Anda di halaman 1dari 13

Renal Function Test

Meta Shofia
201610401011024
F26 RSUD Gambiran
Kediri
Fungsi Pokok Ginjal:
Pembuangan Non-protein Nitrogen
Compound (NPN)
Pengaturan Keseimbangan Air
Pengaturan Keseimbangan Elektrolit
Pengaturan Keseimbangan Asam Basa

Fungsi ginjal dapat dievaluasi dengan


pemeriksaan laboratorium:
BUN (Blood Urea Nitrogen)
Produk akhir katabolisme protein dan asam
amino yang diproduksi o/ hati dan
didistribusikan melalui cairan intraseluler dan
ektraseluler ke dalam darah u/ kemudian di
filtrasi ke glomerulus.
Bila fungsi ginjal menurun, maka kadar BUN
dapat meningkat.
Dehidrasi e.c muntah, diare atau asupan
cairan inadekuat pe kadar BUN.
Nilai rujukan :
Dewasa 5-25 mg/dl
Anak 5-20 mg/dl
Bayi 5-15 mg/dl
Klinis
Peningkatan :
Pra-renal Gagal jantung kongestif, syok, perdarahan,
dehidrasi, peningkatan katabolisme protein, diet tinggi
protein, perdarahan gastrointestinal
Renal Gagal ginjal akut dan kronik, glomerulonefritis,
nekrosis tubuler, dan penyakit ginjal lainnya
Pasca-renal Obstruksi saluran kemih e.c batu ginjal,
tumor vesika urinaria, hyperplasia prostat, dan juga pd
infeksi traktus urinarius berat
Obat yang dapat meningkatkan BUN diuretika,
antibiotika, guanetidin, sulfonamide, propanolol, morfin,
litium karbonat, dan salisilat
Penurunan kadar : asupan rendah protein, muntah
dan diare berat, penyakit hati yang berat, kehamilan.
Creatinin
Merupakan produk akhir dari metabolisme kreatin
otot dan kreatin fosfat (protein), disintese dlm hati,
ditemukan dlm otot rangka dan darah, dan
diekskresikan dalam urine.
Jumlah kreatinin yg dihasilkan sebanding dengan
massa otot.
Kreatinin serum dianggap lebih sensitif
dan merupakan indikasi khusus pada
penyakit ginjal dibandingkan BUN.
Nilai rujukan :
Lansia << akibat penurunan massa otot dan
penurunan produksi kreatinin
Dewasa 0,5- 1,5 mg/dl
Bayi 0,7- 1,7 mg/dl
Neonatal 0,8- 1,4 mg/dl

Klinis
Penurunan kadar : pada malnutrisi, kehamilan,
eklampsi
Peningkatan kadar: GGK/GGA, syok (berkepanjangan),
SLE, kanker abdomen (usus, kandung kemih, testis,
uterus dan prostat), leukemi, penyakit hodgkin,
hipertensi esensial, nefropati diabetik, olahraga berat,
pengaruh obat (amfoterisin B, simetidin, sefalosporin,
gentamicin, levodopa, metildopa, dll)
Natrium
Natrium adalah kation utama dalam cairan
ektraseluler, dan memiliki efek menahan air.
Jika terdapat kelebihan natrium di dalam cairan
ektraseluler, akan lebih banyak air yang direabsorbsi
dari ginjal.

Nilai normal :
Dewasa & anak 40-220 mEq/l/24jam
Klinik

Penurunan :
sindrom chusing, CHF, gagal hepar, gagal ginjal,
asupan natrium (garam) rendah, obat (senyawa
kortison)

Peningkatan :
Penyakit Addison, dehidrasi, hipertensi esensial,
DM , hipofungsi hipofisis anterior, asupan natrium
tinggi, obat (diuretik kuat).
Kalium
Kalium elektrolit yg paling banyak ditemukan di
cairan intraseluler.
80-90% kalium tubuh diekskresikan melalui ginjal.
Jika terdapat kerusakan jaringan, kalium keluar dari
sel dan masuk ke cairan ekstraseluler.

Nilai normal:
Dewasa 25-100 mEq/l
Anak 17-57 mEq/l
Klinis

Penurunan :
Peningkatan kadar kalium serum, GGA, diare, obat
(diuretik hemat kalium)

Peningkatan :
Penurunan kadar kalium serum,
dehidrasi/kelaparan, GGK, asidosis diabetik, obat
(diuretik boros kalium).
Klorida
Klorida anion yg paling banyak ditemukan dicairan
ekstraselular
Berperan penting :
- mempertahankan keseimbangan cairan tubuh,
- osmolalitas cairan tubuh (dgn natrium), serta
- keseimbangan asam-basa.

Nilai normal :
Dewasa 95-105 mEq/l
Anak 98-105 mEq/l
Bayi 95-110 mEq/l
Bayi baru lahir 94-112 mEq/l
Klinik

Penurunan :
Muntah, aspirasi lambung, diare, hipokalemi,
hiponatremi, diet rendah garam,asidosis diabetik,
infeksi akut, luka bakar, diaforesis berlebih,
alkalosis metabolik, obat (diuretik)

Peningkatan :
Dehidrasi, hipernatremi, kanker lambung,
disfungsi ginjal, obat (asatezolamid)

Anda mungkin juga menyukai