MATEMATIKA? Bertumpu pada kesepakatan sifat alammi matematika terdiri atas deduksi-deduksi dengan prinsip logika (The Liang Gie, 1981). Matematika murni semata-mata terdiri atas deduksi-deduksi dengan prinsip logika Pola pikir dan deduktif merupakan kumpulan pernyataan yang berbentuk p memuat q dengan p dan q adalah simbol- Konsisten simbol yang tak bermakna (Russell, 1951). Semua konsep matematika dapat diturunkan dari konsep-konsep logika melalui definisi eksplisit, Memiliki teorema-teorema matematika dapat diturunkan symbol dari yang aksioma-aksioma kosong arti SIFAT logika hanya dengan deduksi logis (Carnap, 1964).
MATEMATIKA Memperhatikan semesta
pembicaraan OBJEK 2. YANG 3. OPERASI 4.1.KONSEP FAKTA PRINSIP DAN DIKAJI ABSTRAK RELASI Prinsip Ada merupakan 4 objek kajian dalamobjek matematika matematika, yakniyang : Konsep merupakan ide Operasi abstrak yang pengerjaan digunakan matematika. kompleks 1. Fakta yang terdiri dari beberapa fakta dan Fakta untukmerupakan Sebagai menggolongkan konvensi-konvensi yang atau mengkategorikan contoh: penjumlahan, pengurangan, konsep, 2. Konsep yang dikaitkan dengan suatu operasi diungkap sekumpulan irisan, dengan objek, gabungan, symbol apakah dll. tertentu. objek tertentu atau 3. relasi. Operasi dan relasi Contoh: merupakan Simbol Sedangkan relasi 2 suatu menyatakan konsep merupakanatau bilanganantara bukan. hubungan dua. Dengan 4. Prinsip kata lain, prinsip merupakan hubungan Contoh: dua elemensegitiga merupakan atau lebih. Sebagainama suatu contoh: sama antara objek-objek dasar matematika. konsep matematika. dengan, kurang dari, lebih dari, dll. Prinsip dapat berupa aksioma, teorema, Konsep sangat berkaitan dengan definisi, corollary, dan sebagainya. karena definisi membatasi konsep. Sehingga Sebagai contoh: sifat komutatif dan asosiatif dengan adanya definisi, orang dapat membuat pada aljabar merupakan suatu prinsip ilustrasi mengenai konsep yang didefinisikan. BERTUMPU PADA KESEPAKATAN Dalam matematika, kesepakatan atau konvensi sangatlah penting. Simbol-simbol dan istilah-istilah dalam matematika merupakan suatu kesepakatan atau konvensi. Dengan adanya kesepakatan simbol-simbol dan istilah- istilah dalam matematika, maka pembahasan berikutnya akan lebih mudah dikerjakan dan dikomunikasikan. Contoh kesepakatan yang mendasar adalah aksioma (postulat) dan pengertian pangkal (konsep primitif). Aksioma (postulat) merupakan pernyataan dasar yang tidak perlu pembuktian, sedangkan pengertian pangkal tidak perlu didefinisikan (undefined term) POLA PIKIR DEDUKTIF Dalam matmatika hanya diterima pola piker yang deduktif. Artinya secara sederhana pola pikir semacam ini berpangkal dari hal yang bersifat umum diarahkan menuju hal yang bersifat khusus. Contoh: suatu teorema jika ingin digunakan atau dimasukkan ke dalam struktur matematika tertentu, harus dibuktikan dahulu secara deduktif melalui teorema dan definisi terdahulu yang telah diterima kebenarannya. KONSISTEN Konsistensi dalam matematika memiliki arti bahwa di dalam setiap sistem dalam matematika (misal: sistem aljabar, sistem geometri, dsb.), tidak diperbolehkan terdapat kontradiksi. Suatu definisi atau teorema harus menggunakan istilah atau konsep yang telah ditetapkan sebelumnya. Contoh: Dalam sistem geometri Euclides, dikenal teorema: jumlah besar sudut-sudut sebuah segitiga adalah 180 0 . Maka, jika di dalam sistem geometri Euclides terdapat pernyataan yang kontradiksi dengan teorema tersebut, maka pernyataan tersebut tidak dapat dipakai di sistem geometri Euclides. MEMILIKI SIMBOL YANG KOSONG ARTI Artinya, simbol-simbol dalam matematika, misalnya: variabel x, sebenarnya tidak memiliki arti. Simbol tersebut akan memiliki arti jika ia berada dalam suatu konteks tertentu. Contoh: x+y=z, dalam hal ini x, y, z tidak selalu berarti suatu bilangan. Ia tidak berarti jika tidak berada di konteks tertentu. Namun, di dalam suatu konteks tertentu dapat berarti sebagai bilangan, nilai uang, volum, dan lain-lain sesuai konteks (semesta) yang ditetapkan. MEMPERHATIKAN SEMESTA PEMBICARAAN Berhubungan dengan simbol matematika yang tidak memiliki arti, maka jika kita akan menggunakan simbol matematika, kita perlu memperhatikan semesta pembicaraan (ruang lingkup pembicaraan). Karena, arti dari simbol matematika sangat tergantung dari semesta pembicaraannya. Misalnya, jika kita berbicara tentang bilangan, maka simbol- simbol yang digunakan juga akan bermakna sebagai bilangan. Benar salahnya suatu pernyataan atau penyelesaian soal atau masalah juga ditentukan melalui semesta pembicaraan. Contoh: 2x=7 adakah penyelesaiannya? Jika kita berbicara pada semesta bilangan real, maka x=3,5 merupakan penyelesaian dari 2x=7. Namun, jika berbicara pada semesta bilangan bulat, x=3,5 bukan penyelesaian dari 2x=7. Dan persamaan tersebut tidak memiliki penyelesaian. Terima kasih