terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara seksual, fisik, psikologi atau penelantaran rumah tangga termasuk juga hal- hal yang mengakibatkan pada ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertidak, rasa tidak percaya atau penderitaan psikis berat pada seseorang. Dasar Hukum Permenkes no 68 tahun 2013 kewajiban tenaga kesehatan melapor ketika menukan indikasi UU Perlindungan Anak UU Pengahapusa KDRT UU Perlindungan Saksi dan Korban Yang Dilakukan Dalam Proses Pendampingan Perkenalan Informed concent Tempat private Intonasi, pemilihan kata Jangan terlalu cepat memberi nasehat atau menyimpulkan sebelum mendengarkan keluhan pasien karena pada awal- awal, pasien tidak memerlukan solusi, tapi ketenangan, keamanan Jangan memperkuat bias ( membenarkan kejadian ) Memberikan ruang (jika belum siap, saya bsaip membantu), tidak memaksakan korban. Meyakinkan korban tidak salah, bahwa yang salah adalah pelaku. Kejadian haru dilalui, tidak mesti dilupakan. Apa sih yang ibu takutkan? tidak boleh (propokator) Solusi bisa datang dari klien/pasien sendiri, kita hanya mengarahkan. Tanda-tanda Terjadinya KTP Tidak nyaman ketika membicarakan keluarga Pasangan selalu temani dan mendominasi, terlalu perhatian dan tidak meninggalkan pasien dengan nakes Sering datang dengan keluhan atau kesakitan yang tidak jelas Mengeluhkan masalah kesehatan yang diasosiasikan dengan kekerasan Luka atau memar yang tidak dapat dijelaskan (ex ad sulutan rokok) Keluhan somatik Luka memar di daerah kepala, leher, perut, apyudara Luka saat hamil, terutama di payudara atau di bawah perut Seringnya berkunjung ke puskesmas, dari dokter ke dokter lain Alami infeksi menular seksual, hamil, keguguran dan aborsi serta infeksi area kelamin Tanda-tanda Terjadinya KTA Semua tanda pada orang perempuan dewasa + Luka / memar yang tidak sesuai dengan usia di daerah genital + Masalah perkembangan dan tingkah laku Masalah perkembangan (menempel terus dengan ortu, menarik diri) Masalah psikologis Depresi Keinginan bunuh diri Masalah dalam membina kedekatan dengan orang dewasa Serangan panik Kelainan tidur atau makan Gejala PTSD Masalah penyalahgunaan NAPZA Jenis Kekerasan Fisik Psikis Spiritual Pola pikir Perilaku Sosial Protocol Skrining Skrining semua pasien untuk kemunknan mengalami kekerasan Ajukan pertanyaan yang bersifat langsung dengan cara empatik Validasi perasaan dan pengalaman pasien Evaluasi beri informasi dan lakukan rujukan Penanganan awal Pastikan keamana pasien Lakukan di tempat yang privat Lakukan ketika dengan pasien saja tanpa pengantar Lakukan setelah pasien selesai diperiksa dan berpakaian Kalimat pengantar bu, sesauai imbahuan pemerintah kami diminta Perhatikan gerakan tbuh Jamin kerahasaian pasien Jika terindikasi KTP/A Sampaikan kepedulian Tanyakan apakah aman baginya pulang ke rumah Informasikan lembaga layanan yang tersedia Hindari sikap memaksa dan jelaskan mengapa suatu langkah penting untuk dilakukan pendeteksian dini : Keamanan dan kerahasiaan pasien dijamin Staf yang kompeten Lembaga rujukan tersedia, aan lebih baik ada lembaga yan khusus dampingi pasien Beberpa pertanyaan untuk perujuk pelapor (kasus KTA) Paparan dengan kekerasan seberapa sering Kekerasan psikologis Pengabaian Kekerasan fisik Kekerasan seksual Peran Tenaga Medis Identifikasi penanganan medis rujuk SCREENING TOOL WAST = Woman Abuse Screening Toll KETERLIBATAN LAKI-LAKI DALAM MENANGGULANGI KTPA Tujuannya adalah untuk mencegah KTPA. Bisa diakukan oleh tenaga kesehatan Pemeriksaan kehamilan istri, suami ikut datang (SOP dari pemerintah), mendekatkan si ayah dan anak sebelum lahir sehingga menibmulkan rasa sayang. Keinginan membangun rumah tangga bersama-sama Laki-laki bisa dipandang sebagai : Individu Pendamping (tugas tidak hanya istri, tapi laki-laki juga, ex : mengingatkan obat, tidak hanya ibu tapi laki-laki juga) Agen perubahan di masyarkat lebih didengar di masyarakat Menyediakan leaflet tentang bahaya IMS & Edukasi bahaya terhadap pelaku, istri, keturunan. Terjun ke masyrakat untuk melakukan seminar ke para lelaki.