Oleh:
Dewa Putu Jaya Prasatya
16710121
Pembimbing:
dr. Novemi Elynawati, Sp. THT
Anatomi
Tonsil palatina adalah suatu masa
jaringan limfoid yang terletak di
dalam fossa tonsilaris pada kedua
sudut orofaring dan dibatasi oleh
arcus anterior (otot palatoglosus)
dan arcus posterior (otot
palatofaringeus). Tonsil berbentuk
oval dengan panjang 2-5 cm, masing-
masing tonsil mempunyai 10-30 kriptus
yang meluas ke dalam jaringan tonsil.
Anatomi Tonsil
Palatina
Dibatasi oeh:
Lateral :
m.konstriktor faring
superior
Anterior:
m.palatoglosus
Posterior:
m.palatofaringeus
Superior: palatum
molle
Inferior: tonsil
lingual
Anatomi Jaringan
Peritonsil
Infiltrat peritonsil
Abses
Gejala Klinis
Nyeri telan unilateral
Demam tinggi
Suara berubah (plummy voice)
Ptialismus
Foetor ex ore (mulut berbau)
Trismus
Pembengkakan kelenjar sub
mandibular dengan nyeri tekan
Pemeriksaan Fisik
Trismus
Tortikolis -> spasme
M.Sternokleidomastoideus
Daerah peritonsil udim, bombans,
hiperemi
Lidah kotor
Tonsil terdorong ke medio antero -
caudal
Uvula terdorong ke sisi yang sehat
Kelenjar leher membesar disertai nyeri
tekan
Diagnosis Banding
Infiltrat Abses
Waktu 1-3 hari > 4 hari
Gejala Tidak terdapat Terdapat trismus
trismus
Diagnosa Pasti Pungsi didapatkan Pungsi didapatkan
darah pus
Terapi
Pungsi aspirasi atau pungsi insisi
Antibiotika :
Amoksisilin 3 4 x 500mg/hr/oral
Eritromisin 3 x 500 mg/hr
Fenoksimetil penisilin 4 x 500 mg
Penisilin prokain
Insisi dan Drainase Abses
Peritonsil
Tujuan utama adalah mendapatkan drainase abses
yang adekuat dan terlokalisir secara cepat
Dilakukan pada penderita sadar tanpa anastesi lokal
agar masih terdapat reflek muntah
Insisi Abses
Peritonsil
Alat Steril :
Mouth gag
Jarum suntik no. 18 dan semprit 5 cc
Pisau tonsil
Krom klem/ kocher
Spatula
Alat penghisap
Pelaksanaan:
Posisi penderita duduk
Buka mulut dengan/ tanpa mouth gag.
Dilakukan pungsi-aspirasi pus sebanyak mungkin,
dilanjutkan insisi pada daerah yang paling bombans
atau di daerah pool atas tonsil.
Lebarkan dengan tampon tang, sisa
pus diisap dengan alat penghisap
atau diludahkan.
Pakai air masak untuk kumur-kumur.
Kontrol dan buka luka insisi setiap hari, sampai pus
habis.
Apabila tidak dilakukan insisi, pungsi diulang setiap
hari sampai tidak didapatkan pus.
Pemberian antibiotik Amoksisilin: 3x500 mg/hari
Indikasi Tonsilektomi
1. Tonsilitis kronik berulang (> 4x/th)
2. Post abses peritonsil
3. Post Tonsilitis difteri
4. Tonsil permagna (tonsil yang sangat besar)
5. Tonsil sebagai fokal infeksi
6. Tumor tonsil (ganas/jinak)
7. Obstruksi jalan nafas sehingga timbul gejala sleep
apneu
Komplikasi
Abses pecah spontan, dapat mengakibatkan
pendarahan, aspirasi paru atau piemia
Penjalaran infeksi dan abses ke daerah parafaring,
sehingga terjadi abses parafaring. Pada penjalaran
selanjutnya, masuk ke mediastinum, sehingga terjadi
mediastinitis.
Bila terjadi penjalaran ke daerah intrakranial, dapat
mengakibatkan trombus sinus kavernosus,
meningitis dan abses otak
Prognosis
Abses peritonsil merupakan penyakit yang jarang
menyebabkan kematian kecuali jika terjadi
komplikasi berupa abses pecah spontan dan
menyababkan aspirasi ke paru. Selain itu komplikasi
ke intrakranial juga dapat membahayakan nyawa
pasien.
Abses peritonsil hampir selalu berulang bila tidak
diikuti dengan tonsilektomi.
Terima Kasih