KEMATIAN
Keluhan utama
Penurunan kesadaran
ANAMNESIS
Pasien datang dengan keluhan
penurunan kesadaran sejak 4 hari
SMRS, kejadian dirasakan saat pasien
sedang tidur.
Dirasakan sejak pasien meminum obat
dari poli syaraf. Semakin lama pasien
semakin sulit dibangunkan. Pasien
terakhir minum obat dari poli syaraf 1
hari SMRS. Demam menggigil (+)
nyeri kepala (+). Mual (-), muntah (-),
kejang (-), kelemahan/ kelumpuhan
anggota gerak (-). BAK semakin sedikit.
ANAMNESIS
Pasien kontrol ke poli syaraf
karena sempat terjatuh terduduk
di kamar mandi. Kepala pasien
tidak terbentur, tidak ada mual,
muntah dan nyeri kepala. Pasien
tidak pingsan, hanya mengeluh
nyeri bila menggerakkan
pinggang. Terakhir kontrol ke poli
syaraf 5 hari SMRS.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi, DM, penyakit jantung, ginjal tidak
diketahui karena pasien tidak pernah cek lab.
Stroke sebelumnya (-)
Riwayat Alergi
E2V2M3
GCS
TD :
90/60
mmHg
Suhu:
37,90 C
Kepala Thoraks
Kepala : normocephal Bentuk dan gerak simetris, retraksi
(+)
Mata : isokor. konjungtiva
Sonor +/+
anemis -/-, sklera ikterik -/-
Paru
Hidung : PCH (+) VBS ki=ka
Telinga : tidak ada kelainan Rhonkhi -/- , wheezing -/-
Jantung
Cor dalam batas normal.
Leher BJ I-II murni regular, murmur (-),
gallop (-)
KGB : tidak ada
pembesaran Abdomen
Trakea : Tidak berdeviasi Datar
Bising usus (+)
Shifting dullness (-)
Ekstremitas
CRT>2 detik, akral hangat (+)
Pemeriksaan Penunjang (16/04/17)
Diff count
Basofil 0 0-0
Eosinofil 0 0-3
Neutofil batang 1 2-6
Segmen 96 50-70
Limfosit 2 20-40
Monosit 1 2-8
SGOT 34 <38
SGPT 16 <41
Elektrolit
pH 7,377 7,35-7,45
Standard Base
Excess -14,1
Urinalisis
Warna Putih susu
Kejernihan Keruh
Bilirubin (-)
Mikroskopis
Leukosit >50 0,2
Eritrosit 25-30 0,1
Epitel (+) (+)
Kristal (-)
Ad vitam:
dubia ad malam
Ad functionam:
dubia ad malam
Ad sanactionam:
dubia ad malam
TD Nadi RR Suhu
Waktu
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (oC)
17/4/17 150/57 105 28 36,7
Advis Sp.PD : Vascon stop, RL 1800 cc/jam, Dobutamin 6
mikro/kgBB/jam, konsul Sp.S
Advis Sp.S : HD, pro ICU, obs. TTV/ 8 jam, cek H2TL, Ur/Cr,
GDS/hari, elektrolit/3 hari
Keluarga menolak ICU, menolak rujuk dan menolak HD
ide
Penurunan kemampuan
seksual Stupor
Koma
Diagnosis
Gejala klinis
Lab
Darah lengkap, elektrolit, glukosa, ureum,
kreatinin, fungsi hati dan amonia.
Lumbal pungsi untuk menyingkirkan dugaan
infeksi. Pada ensefalopati uremik pleositosis
ringan (biasanya <25 sel/mm3) dan
meningkatnya konsentrasi protein (biasanya
<100mg/dl)
CT scan atau MRI dilakukan untuk menyingkirkan
adanya hematom subdural, stroke iskemik
biasanya menunjukkan atrofi serebri dan
pelebaran ventrikel pada pasien dengan CKD
Diagnosis Banding
Ensefalopati hipertensif
Ensefalopati hepatikum
Sindrom respons inflamasi sistemik
pada pasien sepsis
Vaskulitis sistemik
Neurotoksisitas akibat obat (opioid,
benzodiazepin, neuroleptik,
antidepresan
Cerebral vascular disease
Hematom subdural
Penatalaksanaan
UE akut ditatalaksana dengan hemodialisis
atau peritoneal dialisis
Eliminasi toksin uremik juga dipengaruhi oleh
uptake intestinal dan fungsi renal. Uptake
intestinal bisa dikurangi dengan mengatur diet
diet rendah protein, atau pemberian
prebiotik. atau probiotik seperti
bifidobacterium atau dengan pemberian
absorbent secara oral
Koreksi anemia dengan eritropoetin
rekombinan pada pasien dialisis dengan target
Hb 11 sampai 12 g/dl dapat berhubungan
dengan meningkatnya fungsi kognitif dan
menurunkan perlambatan pada EEG.
Gagal Ginjal Kronik
Gagal ginjal kronis atau penyakit
renal tahap akhir merupakan
gangguan fungsi renal yang
progresif dan tidak dapat balik
dimana kemampuan tubuh gagal
untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan
cairan dan elektrolit, sehingga
menyebabkan uremia (retensi
urea dan sampah nitrogen lain
dalam darah)
Etiologi
sampai sedang
sampai berat
2. Komplikasi kronik :
Penyakit jantung
Malnutrisi
Hipertensi (karena kelebihan cairan)
Anemia
Neuropati
Komplikasi pada akses
Gangguan perdarahan
Infeksi
Sepsis
Sepsis merupakan respon
sistemik pejamu terhadap infeksi
dimana patogen atau toksin
dilepaskan ke dalam sirkulasi
darah sehingga terjadi aktivasi
proses inflamasi
Etiologi
Dari hasil kultur darah ditemukan
bakteri dan jamur 20-40% kasus
dari sepsis. Bakteri gram negatif
dan gram positif merupakan 70%
dari penyebab infeksi sepsis
berat dan sisanya jamur atau
gabungan beberapa
mikroorganisme.
Penyebab Umum Sepsis pada Orang Sehat
Mikroorganis
Masalah klinis me
Escherich Klebsiel
Pemasanagan kateter ia coli, la spp.,
coccus gram-positif,
Luka bakar Pseudomonas
spp., Candida
albicans
Nonfarmakologi
Mempertahankan oksigenasi ke
jaringan dengan saturasi >70%
dengan melakukan ventilasi mekanik
dan drainase infeksi fokal.
Sepsis kronis
Terapi antibiotik berdasarkan hasil
kultur dan umumnya terapi
dilanjutkan minimal selama 2
minggu.
Sepsis Akut
Menjaga tekanan darah dengan memberikan
resusitasi cairan IV dan vasopressor pencapaian
kembali tekanan darah >65 mmHg, menurunkan
serum laktat dan mengobati sumber infeksi.