Anda di halaman 1dari 44

CAHAYA DAN

ALAT-ALAT
OPTIK

FISIKA
YANG AKAN DIBAHAS
BAB 9 CAHAYA BAB 10 ALAT-ALAT
OPTIK
A. SIFAT-SIFAT
A. MATA B. KAMERA
CAHAYA

B. PEMANTULAN
CAHAYA C. LUP D. MIKROSKOP

C. PEMBIASAN
F. OHP dan SLIDE
CAHAYA E. TELESKOP
PROJECTOR

D. KEKUATAN
LENSA
A. SIFAT-SIFAT CAHAYA
Cahaya matahari berasal dari matahari yang terletak jauh dari bumi dan
dipancarkan ke bumi melalui ruang hampa di luar angkasa. Cahaya
sebagaimana bunyi juga merupakan gelombang.Cahaya dapat merambat
melalui ruang hampa sehingga cahaya termasuk gelombang
elektromagnetik.cahaya juga bersifat merambat lurus. Bayangan ada 2
jenis, yaitu : bayangan gelap (umbra) dan bayangan kabur (penumbra).
Cahaya memiliki beberapa sifat sebagai berikut:
Cahaya merambat lurus
Cahaya dapat menembus benda bening/transparan.
Cahaya dapat dipantulkan.
Cahaya dapat dibiaskan apabila melalui 2 mediumdengan indeks bias
yang berbeda.
Cahaya monokromatis (cahaya putih) dapat diuraikan menjadi beberapa
cahaya berwarna.
Cahaya memiliki energi.
Cahaya dapat berbentuk partikel dan berbentuk gelombang.
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik.
Cahaya dipancarkan dalam bentuk radiasi.
Cahaya merupakan gelombang transversal.
B. PEMANTULAN CAHAYA
Ketika cahaya mengenai suatu permukaan yang dapat memantulkan
cahaya, misalnya cermin, maka cahaya akan dipantulkan. Pemantulan
dengan sudut terhambur di permukaan kasar disebut pemantulan
menyebar atau pemantulan baur (difus), sedangkan pemantulan
dengan sudut teratur di permukaan yang datar dan rata disebut
pemantulan spekular atau pemantulan teratur.
1. Hukum pemantulan cahaya
Pemantulan cahaya ketika cahaya mengenai benda
mengikuti suatu aturan tertentu yang disebut hukum
pemantulan cahaya.
Pada bagian selanjutnya akan dijelaskan beberapa
pemantulan cahaya pada beberapa jenis cermin.
2. Pemantulan Cahaya pada cermin datar
Berikut adalah hukum pemantulan cahaya pada
cermin datar:
Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak
pada satu bidang datar.
Sudut datang sama dengan sudut pantul.
Pada cermin datar, tinggi dan jarak benda dari cermin
sama dengan tinggi dan jarak bayangan benda dari
cermin. Di bawah dan di halaman selanjutnya ini
adalah contoh gambar pemantulan cahaya pada
cermin datar.
3. Pemantulan Cahaya pada cermin cekung
Cermin cekung merupakan cermin yang bersifat
mengumpulkan cahaya(bersifat divergen).Berikut merupakan
gambar pemantulan cahaya pada cermin cekung.Pemantulan
cahaya pada cermin cekung dapat digambarkan dengan 3
sinar istimewa, yakni:
Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui
titik fokus(F).
Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan
sejajar sumbu utama.

Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin


cekung(M) dipantulkan melalui sinar itu pula.
4. PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN CEMBUNG
Cermin cembung bersifat menyebarkan cahaya(divergen).Pada
cermin cembung, s(jarak benda dari cermin) bertanda positif,
s(jarak bayangan dari cermin) bertanda negatif, dan F bertanda
negatif. Pelukisan bayangan pada cermin cembung juga
menggunakan 3 sinar istimewa, yakni:
Sinar datang sejajar sumbu utama, dipantulkan seolah-olah dari
titik F.
Sinar datang menuju titik F, dipantulkan sejajar
sumbu utama.

