Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN

KEPERAWATAN PADA
ANAK DENGAN
DIABETES MELITUS
KELAS A1/2015
OLEH :
Lili Putri Roesanti 131511133122
Adilla Kusuma Dewi 131511133124
DEFINISI
Menurut American Diabetes Association (ADA) 2002,
diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes
berhubungan dengan kerusakan jangka panjang,
disfungsi dan kegagalan beberapa organ tubuh, terutama
mata, ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah.

Penyakit diabetes melitus adalah penyakit metabolik


yang berlangsung kronik progresif, dengan gejala
hiperglikemi yang disebabkan oleh gangguan sekresi
insulin, gangguan kerja insulin, atau keduanya
(Darmono, 2007).
KLASIFIKASI DIABETES MELITUS
1) Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)

Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)

Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya

Diabetes mellitus gestasional (GDM)

2) Menurut ADA (American Diabetes Association) tahun 2002 diabetes melitus dibagi
menjadi :
a) Diabetes Melitus Tipe 1
PadaDMtipeI, dikenal 2 bentuk dengan patofisiologi yang berbeda.
1. TipeIA, diduga pengaruh genetik dan lingkungan memegang peran
utama untuk terjadinya kerusakan pankreas.HLA-DR4 ditemukan
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan fenomena ini.
2.TipeIB berhubungan dengan keadaan autoimun primer pada sekelompok
penderita yang juga sering menunjukkan manifestasi autoimun lainnya,
seperti Hashimoto disease, Graves disease, pernicious anemia, dan
myasthenia gravis.Keadaan ini berhubungan dengan antigen HLA-DR3 dan
muncul pada usia sekitar 30 50 tahun.
b) Diabetes Melitus Tipe 2
Bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi
insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama
resistensi insulin.
LANJUTAN...
c) Diabetes Melitus Tipe Lain
1) Defek genetik fungsi sel beta
kromosom 12, kromosom 7, kromosom 20, deoxyribonucleid acid (DNA) Mitokondria.
2) Defek genetik kerja insulin
Resistance insulin type A, leprechaunism, sindrom Rabson-Mendenhall, diabetes lipoatrofik,
lainnya.
3) Penyakit Eksokrin Pankreas
Pankreatitis, trauma/pankreatektomi, Neoplasma, Cystic fibrosis, hemokromatosis,
pankreatopati fibro kalkulus.
4) Endokrinopati
Akromegali, sindroma cushing, feokromositoma, hipertiroidisme, somatostatinoma,
aldosteronoma.
5) Karena Obat/Zat kimia
Vacor, pentamidin, asam nikotinat, glukokortikoid, hormon tiroid, tiazid, dilantin,
interferon alfa, diazoxide, agonis -adrenergic.
6) Infeksi
Rubella kongenital dan cytomegalovirus (CMV).
7) Imunologi (jarang)
antibodi anti reseptor insulin, sindrom Stiff-man.
8) Sindroma genetik lain
Sindrom Down, Klinefelter, Turner, Huntington, Chorea, Sindrom Prader Willi, ataksia
friedreichs, sindrom laurence-Moon-Biedl.
LANJUTAN...
d) Diabetes Melitus Gestasional (Kehamilan).
Diabetes Melitus Gestasional adalah diabetes
yang timbul selama kehamilan. Jenis ini sangat
penting diketahui karena dampaknya pada
janin kurang baik bila tidak ditangani dengan
benar.
ETIOLOGI

Faktor
Genetik

Diabetes
Mellitus Faktor
Imunologi

Tipe 1

Faktor
Lingkungan
PATOFISIOLOGI
Pada diabetes mellitus tipe 1 terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan
insulin karena sel-sel pancreas telah dihancurkan oleh proses autoimun.
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat

menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa


tersebut muncul dalam urin (glukosuria).
Akibat dari kehilangan cairan yang berlebihan, pasien akan mengalami

peningkatan dalam berkemih (polyuria) dan rasa haus (polydipsia).


Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak yang

menyebabkan penurunan berat badan, peningkatan selera makan (poligafia)


akibat menurunnya simpanan kalori.
Dalam keadaan normal insulin mengendalikan glikogenolisis (pemecahan
glukosa yang disimpan) dan gluconeogenesis (pembentukan glukosa baru
dari asam-asam amino serta substansi lain), namun pada penderita
defisiensi insulin, proses ini akan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut
turut menimbulkan hiperglikemia dan akan terjadi pemecahan lemak yang
mengakibatkan peningkatan produksi badan keton
Ketoasidosis diabetic yang diakibatkannya dapat menyebabkan tanda-tanda

dan gejala nyeri abdomen, mual, muntah, hiperventilasi, nafas berbau aseton
dan bila tidak ditangani akan menimbulkan perubahan kesadaran, koma
bahkan kematian.
WOC
MANIFESTASI KLINIS
Menurut Sujono & Sukarmin (2008) manifestasi klinis pada penderita
DM, yaitu:
a)Gejala awal pada penderita DM adalah
Poliuria (peningkatan volume urine)

Polidipsia (peningkatan rasa haus) akibat volume urine yang sangat


besar dan keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel.
Dehisrasi intrasel mengikuti dehidrasi ekstrasel karena air intrasel
akan berdifusi keluar sel mengikuti penurunan gradien konsentrasi ke
plasma yang hipertonik (sangat pekat). Dehidrasi intrasel merangsang
pengeluaran ADH (antidiuretic hormone) dan menimbulkan rasa haus.
Polifagia (peningkatan rasa lapar). Sejumlah kalori hilang kedalam air
kemih, penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk
mengkompensasi hal ini penderita seringkali merasa lapar yang luar
biasa.
Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada
pasien diabetes lama, katabolisme protein diotot dan ketidakmampuan
sebagian besar sel untuk menggunakan glukosa sebagai energi.
LANJUTAN...
Pada diabetes melitus tipe 1, yang kebanyakan diderita oleh anak-anak ( diabetes melitus
juvenil) mempunyai gambaran lebih akut, lebih berat, tergantung insulin dengan kadar
glukosa darah yang labil. Penderita biasanya datang dengan ketoasidosis karena
keterlambatan diagnosis. Mayoritas penyandang DM tipe 1 menunjukan gambaran klinik
yang klasik seperti:
Hiperglikemia ( Kadar glukosa darah plasma >200mg/dl ).
Poliuria
Poliuria nokturnal seharusnya menimbulkan kecurigaan adanya DM tipe 1 pada
anak.
Polidipsia
Poliphagia
Penurunan berat badan , Malaise atau kelemahan
Glikosuria (kehilangan glukosa dalam urine)
Ketonemia dan ketonuria
Penumpukan asam lemak keton dalam darah dan urine terjadi akibat
katabolisme abnormal lemak sebagai sumber energy. Ini dapat mengakibatkan
asidosis dan koma.
Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa sarbitol fruktasi) yang
disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol
dari lensa, sehingga menyebabkan pembentukan katarak.
Gejala-gejala lainnya dapat berupa muntah-muntah, nafas berbau aseton, nyeri
atau kekakuan abdomen dan gangguan kesadaran ( koma )
KOMPLIKASI
Diabetes melitus dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang
menyerang beberapa organ dan yang lebih rumit lagi, penyakit diabetes
tidak menyerang satu alat saja, tetapi berbagai organ secara
bersamaan. Komplikasi ini dibagi menjadi dua kategori (Schteingart,
2006):
A.Komplikasi metabolik akut yang sering terjadi :
1.Hipoglikemia
Reaksi hipoglikemia adalah gejala yang timbul akibat tubuh
kekurangan glukosa, dengan tanda-tanda rasa lapar, gemetar, keringat
dingin, pusing, dan sebagainya. Hipoglikemia yaitu kadar glukosa
darah kurang dari 80 mg/dl. Hipoglikemi sering membuat anak
emosional, mudah marah, lelah, keringat dingin, pingsan, dan
kerusakan sel permanen sehingga mengganggu fungsi organ dan
proses tumbuh kembang anak. Hipoglikemik disebabkan oleh obat
anti-diabetes yang diminum dengan dosis terlalu tinggi, atau penderita
terlambat makan, atau bisa juga karena latihan fisik yang
berlebihan.
LANJUTAN...
2.Koma Diabetik
Koma diabetik ini timbul karena kadar darah dalam tubuh terlalu tinggi, dan
biasanya lebih dari 600 mg/dl. Gejala koma diabetik yang sering timbul adalah:
Nafsu makan menurun (biasanya diabetisi mempunyai nafsu makan yang
besar)
Minum banyak, kencing banyak
Kemudian disusul rasa mual, muntah, napas penderita menjadi cepat dan
dalam, serta berbau aseton
Sering disertai panas badan karena biasanya ada infeksi dan penderita koma
diabetik harus segara dibawa ke rumah sakit
B.Komplikasi- komplikasi vaskular jangka panjang (biasanya terjadi setelah tahun
ke-5) berupa :
1. Mikroangiopati : retinopati, nefropati, neuropati. Nefropati diabetik dijumpai
pada 1 diantara 3 penderita DM tipe-1.
2.Makroangiopati : gangren, infark miokardium, dan angina.
Komplikasi lainnya (FKUI. Ilmu Kesehatan Anak. 1988 ) :
Gangguan pertumbuhan dan pubertas

Katarak

Arteriosklerosis (sesudah 10-15 tahun)

Hepatomegali
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200
mg/dl

Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai
patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dl)4

Bukan DM Belum pasti DM

DM
Kadar glukosa darah sewaktu

Plasma vena <110 110-199 >200

Darah Kapiler <90 90-199 >200

Kadar glukosa darah puasa

Plasma vena <110 110-125 >126

Darah Kapiler <90 90-109 >110


LANJUTAN...
b) Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok
c) Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat

d) Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l

e) Elektrolit :
Natrium : mungkin normal, meningkat, atau menurun

Kalium : normal atau peningkatan semu ( perpindahan seluler), selanjutnya

akan menurun.
Fosfor : lebih sering menurun

f) Gas Darah Arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada


HCO3 ( asidosis metabolic) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
g) Trombosit darah : Ht mungkin meningkat ( dehidrasi) ; leukositosis :
hemokonsentrasi ;merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
h) Ureum / kreatinin : mungkin meningkat atau normal ( dehidrasi/ penurunan
fungsi ginjal)
i) Insulin darah : mungkin menurun / atau bahka sampai tidak ada ( pada tipe 1)
atau normal sampai tinggi ( pada tipe II) yang mengindikasikan insufisiensi
insulin/ gangguan dalam penggunaannya (endogen/eksogen). Resisten insulin
dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan antibody . ( autoantibody)
j) Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormone tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
k) Urine : gula dan aseton positif : berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat.
PENATALAKSANAAN
NUTRISI PADA ANAK DENGAN DM
EDUKASI PADA KELUARGA
Penyuluhan untuk merancanakan pengelolaan
sangat penting untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. Edukator bagi pasien diabetes yaitu
pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan
dan keterampilan yang bertujuan:
1. menunjang perubahan perilaku untuk
meningkatkan pemahaman pasien akan
penyakitnya, yang diperlukan untuk mencapai
keadaan sehat yang optimal.
2. Penyesuaian keadaan psikologik kualifas hidup
yang lebih baik. Edukasi merupakan bagian
integral dari asuhan keperawatan diabetes (Bare
& Suzanne, 2002)
ASKEP UMUM
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
ANAK DENGAN DIABETES
MELLITUS
SUMBER

Tandra, Hans. 2007. Segala sesuatu yang harus


Anda ketahui tentang Diabetes. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama
Katzung. B. G. 2002. Farmakologi Dasar dan
Klinik Buku 2. Jakarta : Salemba Medika
Soegondo S, Soewondo P, Subekti I. 2005.
Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Anda mungkin juga menyukai