Anda di halaman 1dari 22

SISTEM PERENCANAAN DAN

PENGENDALIAN PROYEK (SP3)

BAB VI
PRECEDENCE NETWORK

Disusun oleh:
SYAIFUL HAZMI

POLITEKNIK NEGERI MEDAN


IKHTISAR

1. PRECEDENCE NETWORK.
2. HUBUNGAN KETERGANTUNGAN.
3. Perhitungan Precendence Network
- Perhitungan ke Depan;
- Perhitungan ke Belakang;
- Contoh Perhitungan.
4. KEGIATAN TERPUTUS.
5. FLOAT DAN JALUR KRITIS.
- Contoh Kritis Sebagian.
6. PERBANDINGAN CPM - PNW
PRECEDENCE NETWORK (1)
1. Precedence Network (PNW) merupakan bentuk
alternatif untuk merepresentasikan network
pekerjaan.
2. Precedence network sangat efektif untuk:
a. Pekerjaan yang berulang (repetitive work), seperti:
- Pembangunan unit-unit rumah;
- Pekerjaan gedung berlantai banyak;
- Jembatan panjang dengan jumlah pilar yang banyak; dll.
b. Jika banyak aktifitas dilakukan bersamaan.
3. Precedence network disebut juga diagram nodal,
karena dinyatakan dalam bentuk nodal.

i = Nomor Kegiatan.
ES EF
DESC = Description/Nama
i DESC Di Kegiatan.
LS LF Di = Durasi Kegiatan.
ES = Early Start ; EF = Early
Finish.
LS = Latest Start; LF = Latest
Finish.
PRECEDENCE NETWORK (2)
4. Keunggulan Precedence Network :
- Untuk aktifitas overlap, precedence network lebih
sederhana;
- Dummy tidak diperlukan lagi.
- Perhitungan network menjadi lebih sederhana; Event
Time tidak ada; langsung menghitung Activity Time;
kemungkinan kesalahan menjadi lebih kecil.
PRECEDENCE NETWORK (3)
Contoh: Network untuk pembuatan 4 Balok Pre-
stressed
CPM
CAST 1 CAST2 CAST3 CAST4

CURE &
PLACE
PRESTRESS 1 PRESTRESS 2 PRESTRESS 3 PRESTRESS 4 BEAMS

PNW

ES CAST EF ES PRESTRESS EF ES PLACE EF


1 BEAMS D 2 BEAMS D 3 BEAMS D
1-4 1-4 1-4
LS LF LS LF LS LF
HUBUNGAN KETERGANTUNGAN (1)
1. SSij (Start-to-Start) = lead time:
Aktifitas sebelum harus dimulai sekian waktu sebelum
aktifitas berikutnya dimulai.
2. SFij (Start-to-Finish) = lead time:
Aktifitas sebelum harus dimulai sekian waktu sebelum
aktifitas berikutnya selesai.
3. FFij (Finish-to-Finish) = lag time:
Aktifitas sesudah selesai sekian waktu sesudah aktifitas
sebelumnya selesai.
4. FSij (Finish-to-Start) = lag time:
Aktifitas sesudah dimulai sekian waktu sesudah aktifitas
sebelumnya selesai.
HUBUNGAN KETERGANTUNGAN (2)

5. SSij, SFij, FFij,dan FSij umumnya dinyatakan dalam


satuan waktu (hari, minggu, bulan).
6. SSij dapat juga dalam % waktu kegiatan di depan (i).
7. FFij dapat juga dalam % waktu kegiatan di belakang (j).

FFij

ES EF FSij ES EF
i DESCi Di j DESCj Dj
LS LF LS LF
SSij
SFij
PERHITUNGAN KEDEPAN (1)
FFij

ES EF FSij ES EF
i DESCi Di j DESCj Dj

SSij
SFij

1. Perhitungan Kedepan:
- untuk mendapatkan ES dan EF dari seluruh kegiatan;
- selalu diambil harga yang terbesar;
- EFi = ESi + Di
PERHITUNGAN KEDEPAN (2)
2. ESj diperoleh dari yang terbesar:
ESj = ESi + SSij
= EFi + FSij