Sinar datang menuju titik M, dipantulkan melalui


sinar itu pula.
C. PEMBIASAN CAHAYA

1. Pengertian Pembiasan Cahaya


Pembiasan cahaya terjadi akibat pembelokan cahaya ketika
cahaya melewati batas dua media yang berbeda
kerapatannya. Hal pembiasan cahayadapatdilihat
contohnya pada pensil yang diletakkandi dalam gelas yang
berisi air. Jika dilihat dari luar gelas, pensil tampak seperti
patah. Hal itu disebabkan karena pembiasan cahaya,
seperti pada gambar.
Secara umum, ada dua macam pembiasan sebagai berikut:
a. Sinar datang dari media yang lebih renggang ke media
yang lebih rapat akan dibiaskan mendekati garis normal(i > r).
b. Sinar datang dari media yang lebih rapat ke media yang
lebih renggang akan dibiaskan menjauhi garis normal(i < r).

Tetapi, bunyi hukum menurut Snellius tentang pembiasan


menyatakan bahwa:
a. Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada
satu bidang datar dan ketiganya berpotongan pada satu titik.
b. Sinar datang dari media yang lebih renggang ke media
yang lebih rapat akan dibiaskan mendekati garis normal(i >r).
c. Sinar datang dari media yang lebih rapat ke media yang
lebih renggang akan dibiaskan menjauhi garis normal(i < r).
2. Indeks Bias Media
Hubungan cepat rambat cahaya dengan indeks bias
dikemukakan oleh Christian Huygens (1629-1695).
Menurutnya, pembiasan terjadi karena cahaya mengalami
perubahan cepat rambat ketika memasuki media yang
berbeda kerapatannya. Cahaya akan bergerak lebih lambat
di media yang lebih rapat. Indeks bias suatu media
dinyatakan dengan persamaan:
n = c1/c2
Keterangan : n = indeks bias
n = v1/v2
c1/v1 = cepat rambat cahaya di udara (3 x
108 m/s)
c2/v2 = cepat rambat cahaya dalam zat
(m/s)
Cahaya merupakan gelombang sehingga mempunyai
frekuensi dan panjang gelombang. Meskipun cepat rambat
cahaya ketika memasuki media yang berbeda berubah,
frekuensi gelombangnya tetap. Jadi, persamaan v = lambda
(panjang gelombang) f pada gelombang, jika
disubstitusikan pada persamaan di atas, akan menjadi:
n = T1/T2
Ket : n = indeks bias
T1 = panjang gelombang cahaya di
udara (A0)
T2 = panjang gelombang cahaya
dalam zat (A0)
A0 = angstrom (1-10 m)
Catatan : 1 A0 = 1/10.000.000.000 m
3. Pemantulan Sempurna
Terkadang, pada pembiasan cahaya, cahaya bukannya
dibiaskan, melainkan dipantulkan. Hal inilah yang disebut
dengan pemantulan sempurna. Pemantulan sempurna
dapat terjadi apabila:
Sinar datang dari media rapat ke media yang lebih
renggang.
Sudut datang melebihi sudut kritis. Sudut kritis merupakan
sudut datang yang sudut biasnya 90, atau sinar yang
dibiaskan pada bidang pada bidang batas.
Untuk dapat mengetahui lebih jelas, lihatlah gambar di
bawah ini. Seperti yang terlihat, sudut datang dari cahaya
melebihi sudut kritis, sehingga pada saat inilah pemantulan
sempurna dapat terjadi.
Pemantulan sempurna dapat dialami dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya:
a. Fatamorgana

b. Kilauan pada berlian


Berlian mempunyai indeks bias 2.4, dengan sudut kritis
24. Agar tampak menyebabkan berkilauan, berlian
dipotong dengan sudut- sudut tertentu,sehingga sudut
datang selalu melebihi sudut kritis. Dengan begitu,
pemantulan sempurna dapat terjadi hingga beberapa kali.

c. Pembiasan pada lensa


Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang optik
sedemikian rupa
sehingga bagian tengah dan tepinya berbeda. Berbeda dengan
cermin yang hanya
Benda-benda di bawah ini merupakan lensa. Pada
presentasi ini
hanya akan dijelaskan lensa yang teratur, yakni lensa
cembung dan
lensa cekung.
1. Lensa Cembung (bikonveks)
Lensa cembung-cembung(bikonveks) seolah-olah terbentuk dari dua cermin
cembung yang saling bertolak belakang dengan sumbu utamanya berimpit.

