Anda di halaman 1dari 15

TEKNIK PEMBEDAHAN JALAN

NAPAS

Merupakan cara invasif pembebasan jalan nafas


Kapan dilakukan?

Ketika tidak bisa diintubasi & tidak bisa


ventilasi dan dalam antisipasi pada beberapa
pasien tertentu.
Pilihan yang dapat dilakukan?

Surgical cricothyrotomy
Kateter / jarum cricothyrotomy
Transtracheal catheter with jet ventilation
Retrograde intubation
PROBLEMS FOLLOWING
INTUBATION

Pastikan ventilasi bilateral


Gold standard: EtCO2 & harus ada CO untuk
produksi EtCO2

1. SaO2
Pengiriman oksigen yang tidak adekuat
(Oksigen belum dinyalakan, tidak bisa terjadi
ventilasi)
ventilasi/perfusi yang tidak sesuai (berbagai
penyakit paru)
Lakukan
Auskultasi
Foto thoraks
Intraoperative FOB
Bronkospasme
Bronkodilator & anestesi inhalasi yang lebih dalam
EtCO2 mendadak
Pulmonary thrombus, Venous air embolism
Penurunan mendadak CO
Penurunan aliran darah
EtCO2
Hipoventilasi
Produksi CO2
Malignant hyperthermia, sepsis, breathing circuit malfunction
Tekanan jalan nafas
Obstruksi atau terlilitnya ETT
compliance paru
Auskultasi : bronkospasme, edema paru, endobronchial
intubation, atau pneumothoraks
Tekanan jalan nafas
Breathing circuit bocor
Ekstubasi yang salah
TEKNIK EKSTUBASI
Dilakukan saat anestesi yang dalam / saat sadar
Hindari ekstubasi saat light plane(antara deep &
awake) risiko laringospasme

Deep = Tidak ada reaksi pada suction


Light plane = breath-holding, coughing
Awake = buka mata, pergerakan berarti
EKSTUBASI SADAR

heart rate
central venous pressure
arterial blood pressure
intracranial pressure
intraabdominal pressure
intraoccular pressure
Luka pecah & perdarahan
Asma: bronkospasm

1.5 mg/kg IV lidocaine 12 min before suctioning and


extubation;
EKSTUBASI
Harus suction (aspirasi darah & sekresi)
Ventilasi dengan oksigen 100%

Tata cara Lepas plester, balon dikempeskan,


lepas tube dengan sekali gerakan lembut, dan
diberikan face mask PACU
KOMPLIKASI LARINGOSKOPI & INTUBASI
CASE DISCUSSION
Pasien 17th butuh drainase emergensi pada abses
submandibular
Apa pertimbangan anestesi yang penting saat evaluasi
preoperatif pada pasien dengan jalan nafas abnormal?
GA dengan direct laryngoscopy & intubasi oral bahaya
Cek RPD pada jalan nafasnya, nilai kepala & leher
Pada deformitas facial & hypopharyngeal disease, pasien tdk
boleh apneu (anestesi, sedasi, paralisis otot) sampai jalan nafas
aman
TMJ terbatas pertimbangkan FOB melalui nasal, infeksi
pada dasar mulut tidak berpengaruh
Ekstensi leher <35o? Thyromental <7cm? Sternomental
<12.5cm, mallampati?
Obstruksi jalan nafas? (retraksi, stridor) hypoxia? (agitasi,
lelah)
Pneumonia aspirasi? (setelah makan, pus)
Teknik intubasi apa yang dilakukan?
Sulit karena ada pus di mulut, ventilasi tekanan positif juga sulit
Induksi anestesi harus ditunda sampai jalan nafas terkuasai
Sebaiknya intubasi fiberoptic sadar, video laryngoscopy, optical
stylets. Dipengaruhi alat, pengalaman & pilihan anesteiologis
Emergency surgical airway mungkin dibutuhkan. Ahli bedah jg
harus ada, peralatan siap, tidak terbungkus
Premedikasi apa yang cocok?
Semua hilangnya kesadaran atau yang berhubungan dengan
refleks jalan nafas bisa menyebabkan obstruksi & aspirasi
Glycopyrrolate bagus karena mengurangi sekresi jalan nafas atas
tanpa melintasi sawar darah-otak
Dexmedetomidine & ketamine menjaga jalan nafas & sering
digunakan sebagai pilihan sedatif. Penjelasan kita pada pasien
juga mempengaruhi kooperatif atau tidaknya pasien
Blok saraf apa yang membantu saat intubasi sadar?
Mengapa penting bersiap-siap untuk surgical airway?
Laryngospasm suksinilkolin relaksasi otot faring
obstruksi jalan nafas tidak bisa ventilasi
cricothyrotomy
Teknik alternatif apa yang mungkin berhasil?
Retrogade passage of a long guidewire
Kateter epidural dengan jarum yang masuk melewati CTM
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai