Pembimbing
dr. Nursal Hasbi, Sp.B
Riwayat Pengobatan:
Pasien sering berobat ke poliklinik bedah
pasien sering memakai dulcolax untuk melancarkan BAB
Konsumsi obat-obatan antinyeri, jamu-jamuan disangkal.
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Tampak sakit
ringan
Kesadaran : Composmentis
Vital sign
Tekan darah : 140/80 mmHg
Nadi : 88 kali/menit
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,7 0C
Kepala : DBN
Mata : Conjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-)
Pupil : Isokor, Repleks cahaya +/+
Leher : Dalam batas normal
Kelenjar : Dalam batas normal
Thorax : Dalam batas normal
Abdomen : (Status Lokalisata)
Ekstremitas
Superior : Dalam batas normal
Inferior : Dalam batas normal
Status Lokalisata: regio abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris, perut datar, bekas luka operasi
(+), perubahan warna (-), distensi (-), darm countour (-), darm
steifung (-)
Auskultasi : Bising Usus (+) Normal .
Palpasi : Supel. Defans muskular (-), nyeri tekan (+) pada
semua kuadran abdomen, nyeri lepas (-), teraba massa (-),
organomegali (-), nyeri ketok CVA (-/-)
Perkusi: Timpani
Pemeriksaan penunjang
Diagnosis Differensial :
Kolitis ulseratif
Penatalaksanaan
Medikamentosa:
IVFD RL 24 tpm
Pronalges supp
Dulcolax supp
Prognosis:
Quo ad vitam : Dubia ad Bonam
Quo ad Fungtionam : Dubia ad Bonam