Pembentukan bayangan pada lensa sangat erat kaitannya dengan pembiasan


cahaya. Untuk melukis pembiasan yang terjadi pada lensa cembung, dibutuhkan 3
sinar istimewa. Tiga sinar istimewa itu adalah sebagai berikut :

Dengan melihat sinar-sinar istimewa tersebut, dapat disimpulkan


bahwa lensa cembung bersifat mengumpulkan cahaya. Semua
sinar sejajar sumbu utama akan dikumpulkan pada titik fokus
sehingga lensa cembung sering disebut lensa konvergen. Semua
sinar yang berasal dari atau melalui titik fokus, oleh lensa
cembung, akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
2. Lensa Cekung-Cekung (bikonkaf)
Lensa cekung-cekung(bikonkaf) seolah-olah terbentuk dari dua
cermin cekung yang saling bertolak belakang dan kedua sumbu
utamanya berimpit.
Untuk melukis pembiasan yang terjadi pada lensa cekung,
digunakan juga 3 sinar istimewa, yakni:
a. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal
dari titik fokus.
b. Sinar datang menuju titik fokus dibiaskan sejajar sumbu utama.
c. Sinar datang melalui titik pusat bidang lensa (O) tidak dibiaskan.

Lensa cekung mempunyai sifat


menyebarkan cahaya, sehingga lensa
cekung disebut sebagai lensa
divergen.
1/s + 1/s = 1/f

Keterangan : s = jarak benda ke lensa


s= jarak bayangan ke lensa
f = titik fokus lensa
Dalam hal ini, sisi di mana terdapat benda yang akan dibiaskan
adalah sisi benda. Sisi lainnya adalah sisi bayangan. Semua
besaran benda jika berada di sisi benda akan bertanda positif
(+), dan semua besaran bayangan jika berada pada sisi
bayangan akan bertanda positif (+). Sebaliknya, semua
besaran bayangan jika berada di sisi benda akan bertanda
negatif (-). Dan hal yang harus diingat, bahwa panjang fokus
dan panjang titik pusat bidang pada lensa cembung bertanda
positif (+), sedangkan pada lensa cekung, panjang fokus lensa
dan panjang titik pusat bidang lensanya bernilai negatif (-).
D.KEKUATAN LENSA
Dalam kehidupan sehari-hari, ukuran lensa tidak
menggunakan jarak
fokusnya, tetapi menggunakan ukuran kekuatan lensa (P).
Kekuatan lensa
adalah kemampuan sebuah lensa untuk mengumpulkan
cahaya pada lensa
cembung dan menyebarkan cahaya pada lensa cekung. Makin
besar kekuatan
suatu lensa, lensa akan membelokkan cahaya dalam belokan
yang besar.
P = 1/f
Dalam perhitungan, kekuatan lensa (P) didefinisikan sebagai
f = 1/P
kebalikan jarak
fokus lensa. Jadi kekuatan lensa dapat dinyatakan dalam
bentuk:
Keterangan : P = kekuatan
lensa (dioptri)
f = jarak fokus lensa (m)
Untuk kekuatan lensa, digunakan satuan dioptri.
BAB 10
Alat-Alat Optik
A. MATA
Salah satu keistimewaan
lensa mata
adalah lensa mata dapat mengubah-ubah
sendiri besar fokusnya menyesuaikan dengan
objek yang dilihat. Pada saat ingin melihat
objek yang jauh, diperlukan lensa yang
fokusnya panjang. Sebaliknya, pada saat
ingin melihat objek yang jauh, diperlukan
lensa yang fokusnya pendek.
Pada mata, panjang pendeknya fokus lensa dapat berubah
dengan cara menebalkan dan menipiskan lensa mata.
Kemampuan menebalkan da menipiskan lensa pada mata
disebut daya akomodasi.
1. Pembentukan Bayangan pada Mata
Proses pembentukan bayangan pada mata merupakan
proses penting yang
menjelaskan bagaimana mata dapat melihat objek. Lensa
mata termasuk
jenis lensa cembung sehingga pembentukan bayangannya
mengikuti hukum
pembiasan pada lensa cembung. Benda yang terletak
lebih jauh dari titik M
(2f)(Titik pusat kelengkungan lensa) dibiaskan oleh lensa
cembung menjadi
bayangan yang memiliki sifat nyata, terbalik, dan
diperkecil. Hal demikian
terjadi pula pada lensa mata.Benda yang akan dilihat,
berada pada posisi yang lebih jauh dari titik M. Jika benda
diletakkan lebih dekat dari titik M,
maka lensa mata akan menebal sehingga benda berada
2. Titik Jauh Mata dan Mata Tidak Berakomodasi
Mata dengan penglihatan yang normal dapat melihat
benda yang sangat jauh. Titik terjauh yang masih dapat
dilihat jelas oleh mata disebut titik jauh (punctum remotum)
disingkat PR. Titik jauh dapat dianggap berada pada jarak
tak berhingga karena sangat jauh dibandingkan dengan
jarak fokus lensa mata. Pada saat melihat benda pada titik
jauhnya, lensa mata dalam keadaan paling tipis dan
dikatakan mata dalam keadaan tidak berakomodasi. Pada
kondisi seperti ini, otot mata beritirahat sehingga mata
dapat melihat dengan rileks dan tidak cepat lelah. Jadi,
dapat dikatakan bahwa titik jauh adalah titik terjauh yang
masih dapat dilihat oleh mata dalam kondisi tidak
berakomodasi
3.Titik Dekat Mata dan Mata Berakomodasi
Maksimum
Mata memiliki titik dekat (punctum proximum)disingkat
PP, yaitu jarak terdekat yang bisa dilihat dengan jelas dan
nyaman. Jarak titik dekat mata normal adalah antara 20 cm
hingga 30 cm, biasanya orang-orang menggunakan nilai 25
cm untuk perhitungan, nilai ini disebut juga jarak normal
baca. Pada waktu mata melihat benda di titik dekatnya,
lensa mata dalam ketebalan maksimum. Dalam keadaan
seperti ini,mata akan cepat lelah karena otot mata menahan
lensa supaya tetap dalam keadaan setabal-tebalnya.
Keadaan mata seperti ini disebut sebagai mata
berakomodasi maksimum.
4. Mata di Tempat Gelap dan di Tempat Terang
Salah satu syarat agar mata dapat melihat adalah harus
ada cahaya yang cukup yang mengenai benda, sehingga
benda itu memantulkan cahayanya ke kita. Berkas cahaya
yang memasuki bola mata kita tidak boleh terlalu sedikit
ataupun terlalu banyak. Bagian mata yang mengatur
banyak sedikitnya berkas cahaya yang masuk ke dalam bola
mata adalah pupil. Pada ruang yang gelap, pupil akan
membuka lebar, sementara pada ruang yang terang
benderang, celah pupil akan menjadi sangat kecil. Membuka
dan menutupnya pupil pada mata diatur oleh otot yang
disebut iris.
5. Cacat Mata
Titik jauh dan titik dekat pada mata dapat bergeser dan
mengakibatkan penglihatan mata terganggu. Ada mata yang
tidak mampu melihat benda jauh dengan jelas karena titik
jauhnya bergeser lebih pendek. Ada juga mata yang tidak
mampu melihat benda dekat pada jarak normalnya. Ini
merupakan gangguan penglihatan yang disebut cacat mata.

Ada beberapa jenis cacat mata, yaitu :


a. Miopia (rabun jauh)
Pada orang yang menderita miopia, benda-benda yang jauh
tidak dapat dilihat dengan jelas (fokus). Hal ini disebabkan
titik jauh mata miopia tidak tepat di titik tak berhingga,
melainkan pada titik tertentu yang lebih pendek.
b. Hipermetropia (rabun dekat)
Orang yang menderita cacat mata hipermetropia tidak dapat melihat jelas
benda-benda yang terletak di depan mata. Hal ini disebabkan titik dekat
Orang hipermetropia relatif jauh dibandingkan mata normal. Bayangan benda
dekat pada mata hipermetropia, terbentuk di belakang retina sehingga benda
yang dekat tidak dapat terlihat dengan jelas.
Penderita cacat mata hipermetropia dapat dibanu dengan kacamata berlensa
cembung (positif). Lensa cembung bersifat mengumpulkan
(memfokuskan) sinar sehingga berkas sinar-sinar dari benda dekat dibuat
konvergen(mengumpul) sehingga bayangan akhir akan tepat terbentuk di
retina.
c. Presbiopia (rabun tua)
Orang yang menderita cacat mata presbiopia tidak dapat melihat dengan jelas
benda-benda yang terlalu dekat maupun terlalu jauh. Hal ini karena penderita
cacat mata presbiopia tidak dapat menipiskan lensanya hingga cukup tipis
dan tidak dapat menebalkan lensa matanya hingga cukup tebal.
B. KAMERA

Kamera merupakan alat optik yang cara erjanya mirip mata. Kamera menggunakan
lensa cembung yang dapat bergeser maju dan mundur. Bayangan yang dihasilkan
oleh
kamera sama dengan bayangan yang terjadi pada mata. Pada mata bayangan
ditangkap oleh retina, sedangkan pada kamera bayangan ditangkap oleh pelat film.
Bayangan benda yang terjadi pun sama, yakni nyata, terbalik, dan diperkecil.
Pelat film yang diletakkan di belakang lensa cembung adalah suatu zat yang sangat
sensitif terhadap cahaya. Jika pelat film terkena cahaya, akan terjadi proses kimia
pada
film yang kemudian dapat diproses menjadi sebuah foto.
Pada mata terdapat pupil yang berfungsi sebagai pengatur banyaknya cahaya yang
masuk bola mata. Pada kamera, hal ini dilakukan oleh diafragma. Ketika tombol
kamera ditekan, sebuah shutter di belakang lensa akan membuka dan menutup
dengan sangat cepat. Cahaya yang masuk dengan cepat ini diterima oleh pelat film
dan terjadilah proses kimia hingga dapat diproses menjadi sebuah foto.
C. LUP (KACA PEMBESAR)
Lup (kaca pembesar) adalah sebuah lensa cembung. Lensa
ini dapat berfungsi
sebagai lup jika diletakkan pada posisi yang tepat antara
objek yang akan
diamati dan mata. Berdasarkan pembentukan bayangan
pada lensa cembung, untuk menghasilkan bayangan yang
diperbesar, benda diletakkan di antara titik F1 dan O.
Lihatlah gambar di bawah. Bayangan yang terbentuk maya,
tegak, diperbesar. Jadi, apabila kita ingin
menggunakan lensa cembung sebagai lup,maka benda
harus kita letakkan di antara titik F1 dan O. Telah diketahui
juga bagaimana mata melihat sebuah objek. Jika ingin
melihat benda dengan mata rileks supaya tidak lekas lelah,
benda yang diamati harus berada di titik jauh dari mata.
Dalam keadaan seperti ini, dikatakan mata tidak
berakomodasi. Jika kita menginginkan perbesaran yang
lebih besar lagi, kita dapat mendekatkan benda (objek)
asalkan tidak lebih dekat dari titik dekat kita. Jika kita
meletakkan benda di titik paling dekat yang masih dapat
D. MIKROSKOP

Mikroskop terdiri dari dua lensa cembung, yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Lensa
objektif merupakan lensa cembung yang jarak fokusnya pendek, yang diletakkan di
dekat objek. Lensa okuler merupakan lensa cembung yang jarak fokusnya relatif lebih
panjang, yang terletak dengan mata pengamat. Pada dasarnya, lensa okuler berfungsi
sebagai lup sehingga segala ketentuan mengenai lup berlaku pada lensa okuler.

Cahaya dari depan mikroskop ditangkap cermin reflektor, lalu dipantulkan melalui
lubang di bawah meja preparat. Cahaya mengenai objek yang akan diamati,
kemudian diteruskan ke lensa objektif dan kemudian ke lensa okuler. Jarak fokus lensa
objektif terhadap preparat bisa diatur, demikian pula jarak lensa okuler terhadap
lensa objektif. Pengaturan jarak antara objek dengan lensa objektif bertujuan agar
bayangan yang terbentuk jatuh di titik M atau lebih dekat ke lensa objektif sehingga
bayangan bersifat nyata, terbalik, dan sama besar atau diperbesar. Perbesaran
bayangan yang terjadi tergantung pada keadaan mata apakah mata berakomodasi
atau tidak.
Mata Tidak Berakomodasi (mata rileks)

Ketika menggunakan lup dengan mata tidak berakomodasi, bayangan yang terbentuk jatuh di
titik tak berhingga. Untuk menghasilkannya, benda harus terletak di titik fokus lup (atau kurang
sedikit). Oleh karena itu, mata tidak berakomodasi, lensa mata dalam keadaan paling tipis dan
otot-otot mata tidak meregang sehingga mata tidak cepat lelah. Perbesaran yang dihasilkan
dalam keadaan mata tidak berakomodasi adalah:

M = 25/f atau M = n/f Keterangan : M = perbesaran lup f = jarak fokus lup (cm)
n = titik dekat mata (25 cm)
Mata Berakomodasi Maksimum

Ketika menggunakan lup dengan mata berakomodasi maksimum, bayangan yang terbentuk
harus jatuh di titik dekat mata (25 cm). Untuk menghasilkannya, benda harus terletak di antara
titik fokus lup dan lensa (antara titik F dan O). Oleh karena mata berakomodasi maksimum,
lensa mata dalam keadaan menebal sekuat-kuatnya dan otot-otot mata meregang sehingga
mata menjadi cepat lelah. Akan tetapi, dalam kondisi ini akan dihasilkan perbesaran
maksimum. Perbesaran yang dihasilkan dalam keadaan mata berakomodasi maksimum adalah:

M = 25/f + 1 atau M = n/f +1 Keterangan : M = perbesaran lup f = jarak fokus


lup (cm)
n = titik dekat mata (25 cm
Perbesaran Mikroskop

Mmik = Mob Mok


Mikroskop bekerja berdasarkan prinsip pembentukan bayangan dari susunan lensa. Berarti, rumus
perbesaran pada lensa dapat digunakan untuk menghitung perbesaran pada mikroskop. Oleh karena
mikroskop terdiri dari dua lensa, yaitu lensa objektif dan lensa okuler, perbesaran total mikroskop adalah
perkalian masing-masing perbesaran lensa.

Perbesaran bayangan pada lensa objektif adalah:


Mob = sob/sob

Perbesaran bayangan pada lensa okuler adalah:


Untuk mata tak berakomodasi :
Mok = n/Fok
Untuk mata berakomodasi maksimum :
Mok = n/Fok + 1
Jadi, perbesaran pada mikroskop dapat dituliskan sebagai berikut:
a. Untuk mata tidak berakomodasi:
Mmik = Mob Mok atau Mmik = sob/sob n/Fok
b.Untuk mata berakomodasi maksimum:
Mmik = Mob Mok atau Mmik = sob/sob ( n/Fok + 1)
E. TELESKOP (TEROPONG)

1. Teropong Bintang (Teleskop Astronomi)

Teropong bintang digunakan untuk melihat benda-benda langit yang letaknya jauh
dari bumi. Teropong bintang pada umumnya terdiri dari 2 lensa cembung yang
digunakan sebagai lensa objektif dan lensa okuler. Semua benda yang akan
diamati oleh teropong bintang berada pada titik tak berhingga. Harus diingat juga
bahwa lensa okuler pada prinsipnya selalu berfungsi sebagai lup. Jadi, ketentuan-
ketentuan mengenai cara melihat dengan mata tak berakomodasi dan cara
berakomodasi maksimum berlaku juga di teropong bintang.
Mikroskop dan teropong bintang sesungguhnya tersusun atas 2 lensa cembung.
Akan tetapi, pada mikroskop, jarak fokus lensa objektifnya lebih pendek dibanding
lensa okulernya. Sebaliknya, pada teropong bintang, jarak fokus lensa objektifnya
lebih panjang dari lensa okulernya. Perbedaan lainnya yaitu benda pada mikroskop
diltakkan di antara titik F dan M lensa objektif, sedangkan pada teleskop bendanya
ada di tempat sangat jauh dari lensa objektif.
2. Teropong Bumi

Teropong bumi digunakan untuk melihat benda di permukaan bumi atau


benda yang relatif dekat dengan bumi. Misalnya, untuk menonton
sepakbola dari tribun atas sebuah gelanggang olahraga atau menonton
pertunjukkan teater di gedung kesenian yang besar, ataupun digunakan
di bidang militer.
Pada prinsipnya, teropong bumi sama dengan teropong bintang. Akan
tetapi, pada teropong bumi, bayangan lensa objektif terlebih dahulu
melewati lensa pembalik sebelum dibiaskan oleh lensa okuler. Ini
menyebabkan bayangan akhir yang dihasilkan oleh lensa okuler berupa
bayangan tegak. Hal ini berbeda dengan teropong bintang yang
menghasilkan bayangan akhir terbalik. Lensa pembalik terbuat dari lensa
cembung. Bayangan dari lensa objektif jatuh tepat di titik M lensa
pembalik sehingga sifat bayangan yang terjadi nyata, terbalik, dan sama
besar. Bayangan dari lensa pembalik ini dihadapkan pada lensa okuler
sebagai benda.
Perhatikan lukisan sinar-sinar bias pada teropong bumi untuk
mata berakomodasi maksimum di bawah. Sifat bayangan
akhir teropong bumi dalam posisi mata berakomodasi
maksimum adalah maya, tegak, dan diperbesar.
Pada teropong bumi, penggunaan lensa pembalik di antara
lensa objektif dan lensa okuler menjadikan teropong ini
sangat panjang dan tidak praktis. Oleh karena itu, orang
berusaha membuat teropong bumi yang lebih pendek dan
praktis. Dan solusinya adalah teropong prisma atau
binokuler. Teropong ini menggunakan lensa pembalik dari
dua prisma yang berhadapan.
3. Periskop
Periskop biasanya digunakan pada kapal selam untuk melihat
keadaan diatasnya. Pada prinsipnya, periskop adalah sebuah
teropong bumi, hanya saja bentuknya dibuat seperti huruf Z
dengan lengan yang cukup panjang. Sinar datang dari objek,
diterima oleh lensa objektif dan jatuh ke prisma yang bersifat
membelokkan. Prisma kedua kembali membelokkan sinar-
sinar bias ini hingga jatuh pada lensa okuler.

Cara kerja
periskop
F. OVERHEAD PROJECTOR (OHP) dan SLIDE PROJECTOR
Alat-alat yang biasa digunakan dalam sebuah presentasi
adalah Overhead Projector (OHP) dan slide projector.

1. Overhead Projector
OHP adalah sebuah alat yang menayangkan benda tembus cahaya (diapositif) dengan
bantuan cermin cekung dan lensa cembung. Cermin cekung dan lensa cembung sama-
sama berfungsi sebagai pengumpul cahaya.

Lampu proyeksi menyala dan mengarah ke cermin datar bawah, karena difokuskan oleh
kondensor (lensa cembung). Sinar dari lampu projector yang arahnya ke belakang juga
akan mengarah ke depan karena dipantulkan oleh cermin cekung, bergabung dengan
sinar-sinar lainnya. Setelah melalui kondensor, sinar dipantulkan oleh cermin datar ke
bawah ke arah cermin datar atas. Sinar ini menembus gambra tembus cahaya
(diapositif), sehingga bayangan gambar ini mengenai cermin datar atas. Gambar
diapositif adalah gambar yang sesuai dengan warna-warna aslinya, tetapi tembus
cahaya. Berbeda dengan klise yang meskipun tembus cahaya, tetapi mempunyai warna
yang beda dari aslinya. (Gambar pada klise disebut gambar negatif) Bayangan ini
dipantulkan melalui lensa objektif ke layar. Oleh karena itu, bayangan akhir dari
overhead projector adalah nyata, terbalik, dan diperbesar.
2. Slide Projector
Benda yang akan ditayangkan slide projector adalah sebuah benda tembus
cahaya hasil sebuah pemotretan setelah diolah menjadi benda diapositif. Pada
prinsipnya, slide projector merupakan alat yang serupa dengan OHP, hanya
berbeda pada jenis benda yang akan ditayangkan. Perhatikan bagan slide
projector yang ditunjukkan di bawah.
Gambar diapositif yang diletakkan di depan kondensor (gabungan lensa
cembung), akan menerima sinar kuat dari lampu karena kondensor bersifat
mengumpulkan sinar. Cermin cekung di belakang lampu juga akan memperkuat
sinar ini. Sinar-sinar yang terpancar dari kondensor ini, diterima oleh lensa
cembung kembali yang diletakkan sebagai lensa onjektif. Bayangan akhir yang
terbentuk di layar bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar. Oleh karena
menayangkan benda-benda diapositif, slide projector disebut juga diaskop.
THANK YOU !!!

Anda mungkin juga menyukai