UTEROTONIKA
Oktapeptida
mengandung
yang disintesis
90 rantai asam amino
pada hipotalamus Oksitosin
yang mirip posisinya
Yang berdekatan oxytocin-neurophysin
seperti pada
dengan hormon
ADH- neurophysin
ADH
STRUKTUR/ SUSUNAN KIMIA
OKSITOSIN
Berikut adalah gambar susunan kimia oksitosin
CARA KERJA OKSITOSIN
Oksitosin terikat pada reseptornya, yang berada pada membran
sel miometrium, dimana selanjutnya terbentuk siklik adenosin-5-
monofosfat (cAMP). Cara kerja oksitosin ada lah dengan
menimbulkan depolarasi potensial membran sel, sehingga terjadi
penurunan nilai ambang listrik membran sel. Dengan terikatnya
oksitosin pada membran sel, maka Ca ++ dimobilisasi dari
retikulum sarkoplasmik untuk mengaktivasi protein kontraktil.
Stimultan
uterus
Perbaikan Induksi
Kontraksi uterus
Oksitosin persalinan
Intravena
Intramuskuler
intranasal
KOMPLIKASI OBSTETRIK
DILATASI SERVIK
PERLU
MEMPERTIMBANGKAN
FAKTOR INDIVIDUAL
RUPTURA UTERI
HIPOFREFUSI UTERUS
HIPOKSIA HIPERSTIMULASI
Fetal distress Kontraksi Hiperonik
EFEK SAMPING
DJJ ABNORMAL
TAKISISTOLE PENDARAHAN
POSTPARTUM
KORIOAMNIONITIS
Indikasi :
1. Kulit ketuban pecah prematur
2. Korioaminionitis
3. Penyulit medik ibu
4. Kematian janin dalam rahim
5. Kehamilan dismatur/postmatur
6. Persalinan hipotonik disfungsional
Kontraindikasi
1. Disprosisi feto-pelvik
2. Kelainan letak janin
3. Plasenta previa
4. Fetal distress sebelum kala II
5. Kontraksi Uterus Hipertonis
6. Infeksi herpes genital aktif
Risiko
1. Hiperstimulasi uterus
2. Ruptura uteri
3. Intoksikasi air
INTERAKSI OKSITOSIN
Obat-obat vasopresor (simpatomimetik)
Jika oksitoksin diberikan bersama preparat
vasokontriksor lainnya, maka akan terdapat bahaya
peningkatan TD yang dapat menyebabkan serangan
stroke. Kejadian ini dapat terjadi jika adrenalin
(epinefrin) ditambahkan pada obat anastesi lokal,
misalnya pada anastesi blok kaudal, atau jika efedrin
diberikan untuk memperbaiki hipotensi yang ditimbulkan
oleh anastesi epidural. Ergometrin dan oksitosin bekerja
secara sinergis dan kerapkali diresepkan bersama dalam
penatalaksanaan kala tiga persalinan. Obat-obat
anastesi inhalasi dapat menurunkan tekanan darah atau
menimbulkan disritmia jantung.
INTERAKSI OKSITOSIN
Obat Golongan opioid dan fenotiazin
retensi air dan hiponatremia merupakan
masalah yang potensial pada pemakaian
kombinasi oksitosin, opioid dan fenotiazin
dengan memperbesar bahaya akibat pemberian
kombinasi obat tersebut.
MISOPROSTOL
Misoprostol merupakan prostaglandin sintetik,
analog PgE1 yang dibuat dan dipasarkan sebagai
gastroprotektor. Obat ini memiliki 4 streoisomer,
tak larut dalam air, dapat memberikan efek
immunosupresif, menyebabkan vasodilatasi dan
dapat bertindak sebagai uterotonika.
STRUKTUR/SUSUNAN KIMIA
MISOPROSTOL
Misoprostol mempunyai susunan kimia C22H38O5, dengan rumus
bangun metil (11, 13E)-11,16-dihidroksi-16-metil-9-oxoprost-
13-en-1-oat. Bahan aktif dari misoprostol dalam bentuk
hidroksipropil metil selulosa dan glikolat gandum natrium.
Misoprostol tidak larut dalam air dan mengalami de-esterifikasi
menjadi bentuk asam lemak (misoprostolic acid), yang
merupakan zat aktif dalam aktivitas kliniknya, dimana zat ini
terikat pada albumin serum. Selanjutnya akan mengalami
oksidasi dan reduksi menjadi analog prostaglandin dan di
eksresi lewat urin. Dosis maksimal dicapai dalam 12 3 menit
dan waktu paruh 13-40 menit dengan durasi efek selama 4
jam.
CARA KERJA MISOPROSTOL
Misoprostol merupakan sitoprotektif (yang merupakan indikasi terapi)
dengan menimbulkan efek antisekresi asam lambung dengan kompetisi
pada ikatannya dengan reseptor prostaglandin sel parietal. Selain itu juga
menimbulkan edema pada sel submukosa dan mukosa lambung, dilatasi
daerah kelenjar propia, memperkecil propeolae lambung, vasodilatasi
pembuluh darah, menurunkan tinggi dan luas epitel permukaan,
pembengkakan rongga intra seluler basal dan meningkatkan luas mukosa.
Misoprostol bersifat agonis, antagonis atau keduanya terhadap
prostaglandin endogen, dimana cara kerjanya mencegah pelepasan sitokin
perusak jaringan dan mediator peradangan serta menjaga homeostatis.
Dimana misoprostol dalam kadar rendah (10 -6M) menekan interleukin (IL-1,
IL-6, IL-8), tromboksa B2, -interferon, produksi superoksida dan TNF,
serta merangsang pembentukan 6-keto-prostasiklin
Pada pemakaian oral , efek di dapatkan secara sistemik untuk mencapai
reseptornya di uterus, sedangkan pada pemakaian vaginal memberikan
efek secara topikal. Metabolit aktif dari misoprostol di duga berperan
memacu terjadinya perubahan pada jaringan penghubung dan kolagenase
servik, sehingga terjadi kontraksi miometrium.
INDIKASI DAN PENGGUNAAN
Pada pembuatannya misoprostol merupakan obat
gastroprotektif, yang ditujukan untuk mencegah terjadinya
ulkus peptikum pada penggunaan NSAID.
Dalam perkembangannya misoproltol ternyata berguna
sebagai bahan abortifisien. Selain itu juaga digunakan
untuk pematangan servik dan induksi persalinan,
pengelolaan perdarahan postpartum karena atonia uteri
dan retensio plasenta.
KONTRAINDIKASI DAN EFEK SAMPING
Kontraindikasi untuk pemberian prostaglandin secara
umum antara lain adanya riwayat glaukoma dan ditemukan
penyakit jantung sebelumnya
Secara klinis efek samping yang ditimbulkan oleh
misoprostol adalah diare, nyeri perut, dan uterotonik. Efek
samping pada penggunaan untuk pematangan serviks dan
induksi persalinan antara lain mual, muntah, diare, demam,
korioamnionitis-endometritis, retensio plasenta dan
perdarahan postpartum, ruptura uteri (pada kasus
kecacatan rahim), afiksia.
Pada janin ditemukan DJJ abnormal dan pengeluaran
mekonium, takisitole, hipertonus, hiperstimulasi.
METILERGOMETRIN
Obat ini biasanya diberikan untuk
menghentikan perdarahan berlebihan
yang kadang terjadi setelah
melahirkan atau keguguran. Kerja
obat ini menyebabkan kontraksi
rahim.