutan. Biasanya
batuan tersebut menjadi batuan pelindung
(seal rocks) hidrokarbon dari migrasi.
Contohnya anhidrit dan batu. Batuan
sedimen ini biasanya mengandung mineral
seperti kalsit, dolomit, kuarsa sekunder,
gypsum dan chert.
Batuan sedimen terbentuk melalui tiga cara utama :
pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition)
karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation)
dari larutan
Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi.
Batuan sedimen memiliki ciri yang mudah dikenal, yaitu
sebagai berikut :
Batuan endapan biasanya berlapis-lapis
Mengandung sisa-sisa jasad atau bekasnya, seperti
terdapatnya cangkang binatang koral dan serat-serat kayu.
Adanya keseragaman yang nyata dari bagian-bagian
berbentuk bulat yang menyusunnya.
Penamaan batuan sedimen berdasarkan butir
Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir

penyusun batuan tersebut Penamaan tersebut adalah :


Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar

dari 2 mm dengan bentuk butitan yang bersudut.


Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih

besar dari 2 mm dengan bentuk butiran yang membudar.


Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2

mm sampai 1/16 mm
Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara

1/16 mm sampai 1/256 mm


Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih

kecil dari 1/256


3. Batuan metamorfosis atau Batuan
metamorf (methamorphic rock)
yaitu batuan yang berasal dari batuan induk yang
mengalami perubahan tekstur dan komposisi mineral
sebagai akibat perubahan kondisi fisik disebabkan oleh
tekanan dan temperatur.batuan sebelumnya akan
berubah tekstur dan strukturnya sehingga membentuk
batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula.
Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang
merupakan perubahan batu lempung. Apabila semua
batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan
meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian
mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi
batuan-batuan baru lagi. Beberapa contoh batuan
metamorf adalah Gneis, batu sabak, batu garnet, dan
pualam.
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak
Bumi.Mereka terbentuk jauh dibawah permukaan bumi
oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta
tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh
intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan
padat dan terbentuk terutama pada kontak antara
magma dan batuan yang bersuhu tinggi.

Ciri-ciri batuan ini :


Adanya perlapisan,

Silang siur atau struktur gelembur gelombang klastik.


Sedimen
Sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat di
permukaan bumi (di daratan ataupun lautan), yang telah
mengalami proses pengangkutan (transportasi) dari satu
tempat(kawasan) ke tempat lainnya. Air dan angin
merupakan agen pengangkut yang utama. Sedimen ini
apabila mengeras (membatu) akan menjadi batuan
sedimen. Ilmu yang mempelajari batuan sedimen disebut
dengan sedimentologi
Faktor-faktor yang mengontrol terbentuknya
sedimen adalah iklim, topografi, vegetasi dan juga
susunan yang ada dari batuan.
Faktor yang mengontrol pengangkutan sedimen
adalah air, angin, dan juga gaya gravitasi. Sedimen
dapat terangkut baik oleh air, angin, dan bahkan
salju/gletser.
Mekanisme pengangkutan sedimen oleh air dan
angin sangatlah berbeda, hal ini dikarenakan :
berat jenis angin relatif lebih kecil dari air maka angin
sangat susah mengangkut sedimen yang
ukurannyasangat besar. Besar maksimum dari ukuran
sedimen yang mampu terangkut oleh angin umumnya
sebesar ukuran pasir.
sistem yang ada pada angin bukanlah sistem yang
terbatasi (confined) seperti layaknya channel
atausungai maka sedimen cenderung tersebar di
daerahyang sangat luas bahkan sampai menuju
atmosfer.
PENGANGKUTAN SEDIMEN

