Anda di halaman 1dari 37

Laporan Kasus

KEJANG PASCA PERSALINAN

Oleh:
M. Ahsanul Khuluqi, S.Ked
NIM : 71 2016 023

Pembimbing:
Dr. dr. Hj. Aryani Aziz, Sp.OG (K), MARS

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

Maraknya kasus eklampsia tanpa disertai gejala


prodromal menimbulkan dilema dalam mendiagnosa

AKI dan AKB sangat tinggi akibat eklampsia

Komplikasi neurologis Banyak kemungkinan


dalam kehamilan. Gejala Eklampsia post penyebab kejang
berupa trias preeklampsia partum periode postpartum.
+ kejang. Dapat terjadi 38% eklampsia di
ante, intra, dan post Inggris tanpa disertai
partum. hipertensi dan
Di Indonesia, Eklampsia proteinuria.
menjadi salah satu
penyebab tingginya AKI
yaitu 12%.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Eklampsia
2.1.1 Definisi
Eklampsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti halilintar. Kata
tersebut dipergunakan karena seolah-olah gejala eklampsia timbul secara tiba-
tiba tanpa didahului tanda-tanda lain.
Antepartum

Eklampsia Intrapartum

Post partum
Epidemiologi

Insiden eklampsia bervariasi antara 0,2% - 0,5% dari


seluruh persalinan dan lebih banyak ditemukan di
negara berkembang (0,3%-0,7%) dibandingkan negara
maju (0,05%-0,1%).
Patofisiologi

Penyebab pasti hipertensi dalam kehamilan


(HDK) hingga kini belum diketahui secara
pasti. Namun berkembang beberapa teori
yang masih banyak ditemukan kontroversi,
itulah sebabnya penyakit ini sering disebut
the disease of theories.
Teori-teori HDK

1. Teori Kelainan Vaskularisasi Plasenta


2. Teori Intoleransi Imunologik antara Ibu
dan Janin
3. Teori Adaptasi Kardiovaskularisasi
Genetik
4. Teori Genetik
5. Teori Defisiensi Gizi
Gambaran Klinis

Eklampsia merupakan kasus akut pada


penderita preeklampsia, yang disertai
dengan kejang menyeluruh dengan atau
tanpa koma.
Diagnosis
Eklampsia

Diagnosis eklampsia umumnya tidak sukar,


yaitu ditandai dengan hipertensi, proteiunuria,
dan kejang.
Diagnosa Banding
Kejang pada eklampsia harus dipikirkan
kemungkinan kejang akibat penyakit lain.
1. Perdarahan otak
2. Epilepsi
3. Lesi otak
4. Meningitis
Penatalaksanaan
1. Stabilisasi fungsi vital
2. Perhatikan (A,B,C)
3. Mengatasi dan mencegah kejang
4. Mengendalikan tekanan darah
5. Mengupayakan O2 cukup dengan
mempertahankan kebebsan jalan nafas
Komplikasi
1. Perdarahan otak
2. Kelainan mata
3. Edema paru
4. Sindroma HELLP
5. Komplikasi lain (trauma)
Prognosis
Pada kasus eklampsia, dituntut untuk
melakukan diagnosis dan penanganan yang
cepat dan tepat --> Bila penderita tidak
terlambat dalam pemberian pengobatan -->
prognosis baik
Pencegahan
1. Meningkatkan jumlah balai pemeriksaan
antenatal dan mengusahakan agar semua
wanita hamil memeriksakan diri sejak hamil
muda.

2. Mencari pada tiap pemeriksaan tanda-


tanda preeklampsia dan mengobatinya
segera apabila ditemukan.
DKP
Definisi
Istilah disproporsi sefalopelvik mulai dipakai sebelum abad
ke-20 yaitu persalinan macet akibat dari
ketidakseimbangan antara ukuran kepala janin dan
ukuran panggul ibu. Ketidakseimbangan fetopelvik bisa
karena panggul sempit, ukuran janin yang besar, atau
biasanya kombinasi dari dua di atas.
Pintu Atas Panggul

Conjugata diagonal (CD) + 13.5 cm. Conjugata vera (CV) +


12.0 cm. Dikatakan sempit bila CV kurang dari 10 cm atau
diameter transversa kurang dari 11,5 cm.
Pembagian Panggul Sempit
Pembagian tingkatan panggul sempit:
Tingkat I : CV = 9-10 cm = borderline
Tingkat II : CV = 8-9 cm = relatif
Tingkat III : CV = 6-8 cm = ekstrim
Tingkat IV : CV = 6 cm = mutlak
Pintu Tengah Panggul

Kesempitan pintu tengah panggul (mid pelvis): Distansia


interspinarum (DI) + 10.5 cm. Diameter anterior posterior
(AP) + 11.5 cm, diameter sagitalis posterior 5 cm.
Dikatakan sempit bila diameter interspinarum.
Pintu Bawah Panggul

Sebenarnya, melalui mata telanjang calon ibu bisa


mengetahui luas panggulnya. Kalau ibu bertubuh tinggi
besar, bisa dipastikan ukuran panggulnya relatif luas.
Sedangkan ibu yang tidak terlalu tinggi, hanya 145 cm atau
malah kurang, kemungkinan besar ukuran panggulnya
kecil dan sempit.
Teknik Pengukuran Panggul

1. Masukkan dua jarinya (jari telunjuk dan tengah) ke jalan


lahir hingga menyentuh bagian tulang belakang
/promontorium.
2. Setelah itu, hitung jarak dari tulang kemaluan hingga
promontorium untuk mengetahui ukuran pintu atas panggul
dan pintu tengah panggul.
3. Melalui pemeriksaan ini kita akan mendapatkan
Conjugata diagonal (jarak antara promontorium dengan
simfisis bawah), untuk mendapatkan Conjugata vera, maka
conjugata diagonal 1,5 cm
Penanganan Panggul Sempit
1. Partus Percobaan
Tindakan partus percobaan adalah memastikan ada
tidaknya CPD. Dimulai saat penderita dinyatakan in partu

2. Seksio Sesaria
- panjang CV 8-10 cm partus percobaan
- panjang CV 6-8 cm SC primer
- panjang CV < 6 cm SC absolut.
BAB III
BAB IV
ANALISA KASUS

1. Apakah penegakan diagnosis pada kasus


ini sudah benar?
2. Apakah penatalaksanaan pada pasien ini
sudah adekuat?
BAB V
Simpulan dan Saran
Simpulan:
Diagnosis pada kasus ini adalah P1A0 post
SC atas indikasi DKP dengan eklampsia.
Penulisan diagnosis sudah tepat dalam
kasus ini.
Saran:
Dalam mendiagnosis dan penatalaksanaan
kasus eklampsia haruslah tepat dan cepat.
Selain itu harus dilakukan pemeriksaan CT-
Scan untuk memastikan kejang bukan
disebabkan karena gangguan neurologis,
tumor, atau perdarahan pada otak pasca
eklampsia.

Anda mungkin juga menyukai