3. EFj diperoleh dari yang terbesar:


EFj = EFi + FFij
= ESj +
Dj
= ESi + SFij

4. Jika tidak terdapat hubungan SSij dan FSij dan kegiatan


tidak boleh diputus, maka:

ESj = EFj Dj, atau


ESj = waktu mulai proyek (jika kegiatan boleh terputus)
PERHITUNGAN KEBELAKANG (1)

FFjk

FSjk
j DESCj Dj k DESCk Dk
LS LF LS LF
SSjk

SFjk

1. Perhitungan Kebelakang:
- untuk mendapatkan LF dan LS dari seluruh kegiatan;
- selalu diambil harga yang terkecil;
- LSk = LFk Dk.
PERHITUNGAN KEBELAKANG (2)

2. LFj diperoleh dari nilai yang terkecil:


LFj = LFk - FFjk
= LSk - FSjk

3. LSj diperoleh dari nilai yang terkecil:

LSj = LSk - SSjk


= LFk - SFjk
= LFj - Dj

4. Jika tidak terdapat hubungan FFjk dan FSjk dan kegiatan


tidak boleh terputus, maka:
LFj = LSj + Dj, atau
LFj = Waktu akhir proyek (jika kegiatan boleh terputus).
CONTOH PERHITUNGAN KEDEPAN
(Catatan: Kegiatan 111CD tidak boleh terputus)
26+4 = 30
FF = 25% 32+1 = 33

16 ASSIGN 20 20 WATER & 32 26 SUB- 33 33 SELL 37

107 AB
102 AB

103 AB

104 AB
SEWER
CONT ST 4 MAINS ST 12 GRADE 4 LOTS ST 4
A&B A&B ST A&B A&B

SS = 50%
FS = 3

FS = 1
36 38 38 39

106 AB
PAVE ST

105 AB
GRADE
2 1
ST A&B A&B

0 8 8 COMP 15 39 39
100 AD

101 AD

ACQ PROJ

114 AD
8 PLAN & 7 0
LAND COMP
SPEC

33 SUB- 35 35 36
110 CD

113 CD
FS = 1 PAVE ST
GRADE 2 1
C&D
ST C&D

FF = 25% 20 + 6 = 26
33 - 4 = 29
16 ASSIGN 20 20 WATER & 32 29 33 33 SELL 37
108 CD

109 CD

112 CD
GRADE
111 CD

SEWER
CONT ST 4 MAINS ST 12 4 LOTS ST 4
ST C&D
C&D C&D C&D

SS = 50%
CONTOH PERHITUNGAN KEBELAKANG
(Catatan: Kegiatan 111CD tidak boleh terputus)

FF = 25%

16 ASSIGN 20 20 WATER & 32 26 SUB- 33 33 SELL 37

107 AB
102 AB

103 AB

104 AB
SEWER
CONT ST 4 MAINS ST 12 GRADE 4 LOTS ST 4
16 A&B 20 20 A&B 32 29 ST A&B 33 35 A&B 39

FS = 3 33
32-12 = 20 SS = 50%
29-6
FS ==123 36 38 38 39

106 AB
PAVE ST

105 AB
GRADE
2 1
ST A&B A&B
36 38 38 39

0 8 8 COMP 15 39 39
100 AD

101 AD

ACQ PROJ

114 AD
8 PLAN & 7 0
LAND COMP
0 8 8 SPEC 15 39 39

16-1 = 15
18-1 = 17
33 SUB- 35 35 36
110 CD

113 CD
FS = 1 PAVE ST
GRADE 2 1
C&D
36 ST C&D 38 38 39
34-12 = 22
31-6 = 25 FF = 50%

16 ASSIGN 20 20 WATER & 32 29 33 33 SELL 37


108 CD

109 CD

112 CD
GRADE
111 CD

SEWER
CONT ST 4 MAINS ST 12 4 LOTS ST 4
ST C&D
18 C&D 22 22 C&D 34 31 35 35 C&D 39
SS = 50%
JALUR KRITIS
Kegiatan 104AB
FF = 25% kritis sebagian

16 ASSIGN 20 20 WATER & 32 26 SUB- 33 33 SELL 37

107 AB
102 AB

103 AB

104 AB
SEWER
CONT ST 4 MAINS ST 12 GRADE 4 LOTS ST 4
16 A&B 20 20 A&B 32 29 ST A&B 33 35 A&B 39

FS = 3 33
SS = 50%
FS = 1 36 38 38 39

106 AB
PAVE ST

105 AB
GRADE
2 1
ST A&B A&B
36 38 38 39

0 8 8 COMP 15 39 39
100 AD

101 AD

ACQ PROJ

114 AD
8 PLAN & 7 0
LAND COMP
0 8 8 SPEC 15 39 39

33 SUB- 35 35 36
110 CD

113 CD
FS = 1 PAVE ST
GRADE 2 1
C&D
36 ST C&D 38 38 39

FF = 50%

16 ASSIGN 20 20 WATER & 32 29 33 33 SELL 37


108 CD

109 CD

112 CD
GRADE
111 CD

SEWER
CONT ST 4 MAINS ST 12 4 LOTS ST 4
ST C&D
18 C&D 22 22 C&D 34 31 35 35 C&D 39
SS = 50%
KEGIATAN TERPUTUS (1)

1. Kegiatan terputus terjadi jika:


- EFi ESi Di
- LFi LSi Di
2. Kegiatan terputus digambarkan sebagai berikut:
a. Perhitungan Kedepan:

FFij
ESi EFi
AKTIFITAS i
a
j
AKTIFITAS j

SSij interupsi

ESj EFj

aj = Dj - FFij
Interupsi = EFj ESj Dj
(mulai pada ESj)
KEGIATAN TERPUTUS (2)

b. Perhitungan Kebelakang
interupsi FFjk

LSj bj LFj
AKTIFITAS j

AKTIFITAS k
LSk LFk
SSjk

bj = Dj - SSjk
Interupsi = LFj LSj Dj
(mulai pada LSj)
FLOAT DAN JALUR KRITIS
1. Dikenal 3 macam float yaitu:
- Start Float = LS - ES;
- Finish Float = LF EF;
- Total Float = LF ES D;
- Start Float = Finish Float untuk kegiatan yang tidak
terputus.
2. Jalur kritis:
- ES = LS;
- EF = LF;
- LF ES = Durasi.
3. Kritis sebagian:
- Terjadi pada kegiatan terputus;
- Perlu juga diperhatikan.
CONTOH KRITIS SEBAGIAN

FF23 = 6

0 18
Kegiatan A dan B 3 C 12
kritis 6 18

0 4 4 12
1 A 4 2 B 8 FF 24 = 6
0 4 4 12

9 18
SS 24 = 5 4 D 7
Kegiatan D kritis sebagian: 11 18
- 6 dari 7 hari harus dikerjakan
pada hari: 13, 14, 15, 16, 17, 18;
- Hanya 1 hari yang bebas
dikerjakan pada hari 10, 11, & 12.
9 16
- Jika D tidak boleh terputus, SS 25 = 5 5 E 7
maka D menjadi kritis penuh. 11 18
- Umumnya ditandai juga sebagai kegiatan
kritis.
PERBANDINGAN CPM - PNW (1)

1. Untuk kegiatan yang berulang dan dilakukan


bersamaan PNW lebih efektif.
2. PNW menunjukan dengan lebih baik operasi teknis
(engineering).
3. PNW menghilangkan dummy.
4. Data yang diolah lebih sedikit, network lebih simpel
(aktifitas yang tidak penting dapat dibuang).
5. Kemungkinan kesalahan kecil karena data yang
diolah lebih sedikit.
6. Perspektif terhadap waktu lebih baik.
PERBANDINGAN CPM - PNW (2)
CPM
PERBANDINGAN CPM - PNW (3)
PNW
F1,2 = 2 F2,3 = 1 F3,4 = 4 F4,5 = 2 F5,6 = 3

0 1 12 3 14 5 15 6 1 22 10 24 12 1 27 C6,7 = 28 COLLECT 29
1 UPLOAD 2 CLEAN 8 3 WASH 4 4 DRY 5 PACK 8 6 DELIVER 7 1
2 6 2 1 PAYMENT
0 15 3 17 5 18 6 22 13 24 15 27 28 29

S 1,2= 3 S2,3 = 2 S3,4 = 1 S4,5 = 4 S5,6 = 2


SELESAI

Anda mungkin juga menyukai