Anda di halaman 1dari 37

TUBERKULOSIS KUTIS

Oleh :
Ulan Noputri, S.Ked
H1AP09046

Pembimbing :
dr. Puspawati Syahril, Sp. KK
dr. Sabrina YST

KEPANITERAAN KLINIK DERMATOVENEROLOGY


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. M YUNUS
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
BENGKULU
2016
LATAR BELAKANG
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi granulomatosa kronis
yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis.
Tuberkulosis merupakan suatu penyakit infeksi yang
berefek pada paru paru, KGB, tulang dan persendian,
kulit, usus dan organ lainnya. Salah satu dari jenis
tuberkulosis ini adalah tuberkulosis kutis.
Di Indonesia, penelitian di RSCM, skrofuloderma
merupakan bentuk yang tersering pada tuberculosis kutis
(84%), disusul oleh tuberkulosis kutis verukosa (13%).
Tuberkulosis kutis pada umumnya ditemukan pada anak-
anak dan dewasa muda. wanita agak lebih sering dari
pada pria.
TUBERKULOSIS KUTIS
Tuberkulosis kutis adalah penyakit tuberkulosis
pada kulit yang disebabkan oleh basil
Mycbacterium tuberculosis dan mikobakteria
atipikal.
Mycbacterium tuberculosis : berbentuk batang,
panjang 2-4/ dan lebar 0,3-1,5/ , tidak
membentuk spora, aerob, tahan asam, tidak
bergerak dan suhu optimal pertumbuhan pada
37C.
Micobakteria atipikal

Golongan I : fotokromogen
M. marinum dan M. kansasii
Golongan II : skotokromogen
M. scrofulaceum
Golongan III : nonfotokromogen
M. avium intracellulare dan M. ulcerans
Golongan IV : rapid growers
M. fortuitum dan M. abscessus
KLASIFIKASI
TUBERKULOSIS
KUTIS

TUBERKULOSIS KUTIS TUBERKULID


SEJATI
BENTUK
TUBERKULOSIS TUBERKULOSIS BENTUK PAPUL GRANULOMA
KUTIS PRIMER KUTIS SEKUNDER DAN
ULSERONODULU
1. LUPUS MILIARIS S
TUBERKULOSIS 1. TUBERKULOSIS DISEMINATUS
KUTIS MILIARIS FASIEI 1. ERITEMA
CHANCRE
2. SKROFULODERMA 2. TUBERKULOID NODOSUM
3. TUBERKULOSIS PAPULONEKROTIK 2. ERITEMA
KUTIS VERUKOSA A INDURATU
4. TUBERKULOSIS 3. LIKEN M
KUTIS GUMOSA SKROFULOSORUM
5. TUBERKULOSIS
KUTIS ORIFISIALIS
6. LUPUS VULGARIS
PATOGENESIS
Cara infeksi ada 6 macam :
Penjalaran langsung ke kulit dari organ di bawah
kulit yang telah dikenai penyakit tuberkulosis.
Misalnya skrofuloderma.
Inokulasi langsung pada kulit sekitar orifisium alat
dalam yang dikenai penyakit tuberkulosis, misalnya
tuberkulosis kutis orifisialis.
Penjalaran secara hematogen, misalnya tuberkulosis
kutis miliaris.
Penjalaran secara limfogen, misalnya lupus vulgaris.
Penjalaran langsung dari selaput lendir yang sudah
diserang penyakit tuberkulosis, misalnya lupus
vulgaris.
Kuman langsung masuk ke kulit yang resistensi
lokalnya telah menurun atau jika ada kerusakan
MANIFESTASI
KLINIS
1. Tuberculosis chancre
Berupa papul atau nodul kecokelatan, yang
kemudian pecah menjadi ulkus indolen dengan tepi
menggaung.
Dalam 2-3 minggu kemudian dapat timbul
limfadenitis.
Dapat terjadi indurasi pada ulkus sehingga disebut
tuberculous chancre
2. Tuberkulosis kutis miliaris
Tipe ini biasanya terjadi pada bayi dan anak-anak
dengan status imunokompromise.
Ruam di seluruh badan berupa eritema berbatas
tegas, papula, vesikel, pustule, skuama atau
purpura menyeluruh dengan atau tanpa nekrosis
diatasnya
3. Skrofuloderma

Timbul akibat penjalaran perkontinuitatum dari


organ dibawah kulit yang telah diserang penyakit
tuberkulosis, tersering berasal dari KGB namun
bisa juga dari tulang dan sendi.

Predileksi : Leher, ketiak dan jarang pada lipat


paha.
Porte dentre : di leher dari tonsil atau paru
di ketiak dari apeks pleura
di lipat paha dari ekstremitas bawah

DD : Hidradenitis supurativa (di ketiak)


Limfogranuloma venerum (di lipat paha)
Limfadenitis
SKROFULODE
RMA
Periadenitis
Perlunakan tidak
serentak

Abses dingin

Fistel

Bentuk memanjang
Tidak teratur
Ulkus Disekitarnya livide
Bergaung
Sembu Pus seropurulen
. h Krusta kekuningan
Skin
brid Sikatrik
ges
4. Tuberkulosis kutis verukosa
Infeksi terjadi secara eksogen (kuman langsung
masuk ke dalam kulit).
Predileksi : tungkai bawah dan kaki, tempat yang lebih
sering mendapat trauma (lutut).
Gambaran klinisnya khas, berbentuk bulan sabit
akibat penjalaran serpiginosa. Ruam terdiri atas
papul-papul lentikular di atas kulit eritematosa. Pada
bagian yang cekung terdapat sikatriks.
5. Tuberkulosis kutis gumosa
Tuberkulosis ini terjadi akibat penjalaran secara
hematogen, biasanya dari paru.
Kelainan kulit berupa infiltrat subkutan, berbatas tegas
yang menahun, kemudian melunak dan bersifat
destruktif.
Diagnosis banding: sifilis, frambusia, mikosis profunda
6. Tuberkulosis kutis orifisialis

Lokasinya di sekitar orifisium.


Pada TB paru : dijumpai ulkus di mulut, bibir atau
sekitarnya akibat kontak langsung dengan sputum.
Pada TB saluran cerna : dijumpai ulkus disekitar anus
akibat kontak langsung dengan feses yang mengandung
kuman TB.
Pada TB saluran kemih : dijumpai ulkus di sekitar OUE
akibat kontak dengan urin yang mengandung kuman TB.
Nodul eritem dan edema, yang kemudian pecah menjadi
ulkus dangkal dengan tepi menggaung dan nyeri. Sering
disertai dengan pembesaran kelenjar limfe.
7. Lupus vulgaris

Predileksi : muka, badan, ekstremitas, dan bokong

Klinis : kelompok nodus merah yang berubah warna


menjadi kuning pada penekanan (apple jelly
colour).

Nodus berkonfluensi plak, bersifat destruktif


ulkus sikatrik.

Diagnosis banding: TBC kutis verukosa


8. Lupus milliaris diseminatus fasiei
Mengenai muka, timbulnya secara
bergelombang.
Ruam berupa papul-papul bulat, biasanya
diameternya tidak melebihi 5 mm,
eritematosa kemudian meninggalkan
sikatriks.
Pada diaskopi memberi gambaran apple
jelly colour
9. Tuberkulosis papulonekrotika
Berbentuk papulonekrotika atau papulopustul
Predileksi : muka, anggota tubuh bagian ekstensor dan
badan
Klinis: Papul eritematosa, timbul bergelombang,
membesar perlahan-lahan pustul krusta
jaringan nekrotik dalam 8 minggu menyembuh
dengan meninggalkan sikatrik.
Perjalanan penyakit berlangsung tahunan
10. Liken skrofulosorum
Lesi biasanya terjadi di daerah leher pada anak yang
menderita tuberkulosis tulang atau nodus limfatikus.
Terdiri atas beberapa papul miliar, warna dapat serupa
dengan kulit atau eritematosa.
Mula-mula tersusun tersendiri, berkelompok tersusun
sirsinar, kadang-kadang di sekitarnya terdapat skuama
halus.
Tempat predileksi pada dada, perut, punggung dan
daerah sacrum.
12. Eritema Induratum
11. Eritema

nodusum
Eritema dan nodus
indolen.
Nodus dengan
bagian atas eritema
Dapat mengalami
supurasi menjadi
Predileksi : anggota ulkus namun juga
tubuh bagian dapat regresi hingga
ekstensor terbentuk hipotrofi
DD : Lepra, alergi kulit.
obat secara sistemik, Predileksi : anggota
demam rematik. tubuh bagian fleksor
Kronik residif
Eritema Eritema
nodusum induratum
DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan bakteriologik
Penting untuk mengetahui penyebabnya.
Menggunakan bahan berupa pus. Antara lain berupa
pemeriksaan BTA, kultur dan PCR.
Pemeriksaan BTA dengan menggunakan pewarnaan
Ziehl Neelson mendeteksi kurang lebih 10.000 basil
per mL.
Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) dapat
juga digunakan untuk mendeteksi M. tuberculosis.
Pemeriksaan kultur menggunakan medium non sekeltif
(Lowenstein-Jensen), tetapi hasilnya memerlukan
waktu yang lama (8 minggu).
2. Pemeriksaan Histopatologi
Penting untuk menegakkan diagnosis. karena hasilnya
cepat (1 minggu).
3. Tes Tuberkulin (Tes Mantoux)
Berarti pada usia < 5 tahun. Jika (+) artinya pernah
atau sedang menderita TBC. Tetapi tidak dapat
membedakan apakah infeksi tersebut masih
berlangsung aktif atau telah berlalu.
4. LED
Pada tuberkulosis kutis, LED mengalami peningkatan.
LED meninggi berarti terjadi kerusakan jaringan.
Tetapi LED ini lebih penting untuk pengamatan obat
daripada untuk membantu menegakkan diagnosis.
TATALAKSANA
Terapi dengan obat anti tuberkulosis :
Prinsip Pengobatan pada tuberkulosis kutis sama
dengan pengobatan tuberkulosis paru. Untuk
mencapai hasil yang baik hendaknya diperhatikan
syarat sebagai berikut :
1. Pengobatan harus dilakukan secara teratur
tanpa terputus agar tidak terjadi resistensi.
2. Pengobatan harus dalam kombinasi. Dan dalam
kombinasi tersebut disertakan INH karena obat
tersebut bersifat bakterisidal.
3. Keadaan umum diperbaiki.
Obat antituberkulosis

