Anda di halaman 1dari 8

Memaknai kembali iman, islam,

ikhsan dalam perspektif cinta

Oleh :
Anggun Vita Loka 16030174026
Nanda Mellenia Amin Putri 16030174057
IMAN DAN AKTUALISASINYA DALAM
KEHIDUPAN DENGAN PERSPEKTIF CINTA
Iman diibaratkan persepsi, teori, dan konsep tentang cinta. Aktifitas
mencintai sama dengan aktifitas mengimani. Ia adalah aktifitas memaknai,
meyakini, mengapresiasi dan memberikan bukti. Pada tahap awal seorang
mengimani mirip dengan orang mencintai. Ia tentu sudah melakukan aktifitas
semantik mempersepsi. Yaitu dengan mengetahui, mengamati, dan
memahami obyek yang pada akhirnya dapat menimbulkan rasa iman dan
cintanya tadi. Tak kenal maka tak cinta, sama dengan tak paham maka tak
iman. Pengetahuan dan pemahaman seseorang terhadap sesuatu, akan
menimbulkan sikap terhadap sesuatu itu, yaitu suka atau tidak suka
terhadapnya. Kualitas suka dan tidaknya itu bergantung pada kualitas
pengetahuan, pengamatan, dan pemahaman persepsional yang dibangun.
Semakin seseorang itu mengenal sesuatu, akan berdampak pada semakin
kuat konsekuensi suka dan tidaknya terhadap sesuatu itu. Seseorang
dianggap mukmin dan mencintai, karena mengenal siapa yang diimaninya
dan siapa sosok yang dicintainya. Semakin mengenali, akan semakin
meningkatkan kualitas iman dan cintanya. Sebaliknya, semakin tidak
mengenali, maka akan semakin berdampak terhadap kualitas sikapnya
terhadap obyek cintanya. Bisa tidak punya sikap sama sekali, netral atau
bahkan dapat menimbulkan sikap yang berlawanan, yaitu kebencian.
ISLAM DAN AKTUALISASINYA DALAM
KEHIDUPAN DENGAN PERSPEKTIF CINTA
Rukun islam mengartikulasikan makna terminologisnya. Namun makna
dalam kedudukannya sebagai partner iman dalam sebuah bentuk kesadaran
yang membangun keyakinan adalah, bahwa islam itu ekspresi dan apresiasi
dari iman. Bentuk ekspresi itu adalah: pernyataan komitmen verbal syahadat ,
ikatan emosional-spiritual ketuhanan dan kemanusiaan dalam ritual sholat,
sosial zakat, empati spiritual-sosial puasa, dan pengorbanan komprehensif
haji.
Syahadat Cinta
1
Dalam dunia percintaan, syahadat berperan sebagai ekspresi kepastian
cinta. Jika kamus percintaan menyatakan bahwa simbol kepastian cinta
itu adalah komitmen. Syahadat adalah komitmen kesetiaan cinta kepada
Allah dan Rasul-Nya. Karena memang, cinta itu akan menuntut
kesetiaan, kejujuran, ketaatan, kepercayaan dan pengorbanan.
ISLAM DAN AKTUALISASINYA DALAM
KEHIDUPAN DENGAN PERSPEKTIF CINTA
Sholat Cinta
2 Secara etimologi, shalat adalah ekspresi dan relasi. Doa dan silaturrahmi
dengan Allah SWT. Ia adalah pertemuan, perjumpaaan, Miraaj antara
yang mencintai dan yang dicintai. Orang yang sedang jatuh cinta tentu
akan sangat mendambakan intensitas pertemuan dengan kekasihnya.
Bercengkerama, saling mengadukan, dan mendengarkan,
mengharapkan
Zakat Cinta solusi dari permasalahan.
3 Cinta itu berbagi dan cinta itu memberi. Menjadi salah satu rukun cinta
sebagaimana rukun islam. Seorang ayah yang mencintai keluarganya,
anak dan istrinya, tentu akan dengan suka rela dan senang hati
menafkahi. Tanpa dimintapun ia akan menawarkan.
Menjadi salah satu bukti terpenting cinta dan iman, adalah pemberian.
Cinta dan iman patut dipertanyakan bila tiada bukti pengorbanan dalam
bentuk pemberian. Materil maupun imateril, benda maupun jasa.
Pembuktian iman dan cinta ini bukan untuk konsumsi secara langsung
Allah SWT. Akan tetapi kembali kepada kepentingan kemanusiaan.
ISLAM DAN AKTUALISASINYA DALAM
KEHIDUPAN DENGAN PERSPEKTIF CINTA
Puasa Cinta
4 Puasa adalah empati. Baik empati secara sosial maupun spiritual. Cinta
melahirkan empati pada pelakunya, untuk dapat saling menjiwai.
Seorang ibu yang tidak mau makan, disaat anaknya tidak mau makan
karena sakit yang dideritanya, empatinya mendorongnya seolah ingin
merasakan apa yang sedang dirasakan anaknya. Bahkan ia ingin
mengalihkan semua penderitaan anaknya kepada dirinya. Itulah
kekuatan
Haji Cinta cinta yang melahirkan empati.
5 Cinta itu rindu. Dan rindu adalah keinginan untuk bertemu. Haji adalah
aksi menyikapi kerinduan, akan sebuah perjumpaan dengan Tuhan. Haji
adalah kunjungan (azziyaarotu) sama dengan umroh. Mengunjungi
kekasih hati yang maha meliputi, meninggalkan segala macam bentuk
kekasih semu yang menipu. Haji adalah wujud pengorbanan cinta yang
paling komprehensif. Meliputi pengorbanan hati, waktu, dan harta.
IHSAN DAN AKTUALISASINYA DALAM
KEHIDUPAN DENGAN PERSPEKTIF CINTA

Ihsan adalah kebaikan. Yang dimaksud adalah segala macam bentuk


kebaikan dan perbuatan baik. Dalam perspektif cinta, ihsan itu adalah kondisi
penjiwaan cinta tingkat tinggi. Dimana seseorang selalu merasa dekat dengan
yang dicintainya, walaupun berjauhan secara fisik. Ihsan adalah puncak
kemurnian cinta, ketulusan dan kesadaran. Ihsan itu akan berpengaruh pada
cara pandang kita terhadap kebijakan Allah, Qodlo, Qodarnya.
Dalam Al-Quran kata ihsan seringkali dikaitkan dengan kata cinta, seperti
firman Allah: Sesungguhnya Allah mencintai (yuhibbu) orang - orang yang
berihsan (muhsinin)(Al-Baqarah:195). Puncak mahabbatullah atau kecintaan
kepada Allah adalah berihsan. Singkat kata, ihsan adalah akhlak mulia
terhadap Allah SWT dan kepada sesama. Dalam membangun persepsi
terhadap dzatnya (asma wa shifat), kebijakannya (Qodlo dan Qodar-Nya),
dan dalam berinteraksi dengannya, secara ritual maupun spiritual.
HUBUNGAN IMAN, ISLAM, DAN IHSAN
Hubungan iman, islam dan ihsan bagaikan segitiga sama sisi.
Hubungannya antara sisi yang satu dengan sisi yang lainnya sangat erat. Jadi
orang yang taqwa ibarat segitiga sama sisi, yang sisi - sisinya adalah iman,
islam, ihsan. Segitiga tersebut tidak akan terbentuk jika ketiga sisinya tidak
saling mengait.
Iman, islam, ihsan adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Masing - masing menjadi pelengkap bagi yang lainnya. Hubungan yang saling
terkait dan tidak dapat dipisahkan antara tiga komponen iman, islam, ihsan ini
disebut sebagai rumusan pertama dari bangunan struktualisme islam, yaitu
inter-connectedness. Dimana iman tidak dapat dipahami dengan sempurna
tanpa islam, demikian pula islam tidak dapat dipahami tanpa iman dan ihsan.
Disamping adanya hubungan antara iman, islam, dan ihsan, juga terdapat
perbedaan antara ketiganya sekaligus merupakan ciri masing - masing. Iman
lebih menekankan pada segi keyakinan didalam hati, islam merupakan sikap
untuk berbuat atau beramal. Sedangkan ihsan merupakan pernyataan dalam
bentuk tindakan nyata. Ihsan merupakan ukuran tipis tebalnya iman dan islam
seseorang.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai