Anda di halaman 1dari 19

PENGKAJIAN SISTEM

PERSARAFAN
Oleh :
Ns. Rizka Ausrianti, S.Kep.
KELUHAN UTAMA
Trauma urutan kejadian, wkt, siapa yang
menangani, pengobatan
Infeksi akut kejadian, tanda dan gejala,
tempat infeksi, sumber infeksi, penanganan.
Kejang urutan, karakter, pencetus

Nyeri lokasi, kualitas, intensitas, lamanya.

Gaya berjalan seimbang, kaki diseret, gg


aktivitas
Vertigo

Kelemahan

Kesulitan menelan
RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Trauma kepala, tlg belakang, spinal cord
Kelainan kongenital, deformitas/kecacatan

Stroke

Enchepalitis dan meningitis

Gg kardiovaskuler hipertensi, disritmia,


pembedahan jantung, tromboemboli.
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Epilepsi dan kejang.
Nyeri kepala.

Retardasi mental.

Stroke.

Gg psikiatri.

Penggunaan alkohol, obat-obatan terlarang.

Penyakit keturunan.
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM
PERSARAFAN
Pemeriksaan tanda-tanda vital
Pemeriksaan status mental

Pemeriksaan saraf kranial

Pemeriksaan fungsi sensorik

Pemeriksaan fungsi motorik

Pemeriksaan refleks
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
Untuk mengetahui tingkat kesadaran dapat
digunakan skala koma glasgow (GCS) :

A. Membuka mata

Spontan 4

Dengan perintah 3

Dengan rangsang nyeri 2

Tidak berespon 1
B. Respon motorik

Menurut perintah 6

Mengetahui lokasi nyeri 5

Reaksi menghindar nyeri 4

Fleksi abnormal 3

Ekstensi abnormal 2

Tidak berespon 1
C. Respon verbal

Baik menjawab/orientasi 5
penuh
Bingung 4

Kata kata tdk dapat 3


dimengerti
Suara tidak jelas 2

Tidak berespon 1
TINGKAT KESADARAN
Compos mentis sadar berorientasi terhadap
diri dan lingkungan, menjawab pertanyaan dg
benar
Apatis segan berhub, kesan acuh tak acuh
Letargi tampak lesu dan mengantuk
Delirium penurunan kesadaran, gaduh
gelisah, disorientasi, meronta-ronta
Somnolen selalu ingin tidur, bangun dengan
rangsang nyeri.
Sopor keadaan mirip koma, mata tertutup,
bangun dengan rangsang nyeri.
Koma kesadaran hilang, dengan rangsangan
apapun.
PEMERIKSAAN SARAF KRANIAL
1. N . Olfaktorius ( N 1)
fungsi penciuman, penghidu
cara : kemampuan mengidentifikasi bau yg umum,
satu hidung tertutup dan mata pasien ditutup.
2. N. Optikus (N II)
fungsi tajam penglihatan dan lapang pandang
cara : test tajam penglihatan dan snellen test
3. N. Okulomotorius, troklearis dan abdusen ( N III,
IV, VI)
fungsi keadaan pupil, pergerakan bola mata dan
kelopak mata.
cara : inspeksi kelopak mata, inspeksi pupil dengan
senter, gerakan bola mata.
LANJUTAN

4. N . Trigeminus (N V)
Fungsi : sensasi wajah, kornea, rasa pada lidah
bagian belakang.
cara : goreskan dengan kapas pada bagian dahi, pipi
dan dagu, refleks kornea, palpasi otot wajah pada
saat mengatupkan gigi.
5. N. fasialis ( N VII)
Fungsi : ekspresi wajah, otot wajah, sensasi lidah
pada 2/3 bagian belakang.
cara : lihat kesimetrisan wajah, anjurkan pasien
memejamkan mata, test kekuatan kelopak mata,
pasien bersiul, tersenyum, mengernyitkan dahi
megidentifikasi rasa manis dan asin pada lidah.
LANJUTAN

6. N. akustikus (N VIII)
fungsi : pendengaran dan keseimbangan
cara : test rinne dan test webber.
7. N. glossofaringeus (N IX)
fungsi : kemampuan menelan, pergerakan lidah
dan gangguan reflek.
cara : kemampuan menelan
8. N. vagus (N X )
fungsi : sensasi faring, laring dan kemampuan
menelan.
cara : inspeksi palatum dan ovula simetris atau
tidak, observasi kemampuan menelan.
LANJUTAN..
9. N. acesorius (XI)
Fungsi : pergerakan kepala, otot leher, bahu.
cara : test kekuatan otot trapezius dan otot
sternokleidomastoideus.
10. N. hipoglossus ( N XIII)
fungsi : kekuatan lidah
cara : inspeksi lidah apakah simetris, tremor
atau atropi, inspeksi pergerakan lidah dan test
kekuatan lidah.
4. PEMERIKSAAN FUNGSI
SENSORIK
Diantaranya dengan sentuhan kasar, halus,
nyeri, suhu, tekanan dalam, getaran, rasa gerak
dan sikap
Pemeriksaan fungsi sensorik terbagi 2 :

1. Pemeriksaan sensorik saraf perifer


Pemeriksaan raba dengan sentuhan seperti
kapas, tangan, kain, adanya kehilangan rasa
disebut : thigmanesthesia
Pemeriksaan nyeri misal dengan benda runcing;
jarum. Tanyakan pada klien apakah nyeri tajam
atau tumpul, bandingkan bagian kanan dan kiri
secara simetris.
LANJUTAN..

Pemeriksaan rasa suhu dengan air panas


Pemeriksaan rasa getaran; garpu tala dilakukan
dengan menempelkan getaran garpu tala pada ibu
jari kaki, maleolus lateral dan medial, hilangnya rasa
getar disebut pallanesthesia
Pemriksaan rasa gerak dan sikap.
2. Pemeriksaan sensorik kortekal
untuk mengetes kemampuan kognitif sebagai
interpretasi sensasi yang diterima korteks
dapat dilakukan dengan :
1. Stereognosis
2. Two point diskriminasi
3. graphestesia
5. PEMERIKSAAN FUNGSI
MOTORIK
Sikap
Bentuk

Ukuran

Tonus otot

Kekuatan otot
6. PEMERIKSAAN REFLEK
Reflek normal / fisiologis
a. Reflek bisep : lengan klien disemifleksikan dengan
ketok tendon biseps
respon : fleksi lengan bawah
b. Refleks triseps : lengan bawah disemifleksikan
dengan ketok tendon triseps
respon : ekstensi lengan bawah
c. Refleks radius : lengan bawah difleksikan dan pada
prosesus stikoideus dari ulna
respon : fleksi lengan bawah dan pronasi
d. Refleks patella : tungkai difleksikan dan digantung,
ketok tendon muskulus kuadriseps femoris
respon : plantar fleksi pada kaki
LANJUTAN
Refleks patologi
1. Refleks babinski
goreskan benda yang runcing pada bagian lateral
dari tumit menuju pangkal jari
respon : fleksi kaki dan jari-jari plantar
2. Klonus
kontraksi otot secara ritmik atau dianggap
sebagai rentetan refleks tegangan otot.
Ns. Rizka Ausrianti, S.Kep

Anda mungkin juga menyukai