Volcanism
Winda Eka MP
270110120171
Plate Tectonic
Plate tectonic terbentuk akibat dari bumi kehilangan panas yang
terjadi jutaan tahun yang lalu. Saat awal terbentuk, sekitar 4,5 milyar
tahun yang lalu, bumi memiliki panas yang lebih tinggi dari saat ini.
Akibat panas yang tinggi, arus konveksi, intesitas vulkanisme, dan air
muncul ke permukaan bumi. Prinsip transfer panas di dalam bumi
adalah KONVEKSI.
Panas dari dasar mantel naik ke permukaan karena adanya
perbedaan density. Pada bagian atas sekitar 7-35 km dari permukaan
bumi materialnya lebih dingin dan lebih besar nilai densitasnya.
Litosfer yang termasuk crust di dalamnya sekitar 70-120 km
ketebalannya patah menjadi fragmen-fragmen besar, inilah yang
disebut plate tectonic.
Plate continent memiliki ketebalan yang lebih besar daripada
lempeng samudra. Kedua lempeng ini memiliki jenis magma yang
berbeda. Densitas lempeng samudra lebih besar dari lempeng benua.
Type Batas-batas Lempeng
- Divergen
plate tectonic saling menjauh satu sama lain.
Contohnya spreading center atau rift zone
- Convergent
Plate tectonic saling bertumbukan satu sama
lain. Contohnya subduction zone.
- Transform
Palte tectonic saling berpapasan dengan yang
lain.
Distribution of Volcanism
Hubungan antara vulkanisme dan batas lempeng
Sebagian besar distribusi gunung api dan lokasi batas lempeng sangat bersesuaian.
Penyebaran gunung api bersusun berdekatan denga belt. Contohnya circum Pacific
Ring of Fire termasuk gunung api Indonesia juga. Vulkanisme ini berhubungan
dengan batas lempeng konvergen.
Vulkanisme bisa terjadi juga pada batas lempeng divergen. Namun kegiatan
vulkanisme sangat jarang terjadi pada batas lempeng transform. Tapi ada juga gunung
api yang muncul pada tengah-tengah lempeng bukan pada batas lempeng seperti
umumnya. Ini disebut interplate atau hotspot volcano. Hal ini memperlihatkan
keterbentuannya berasal dari mantle plume yang panas.
Pengaruh tektonik lempeng dengan magma generation
Magma terbentuk pada 2 jalur secara prinsipnya di mantel. Yang pertama karena
dekompresi pada panas di mantel yang solid, yang kedua penurunaan temperatur
peleburan pada material mantel. Dekompresi mantel berefek pada mantle plume dan
batas lempeng divergen. Plume merupakan bagian dari sistem konveksi pada mantel.
Pada divergen plate margin, mantel bergerak karena arus konveksi. Batas plate
divergen menunjukan passive mantle upwelling, lokasinya pada daerah spreading
center yang sangat dikontrol oleh kegiatan magmatism. Jadi asosiasi hubungan antara
plume vulkanisme dengan divergent plate margin adalah proses dari pemekaran
lithosfernya.
Volume relatif pada perubahan magma
Aliran magma dari mantel ke lempeng
terkonsentrasi sepanjang batas lempeng.
Magmatisme secara luas berkorelasi dengan
aliran panas. 62% volume aliran magma di
bumi, ditemukan sepanjang batas lempeng
divergen, 26% disepanjang batas lempeng
konvergen dan 12% di daerah hotspot pada
intraplate. Aliran magma berperan antara
ekstrusif (erupsi pada permukaan) dan juga
intrusiv.
Vulkanisme pada batas lempeng
Divergen
Struktur dan tektonik pada MOR
Kira-kira 60% dari permukaan bumi dapat dipertimbangkan sebagai
lempeng oceanic. Kebanyakan lempeng oceanic terbentuk akibat proses
magmatisme yang terjadi pada mid oceanic ridge (MOR), yang terdapat
pada batas lempeng divergen. Susunan pegunungan api menunjukan
sistem vulkanik yang berkelanjutan di Bumi. Perbandingan batuan ekstrusif
dan intrusif pada lempeng samudra kira-kira 1:7, jadi sangat sedikit
lempeng samudra yang tampak di permukaan. Area sepanjang batas
lempeng dimana erupsi vulkanik dan aktivitas hydrotermal temperatur
tinggi terkonsentrasi disebut neovolcanic zone. Daerah ini terfokus pada
ridge crest.
a. Slow Spreading ridges
Memiliki axial valley lebar 8-20 km dengan kedalaman 1-2 km . Pada slow
spreading ridges sangat jarang terjadi kejadian vulkanik resen, sehingga
neovolcanic zone sangat sulit digambarkan karena kegiatan magmatisme
yang sangat jarang. Tetapi axial volcanic ridge dapat melebar 1-5 km.
Dominannya pillow lava, hummocky ridge, atau small circular seamount.
b. Fast spreading ridges
Tidak ada axial valley seperti di slow spreading ridges tapi sepanjang azial
crest terdapat depresi linear yang memiliki kedalaman 5-40m dan lebar 40
250 m yang menjadi tanda neovolcanic zone. Karakteristik neovolcanic
zonenya yaitu dangkal kira-kira <2km. Lava biasanya membentuk sheet
flow dengan tebal <4cm.
c. Intermediate spreading-ridges
Neovolcanic zonenya memiliki karakteristik morfologi diantara fast dan slow
spreading ridges. Morfologi biasanya terdiri dari small axial valley, dengan
lebar 1-5km, bounding fault pada ketinggi 50-1000 m. Neovolcanic zone
terletak pada lantai
dari valleynya. Lava biasanya membentuk banyak variasi tapi kebanyakan
pillow lava dan sheet flow.
Type magma
Karena berada pada oceanic crust, batuan vulkaniknya
rendah K2O, tholeiitic basalt dengan rendah
kelimpahan unsur Cs, Ba, Rb, U Th, dan unsur volatile.
Asosiasi patahan pada vulkanisme
Magmatisme pada awalnya oceanic arc adalah basaltik dan tholeitiic tapi
selanjutnya magmatisme berdiferensiasi menjadi magma andesitik yang
mengandung banyak calcalkaline. Pada zona subduksi magma yang dihasilkan
tinggi SiO2 dan rendah K. Gunung api pada batas konvergen berbeda-beda type
dan distribusinya. Tipe dasarnya biasanya composite cone, terdiri dari lava blocky
dan pyroclastic ataupun type lainnya.
Extensional vs compressional arc
Back arc basin
Hasil dari extensional pada lingkungan arc adalah terjadinya
pemekaran yang terjadi pada zona-zona lemah yang
berhubungan dengan volcanic arc dimana lempeng
terpanaskan oleh kegiatan magmatisme. Spreading center
dianalogikan pada batas lempeng divergen. Laut dalam yang
terdapat spreading center adalah back arc basin. Lava yang
dierupsikan pada back arc basin mengandung komposisi yang
sama dengan island arc atau biasanya karakteristiknya
transitional antara basaltik dan andesitik.
Ridge subduction