obat dosis Efek samping


Isoniazid (INH) 5-10 mg/kgBB Neuritis perifer
per os dosis tunggal Gangguan hepar
Rifampisin 10 mg/kgBB Gangguan hepar
per os dosis tunggal
Pirazinamid 20-35 mg/kgBB Gangguan hepar
per os dosis terbagi
Etambutol Bulan I/II 25 Gangguan N II
mg/kgBB, berikutnya
15 mg/kgBB
Streptomisin 25 mg/kgBB Gangguan N.VIII, terutama
IM cabang vestibularis
Regimen terapi
1. Kombinasi HRZ, setelah 2 bulan Z dihentikan, yang lain
diteruskan.
2. Kombinasi HRE selama 2 bulan, dilanjutkan HR
2. Jika kurang mampu : dapat diberikan kombinasi HR atau
HE

Pada terapi TBC kutis, bila setelah 1 bulan tidak tampak


perbaikan resistensi ganti obat lain.

2 tahapan :
1. Tahap awal (intensif) : membunuh kuman yang aktif
sebanyak dan secepat mungkin dgn obat yang bersifat
bakterisidal.
2. Tahap lanjut : membunuh kuman yang tumbuh lambat.
Obat cadangan (sekunder, barisan II )

Levofloksasin
Ofloksasin
Kombinasi amoksisilin/kalium klavulanat
Amikasin
Yang sering digunakan yaitu kombinasi INH dan
Levofloksasin
Edukasi yang perlu disampaikan kepada pasien
:
Bahwa pengobatan penyakit ini dalam jangka
waktu lama, dan kemungkinan efek samping
dari pengobatan.
Pasien dianjurkan untuk minum obat secara
teratur dan kontrol teratur setiap bulan jika
obat habis selama jangka waktu pengobatan.
Menjaga hygene peroral.
Tatalaksana Mikobakteria Atipikal
No Bakteri Pengobatan
1. M. Marinum - Minosiklin 100-200 mg / hari selama 6-12
minggu
- Rifampisin 600 mg dan Etambutol 1-2
gram/hari selama 3-6 bulan.
- Kotrimoksazol 2-3 tablet, 2 kali/hari selama 6
minggu
2. M. Kansassi - Obat anti TB terutama Streptomisin, Rifampisin,
dan Etambutol dalam kombinasi
- Minosiklin 200 mg/hari
3. M. avium- Pembedahan
intracelulare
4. M. Fortuitum - Klaritromisin 500 mg 2 kali/hari
- Minosiklin 100-200 mg/hari
PROGNOSIS
Pada umumnya selama pengobatan
memenuhi syarat seperti yang telah
disebutkan, prognosisnya baik.
Prognosis tergantung deteksi dini dan
diagnosis yang tepat dari penyakit ini. Jika
tuberkulosis menjadi generalisata atau
menyerang meningen, prognosis dubia.
Mortalitas pasien dengan ko-infeksi TB-
HIV/AIDS lebih besar jika dibanding pasien
yang tidak menderita HIV.
KESIMPULAN
Tuberkulosis kutis adalah penyakit infeksi
granulomatosa kronis yang disebabkan oleh
basil Mycobacterium tuberculosis.
Tuberkulosis kutis ini umumnya menyerang
orang-orang yang mempunyai imunitas
rendah. Kuman ini dapat menginfeksi dengan
6 cara baik itu langsung melalui kulit ataupun
penjalaran melalui organ tubuh lainnya.
Klasifikasinya dapat dibedakan menjadi
tuberkulosis sejati dan tuberkuloid.
Diagnosis tuberkulosis kutis ini berdasarkan atas
anamnesa riwayat TB, pemeriksaan klinik umum,
dan dermatologi. Diperlukan juga pemeriksaan BTA
dan kultur.
Formula untuk pengobatan TB kulit ini adalah
kombinasi 3 atau 2 obat ( HRZ atau HRE)
Prognosis dari penyakit ini baik apabila pasien
bersedia menjalani terapi tanpa putus obat dan
dengan tetap menjaga kebersihan badan dan
lingkungan sekitarnya.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai