SKIZOFRENIA (SCHIZOPHRENIA-
LIKE) AKUT (F23.2)
LAPORAN KASUS
Oleh : Sahriani
111 2015 2227
Pembimbing
dr. Agus Japari, M.Kes, Sp.Kj
IDENTITAS PASIEN
Nama: Nn. M
No. RM : 15 82 67
Umur : 21 tahun (Palopo, 31 Desember 1996)
Agama : Islam
Suku : Palopo
Status Pernikahan : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir: SMA (Tidak tamat)
Pekerjaan : Belum Bekerja
Alamat : Jl. Cendrawasih lorong baji Pangaseng
KELUHAN UTAMA
Mengamuk
Riwayat Gangguan Sekarang
Keluhan dan Gejala
Pasien perempuan 21 tahun diantar ke UGD RSKS Makassar pertama kali oleh ibu dan
saudaranya dengan keluhan mengamuk yang dialami sekitar 3 hari yang lalu. Menurut
keluarganya pasien mengamuk dengan cara melempar barang disekitarnya apabila ada
orang yang mengenakan baju merah dan hitam sambil menyebut bahwa mereka adalah
setan. Pasien juga mengancam akan membunuh saudaranya yang bermaksud jahat
kepadanya. Sebelumnya pasien kabur dari rumah dan saat ditemukan di pasar sudiang,
pasien dalam keadaan gelisah dan mengatakan agar keluarganya segera bertaubat kepada
Allah. Pasien sering berteriak dan mengatakan bahwa dirinya sangat membenci laki-laki
sebab dengan melihat laki-laki pasien yakin bahwa mereka bermaksud untuk memperkosa
pasien serta mengguna-guna pasien seperti adik kandungnya yang tengah sakit. Pasien
mengaku mendapatkan bisikan bahwa dirinya telah mendapat ilham serta dapat
membentengi diri dan kecantikannya dari segala jenis pengaruh sihir yang ditujukan
kepadanya.
Awal perubahan perilaku pasien dialami sekitar seminggu yang lalu dimana pada saat itu pasien
tengah merawat adiknya yang sakit, lalu sang kakak melihat bahwa pasien sangat kasar dalam
mengurus saudaranya. Sehingga terjadi percekcokan yang menyebabkan pasien langsung kabur dari
rumah tanpa membawa apapun kecuali pakaian yang dipakainya hari itu. Setelah mencari selama 3
hari pasien lalu ditemukan dalam keadaan mengamuk disekitar pasar mandai sudiang dimana
menurut pengakuan orang sekitar pasien diturunkan paksa dari pete-pete sebab tidak membayar.
Pasien lalu dibawa pulang dan mulai berbicara aneh hingga mengamuk. Pendidikan terakhir pasien
adalah SMA kelas 1 dan berhenti sekolah sebab pasien ingin dirumah membantu pekerjaan dan jarak
antara rumah dan sekolah yang jauh. Pasien sehari-hari kini beraktifitas mengurus pekerjaan rumah.
Pasien dikenal sebagai pribadi yang cukup tertutup dan keras kepala, jika ada kemauannya yang tidak
dituruti pasien sering kabur dan pergi kerumah teman atau tetangga dan berlangsung sejak pasien
SMP. Pasien jarang bergaul dengan teman seusianya dan juga tetangga.
Hendaya/Disfungsi
Hendaya dalam bidang pekerjaan (+)
Hendaya dalam bidang sosial (+)
Hendaya dalam waktu senggang (+)
Deskripsi Umum
Penampilan : Seorang perempuan, wajah tampak sesuai
dengan umurnya (21 tahun), perawakan tubuh sedang, kulit
kuning langsat, mengenakan kerudung warna coklat, kaos
panjang warna putih,celana panjang kain motif kotak merah
putih. Perawatan diri kurang.
Kesadaran : Berubah
Perilaku dan aktivitas psikomotor : Pasien gelisah, tefiksasi
Pembicaraan : Spontan, lancar, intonasi biasa kesan
membanjir
Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
Keadaan Afektif
Mood : Labil
Afek : Inappropriate
Empati : Tidak dapat dirabarasakan.
Fungsi Intelektual (kognitif):
Arus Pikir :
Produktivitas : Cukup
Kontinuitas : Irrelevan, asosiasi longgar
Hendaya Berbahasa : Tidak ada
Isi pikiran :
Preokupasi : Tidak ada
Gangguan Pikiran : Terdapat gangguan isi pikir
Waham kejaran
Pasien meyakini bahwa saudaranya berkonspirasi ingin mengambil kecantikannya dan
hendak menjadikannya seorang pelacur seperti mereka
Waham kebesaran
Pasien yakin bahwa dirinya telah mendapat ilham dan dapat membentengi diri dan
kecantikannya
Pengendalian Impuls
Tidak terganggu
Daya Nilai
Norma Sosial : Terganggu
Uji daya nilai : Terganggu
Penilaian Realitas : Terganggu
Tilikan
Pemeriksaan Fisik :
Status Internus
Keadaan umum tidak tampak sakit, gizi cukup,
kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 100 kali/menit, frekuensi pernafasan
20 kali/menit, suhu tubuh 35,1C, konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak ikterus. Jantung, paru-paru, dan
abdomen kesan dalam batas normal, ekstremitas
atas dan bawah tidak ada kelainan.
Status Neurologis
Pasien perempuan 21 tahun diantar ke UGD RSKS Makassar pertama kali oleh ibu dan
saudaranya dengan keluhan mengamuk yang dialami sekitar 3 hari yang lalu. Menurut
keluarganya pasien mengamuk dengan cara melempar barang disekitarnya apabila ada orang
yang mengenakan baju merah dan hitam sambil menyebut bahwa mereka adalah setan. Pasien
juga mengancam akan membunuh saudaranya yang bermaksud jahat kepadanya. Sebelumnya
pasien kabur dari rumah dan saat ditemukan di pasar sudiang, pasien dalam keadaan gelisah
dan mengatakan agar keluarganya segera bertaubat kepada Allah. Pasien sering berteriak dan
mengatakan bahwa dirinya sangat membenci laki-laki sebab dengan melihat laki-laki pasien
yakin bahwa mereka bermaksud untuk memperkosa pasien serta mengguna-guna pasien
seperti adik kandungnya yang tengah sakit. Pasien mengaku mendapatkan bisikan bahwa
dirinya telah mendapat ilham serta dapat membentengi diri dan kecantikannya dari segala
tengah merawat adiknya yang sakit, lalu sang kakak melihat bahwa pasien sangat kasar dalam
mengurus saudaranya. Sehingga terjadi percekcokan yang menyebabkan pasien langsung kabur dari
rumah tanpa membawa apapun kecuali pakaian yang dipakainya hari itu. Setelah mencari selama 3
hari pasien lalu ditemukan dalam keadaan mengamuk disekitar pasar mandai sudiang dimana
menurut pengakuan orang sekitar pasien diturunkan paksa dari pete-pete sebab tidak membayar.
Pasien lalu dibawa pulang dan mulai berbicara aneh hingga mengamuk. Pendidikan terakhir pasien
adalah SMA kelas 1 dan berhenti sekolah sebab pasien ingin dirumah membantu pekerjaan dan jarak
antara rumah dan sekolah yang jauh. Pasien sehari-hari kini beraktifitas mengurus pekerjaan rumah.
Pasien dikenal sebagai pribadi yang cukup tertutup dan keras kepala, jika ada kemauannya yang
tidak dituruti pasien sering kabur dan pergi kerumah teman atau tetangga dan berlangsung sejak
pasien SMP. Pasien jarang bergaul dengan teman seusianya dan juga tetangga.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan penampilan Seorang perempuan, wajah tampak sesuai dengan
umurnya (21 tahun), perawakan tubuh sedang, kulit kuning langsat, mengenakan kerudung warna coklat, kaos
panjang warna putih,celana panjang kain motif kotak merah putih. Perawatan diri kurang.
Kesadaran berubah, psikomotor gelisah, terfiksasi, pembicaraan pasien menjawab pertanyaan dengan
spontan, lancar, intonasi biasa kesan membanjir, sikap terhadap pemeriksa kooperatif. Mood labil, afek
inappropriate, keserasian tidak serasi, empati tidak dapat dirabarasakan. Taraf pendidikan sesuai, orientasi
waktu, tempat, dan orang terganggu, daya ingat jangka panjang, sedang, pendek, dan segera terganggu.
Konsentrasi dan perhatian agak terganggu, pikiran abstrak kurang, kemampuan menolong diri sendiri kurang.
Pada pasien ditemukan adanya gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik. Pada proses berpikir
produktivitas cukup, kontinuitas irrelevan asosiasiasi longgar, hendaya berbahasa tidak ada. Terdapat
gangguan isi pikir berupa waham kebesaran dan waham kejaran. Preokupasi pasien tidak ada. Pengendalian
impuls tidak terganggu, uji daya nilai terganggu, norma sosial dan penilaian realitas terganggu. Pasien tidak
merasa sakit dan secara umum yang diutarakan oleh pasien dapat dipercaya.
DIAGNOSIS MULTI AKSIAL
Aksis I.
mengalami hendaya berat dalam fungsi mental berupa halusinasi auditorik, waham kejaran dan
ide-ide curiga, waham kebesaran serta hendaya berat dalam fungsi sosial berupa ketidakmampuan
membina relasi dengan orang lain sehingga pasien tidak mampu lagi bekerja, sehingga didiagnosis
Pada riwayat penyakit sebelumnya dan pemeriksaan status interna juga neurologis tidak
ditemukan adanya kelainan yang mengidentifikasikan gangguan medis umum yang menimbulkan
gangguan fungsi otak. Keadaan ini dapat disingkirkan bahwa gangguan mental bukan disebabkan
oleh keadaan organik sehingga didiagnosa sebagai gangguan jiwa psikotik non organik.
