Anda di halaman 1dari 55

(Informasi Akuntansi Penuh)

FULL ACCOUNTING
INFORMATION
KONSEP FULL ACCOUNTING

PENGERTIAN FULL ACCOUNTING INFORMATION

Pembahasan informasi akuntansi penuh selalu


bersangkutan dengan objek informasi (information object
atau information objective) .
Objek informasi dapat berupa produk, keluarga produk,
aktivitas, departemen, divisi, atau perusahaan sebagai
keseluruhan.
Informasi akuntansi penuh merupakan seluruh aset,
seluruh pendapatan yang diperoleh, dan atau seluruh
sumber yang dikorbankan suatu objek informasi.

PERBEDAAN FULL ACCOUNTING, FULL


COST, DAN FULL COSTING
1. Full Accounting information terdiri dari unsur full
assets, full revenues dan/atau full costs.
2. Full cost merupakan total biaya yg bersangkutan
dengan objek informasi. Jika objek informasi berupa
produk, full cost merupakan total biaya yg
bersangkutan dengan produk tersebut. Perhitugan
full cost suatu produk dipengaruhi oleh metode
penentuan biaya produk yg digunakan .
3. Full costing merupakan salah satu metode
penentuan biaya produk, yang membebankan seluruh
biaya produksi sebagai biaya produk, baik biaya
produksi yang berprilaku variabel maupun tetap.
MANUFACTURING COSTS

Direct
Direct Direct
Direct Manufacturing
Manufacturing
Materials
Materials Labor
Labor Overhead
Overhead

The Product
MANUFACTURING OVERHEAD
Manufacturing costs that cannot be traced directly to
specific units produced.

Examples:
Examples: Indirect
Indirect labor
labor and
and indirect
indirect materials
materials

Wages paid to employees Materials used to support


who are not directly the production process.
involved in production
work. Examples: lubricants and
Examples: maintenance cleaning supplies used in the
workers, janitors and automobile assembly plant.
security guards.
CLASSIFICATIONS OF COSTS

Manufacturing costs are often


classified as follows:

Direct
Direct Direct
Direct Manufacturing
Manufacturing
Material
Material Labor
Labor Overhead
Overhead

Prime Conversion
Cost Cost
NON-MANUFACTURING COSTS

Marketing or Administrative
Selling Cost Cost

Costs necessary to get All executive,


the order and deliver organizational, and
the product. clerical costs.
PRODUCT COSTS VERSUS PERIOD
COSTS

Product costs include Period costs include all


direct materials, direct marketing or selling
labor, and costs and
manufacturing
administrative costs.
overhead.

Inventory Cost of Good Sold Expense

Sale

Balance Income Income


Sheet Statement Statement
Perhitungan full cost suatu produk dipengaruhi
oleh metode penentuan biaya produk yang
digunakan:
- Full Costing

- Variable Costing

- Activity Based Costing


a. Jika perusahaan menggunakan pendekatan full
costing dalam penentuan biaya produksinya, full cost
merupakan :
BIAYA PRODUKSI :
BIAYA BHN BAKU XXX
BIAYA TKL XXX
BOP VARIABEL+BOP TETAP XXX
TOTAL BIAYA PRODUKSI : XXX
BIAYA NON PRODUKSI :
BIAYA ADM & UMUM YYY
BIAYA PEMASARAN YYY
TOTAL BIAYA NON PRODUKSI : YYY
BIAYA TOTAL XXXYYY
Selain itu, full costing hanya secara sederhana
mengelompokkan biaya menurut fungsi pokok
organisasi perusahaan manufaktur, sehingga
biaya dikelompokkan menjadi :
a. biaya produksi (yg terjadi di fungsi produksi)
biaya penuh produk (full cost of product/ product
cost)
b. biaya non produksi (biaya yg terjadi di fungsi
selain fungsi produksi, seperti fungsi pemasaran
dan fungsi administrasi & umum) biaya
periode (period cost)
b. Variable costing merupakan salah satu metode
penentuan biaya produk disamping full costing, yang
hanya membebankan biaya produksi yg bersifat variable
saja. Jika perusahaan menggunakan pendekatan
variable costing dalam menentukan biaya produksinya,
maka full costnya merupakan :
BIAYA VARIABLE :
BIAYA BHN BAKU XXX
BIAYA TKL XXX
BOP VARIABEL XXX
BIAYA ADM & UMUM VARIABLE XXX
BIAYA PEMASARAN VARIABLE XXX
TOTAL BIAYA VARIABLE : XXX
BIAYA TETAP :
BOP TETAP YYY
BIAYA ADM & UMUM TETAP YYY
BIAYA PEMASARAN TETAP YYY
TOTAL BIAYA TETAP : YYY
TOTAL BIAYA XXXYYY
Variable costing memperbaiki informasi biaya
penuh produk dengan mengelompokkan biaya
menurut perilaku biaya dalam hubungannya
dengan perubahan volume aktivitas.
Variable costing hanya memperhitungkan

a. Biaya penuh produk terbatas pada biaya


produksi variable saja.
b. Biaya produksi tetap diperlakukan sebagai biaya
periode.
Full costing dan variable costing keduanya
ditujukan untuk menilai persediaan (inventory
valuation) yang dicantumkan dalam neraca dan
dalam perhitungan laba rugi bagi pihak luar
perusahaan.
Biaya-biaya yg terjadi dalam fase desain dan
pengembangan produk serta biaya distribusi
tidak dimasukkan sebagai biaya penuh produk
(full cost of produk), namun diperlakukan
sebagai biaya periode (periode cost)
OVERVIEW OF ABSORPTION
AND VARIABLE COSTING
Absorption/full Variable
Costing Costing

Direct Materials
Product
Product
Direct Labor Costs
Costs
Variable Manufacturing Overhead

Fixed Manufacturing Overhead


Period
Period
Variable Selling and Administrative Expenses Costs
Costs
Fixed Selling and Administrative Expenses
PERHITUNGAN BIAYA PER UNIT
Jumlah yang diproduksi setiap tahun 6.000
Biaya variabel per unit:

Bahan baku langsung $2


Tenaga kerja langsung $4
Overhead pabrik variabel $1
Beban penjualan & adminstrasi variabel $3
Biaya tetap per tahun :

Overhead pabrik tetap $ 30.000


Beban penjualan & adminstrasi tetap $ 10.000
Asumsi :
1. Alternatif 1 produksi 6000, tanpa persediaan awal
2. Alternatif 2produksi 4000, persediaan awal 2000
3. Alternatif 3produksi 5000, Tanpa persediaan awal & akhir

Hitung biaya produk (product cost) per unit dengan menggunakan


metode full costing dan variabel costing
PERHITUNGAN PRODUCT COST
MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING

Bahan Baku langsung $ 2


Tenaga kerja langsung $ 4
Overhead pabrik variabel $ 1
Total biaya produksi variabel $ 7
Overhead pabrik tetap $ 5
Biaya produk per unit $ 12
PERHITUNGAN PRODUCT COST
MENGGUNAKAN METODE VARIABLE COSTING

Bahan Baku langsung $2


Tenaga kerja langsung $4
Overhead pabrik variabel $1
Biaya produk per unit $7
PERHITUNGAN FULL COSTING
Penjualan (5.000 unit x $ 20 per unit) $100.000
Dikurangi Harga Pokok Penjualan
Persediaan awal $0
(+) Biaya barang yang diproduksi $ 72.000
(6.000 unit x $ 12 per unit)
Barang tersedia untuk dijual $ 72.000
(-) Persediaan akhir $ 12.000
(1.000 unit x $ 12 per unit)
Harga Pokok Penjualan $ 60.000
Laba Kotor $ 40.000
(-) Beban penjualan & administrasi
(5.000 unit x $3) + 10.000 $ 25.000
Laba operasional bersih $ 15.000
PERHITUNGAN VARIABLE COSTING
Penjualan (5.000 unit x $ 20 per unit) $100.000
Dikurangi Harga Pokok Penjualan
Persediaan awal $0
(+) Biaya barang yang diproduksi
(6.000 unit x $ 7 per unit) $ 42.000
Barang tersedia untuk dijual $ 42.000
(-) Persediaan akhir $ 7.000
(1.000 unit x $ 7 per unit)
Harga Pokok Penjualan $ 35.000
Beban penjualan & administrasi variabel $ 15.000 $ 50.000
(5.000 unit x $ 3 per unit)
Margin Kontribusi $ 50.000
(-) Beban Tetap:
Overhead pabrik tetap $ 30.000
Beban penjualan & administrasi $ 10.000 $ 40.000
Laba operasional bersih $ 10.000
c. Activity Based Costing, pada dasarnya merupakan
metode penentuan biaya produk (product costing) yg
ditujukan untuk menyediakan informasi biaya produk
secara akurat bagi kepentingan manajemen, dengan
mengukur secara cermat konsumsi sumber daya setiap
aktivitas yg digunakan untuk menghasilkan produk.
Activity based costing, menitikberatkan penentuan
biaya produk di semua fase pembuatan produk, sejak
fase desain dan pengembangan produk, fase produksi,
sampai dengan penyerahan produk kpd pelanggan.
Apabilaperusahaan menggunakan Activity
Based Costing, maka aktivitas pembuatan
produk dibagi 3 fase, yaitu :
1. Fase desain dan pengembangan produksi
2. Fase produksi, dan
3. Fase dukungan logistik
PROSES PERANCANGAN, PRODUKSI
& DISTRIBUSI
1. Design of Products and Process
(Perancangan produk dan proses)

2. Manufacturing Operations
(Proses Produksi Pembuatan Lensa)

3. Shipping and Distribution


(Pengiriman dan Distribusi Lensa)
REFINING A COSTING SYSTEM

Direct-cost tracing
(Penelusuran Biaya Langsung

Indirect-cost pools
(Pool Biaya Tidak Langsung)

Cost-allocation basis
(Dasar alokasi Biaya)
PEDOMAN PERBAIKAN SISTEM
KALKULASI BIAYA
1. Penelusuran Biaya Langsung
Klasifikasikan/telusuri sebanyak mungkin total biaya sebagai
biaya langsung bila dapat dtelusuri ke objek biaya dengan cara
yang layak secara ekonomis.

2. Pool biaya tidak langsung


Pool biaya tidak langsung yang bersifat homogen yaitu semua
biaya memiliki hubungan sebab-akibat yang sama atau mirip
dengan dasar alokasi biaya.

3. Dasar alokasi biaya


Gunakan kriteria sebab-akibat untuk mengidentifikasi dasar
alokasi biaya (sebab) untuk setiap pool biaya tidak langsung
(akibat)
SALAH SATU CARA TERBAIK PERBAIKAN SISTEM
ADALAH : ACTIVITY BASED COSTING (ABC)
Memperbaiki sistem kalkulasi biaya dengan mengidentifikasi aktivitas
individual sebagai objek biaya pokok (fundamental). Assignment to Other
Cost Objects
Fundamental Cost
Objects Cost of
Products
Cost of Services
Activities Activities Customers

Produk mengkonsumsi Aktivitas-aktivitas.


Aktivitas-aktivitas proses produksi mengkonsumsi sumber daya.
Pool biaya aktivitas yang terstruktur secara layak dengan dasar alokasi biaya
aktivitas tertentu, merupakan pemicu biaya (cost driver), akan menghasilkan
kalkulasi biaya aktivitas yang lebih akurat
Aktivitas bisa berupa kejadian, tugas, atau unit kerja dengan tujuan khusus.
Contoh : perancangan produk, penyetelan mesin, pengoperasian mesin, dan
pendistribusian produk.
Pemicu biaya adalah tiap aktivitas yang relevan dan berkaitan, contoh :
jumlah jam, jumlah pengiriman, jam penyetelan, jam TKL, jumlah m 3
Unit Level Activity Cost : Biaya yang dipengaruhi oleh
jumlah unit produk yang dihasilkan. (Biaya han baku,
biaya tenaga kerja langsung, biaya energi, biaya
angkutan)
Batch Related Activity Cost : Biaya ini berhubungan
dengan jumlah batch produk yang diproduksi. (Setup
cost, biaya inspeksi)
Product Sustaining Activity Cost : Biaya yang
berhubungan dengan penelitian dan pengembangan
produk tertentu untuk mempertahankan produk agar
tetap dapat dipasarkan. (Biaya desain produk).
Facility Sustaining Activity Cost : Biaya yang
berhubungan dengan kegiatan untuk mempertahankan
kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan. (Biaya
depresiasi, Asuransi).

PERBEDAAN ANTARA PENENTUAN


BIAYA PRODUK KONVENSIONAL
DENGAN ACTIVITY BASED COSTING
Conventional Costing Activity- Based
Method Costing Method
Tujuan Inventory Valuation Product Costing
Lingkup Tahap Produksi Tahap desain, tahap
produksi, dan tahap
dukungan logistik
Fokus Biaya bahan baku, biaya BOP / Indirect Cost
tenaga kerja langsung
Periode Periode Akuntansi Daur hidup produk
Teknologi Metode manual Komputer
informasi yg Telekomunikasi
digunakan
Contoh soal :
Tentukan cost product dari soal di bawah ini dengan
menggunakan perhitungan menurut full costing dan variable
costing
Biaya Produksi variable Rp 4.000.000,-
Biaya produksi tetap 1.000.000,-
Biaya administrasi dan umum variable 500.000,-
Biaya administrasi dan umum tetap 500.000,-

Biaya pemasaran variable 1.500.000,-


Biaya pemasaran tetap 1.000.000,-
I. Pelaporan Keuangan
II. Analisis kemampuan menghasilkan laba
(profitability analysis)
MANFAAT
III. FULL ACCOUNTING
Jawaban atas pertanyaan berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk
sesuatu?
INFORMATION
IV. Penentuan harga jual dalam cost-type contract
V. Penentuan harga jual normal
VI. Penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah
VII. Penentuan Harga Transfer
VIII. Penyusunan program
I. Pelaporan Keuangan
I. PELAPORAN KEUANGAN
Dibagi menjadi 2 golongan :
Pelaporan keuangan kepada pihak luar (terikat

pada prinsip akuntansi yg bersifat lazim) dan,


Pelaporan keuangan kepada top manajemen
(tidak selalu terikat pada prinsip akuntansi yg
bersifat lazim).
Pelaporan keuangan memerlukan informasi
akuntansi penuh yg berupa informasi masa lalu.
CONTOH LAPORAN LABA RUGI KEPADA PIHAK
LUAR
DENGAN FULL COSTING
Pendapatan penjualan kepada pihak luar Rp 10.000000
Biaya produk yang dijual/Harga Pokok 5.500.000
Penjualan 4.500.000
Laba bruto 2.000.000
Biaya usaha 2.500.000
Laba bersih usaha 500.000
Pendapatan dan (biaya) di luar usaha 3.000.000
Laba bersih sebelum pajak
PENDAPATAN PENUH DAN BIAYA PENUH DIVISI (DENGAN
PENDEKATAN FULL COSTING) DALAM LAPORAN LABA RUGI
UNTUK TOP MANAJEMEN
Pendapatan penjualan kepada pihak Rp
luar 10.000
Pendapatan penjualan antardivisi .000
Pendapatan penuh
Biaya langsung divisi: 5.000.00 2.500.
Biaya produksi 0 000
Biaya Administrasi dan umum 1.000.00
Biaya pemasaran 0 12.500
Biaya langsung divisi 2.500.00 .000
Alokasi biaya kantor pusat 0
Biaya penuh 8.500.00
Laba bersih divisi 0
1.000.00
PENDAPATAN PENUH DAN BIAYA PENUH (DENGAN PENDEKATAN
VARIABLE COSTING) YG DISAJIKAN DALAM LAPORAN LABA RUGI
UNTUK TOP MANAJEMEN
Pendapatan Penjualan kpd pihak luar Rp. 10.000.000
Pendapatan Penjualan antar divisi 2.500.000

Pendapatan penuh Rp. 12.500.000


Biaya Variabel :
Biaya produksi variabel Rp. 4.000.000
Biaya adm & umum variabel 500.000
Biaya pemasaran variabel 1.500.000
Total Biaya variabel 6.000.000
Laba kontribusi Rp. 6.500.000
Biaya Tetap :
Biaya produksi tetap Rp. 1.000.000
Biaya adm & umum tetap 500.000
Biaya pemasaran tetap 1.000.000
Alokasi biaya kantor pusat 1.000.000
Total Biaya tetap 3.500.000
Laba bersih divisi Rp. 3.000.000
II. ANALISIS KEMAMPUAN MENGHASILKAN
LABA
(PROFITABILITY ANALYSIS)
Analisiskemampuan menghasilkan laba
ditujukan untuk mendeteksi penyebab timbulnya
laba atau rugi yang dihasilkan oleh suatu objek
informasi dalam periode akuntansi tertentu.
Informasi akuntansi penuh diperlukan berupa :
Pendapatan yang dihasilkan oleh produk dalam
periode tertentu
Biaya penuh yang dikorbankan untuk
memproduksi dan memasarkan produk tersebut
selama periode yang sama
Aset penuh yang digunakan untuk memproduksi
produk tersebut.
Untuk mengukur kemampuan menghasilkan
laba suatu

perusahaan atau suatu pusat laba dalam


perusahaan :

a. Return on investment, ukuran yang


mempertimbangkan jumlah aset yang
ditanamkan dalam suatu pusat pertanggung
jawaban

CONTOH SOAL

a. Berikut data dari PT XYZ


aset penuh yang dimiliki Rp 4.000.000.000
Pendapatan penuh yang diperoleh Rp 3.600.000.000
Biaya penuh utk memperoleh pendptn Rp 2.400.000.000

Dari soal di atas maka tariff kembalian investasi (ROI)


sebesar 30%
b. Penjualan Rp 2.400.000
Laba Rp 288.000
Investasi Rp 1.600.000
Hitunglah Return on Investment!
b. Residual income

Merupakan selisih antara laba operasional dengan


jumlah minimal laba yang dikehendaki (minimum
required rate of return)
Pendapatan penuh xxxx
Biaya penuh xxxx-
Laba bersih xxxx
Beban modal (y% x aset penuh) xxxx -
Residual income xxxx
Contoh soal :

a. Dari PT XYZ di atas apabila diketahui Beban


modal atas investasi yang ditanamkan dalam
aset 20%
maka besarnya residual income adalah Rp
400.000.000

b. PT Karya Persada memiliki dua SBU


mensyaratkan kembalian minimal 12% untuk
setiap aset SBU. SBU yang laba operasi
bersihnya setahun Rp 400.000 dan investasinya
Rp 3.000.000, berapakah residual incomenya?
Jika manajemen puncak akan mengadakan analisis
kemampuan

menghasilkan laba divisi yang dimiliki perusahaan, maka


memerlukan alat pengukur kembalian investasi (return on
investment) atau residual income. Dalam perhitungan ukuran
kemampuan menghasilkan laba tersebut timbul masalah
unsur-unsur apa yang diperhitungkan untuk menentukan
laba dan aset yang digunakan untuk menghasilkan laba
divisi. Terdapat empat pengertian laba yang tersedia untuk
mengukur laba divisi berikut ini:
Laba kontribusi divisi (division contribution margin)
Laba terkendali divisi (division controllable profit)
Laba langsung divisi (division direct profit)
Laba bersih divisi (division net profit)

Contoh soal pengukuran kemampuan menghasilkan


laba untuk memenuhi kepentingan pemakai luar yg
memerlukan informasi akuntansi penuh yg berbeda
komponen dan cara pengukurannya. Misalnya Balance
Sheet PT. ABC 31 Des 2011 (dalam ribuan) adalah sbb :
PT. ABC
Balance Sheet 31 Desember 2011
aset Passiva
aset lancar bersih Rp. 90.000 Utang lancar Rp.30.000
aset tetap Rp. 100.000 Utang jk pj (bunga 4%) 50.000
Akum Depr 40.000 Modal saham 70.000
60.000
Jumlah aset Rp150.000 Jumlah passiva Rp150.000

Catatan : Laba bersih sebelum pajak untuk tahun 2011


adalah Rp. 10.500.000
Misalnya manajemen puncak diminta oleh kreditur jangka

panjang dan pemegang saham untuk melaporkan kemampuan


menghasilkan laba perusahaan. Pengembalian investasi yg
dihasilkan akan memperlihatkan kemampuan suatu
perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban
pembayaran deviden dan bunga utang jangka panjang.
Dari data Balance sheet yg ada, perhitungan pengembalian
investasi dilakukan dengan lebih dahulu menambahkan biaya
bunga utang jangka panjang kepada laba bersih sebelum
pajak.
4 % x Rp. 50.000.000 = Rp. 2.000.000
Sehingga laba bersih naik menjadi Rp. 12.500.000
ROI : Rp. 12.500.000 .
( Rp. 150.000.000 Rp. 30.000.000)

= 10,4 %
III. JAWABAN ATAS PERTANYAAN BERAPA
BIAYA YANG TELAH DIKELUARKAN
UNTUK SESUATU?

Biaya penuh yang telah dikeluarkan untuk sesuatu


berperan bagi manajemen dalam :
1. Evaluasi konsumsi sumber daya yang
dikorbankan untuk sesuatu. Informasi ini
diperlukan untuk memungkinkan manajemen
melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
rencana yang telah dibuat sebelumnya.
2. Struktur biaya perusahaan pesaing.

3. Pengambilan keputusan membeli atau membuat


sendiri
4. Penentuan harga jual produk atau jasa
5. Penyediaan kemudahan dalam penghilangan pemborosan
dengan menyediakan informasi biaya untuk aktivitas-
aktivitas penambah nilai.
6. Penyediaan informasi untuk perbaikan tingkat kemampuan
produk atau jasa dalam menghasilkan laba dengan memantau
total biaya daur hidup produk atau jasa.
7. Penyediaan informasi untuk memungkinkan manajemen
melakukan perencanaan, pengendalian dan pengambilan
keputusan tentang biaya mutu (quality qost)
8. Cost reimbursement (permintaan penggantian atas biaya-
biaya yang telah dikeluarkan).
9. Inventory costing
IV. Penentuan harga jual dalam cost-type
contract

Cost type contract adalah kontrak pembuatan


produk atau jasa yg pihak pembeli setuju untuk
membeli produk atau jasa pada harga yg didasarkan
pada total biaya yg sesungguhnya dikeluarkan oleh
produsen ditambah dengan laba yg dihitung sebesar
% tertentu dari total biaya sesungguhnya tersebut.
Harga jual produk berdasarkan cost type contrak
ditentukan sbb :
Biaya penuh sesungguhnya Rp. 1.000.000
Laba 10 % x Rp. 1.000.000 100.000
Harga yg harus dibayar konsumenRp. 1.100.000
V. PENENTUAN HARGA JUAL
NORMAL

Dalam keadaan normal, manajemen puncak


harus memperoleh jaminan bahwa harga jual
produk atau jasa yang dijual di pasar dapat
menutup biaya penuh untuk menghasilkan
produk atau jasa tersebut dan dapat
menghasilkan laba wajar.
Pendekatan Full Costing

Harga jual = Biaya produksi + (Mark up)


Contoh:
Informasi yang telah dikumpulkan dari PT Double R adalah sebagai
berikut:
Taksiran biaya prouksi untuk kapasitas produksi per tahun 5.000 unit terdiri
dari:
Biaya bahan baku Rp 1.500.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 750.000
Biaya overhead pabrik variable Rp 1.000.000
Biaya overhead pabrik tetap Rp 1.250.000
Biaya administrasi dan umum variable Rp 375.000
Biaya pemasaran variable Rp 400.000
Biaya administrasi dan umum tetap Rp 125.000
Biaya pemasaran tetap Rp 150.000
Total aset menurut neraca awal tahun anggaran adalah Rp 4.800.000 dan laba
yang diharapkan dari investasi dalam aset tersebut adalah 25%

Maka harga jual dengan menggunakan full costing adalah Rp 1.350 per unit
Pendekatan Variable Costing

Harga jual = Biaya variabel + Mark up

Berdasarkancontoh PT. Double R di atas,


tentukan % mark up dan harga jual dengan
menggunakan pendekatan variable costing !
VI. PENENTUAN HARGA JUAL
YANG DIATUR DENGAN
Harga jual produk dan jasa yang dihasilkan
PERATURAN PEMERINTAH
untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat
luas seperti air, listrik, telepon ditentukan
berdasarkan biaya penuh masa yang akan
datang ditambah dengan laba yang diharapkan.
Informasi akuntansi penuh yang bermanfaat
untuk penetapan harga jual produk atau jasa
yang diatur pemerintah terdiri dari biaya penuh
masa datang yang akan dikeluarkan untuk
menghasilkan produk atau jasa dan akitva
penuh yang akan digunakan untuk
menghasilkan produk atau jasa tersebut.
Contoh:

Untuk menghasilkan air diperlukan investasi


sebesar Rp 2.000.000.000 untuk pembelian
mesin dan equipment serta modal kerja.
Taksiran biaya penuh air Rp 300 per liter pada
volume produksi 50.000.000 liter air per
tahun. Biaya non produksi (biaya pemasaran
dan administrasi dan umum) diperkirakan
sebesar Rp 1.100.000.000. Diputuskan laba
wajar untuk perusahaan air tersebut adalah
20% dari investasinya.
Maka harga jual untuk air dihitung sebagai berikut:

Persentase markup =
Biaya Adm & umum dan biaya pemasaran + Laba yang
diharapkan
Biaya produksi penuh per unit x Volume produksi dalam
unit

Jadi harga target harga jual air per liter adalah Rp 330.
VII. Penentuan Harga Transfer
Dua macam pendekatan yang digunakan untuk
menentukan harga transfer:
Penentuan harga transfer atas dasar biaya (cost-
based transfer price)
Penentuan harga transfer atas dasar harga pasar
(Market based transfer price)
VIII. Penyusunan program
Program adalah kegiatan pokok yang telah
diputuskan oleh organisasi untuk dilaksanakan dalam
jangka panjang. Full accounting information yang
bermanfaat untuk penyusunan program terdiri dari
informasi aset penuh, pendapatan penuh, dan biaya
penuh masa yang akan datang, yang bersangkutan
dengan program tertentu perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai