Anda di halaman 1dari 45

Laporan Kasus

Epilepsi
`

Pembimbing: dr. Cep Juli,


Sp.S
Oleh: Gabriele Ramadhan R.
D.
Identitas Pasien
Nama : Ny. Y. Y.
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 30 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat :Selabintana RT 15/04, Sukabumi
Tanggal Berobat : 26 Oktober 2015
Anamnesis

Dilakukan secara autoanamnesis


Keluhan Utama : Kejang sejak 3 hari
sebelum berobat
Keluhan Tambahan : -
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke poliklinik saraf dengan keluhan
kejang yang terjadi 3 hari sebelumnya. Kejang terjadi
kurang lebih 10 menit, saat pasien menunaikan ibadah
shalat isya. Kejang terjadi tanpa pencetus. Pasien
menyangkal adanya pandangan gelapatau seperti
mencium bau-bauan sebelum terjadi kejang. Menurut
pengakuan dari kakak pasien, awalnya tubuh pasien
tampak seperti kaku dengan tangan menekuk ke atas,
lalu kemudian diikuti gemetar pada kedua kaki. Pasien
tampak tidak sadar saat kejang disertai dengan mata
yang mendelik ke atas, tidak berespons terhadap
panggilan saudara dan orang tua, mulut pasien berbusa,
lidah tidak tergigit, pasien tidak mengompol. Kejang
berhenti dengan sendirinya. Setelah kejang berhenti,
pasien segera tertidur.
Lanjutan. . . .
Pasien tidak dapat mengingat peristiwa terjadinya kejang.
Pasien menyangkal keluhan demam, nyeri kepala, dan
trauma kepala. Keluhan lain seperti kelemahan anggota
gerak, gangguan penglihatan, mulut mencong, telinga
berdenging, bicara rero, disangkal.
Riwayat perjalanan penyakit
Sebelumnya pasien pernah mengalami kejang yang
berkarakteristik sama, yang sudah terjadi 3 kali. Kejang
pertama terjadi saat pasien usia 14 tahun di rumah,
kemudian pasien diberikan terapi rutin selama 2 tahun,
namun terhenti tanpa ada kelanjutannya. Kejang kedua
terjadi saat pasien berusia 20 tahun. Dan kejang ketiga
terjadi saat pasien berusia 30 tahun.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien pernah mengalami kejang saat usia 14
tahun
Riwayat trauma kepala disangkal
Riwayat konsumsi alkohol & obat-obatan
terlarang disangkal
Riwayat infeksi otak disangkal
Riwayat kelainan bawaan disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :


Kakek pasien menderita epilepsi
Riwayat Psikososial
Riwayat Minum Alkhohol : disangkal
Riwayat konsumsi obat-obatan terlarang : disangkal
Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran/ GCS : Compos Mentis/ E4M6V5
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88 kali/menit
Suhu Aksila : 36,6 C
Pernapasan : 18 kali/menit

Keadaan Regional

Kepala
Kalvarium : Normocephali
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : Septum nasi di tengah, deformitas -
Telinga : MAE normal, sekret -/-
Lanjutan. . . .

Toraks
Paru I : pergerakan simetris (statis/dinamis)
P: fremitus setara kiri = kanan
P: sonor seluruh lapangan paru
A: vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
Jantung I : Tidak dilakukan
P: iktus kordis teraba pada ICS V linea
midklavikularis sinistra
P: batas kanan jantung linea sternalis dextra
batas kiri jantung linea midklavikularis
sinistra
batas atas jantung ICS III
A: bunyi jantung I dan II regular,
murmur -, gallop -
Abdomen I : cembung
P: hepar dan lien tidak teraba
P: timpani seluruh regio
A: bising usus 8 kali/ menit
Pemeriksaan Neurologis
Tanda rangsang meningeal
Kaku kuduk :-
Kernig :-
Laseque :-
Brudzinski I :-
Brudzinski II :-
Brudzinski III :-
Tanda peningkatan tekanan intrakranial
Sakit kepala :-
Penglihatan kabur : -
Bradikardia :-
Papiledema : tidak dilakukan
Saraf kranial
N.I : tidak dilakukan

N.II
Asies Visus : sulit dilakukan
Lihat Warna : tidak dilakukan
Kampus Visus : sulit dilakukan
Funduskopi : tidak dilakukan

N. III-IV-VI
Kedudukan bola mata: di tengah, simetris
Ptosis : -/-
Eks/en-oftalmus : -/-
Diplopia :-
Gerak bola mata : dalam batas normal
Pupil : bulat, isokor, 3mm/3mm
Refleks cahaya Langsung : +/+
Tidak langsung : +/+
Refleks akomodasi : +
N. V
Motorik
Membuka mulut : baik
Menggerakkan rahang : baik
Menggigit/ngunyah : baik
Sensorik
Oftalmikus : baik
Maksilaris : baik
Mandibularis : baik
Refleks Kornea : +/+
Refleks Masseter :-
N. VII
Raut wajah : simetris
Angkat alis : simetris
Tutup mata rapat-rapat : simetris
Kembungkan pipi : simetris
Memperlihatkan gigi : simetris
Mencucurkan bibir : simetris
N. VIII
n. Vestibularis Nystagmus : -

Vertigo :-
Keseimbangan : baik

n. KoklearisTinitus : -/-
Gesekan jari : +/+
Tes Schwabach : tidak
dilakukan
Tes Rinne : tidak
dilakukan
Tes Weber : tidak
dilakukan
N. IX-X
Menelan : +
Batuk :+
Arkus faring : Istirahat : dalam batas normal
Refleks faring : Tidak dilakukan
N. XI
Menoleh (M. sternokleidomastoideus) : baik
Mengangkat bahu (M. trapezius atas) : baik

N. XII
Disartria : -
Posisi lidah : di dalam mulut : Tidak ada deviasi
saat menjulur : Tidak ada deviasi
Fasikulasi : -
Atrofi : -
Motorik

Kekuatan
Ekstermitas atas : 5/5
Ekstremitas bawah : 5/5

Refleks Fisiologis
Biseps : +/+
Triseps : +/+
Patella : +/+
Achilles : +/+
Refleks Patologis
Babinski : -/-
Chaddock : -/-
Oppenheim : -/-
Gordon : -/-
Schaeffer : -/-
Hoffman Tromner : -/-

Klonus
Patella : - / -
Achilles :-/-
Tonus
Lengan
Istirahat : normotonus / normotonus
Gerakan pasif : normotonus / normotonus

Tungkai
Istirahat : normotonus / normotonus
Gerakan pasif : normotonus / normotonus
Koordinasi (serebelar)
Statis
Intention tremor: -
Disdiadokinesia: dalam batas normal
Rebound phenomenon: dalam batas normal

Dinamis
Telunjuk-telunjuk : baik
Telunjuk-hidung : baik
Tumit-tumit : baik
Sensibilitas
Permukaan
Lengan : dalam batas normal
Tungkai : dalam batas normal
Tubuh : dalam batas normal

Dalam
Rasa gerak : dalam batas normal
Sikap dan arah : dalam batas normal
Rasa getar : dalam batas normal
Diskriminasi 2 titik : dalam batas normal
Sistem Otonom
Miksi :+
Defekasi :+
Sekresi keringat : +

Fungsi Luhur
Afasia motorik :-
Afasia sensorik :-
Apraksia :-
Tanda-tanda Regresi
Refleks glabela :-
Refleks mencucur :-
Refleks pegang :-
Diagnosis
Klinis : epilepsy bangkitan
umum tonik klonik
Topis : korteks cerebri
Etiologis : Genetik
Patologis : Aktivitas abnormal
dan berlebihan dari
sel neuron

Diagnosis tambahan: -
Rencana Tatalaksana

Rawat jalan rutin


Asam Valproat 3 x 250 mg
Stesolid 10mg (supp)
Prognosis

- Quo ad vitam : Dubia bonam


Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Qua ad sanationam : Dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Epilepsi
Epilepsi didefinisikan sebagai kumpulan gejala dan
tanda-tanda klinis yang muncul disebabkan gangguan fungsi
otak secara intermiten, yang terjadi akibat lepas muatan listrik
abnormal atau berlebihan dari neuron-neuron secara
paroksismal. Sedangkan serangan atau bangkitan epilepsi
yang dikenal dengan berbagai macam etiologi. Epileptic
seizure adalah manifestasi klinis yang serupa dan berulang
secara paroksismal, yang disebabkan oleh hiperaktivitas
listrik sekelompok sel saraf di otak yang spontan dan bukan
disebabkan oleh suatu penyakit otak akut (unprovoked).
Etiologi
Epilepsi sebagai gejala klinis bisa bersumber pada banyak penyakit di otak.
Sekitar 70% kasus epilepsi yang tidak diketahui sebabnya dikelompokkan
sebagai epilepsi idiopatik dan 30% yang diketahui sebabnya dikelompokkan
sebagai epilepsi simptomatik, misalnya trauma kepala, infeksi, kongenital, lesi
desak ruang, gangguan peredaran darah otak, toksik dan metabolik.

Epilepsi mungkin disebabkan oleh:


aktivitas saraf abnormal akibat proses patologis yang mempengaruhi otak
gangguan biokimia atau metabolik dan lesi mikroskopik di otak akibat trauma
otak pada saat lahir atau cedera lain
pada bayi penyebab paling sering adalah asfiksi atau hipoksia waktu lahir,
trauma intrakranial waktu lahir, gangguan metabolik, malformasi congenital
pada otak, atau infeksi
pada anak-anak dan remaja, mayoritas adalah epilepsy idiopatik, sedangkan
pada anak umur 5-6 tahun disebabkan karena febris
pada usia dewasa penyebab lebih bervariasi idiopatik, karena cedera kepala
maupun tumor
Penyebab spesifik dari epilepsi sebagai berikut :
kelainan yang terjadi selama perkembangan janin/kehamilan
ibu, seperti ibu menelan obat-obat tertentu yang dapat merusak
otak janin, menglami infeksi, minum alkohol, atau mengalami
cidera.
kelainan yang terjadi pada saat kelahiran, seperti kurang oksigen
yang mengalir ke otak (hipoksia), kerusakan karena tindakan.
cidera kepala yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak
tumor otak merupakan penyebab epilepsi yang tidak umum
terutama pada anak-anak.
penyumbatan pembuluh darah otak atau kelainan pembuluh
darah otak
Lanjutan. . . .
radang atau infeksi pada otak dan selaput otak
penyakit keturunan seperti fenilketonuria (PKU), sclerosis
tuberose dan neurofibromatosis dapat menyebabkan kejang-
kejang yang berulang.
kecerendungan timbulnya epilepsi yang diturunkan. Hal ini
disebabkan karena ambang rangsang serangan yang lebih rendah
dari normal yang diturunkan pada anak.
Klasifikasi
Klasifikasi menurut Etiologi
Epilepsi Primer (Idiopatik)
Epilepsi Sekunder (Simptomatik)

o Klasifikasi Umum
Serangan parsial
Serangan parsial sederhana (kesadaran baik)
Dengan gejala motorik
Dengan gejala sensorik
Dengan gejala otonom
Dengan gejala psikis
Serangan parsial kompleks (kesadaran terganggu)
Serangan parsial sederhana diikuti dengan gangguan
kesadaran
Gangguan kesadaran saat awal serangan
Serangan umum sederhana
Parsial sederhana menjadi tonik-klonik
Parsial kompleks menjadi tonik-klonik
Parsial sederhana menjadi parsial kompleks
menjadi tonik-klonik
Serangan umum
Absens (Lena)
Mioklonik
Klonik
Tonik
Atonik (Astatik)
Tonik-klonik
Klasifikasi ILAE tahun 1981
Berkaitan dengan letak fokus
Idiopatik
Epilepsi Rolandik benigna (childhood epilepsy
with centro tem
Epilepsi pada anak dengan paroksismal oksipital
Simptomatik
Lobus temporalis
Lobus frontalis
Lobus parietalis
Lobus oksipitalis
Umum
Idiopatik
Kejang neonatus familial benigna
Kejang neonatus benigna
Kejang epilepsi mioklonik pada bayi
Epilepsi Absans pada anak
Epilepsi Absans pada remaja
Epilepsi mioklonik pada remaja
Epilepsi dengan serangan tonik-klonik pada saat
terjaga
Epilepsi tonik-klonik dengan serangan acak
Epilepsi yang berkaitan dengan situasi
Kejang demam
Berkaitan dengan alkohol
Berkaitan dengan obat-obatan
Eklampsia
Serangan yang berkaitan dengan pencetus spesifik
(refleks epilepsi)
Simptomatik
Sindroma West (spasmus infantil)
Sindroma Lennox Gastaut
Diagnosis
Anamnesis (auto dan aloanamnesis), meliputi:
Pola / bentuk serangan
Lama serangan
Gejala sebelum, selama dan paska serangan
Frekwensi serangan
Faktor pencetus
Ada / tidaknya penyakit lain yang diderita sekarang
Usia saat serangan terjadinya pertama
Riwayat kehamilan, persalinan dan perkembangan
Riwayat penyakit, penyebab dan terapi sebelumnya
Riwayat penyakit epilepsi dalam keluarga
Lanjutan. . . .
o Pemeriksaan fisik umum dan neurologis
o Pemeriksaan penunjang
Elektro ensefalografi (EEG)
Rekaman video EEG
Pemeriksaan Radiologis
Tatalaksana. . . .
Pemilihan obat antiepilepsi didasarkan pada dua hal, tipe
serangan dan karakteristik pasien :
karakteristik pasien
Tipe serangan
Tipe serangan First-line Second-line/ Third line/

add on add on
Parsial simple & Karbamazepine Asam valproat Tiagabin
kompleks dengan atau
Fenitoin Levetiracetam Vigabatrin
tanpa general sekunder
Fenobarbital Zonisamid Felbamat

Okskarbazepin Pregabalin Pirimidon

Lamotrigin

Topiramat

Gabapentin

Tonik klonik Asam valproat Lamotrigin Topiramat

Karbamazepine Okskarbazepin Levetiracetam

Fenitoin Zonisamid

Fenobarbital Pirimidon

Mioklonik Asam valproat Topiramat Lamotrigin

Levetiracetam Clobazam

Zonisamid Clonazepam

Fenobarbital
Absence (tipikal Asam valproat Etosuksimid Levetiracetam
dan atipikal)
Lamotrigin Zonisamid

Atonik Asam valproat Lamotrigin Felbamat

Topiramat

Tonik Asam valproat Clonazepam

Fenitoin Clobazam

Fenobarbital

Epilepsy absence Asam valproat Clonazepam


juvenil
Etosuksimid

Epilepsy Asam valproat Clonazepam


mioklonik juvenil
Fenobarbital Etosuksimid
Obat Dosis awal Dosis yang paling Dosis maintenance Frekuensi Efek samping
(mg/hari) umum (mg/hari) (mg/hari) pemberian
(kali/hari)

Fenitoin 200 300 100-700 1-2 Hirsutisme, hipertrofi gusi, distres lambung, penglihatan
kabur, vertigo, hiperglikemia, anemia makrositik

Karbamazepin 200 600 400-2000 2-4 Depresi sumsum tulang, distress lambung, sedasi,
penglihatan kabur, konstipasi, ruam kulit
Okskarbazepin 150-600 900-1800 900-2700 2-3 Gangguan GI, sedasi, diplopia, hiponatremia, ruam kulit

Lamotrigin 12,5-25 200-400 100-800 1-2 Hepatotoksik, ruam, sindrom steven-johnson, nyeri
kepala, pusing, penglihatan kabur
Zonisamid 100 400 400-600 1-2 Somnolen, ataksia, kelelahan, anoreksia, pusing, batu
ginjal, leukopenia
Ethosuximid 500 1000 500-2000 1-2 Mual, muntah, BB , konstipasi, diare, gangguan tidur

Felbamat 1200 2400 1800-4800 3 gg. GI, BB , anoreksia, nyeri kepala, insomnia,
hepatotoksik
Topiramat 25-50 200-400 100-100 2 Faringitis, insomnia, BB , konstipasi, mulut kering,
sedasi, anoreksia
Clobazam 10 20 10-40 1-2
Clonazepam 1 4 2-8 1-2 Mengantuk, kebingungan, nyeri kepala, vertigo, sinkop

Fenobarbital 60 120 60-240 1-2 Sedasi, distress lambung


Pirimidon 125 500 250-1500 1-2
Tiagabin 4-10 40 20-60 2-4 Mulut kering, pusing, sedasi, langkah terhuyung, nyeri
kepala, eksaserbasi kejang generalisata
Vigabatrin 500-1000 3000 2000-4000 1-2

Gabapentin 300-400 2400 1200-4800 3 Leukopenia,mulut kering, penglihatan kabur, mialgia,


penambahan berat, kelelahan
Pregabalin 150 300 150-600 2-3
Valproat 500 1000 500-3000 2-3 Mual, hepatotoksik
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai