AUTOIMUN
2. Pemfigoid bulosa
3. Dermtitis herpetiformis
4. CBDC
PEMFIGUS
Kumpulan penyakit kulit autoimun
berbula kronik menyerang kulit dan
membran mukosa.
Terdiri dari beberapa bentuk:
1. Pemfigus vulgaris
2. Pemfigus vegetans
3. Pemfigus foliaseus
4. Pemfigus eritematosus
Pemfigus Vegetan
Varian jinak pemfigus vulgaris dan
sangat jarang ditemukan.
PEMFIGOID BULOSA
Klinis : bula berdinding tegang (bula
supepidermal)
Patogenesis :
Antigen BP180 dan BP 320 (protein yang
terdapat pada hemidesmosom sel basal,
diproduksi oleh sel basal dan merupakan
bagian basal membran zone)
Bula terbentuk akibat komplemen yang
teraktivasi melalui jalur klasik dan alternatif,
kemudian akan dikeluarkan enzim yang
merusak jaringan sehingga terjadi pemisahan
epidermis dan dermis.
Gejala klinis
Umumnya mengenai orang tua
Terdiri dari bula dapat bercampur dengan
vesikel berdinding tegang dan sering diserta
eritema.
Gatal
Jika bula pecah terdapat daerah erosif yang
luas.
Predileksi : ekstremitas (lengan bagian
fleksor) dan lipat paha.
Tidak mengenai mukosa
Keadaan umum : baik
Histopatologi dan imunologi
Histopatologi; terbentuknya celah di
perbatasan dermal-epidermal.
Imunologi; pada pemeriksaan
imunofluoresensi terdapat endapan IgG
dan C3tersusun seperti pita di
bassement membrane zone.
Differential Diagnosis
Pemfigus vulgaris
Pemfigus herpetiformis
Penatalaksanan
Prednison 40-60 mg sehari.
Pada lesi yang baru dapat diberikan
kortikosteroid topikal potensi kuat
Bila infiltrat lebih banyak mengandung sel
neutrofil, dapat diberikan DDS dengan dosis
200-300 mg/hari.
Pengobatan kombinasi tetrasiklin (3x500
mg sehari) memberi respon yang baik pada
sebagian kasus, terutama yang tidak berat.
Dermatitis Herpetiformis /
(Duhring Diseases)
Merupakan penyakit yang menahun dam
residif, ruam bersifat polimorfik terutama
berupa vesikel, tersusun berkelompok dan
simetrik serta disertai rasa sangat gatal.
Patogenesis:
Autoantigen : transglutaminase (enzim
sitosolik yang berperan dalam
pembentukan enelope cell saat diferensiasi
keratinosit)
Gejala klinis
Pria : wanita 3 : 2
Banyak pada usia dekade ketiga.
Kronik residif
Tempat predileksi di punggung, daerah sakrum,
bokong, ekstensor lengan atas, sekitar siku,
dan lutut simetris
Ruam berupa eritema, papulo vesikel, vesikel
berkelompok (herpetiformis), dapat tersusum
arsinar atau sirsinar, dinding vesikel tegang.
Sangat gatal
Jarang mengenai mukosa
Berhubungan celiac diseases
Membaik dengan diet bebas gluten
Histopatologi dan imunologi
Histopatologi ; kumpulan neutrofil di
papil dermal mikroabses edema
papilar, celah subepidermal, dan vesikel
multiokular dan subepidermal. Eosinofil
pada infiltrat dermal juga cairan vesikel.
Imunologi; IgA yang dominan
Laboratorium; hipereosinofilia.
Differential Diagnosis
Pemfigus vulgaris
Pemfigoid bulosa
Chronic Bulous Diseases of Childhood
Penatalaksanaan
Lini pertama ialah preparat sulfon
yakni DDS (diaminodifenisulfon) /
Dapson 200-300 mg sehari.
Lini kedua ialah sulfapiridin
Diet bebas gluten
Chronic Bulous Diseases of
Childhood
Biasanya mengenai anak usia kurang dari 5
tahun.
Vesikel atau bula berdinding tegang di atas
kulit yang normal atau eritematosa cenderung
bergerombol dan generalisata.
Autoantigen : kolagen
anak
Bula tegang
Sangat gatal
Cluster of Jewels
Differential Diagnosis
Dermatitis herpetiformis
Pemfigoid bulosa
Penatalaksanaan
Prednison dosis 60 mg
Pemfigoid gestasionis
Hanya terdapat pada wanita
1 kasus per 10.000 kelahiran.
Sering timbul pada trimester kedua
(bulan ke 5 atau 6) pada abdomen dan
ekstremitas atau dalam masa nifas.
Lesinya polimorf terdiri atas eritema,
edema, papul, dan bula tegang,
biasanya terlihat banyak papulo-vesikel
sangat gatal dan berkelompok.
Differential Diagnose
Dermatitis papular gravidarum
Prurigo gestationes
Impetigo herpetiformis
Penatalaksanaan
Prednison 20 -40 mg sehari.
LUPUS ERITEMATOSUS
LUPUS ERITEMATOSUS
Lupus eritematosus merupakan
penyakit yang menyerang sistem
konektif dan vaskular.
Gejala klinis :
Lokasi simetrik di muka (terutama
hidung, pipi) , telinga, atau leher.
Lesi terdiri dari bercak-bercak (makula
merah atau bercak meninggi)
Berbatas jelas dengan sumbatan keratin
pada folikel-folikel rambut (folicular
plugs).
Bila lesi di atas hidung dan pipi
berkonfluensi dapat berbentuk seperti
kuku-kupu (butterfly erythema)
Varian klinis L.E.D
1. Lupus eritematosus tumidus
. Bercak-bercak eritematosa coklat yang
meninggi terlihat di muka, lutut, dan tumit.
Gambaran klinis dapat menyerupai
erisipelas atau selulitis.
Leukopenia
LED meninggi
Serum globulin naik
Reaksi Wassermann positif
Percobaan Coombs positif
Kurang lebih sepertiga penderita
terdapat ANA (antibodi antinuklear)
yang positif
Differential Diagnosis
Dermatitis seboroik
Psoriasis
Tinea fasialis
Pengobatan
Topikal
Penggunaan tabir surya
Mometaso furoat
Triamsinolon asetat
Klobetasol propionat
Pengobatan
Sistemik
Obat anti malaria, klorokuin.
2. Sinar matahari
4. Stres emosional
Kriteria ARA (the American Rheumatism
Association)
Sinonim : morfea.
Beberapa faktor yang diduga
berperan dalam etiologi dan
patogenesis :
1. Faktor genetik
1. Morfea Sirkumkripta
. Kelainan ini berupa lesi berwarna
abu-abu kecokelatan , berbentuk
bulat atau lonjong, atau tidak
beraturan, dengan permukaan licin
dan atropik, berbatas tegas.
. Pada tepi lesi atrophoderma terdapat
cliff-drop sehingga tampak seperti
lesi morfea yang mengalami burn-
out.
2. Morfea generalisata
. 4 buah lesi atau lebih yang terdapat
EB tipe junctional
EB Herlitz
EB non-Letal (mitis, non-Herlitz)
EB junctional tipe inversa
Epidermolisis Bulosa tipe
distrofik
EB distrofik dominan
EB distrofik resesif
Sindrom yang berkaitan dengan EBS