Anda di halaman 1dari 31

PENGENDALIAN

VEKTOR PENYAKIT
Sri Darnoto, SKM.,MPH
Prodi Kesehatan Masyarakat dan
Kesehatan Lingkungan FIK-UMS
Vektor penyakit: Arthropoda yang dapat
memindahkan/menularkan suatu infectious agent
dari sumber infeksi kepada induk semang yang
rentan (suscrebtible host).

Contoh: Nyamuk Aedes aegypti memindahkan


virus DHF (Dengue Haemoragic Fever).

Binatang Pengganggu:
Binatang yang dapat mengganggu, menyerang,
atupun menularkan penyakit pada manusia.

Contoh: Tikus Leptospirosis, menularkan pes.


Keberadaan vektor dan binatang penggangu harus ditanggulangi
~ mengendalikan populasi.

Pengendalian Vektor ~ Pemberantasan Vektor : Semua usaha


yang dilakukan untuk mengurangi atau menurunkan populasi
vektor dengan maksud mencegah atau memberantas penyakit
yang ditularkan vektor atau gangguan yang diakibatkan oleh
vektor.
( Pembasmian Vektor)
Perbedaan Pemberantasan dengan Pembasmian.

Pemberantasan Pembamian

Tujuan Menurunkan s.d tidak Meniadakan penderita


menjadikan masalah kesehatan (insiden/prevalensi nol)
utama

Jangkauan Hanya yang tinggi Seluruh wilayah yang ada


penularannya penularan

Waktu Tidak terbatas tertentu

Biaya Relatif kecil Sangat besar


Dari phylum Arthropoda yang dapat bertindak sebagai
vektor penyakit:
- Kelas Insecta/Hexapoda:
Ordo Diptera: Nyamuk, lalat
Ordo Siphonaptera: Pinjal
Ordo Anoplura: kutu
- Kelas Arachnoidea: Tick, Mite.
- Kelas Crustacea menularkan Paragonmiasis
- Kelas Culeoptera menularkan Hymenolepnosis

Yang bertindak sebagai binatang pengganggu:


- Scorpio(Arachnoidea), Tikus besar(rat), kecil(mite).
Hubungan Vektor dan Binatang Pengganggu
dengan Manusia
Cara yang dapat digunakan vektor dalam menimbulkan
penyakit:
A. Penyakit dengan dua faktor (manusia-
arthropoda)
Enthomopobia yaitu perasaan takut terhadap
serangga(bentuk, gerakan, dll).
Infestasi yaitu masuknya antrhopoda hidup
kedalam tubuh manusia
Dengan dan sengatan Anthropoda
Anaplylectic shock dan reaksi alergi
cairan beracun dll.
B. Penyakit dengan tiga faktor kehidupan:
Manusia-Anthropoda-Kuman Penyakit
I. Dengan cara memindahkan kuman penyakit
- cara mekanik: serangga hanya sebagai alat pemindah
yang positif (kuman tidak mengalami perubahan)
- cara biologi:
1. cara propagatif didalam tubuh serangga kuman
pathogen hanya mengalami pembiakan. (pes, yellow
fever)
2. cara cyclo propagatif kuman selain brkembang biak
juga mengalami perubahan bentuk didalam tubuh
serangga.
(penyakit malaria) OoccysteOokenateSporozoit.
3. Cyclo development: kuman tidak berkembang biak
hanya mengalami pertumbuhan (filariasis).
4. Cara Heredity/Keturunan: kuman penyakit dapat
ditularkan melalui telur serangga.

II. Dengan cara memasuki jaringan tubuh manusia dan


bersarang. (kudis, myasis)
C. Penyakit dengan empat faktor kehidupan:
Manusia-Anthropoda-kuman-reservoir
Kedaan penyakit seperti ini seringkali disebut zoonosis.
METODOLOGI PENGENDALIAN
Konsep dasar:
Pengendalian Vektor & B P harus menerapkan
berbagai macam cara agar Vektor & B P tetap
berada dalam kondisi yang tidak membahayakan.
Pengendalian tidak menimbulkan dapak
ekologis/kerusakan lingkungan.

Sehingga perlu kemampuan yang benar, dengan


tepat aman dan terarah/menguasai dengan baik
metode/teknik pengendalian.
Metode
Cara kimia
lebih umum disebut dengan pengendalian
menggunakan bahan kimia. Kemampuan lebih
efektif akan tetapi hal ini seringkali
menimbulkan permasalahan lingkungan.
Cara Fisika-mekanika
Cara Fisika-mekanika
menitik beratkan pada pemanfaatan faktor
alamiah(Iklim, kelembaban, suhu) & cara
mekanis:
Pemasangan perangkap
Pemasangan jaring
Pemanfaatan sinar untuk menolak/menarik
Pemanfaatan panas/dingin
Pemanfaatan suara
Membunuh dgn cara mekanik (memukul)
Pembalikan tanah sebulum mulai tanam
Pemenfaatan arus listrik
Cara Fisiologi
Dengan memanipulasi bahan penarik/penolak.
Cara pengaturan tata tanam
Cara Biologi
dengan memanfaatkan hewan, tumbuhan,
parasit, kuman pathogen, predator terhadap
vektor/BP sebagai sasaran.
(cara ini berlangsung secara alamiah kita
hanya mengusahakan musuh-musuh alamiah
dari vektor/BP)
Cara mengganggu keseimbangan genetik
memanfaatkan teknik pemandulan pada jantan,
pengunaan bahan kimia u/ menghambat
pembiakan.
Selain cara yang telah diuraiakan diatas
dikenal juga berbagai cara yang dapat
menujang usaha pengendalian al:
Perbaikan sanitasi
prinsip usaha ini bertujuan menghilangkan
sumber makanan, tempat perindukan, &
tempat tinggal .
Peraturan perundangan
mengatur usaha karantina, pengawasan
ekspor-impor, perizinan dll.
Dari berbagai cara pengendalian tersebut
dalam pemilihan yang tepat haruslah hati-hati
dengan pertimbangan:
Tingkat populasi vektor & Binatang
Pengganggu
Kondisi lingkungan (geografis, iklim, sosek,
transpotasi dll)
Perbandingan antara usaha yang dilakukan
dengan dengan hasil yang akan diperoleh.
Dengan berbagai pertimbangan tersebut kita
dapat melakukan bentuk pengendalian dengan
berbagai kombinasi metode (tidak hanya
menggunakan satu metode saja) dalam setiap
melaksanakan pengendalian.
Kesimpulan:
dari berbagai usaha pengendalian vektor & BP secara
umum merupakan usaha kegiatan :
Pencegahan:

dalam hal ini kita dapat menjaga populasi tetap pada


kodisi tidak menimbulkan masalah / membahayakan
kehidupan manusia.
Penekanan

usaha untuk menekan laju


pertumbuhan/perkembangan populasi vektor/BP.
Pembasmian

upaya untuk memusnahkan Vektor/BP, namun cara ini


sulit dilakukan sehubungan dengan berbagai hal.
Identifikasi, sifat dan perilaku
Nyamuk:
Kelompok Nyamuk yang perlu diketahui:
Tribus Culicini Genus Anopheles
Anophelini Genus: Aedes, Culex, Mansonia.

Biologi dan Siklus hidup nyamuk:


Dalam siklus hidup nyamuk terdapat 4 stadium:
Telur
Jentik
Kepompong/pupa
Nyamuk dewasa
SIKLUS HIDUP NYAMUK Aedes aegypti

Nyamuk dewasa +
betina 14 hari

Pupae (1-2 Larvae (5-7 hari) Telur


hari)
Tata Hidup Nyamuk
Dalam kehidupan nyamuk memerlukan tiga macam
tempat:
Tempat berkembang biak/tempat menetasnya telur

(breeding places).
Tempat untuk mendapatkan darah (feeding place).

Tempat untuk beristirahat (resting places).


Breeding places untuk setiap berbeda-beda.
Nyamuk culex setiap tempat.
Nyamuk Aedes air bersih yang tidak
besentuhan langsung dengan tanah.
Nyamuk Anopheles:
Berdasarkan kadar garam(air tawar & air payau)
Berdasarkan keadaan sinar matahari (lsg kena sinar
mth & terlindung dari sinar mth).
Berdasarkan aliran air (air menglir & tidak mengalir)
Feeding places (tempat mendapatkan darah):
Nyamuk suka darah manusia

Nyamuk suka darah binatang (A aconitus)

Waktu mencari darah:


Malam hari (Anopheles, Culex)

Siang hari (Aedes)


Berdasarkan perilaku aktif nyamuk Anopheles
dalam mencari darah dapat dibedakan:
Nyamuk datang, menghisap darah, lalu keluar

rumah
Nyamuk masuk rumah, hinggap di dinding,

menghisap darah, meninggalkan rumah


Nyamuk masuk rumah, menghisap darah,

hinggap di dinding, menghisap darah,


meninggalkan rumah.
Nyamuk masuk rumah, hinggap di dinding,

menghisap darah, hinggap di dinding lagi,


meninggalkan rumah.
Resting places
Setelah perut nyamuk kenyang darah
nyamuk akan pergi ketempat istirahat.
Tempat istirahat dapat didalam maupun
luar rumah.
Tempat istirahat diluar rumah bersifat:
Alamiah
Buatan (tempat yang bisa didatangi
nyamuk:Aman, lembab, terlindung dari sinar
matahari).
Bionomik (Kebiasaan hidup)
Penting untuk tindakan dalam pemberantasan.

Kebiasaan umum nyamuk:


Kebiasaan perkawinan, mencari makan, lama hidup.

Kegiatan diwaku malam & perputaran menggigitnya.

Kebiasaan berlidung diluar/didalam rumah.

Kebiasaan memilih mangsa.

Kebiasaan didalam rumah ~ iklim/cuaca

Kebiasaan didalam rumah ~ penggunaan insektisida


1. Perkawinan
Selama nyamuk betina masih hidup kemampuan dalam
memproduksi telur akan terus berlanjut (gonotropic
cycle) . Lama cepatnya gonotropic cycle tergantung
dari kondisi nyamuk & kondidi lingkungan.
Tetapi dalam pematangan telur mutlak membutuhkan
darah.
2. Kegiatan diwaku malam & perputaran menggigitnya.
Kebiasaan nyamuk masuk rumah
Kebiasaan meninggalkan rumah
Kebiasaan nyamuk waktu menggigit.
Besaran angka gigitan
Besaran nyamuk yang terdapat didalam rumah
Besaran nyamuk meninggalkan rumah.
Lalat
Kecoa
Pinjal

Anda mungkin juga menyukai