1. Suspension : ini umumnya terjadi pada sedimen-


sedimen yang sangat kecil ukurannya (seperti lempung)
sehingga mampu diangkut oleh aliran air atau angin yang
ada.
2.Bed load : ini terjadi pada sedimen yang relatif lebih
besar (seperti pasir, kerikil, kerakal, bongkah) sehingga
gaya yang ada pada aliran yang bergerak dapat berfungsi
memindahkan pertikel-partikel yang besar di dasar.
Pergerakan dari butiran pasir dimulai pada saat kekuatan
gaya aliran melebihi kekuatan inertia butiran pasir
tersebut pada saat diam. Gerakan-gerakan sedimen
tersebut bisa menggelinding, menggeser, atau bahkan
bisa mendorong sedimen yang satu dengan lainnya.
3. Saltation : yang dalam bahasa latin artinya meloncat
umumnya terjadi pada sedimen berukuran pasir
dimana aliran fluida yang ada mampu menghisap dan
mengangkut sedimen pasir sampai akhirnya karena
gaya grafitasi yang ada mampu mengembalikan
sedimen pasir tersebut ke dasar
Secara umumnya, sedimen atau batuansedimen
terbentuk dengan dua cara, yaitu :
Batuan sedimen yang terbentuk dalam cekungan
pengendapan atau dengan kata lain tidak mengalami
proses pengangkutan. Sedimen ini dikenal sebagai
sedimen autochthonous.Yang termasuk dalam
kelompok batuan autochhonous antara lain adalah
batuan evaporit (halit) dan batu gamping.
Batuan sedimen yang mengalami proses transportasi,
atau dengan kata lain, sedimen yang berasal dari luar
cekungan yang ditransport dan diendapkan di dalam
cekungan. Sedimen ini dikenal dengan
sedimenallochthonous Yang termasuk dalam kelompok
sedimen ini adalah Batu pasir, Konglomerat, Breksi,
Batuan Epiklastik.
Hari Ke 2
Lanjutan
Batuan sedimen dikelompokkan padaberdasarkan cara dan
proses pembentukkannya
Terrigenous (detrital atau klastik).
Batuan sedimen klastik merupakan batuan yang berasal
dari suatu tempat yang kemudian tertransportasi dan
diendapkan pada suatu cekungan. Contoh: a). Konglomerat
atau Breksi; b). Batupasir; c). Batulanau; d). Lempung.
Sedimen kimiawi/biokimia (Chemical/biochemical).

Batuan sedimen kimiawi / biokimia adalah batuan hasil


pengendapan dari proses kimiawi suatu larutan, atau
organisme bercangkang atau yang mengandung mineral
silika atau fosfat. Batuan yang termasuk dalam kumpulan
ini adalah: a). Evaporit ; b). Batuan sedimen karbonat
(batu gamping dan dolomit) ; c). Batuan sedimen bersilika
(rijang) ; d). Endapan organik (batubara).
Batuan volkanoklastik (Volcanoclastic rocks).
Batuan volkanoklastik yang berasal
daripada aktivitas gunungapi. Debu dari
aktivitas gunungapi ini akan terendapkan
seperti sedimen yang lain. Adapun kelompok
batuan volkanoklastik adalah: Batupasir tufa
dan Aglomerat
Batuan Sedimen Berdasarkan Genesa Batuan

Batuan sedimen klastik adalah batuan yang terbentuk dari


hasil rombakan batuan yang sudah ada (batuan beku,
metamorf, atau sedimen) yang kemudian diangkut oleh
media (air, angin, gletser) dan diendapkan disuatu
cekungan. Proses pengendapan sedimen terjadi terus
menerus sesuai dengan berjalannya waktu sehingga
endapan sedimen semakin lama semakin bertambah tebal.
Beban sedimen yang semakin tebal mengakibatkan endapan
sedimen mengalami kompaksi. Sedimen yang terkompaksi
kemudian mengalami proses diagenesa, sementasi dan
akhirnya mengalami lithifikasi (pembatuan) menjadi batuan
sedimen.
Batuan sedimen non-klastik adalah kelompok batuan
sedimen yang genesanya (pembentukannya) dapat berasal
dari proses kimiawi, atau sedimen yang berasal dari sisa-sisa
organisme yang telah mati.
Ciri-ciri Batuan Sedimen
(1) Berlapis (stratification),
(2) Umumnya mengandung fosil,
(3) Memiliki struktur sedimen
(4) Tersusun dari fragmen butiran hasil
transportasi.
Perlapisan pada batuan sedimendisebabkan oleh
(1) Perbedaan besar butir, seperti misalnya antara batu pasir dan
batu lempung;
(2) Perbedaan warna batuan, antara batupasir yang berwarna
abu-abu terang dengan batulempung yang berwarna abu-abu
kehitaman.
Disamping itu, struktur sedimenjuga menjadi penciri dari batuan
sedimen, seperti struktur silang siur atau strukturgelembur
gelombang. Sifat klastik, yaitu yang tersusun dari fragmen-
fragmenlepas hasil pelapukan batuan yang
kemudiantersemenkan menjadi batuan sedimen
klastik.Kandungan fosiljuga menjadi penciri dari batuan
sedimen, mengingat fosil terbentuk sebagai akibat dari
organismeyang terperangkap ketika batuan tersebut diendapkan.
Batuan Metamorf
Kata""metamorfosa" " berasal dari bahasa
Yunani, , yaitu"metamorphism" dimana"meta"
yang artinya "berubah" dan "morph" yang artinya
"bentuk".Dengan demikian pengertian
metamorfosa "dalam geologi adalah merujuk pada
perubahan dari kelompok mineral dan tekstur
batuan yang terjadi dalam suatu batuanyang
mengalami tekanan dan temperatur yang berbeda
dengan tekanan dan temperatur saat batuan
tersebut pertamakalinya terbentuk.
Tipe Metamorfosa
MetamorfosaKataklastik
Metamorfosa Burial
Metamorfosa Kontak
Metamorfosa Regional
Metamorfosa Kataklastik

Metamorfosa Kataklastik Adalah metamorfosa yang


diakibatkan oleh deformasi mekanis, seperti yang
terjadi pada dua blok batuan yang mengalami
pergeseran satu dan lainnya disepajang suatu zona
sesar / patahan Panas yang ditimbulkan oleh
gesekan yang terjadi disepanjang zona patahan
inilah yang mengakibatkan batuan tergerus dan
termetamorfosakan disepanjang zona ini.
Metamorfosa kataklastik jarang dijumpai dan
biasanya menyebaran terbatas hanya disepanjang
zona sesar.
Metamorfosa Burial

Metamorfosa Burial adalah metamorfosa yang


terjadi apabila batuan sedimen yang berada
pada kedalaman tertentu dengan
temperaturnya diatas 300C dengan tekanan
diferensial. Pada kondisi tersebut maka mineral
baru akan berkembang, akan tetapi batuan
tampak seperti berkembang, tidak mengalami
metamorfosa. Mineral utama tidak mengalami
metamorfosa. Mineral utama yang dihasilkan
dalam kondisi tersebut adalah mineral zeolite.
Metamorfosa Kontak
Metamorfosa Kontakmetamorfosa yang terjadi
didekat intrusi batuan beku merupakan hasil dari
kenaikan temperatur yang tinggi dan berhubungan
dengan intrusi batuan beku.
Metamorfosa kontak terjadi disekeliling intrusi
yang terpanaskan oleh magma dan bagian kontak
ini dikenal sebagai "aureole metamorphic".Derajat
metamorfosa akan meningkat kesegala arah
kearah luar dari tubuh intrusi. Metamorfosa kontak
biasanya dikenal sebagai metamorfosa yang
bertekanan rendah dan temperatur tinggi dan
batuan yang dihasilkan.
Metamorfosa Regional

Metamorfosa Regional adalah metamorfosa yang terjadi


pada wilayah yang sangat luas dimana tingkat deformasi
yang tinggi dibawah tekanan diferensial. Tekanan
diferensial berasal dari gaya tektonik yang berakibat
batuan mengalami tekanan (kompresi), dan tekanan ini
umumnya berasal dari dua masa benua yang saling
bertumbukan satu dengan lainnya. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa batuan metamorfosa regional terjadi
pada inti dari rangkaian pegunungan atau pegunungan
yang mengalami erosi. Hasil dari tekanan kompresi pada
batuan yang terlipat dan adanya penebalan kerak dapat
mendorong batuan kearah bagian bawah sehingga menjadi
lebih dalam memiliki tekanan dan temperatur lebih tinggi.
Batuan metamorf diklasifikasikan atas dasar
derajat metamorfosanya, yaitu:
(1). Batuan metamorfosa derajat rendah
(2 ).Batuan metamorf derajat tinggi.
Metamorfosaderajattinggi terjadi pada
temperatur lebih besar dari 320 C dan
tekananyang yang relatiftinggi. Seiring
dengan meningkatnya derajat
metamorfosa, maka mineral -mineral
hydrous akansemakin kurang hydrous
dikarenakan hilangnya unsur H2O dan
mineral mineral non hydrous menjadi
bertambah banyak.
Metamorfosaderajat rendah terjadi pada
temperatur 200 320 C dan tekanan yang relatif
rendah. Batuan metamorf derajat rendah dicirikan
oleh berlimpahnya mineral mineral hydrous,
yaitu mineral mineral yang mengandung air ( H2
O ) di dalam struktur kristalnya. Contoh dari
mineral - mineral hydrous yang terdapat pada
batuan-batuan metamorf derajat rendah:
Mineral Lempung

Serpentine
Chlorite
Faktor Faktor Yang Mengendalikan Metamorfosa

Temperatur
Tekanan

Fasa Fluida

Waktu

Tempertur
Naiknya temperatur seiring dengan kedalaman

bumi sesuai dengan gradient geothermal. Dengan


demikian temperatur demakin tinggi dapat terjadi
pada batuan yang berada jauh di dalam bumi.
Temperatur dapat juga meningkat karena adanya

intrusi batuan.
Tekanan
Tekanan juga akan meningkat dengan
kedalaman bumi, dengan demikian tekanan
dan temperatur akan bervariasi disetiap
tempat di kedalaman bumi.Tekanan
didefinisikan sebagai gaya yang bekerja ke
segala arah secara seimbang dan tekanan
jenis ini disebut sebagai hydrostatic
stressatau"uniform stress". Jika tekanan ke
segala arah tidak seimbang maka disebut
sebagai differential stress.
Fasa Fluida

Keberadaan setiap rongga antar butir dalam suatu batuan


menjadi potensi untuk diisi oleh larutan fluida, dan umumnya
larutan fluida yang paling dominan adalah H2O, tetapi berisi
material mineral. Fase fluida adalah fase yang penting karena
rekasi kimia yang adalah melibatkan satu mineral padat
berubah menjadi mineral padat lainnya hanya dapat
dipercepat oleh adanya fluida padat lainnya hanya dapat
dipercepat oleh adanya fluida yang berfungsi sebagai
pembawa ion- ion terlarut. Dengan naiknya tekanan pada
proses metamorfosa, maka ruang antar butir tempat fluida
mengalir menjadi berkurang dan dengan demikian fluida
menjadi tidak berfungsi sebagai penggerak reaksi. Dengan
demikian tidak ada larutan fluida ketika temperatur dan
tekanan berkurang sehingga metamorfosa retrogresif menjadi
sulit terjadi.
Waktu

Reaksi kimia yang terlibat dalam metamorfosa, selama


re-kristalisasi, dan pertumbuhan mineral mineral baru
terjadi pada waktu yang sangat lambat. Hasil uji
laboratorium mendukung hal tersebut dimana
dibutuhkan waktu yang lama dalam proses metamorfosa
untuk membentuk butiran butran mineral yang
ukurannya cukup besar.Jadi, batuan metamorf yang
berbutir kasar akan memerlukan waktu yang lama,
diperkirakan memerlukan waktu hingga jutaan tahun.
Perubahan Tekstur Batuan Terhadap
Metamorfosa
Meningkatnyaukuran besarbutir. Selama proses
progresivemetamorfosa ataupada derajatmetamorfosa
tertentu dalamperioda waktuyang yang cukuplama,
mineral mineral cenderung akan
bertambahbesarukurannya.
Foliasi. Dengan semakinmeningkatnya
pembentukanmineral pipih (slaty) maka mineral -mneral
iniakanberorientasidan mengarahkearahtegaklurus
dariarahtekanan maksimal.Mineral - Mineral
lempung dan mica halusakanmembentukteksturslaty
cleavage.
Gneissic Banding Pada batuan berderajat
tinggi, mineral-mineral Mg-Fe (biotite,
amphibole, pyroxene, sillimanite)
cenderung akan memisahkan diri dari
mineral--mineral yang berwarna lebih
terang (feldspar dan kuarsa) menghasilkan
tekstur Banding pada batuan.
TeksturPorphyroblastic. Ketika beberapa
mineralmineralmetamorfbaru mulai
terbentuk, dimana pertumbuhannya
membentukbentukkristal yang sempurna
yang berada diantara matriknya. Kristal
tersebut dinamakan sebagai porphyroblasts
dan umumnya dijumpai sebagai mineral
garnet, sillimanite, , dan alkali feldspar.
TeksturGranoblastik
Tektur ini terbentukpada metamorfosa
kontak yang mengalami kenaikan
temperatur yang cukup lama, batuan
batuan akan berkembang dengan tekstur
yang sangat granular. Batuan ini dikenal
dengan Hornfels.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai