Dactylogiriosis sp (cacing
insang)
Penyebab : Dactylogyrus sp dan Cychlidogyrus sp
Bio-Ekologi Patogen
Cacing kecil yg bersifat ektoparasit dan
berkembang biak dengan bertelur
Bio-Ekologi Patogen
cacing kecil yg bersifat ektoparasit dan
berkembang biak dengan beranak
Menginfeksi kulit dan sirip semua jenis ikan air
tawar terutama ukuran benih
Gyrodactylus sp tidak memiliki titik mata dan
pada ujung kepalanya terdapat 2 buah
tonjolan
Penularan terjadi secara vertikal pada saat
anak cacing lahir dari induknya
Gejala klinis
Nafsu makan menurun, lemah, tubuh
berwarna gelap
Pertumbuhan lambat, produksi lendir
berlebih
Peradangan pada kulit disertai warna
kemerahan pada lokasi penempelan cacing
Menggosok-gosokan badannya pada benda
di sekitar
Diagnosa
Preparat ulas : insang
Menggunakan mikroskop untuk melihat
morfologi parasit
Pengendalian
Menjaga kualitas air dan meningkatkan
ketahanan tubuh ikan
Frekuensi pergantian air lebih sering
Perendaman dengan Kalium
Permanganat (PK) 4 ppm selama 24
jam atau lebih, diulang setiap 2 hari
selama 3 kali pemberian
Perendaman dlm larutan garam dapur
(NaCl) 1-2% selama 10 menit dilakukan
berulang-ulang
ARTHROPODA
Lerneasis
Penyebab : Lernea cyprinaceae dan L. arcuata
Bio-Ekologi Patogen
Diagnosa
Secara visual terlihat adanya parasit yang
menempel pada tubuh ikan
Pengendalian
Penyaringan air masuk
Pemusnahan ikan yg terinfeksi dan
pengeringan dasar kolam yg diikuti
dengan pengapuran
Larutan Abate pada dosis 1 ppm
(akuarium) dan 1,5 ppm (kolam)
Larutan Trichlorfon 2-4 ppm selama 24
jam
Larutan Dichlorvos 0,2 ppm selama 24
jam atau lebih, setiap minggu selama 4
minggu berturut-turut
ARGULUSIOSIS
Penyebab : Argulus sp
Bio-Ekologi Patogen
Parasit ini dikenal sebagai kutu ikan dan penghisap
darah
Berbentuk datar dan lebih nampak seperti piring
Melukai tubuh ikan dengan bantuan enzim cytolytic
Selain pada kulit, kutu ini juga sering dijumpai dibawah
tutup insang ikan
Hampir semua jenis ikan air tawar rentan terhadap infeksi
parasit ini
Pada intensitas serangan yang tinggi, ikan dewasapun
dapat mengalami kematian karena kekurangan darah
Gejala klinis
Luka serta pendarahan pada tempat gigitan
Secara visual, parasit ini tampak menempel
pd tubuh ikan terutama di bawah sisik atau
pada pangkal sirip
Hilang keseimbangan, lemah dan nafsu
makan menurun
Diagnosa
Secara visual terlihat adanya parasit menempel
pada tubuh ikan
Pengendalian
Merontokan parasit dalam wadah terbatas
dengan bahan kimia yg mengandung bahan aktif
Dichlorvos pada konsentrasi 5-7 ppm selama 60
menit
Setelah parasit rontok ikan dipindahkan ke
wadah lain untuk diobati dengan desinfektan
untuk mencegah adanya infeksi sekunder oleh
bakteri pd bekas gigitan parasit
Pengeringan dasar kolam yg diikuti dgn
pengapuran
Perendaman dalam larutan Dylox pd dosis
0,25 ppm selama24 jam atau lebih di
kolam
Perendaman dalam larutan Trichlorfon 2-4
ppm selama 24 jam
Perendaman dalam larutan Amonium
Klorida (NH4Cl) pada dosis 1,0-1,5%
selama 15 menit atau garam dapur pada
dosis 1,25% selama 15 menit
JAMUR
SAPROLEGNEASIS
Penyebab : Saprolegnea sp dan Achyla sp
Bio-Ekologi Patogen
Jamur umumnya sebagai penginfeksi sekunder
akibat : infeksi oleh bakteri/parasit/virus, trauma,
stres atau penanganan yang kurang baik
Menginfeksi semua jenis ikan air tawar dan
telurnya
Reproduksi terutama secara aseksual,
membentuk spora dan hyfa fertil
Zoospora dapat berpindah melalui telur, bulu
burung, angin, dll
Pertumbuhan optimum pada kisaran suhu air 18-
28oC
Serangan bersifat kronis hingga akut, dapat
mengakibatkan kematian hingga 100%
Gejala klinis
Terlihat adanya benang-benang halus
menyerupai kapas yang menempel
pada telur atau luka pada bagian
eksternal ikan
Gejala tersebut juga dapat digunakan
sebagai presumtif diagnosa
Diagnosa
Pengamatan mycelia jamur secara
mikroskopis pada slide glass
Pengendalian
Menaikkan suhu air atau mengganti
dengan air segar
Menjaga stamina dan meningkatkan
ketahanan tubuh ikan melalui
immunostimulasi (mis: vitamin C)
Perendaman dalam larutan PK (1
gr/100lt air) selama 90 menit
Garam dapur 1000 ppm selama 15-30
menit
Pengobatan dan preventif jamur pada
telur ikan:
Pada telur ikan yang terserang jamur dapat
dibasmi dengan betadine sebanyak 1%
metode perendaman selama 10 menit (pada
umumnya telur tdk akan menetas dengan
baik)
Preventif:
Merendam telur yang akan ditetaskan dengan
ovadine atau betadine 100-200 ppm selama
10-15 menit
Telur direndam dalam larutan formalin dan
coopersulfat 150-250 ppm selama 15 menit
BAKTERI
keragaman morfologi, ekologi dan
fidiologinya tinggi; baru sekitar 1%
Bakteri dari total bakteri di alam yang sudah
dikenal
Diagnosa
Isolasi dan identifikasi melalui uji bio-kimia
Pengendalian
Diagnosa
Isolasi dan identifikasi melalui uji bio-kimia
Penyakit dan Penyebab
Corneal hemorrhage
Streptococcus iniae
Erosion of the caudal fin
and breakdown of muscle tissues
Pengendalian
Manajemen kesehatan ikan terpadu
Vaksinasi dengan vaksin anti Streptococcus iniae
(AQUAVAC TM GARVETIL) untuk ikan berukuran 1
gram dengan cara perendaman pada dosis 0,01
ml/gram ikan selama 60 detik dan menggunakan
AQUAVAC TM GARVETIL oral untuk ikan berukuran 8
gr atau lebih pada dosis 0,20 ml/ekor
Pemberian antibiotik Amphicillin 0,5 gr/kg pakan
selama 5 hari berturut-turut.
MYCOBACTERIOSIS
Penyebab : Mycobacterium spp
Bio-Ekologi Patogen
Bakteri gram positif, berbentuk batang pendek dan non
motil
Serangan bersifat kronis
Infeksi Mycobacterium dilaporkan pada ikan yang
dipelihara pada lingkungan perairan tenang dan sistem
resirkulasi, sehingga jenis ikan seperti gurami dan
cupang yang cocok pada kondisi tersebut sering
dilaporkan terinfeksi penyakit tersebut
Kolam tadah hujan dan pekarangan dengan sumber air
terbatas lebih rentan terhadap infeksi bakteri jenis
penyakit ini
Ikan yang terinfeksi Mycobacterium menunjukkan
gejala yang bervariasi, namun sering pula tidak
menunjukkan gejala klinis sama sekali
Gejala klinis
Hilang nafsu makan, lemah, kurus,mata menonjol
serta pembengkakan tubuh
Apabila menginfeksi kulit, timbul bercak-bercak
merah dan berkembang menjadi luka, sirip dan
ekor geripis
Pada fase infeksi lanjut, secara internal telah
terjadi pembengkakan empedu, ginjal dan hati;
sering ditemukan adanya tubercle/nodule yang
berwarna putih kecoklatan
Gejala tersebut diawali dengan kurang gizi
terutama vitamin E
Gambar Mycobacteriosis
(Shawn Prescott/www.aquaculture.bz)
Tuberculosis granuloma
in the Liver x 76
Gambar Mycobacteriosis
(Shawn Prescott/www.aquaculture.bz)
Pengendalian
Manajemen kesehatan ikan terpadu
Ikan yang terinfeksi segera diambil dan
dimusnahkan
Hindari penggunaan air dari kolam yang sedang
terinfeksi bakteri tersebut
Chloramine B atau T 10 ppm melalui perendaman
selama 24 jam dan setelah itu dilakukan pergantian
air baru. Pemberian Kanamycin sulfat dengan dosis
10 mg/kg berat badan selama 4-7 hari
VIBRIOSIS
Bio-Ekologi Patogen
Bakteri gram negatif, berbentuk batang pendek,
bersifat motil dan sensitif terhadap novobiocin
Kasus vibriosis umumnya berkaitan dengan
kondisi lingkungan yang buruk
Serangan bersifat akut dan dapat
mengakibatkan kematian hingga mencapai
100%, terutama pada stadia PL/juvenil
Gejala klinis
Pengendalian
Manajemen kesehatan udang terpadu
ERIDOKSIN Aquatic dengan perendaman pada
dosis 1-1,5 gr/400 lt air (2,5-3,75 ppm) atau
dengan peroral pada dosis 1 gr/2 kg pakan.
Berikan selama 3 hari berturut-turut. Udang
dan ikan dapat dipanen 14-21 hari setelah
pemberian obat dihentikan
Sulphamerazine 0,2 gr/kg berat badan
dicampur dengan pakan selama 3 hari
berturut-turut, dan setelah itu interval 2
hari dengan dosis yang sama
Atau pemberian furazolidone 50-70
mg/kg berat badan dicampur pada pakan
selama 10 hari berturut-turut
Gambar-Gambar
Ulser: V. anguillarum
Infeksi V. alginolyticus
(Koesharyani et al. 2001)
1. Ulser, petichiae, kehitaman
pada permukaan tubuh
2. Pembesaran swimbladder
dan hemorhagik liver
3. Pembengkakan pada
permukaan