Anda di halaman 1dari 19

Faktor fisik lingkungan kerja

Oleh: Kelompok 1
Wahyu andi perkasa
Munzil Azim
Ridwan rahmanto
Mikrajni Harahap
Septi evalina
Raja trian
Dina Rina
Ariska Yuliana Putri
Bintang martha

Faktor Fisik Lingkungan Kerja


Faktor fisik lingkungan kerja

Definisi :
Faktor yang memiliki potensi bahaya
fisik yang dapat menyebabkan
gangguan kesehatan terhadap
tenaga kerja yang terpapar.
Kebisingan ?
???
Definisi:
Bunyi/suara suara yang tidak
dikehendaki dan dapat mengganggu
kesehatan , kenyamanan serta dapat
menyebabkan gangguan
pendengaran (ketulian).
Manusia mampu mendengar
frekuensi bunyi atau suara antara 16-
20000 Hz, skala sensitivitas terhadap
frekuensi tersebut tidak sama.
Skala intensitas kebisingan
dan sumber
Akibat Intensitas Desibel Sumber Kebisingan
Kerusakan alat 120 (Batas dengar tertinggi)
pendengar
Menyebabkan ketulian 110 Halilintar, meriam,
100 mesin uap

Sangat Hiruk 90 Jalan hiruk pikuk,


80 perusahaan sangat
gaduh, peluit polisi
Kuat 70 Kantor bising, jalan pada
60 umumnya, radio,
perusahaan
Sedang 50 Rumah gaduh, kantor
pada umumnya,
percakapan kuat
40

Tenang 30 Rumah tenang,


20 auditorium

Sangat tenang 10 Suara daun, berbisik


Pengamatan di laboratorium yang
menghasilkan kebisingan
Efek kebisingan pada kinerja

Gangguan secara umum: hilang


konsentrasi, mengalihkan perhatian,
mempengaruhi ketelitian, menyebabkan
rasa terganggu, mengganggu mood.
Gangguan komunikasi dengan pembicaran.
Kriteria kantor: aktivitas komunikasi.
Efek pada pekerjaan: perasaan terganggu,
kurang sempurna istirahat, semangat kerja
menurun.
Reaksi masyarakat: mengganggu
masyarakat sekitar
Pengendalian
kebisingan
Meredam sumber bising dengan
peredam
Memberikan penghalang pada jalan
transimisi yaitu dengan mengisolasi
tenaga kerja atau mesin atau unit
operasi.
Memberikan pelatihan dan
penyuluhan bahaya kebisingan
Proteksi dengan sumbat atau tutup
telinga (ear muff / ear plug) biasanya
Getaran

Pengertian :
1. Kep.Menaker..51/Men/1999 : gerakan yang teratur
dari benda atau media dengan arah bolak-balik
dari kedudukan keseimbangannya.
2. Kep.MenLH. 49/Men/1996 : gerakan bolak-balik
suatu massa melalui keadaan seimbang terhadap
suatu titik acuan.
3. Getaran Mekanik adalah getaran yang ditimbulkan
oleh sarana dan peralatan kegiatan manusia.
4. Getaran Seismik adalah tanah yang disebabkan
oleh peristiwa alam dan kegiatan manusia.
5. Getaran kejut oleh getaran yang berlangsung
secara tiba-tiba dan sesaat.
Sumber getaran

Alat pemotong pohon


Efek getaran pada
tubuh.
Getaran seluruh tubuh:
jangka pendek:mual, tidak nyaman, lelah, pandangan menjadi
kabur,
Jangka panjang: osteoartritis (kerusakan tulang belakang
permanen), disc prolaps (bergesernya sendi yang menyebabkan
timbul rasa sakit pada punggung bawah).
Pendarahan lambung, masalah pada jantung dan pembuluh
darah, efek pada sistem syaraf, gangguan tidur, lemah, lelah,
dan lesu, pada wanita gangguan fungsi reproduksi.
Getaran tangan dan lengan
Jangka pendek: kelelahan
Jangka panjang: white finger atau dead finger( mati rasa pada
jari>ujung jari memutih,>rasa sakit jika aliran darah normal>
jika terus menerus menyebabkan kerusakan permanen, jika
terjadi gangrene maka harus diamputasi.
Pengendalian getaran
Mengurangi paparan getaran tetap dibawah NAB
dengan memperbaiki desain dari mesin/sistem
Isolasi sumber getaran dengan menjauhkan
tenaga kerja dari sumber getar menggunakan
bantalan peredam pada tempat duduk atau
handle peralatan
Mengurangi paparan dengan rotasi tugas,
istirahat kerja
Pemeriksaan fisik
Pemberian APD dengan sarung tangan dan
sepatu.
Pencahayaan

Gelombang elektromagnetik yang sensitif


terhadap mata manusia
Energi yang merambat seperti gelombang
elektromagnetik
Penerangan di tempat kerja berfungsi
untuk :
memudahkan mata membeda-bedakan
benda-benda yang digunakan ditempat
kerja
Pencahayaan di lab
kehutanan
Jumlah lampu
yang berfungsi
hanya 2 dari
12 lampu yang
tersedia
Penerangan yang baik adalah nyaman dan
menyenangkan sehingga mampu memelihara
kegairahan kerja

Persyaratan penerangan buatan, umumnya


menggunakan energi listrik (Zulmiar, 1999)
Penerangan listrik harus cukup intensitasnya
sesuai dengan jenis pekerjaan.
Penerangan listrik tidak boleh menimbulkan
suhu udara di tempat kerja mengalami
pertambahan yang berlebihan
Sumber penerangan listrik harus memberikan
penerangan dengan intensitas yang tepat,
menyebar merata tidak berkedip tidak
menyilaukan dan tidak menimbulkan
bayangan yang mengganggu.
Akibat pencahayaan yang
buruk bagi kesehatan
Menyebabkan kelelahan mata dengan gejala pegal
pegal disekitar mata, mata merah dan berair,
pandangan kabur/rangkap dan miop
Pencahayaan yang tidak menetap dapat
menyebabkan kerusakan sel-sel syaraf pada retina
Pencahayaan yang terlalu tinggi dan tidak merata
dan kesilauan dapat menyebabkan mata
memerah, pandangan gelap/kabur, rusak sel
syaraf pada retina, buta
Meningkatnya temperatur permukaan mata ,
dalam jangka waktu lama menimbulkan keratritis
dan konjungtivitis fotoelectris.
Suhu

Suhu nyaman thermal untuk orang


Indonesia berada pada rentang suhu
22,8C - 25,8C dengan kelembaban
70%.
Pengaruh akibat tekanan panas
terhadap kesehatan pekerja

a. Pengaruh terhadap daya kerja dan effisiensi kerja


b. Gangguan kesehatan, kelainan atau gangguan
yang tampak secara klinis :
1). Miliria rubra (heat resh): pori-pori membesar,
kulit merah dan terasa gatal.
2). Kejang panas (heat cramp):
3). Heat stroke: gangguan kesadaran, suhu badan
mencapai 40oC dan kulit kering tidak
berkeringat:ginjal hati dan pembuluh darah.
4). Sengatan panas: paparan panas ringan, TK.
Pingsan.
5). Kelelahan karena panas (heat exhaustion):
haus, sempoyongan, pucat, sakit kepala, mual,
gelisah, delirium, dehidrasi.
Suhu kerja dingin
Chillbains(reaksiabnormal pembuluh darah
mengecil): bekerja dalam jangka waktu lama,
bengkak, memerah, panas dan sakit disertai
gatal.
Trench foot(kerusakan anggota badan terutama
kaki akibat suhu dingin): ischemis, pucat, nadi
tak terasa, kesemutan, kaku dan terasa berat.
Frost bite(membekunya sebagian tubuh): suhu
terlalu rendah dibawah titik beku, jika TK belum
beraklimatisasi gejala gangrene yang tetap.
Cara pencegahan
1) Menurunkan kondisi iklim kerja panas melalui perbaikan
ventilasi maupun pemasangan penyegar udara
2) Pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat dengan
pedoman pada Variasi Waktu kerja berdasarkan nilai
ISBB.
3) Aklimasi tenaga kerja, terutama tenaga kerja yang baru
4) Penyediaan air minum
5) Tidak mempekerjakan pekerja yang sakit ginjal dan
jantung pada tempat kerja panas
6) Mengenakan pakaian kerja dan asupan gizi yang
memadai
7) Disediakan ruang adaptasi yang dipergunakan untuk
penyesuaian dengan suhu diluar ruangan baik sebelum
maupun sesudah bekerja

Anda mungkin juga menyukai