Pada pasien juga ditemukan bahwa keadaan ini dialami sekitar 3 hari yang lalu dan
Pada pemeriksaan status mental didapatkan gejala yang bermakna yaitu halusinasi
auditorik yang mengatakan bahwa pasien mendapatkan ilham, pasien juga sangat
meyakini saudaranya tengah berkonspirasi menjebaknya sebagai orang gila dan juga
keyakinan akan ilham sehingga meminta agar keluarganya bertaubat dimana hal diatas
dialami dalam kurun waktu 3 hari. Arus pikir produktivitas cukup, kontinuitas irrelevan
asosiasi longgar, terdapat gangguan isi pikir berupa waham kebesaran dan waham kejaran.
(f23.2)
Aksis II :
Dari informasi yang didapatkan, ciri kepribadian
pasien sebelum sakit mengarah pada ciri
kepribadian emosional tak stabil
Aksis III :
Tidak ditemukan kelainan fisik bermakna
Aksis IV :
Tidak ditemukan masalah psikososial bermakna
Aksis V :
GAF Scale : 50-41 (gejala berat, disabilitas berat)
DAFTAR PROBLEM
Organobiologik
Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, tetapi karena terdapat
ketidakseimbangan neurotransmitter maka pasien memerlukan
psikofarmakoterapi.
Psikologik
Ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita berupa adanya
halusinasi auditorik, waham kejaran dan waham kebesaran yang
menimbulkan gejala psikis sehingga pasien memerlukan psikoterapi.
Sosiologik
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan, dan
penggunaan waktu senggang sehingga perlu dilakukan sosioterapi.
PROGNOSIS
dubia et malam
c. Adanya stres akut yang berkaitan (tidak selalu ada, sehingga dispesifikasi
dengan karakter ke 5; x0=tampa penyerta stress akut; x1=dengan penyerta
stress akut). Kesulitan atau problem yang berkepanjangan tidak boleh
dimasukkan sebagai sumber stres dalam konteks ini
.
Adapun untuk diagnosis sebaga Gangguan Psikotik Lir-Skizofrenia Akut menurut PPDGJ-III yakni
a. Onset gejala psikotik harus akut (2 minggu atau kurang dari sutau keadaan nonpsikotik menjadi keadaan yang jelas
psikotik)
b. Gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk skizofrenia (F20.-) harus sudah ada untuk sebagian besar waktu sejak
Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk kurun waktu lebih dari 1 bulan lamanya, maka diagnosis harus dirubah
Pada pasien ditemukan halusinasi auditorik, disertai waham kejaran dan waham kebesaran yang berlangsung selama
kurun waktu 3 hari sehingga diagnosis mengarah pada gangguan psikotik lir-skizofrenia akut. Pasien didiagnosa
banding dengan gangguan afektif bipolar episode baru manik dengan gejala psikotik dimana pasien flight of ideas
dengan mood labil dan afek inappropriate dan tidak ada bukti tentang adanya penyakit otak serta tidak ada riwayat geja-
a. Psikofarmaka :
Haloperidol 1,5 mg / 8 jam / oral
b. Psikoterapi
- Ventilasi : Memberikan kesempatan kepada pasien untuk
menceritakan keluhan dan isi hati serta perasaan sehingga pasien
merasa lega.
- Konseling : Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien
agar memahami penyakitnya dan bagaimana cara menghadapinya.
- Sosioterapi : Memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien
dan orang-orang di sekitarnya. Sehingga dapat menerima dan
menciptakan suasana lingkungan yang membantu.
FOLLOW UP
wanita
Etiologi
kategori ini meliputi gangguan perilaku tertentu yang tak termasuk kedalam rubrik lain.
Gangguan ditandai oleh tindakan berulang yang tidak mempunyai motivasi rasional yang
jelas, serta yang umumnya merugikan kepentingan penderita sendiri dan orang lain
tersebut.
Tidak termasuk kebiasaan memakai alkohol atau zat psikotik yang berlebihan (F10-F19),
gangguan kebiasaan dan impuls mengenai seksual (F65.-) atau perilaku makan (F52.-)
rambut
Diagnosis ini jangan dibuat apabila sebelumnya sudah ada peradangan kulit, atau
Tidak ada konsensus mengenai modalitas terapi terbaik untuk trikotilomania. Terapi
serotonin, serta antipsikotik. Baik terdapat depresi ataupun tidak, agen antidepresan
efektivitas obat yang mengubah pergantian serotonin. Pasien yang memberikan respon
buruk terhadap SSRIs dapat membaik dengan pemberian pimozide (Orap), suatu
antagonis reseptor dopamin. Sebuah laporan mengenai keberhasilan terapi lithium untuk
Usia rerata onset trikotilomania adalah pada masa remaja awal, paling
sering sebelum 17 tahun, tetapi onsetnya telah dilaporkan juga terjadi
pada usia lebih lanjut. Perjalanan gangguan tidak diketahui dengan
baik, bentuk kronis maupun remitten sama-sama dapat terjadi. Onset
dini (sebelum berusia 6 tahun) cenderung lebih mudah
sembuh dan berespon terhadap saran, dukungan dan
strategi perilaku.