1800-an,
dokter gigi mencoba bahan baru untuk pertama kalinya dengan
menempatkannya langsung ke dalam mulut pasien.
- G.V. Black. xpl: bahan restorasi ,amalgam
Efek bahan
material tuan
rumah biologisnya
Biokompatibili
tas Efek tuan rumah
material
biologisnya
Persyaratan untuk sifat biokompatibilitas
bahan bahan kedokteran gigi :
allergy.
Peran dental material
terhadap bahan
kedokteran gigi,
penting
Penyakit Pulpa dan
periodontal
inflamasi kronis.
Respon Alergi
Merupakan respon paling familiar
Reaksi alergi muncul ketika tubuh
mengenal material sebagai material
asing
Melibatkan sistem imun, Limfosit T
dan B, monosit dan makrofag.
Tipe-tipe reaksi alergi :
Tipe I atopik atau reaksi anafilaksis ketika
antigen bereaksi dengan basofil & sel mast
Tipe II reaksi hipersensitivitas cytotoksik
Tipe III reaksi kompleks hipersensitivitas imun
Tipe IV indikasi penundaan atau
hipersensitifitas sebuah sel
Tipe V reaksi antibodi-stimulasi
Tipe VI bergantung pada antibodi, sel
penengah reaksi sitotoksik
Sulit dibedakan dengan reaksi
inflamasi atau dengan low grade-
toxicity dengan reaksi alergi
Latex, biasanya menyebabkan alergi
Inflamasi Alergi
Reaksi Mutagenik
Muncul ketika materi mengubah sekuen pasangan
basa pada DNA dalam sel
Istilah mutasi , disebabkan :
Radiasi
Kimia
Kesalahan dalam replikasi DNA
Beberapa Ion metal yang mutagen :
Nikel
Tembaga
Berilium
Mutagen belum tentu karsiogenik (menyebabkan
tumor)
Lokal and Systemic Effects of
Materials
Bahan-bahan kedokteran gigi yang digunakan
dalam kedokteran gigi dapat menimbulkan efek
biologis lokal atau sistemik. Efek ini diatur oleh
substansi yang dilepaskan oleh bahan dan
respon biologis terhadap substansi tersebut.
Efek lokal
Pada bahan kedokteran gigi, efek lokal dapat
terjadi pada pulpa gigi, di peridontium, apeks
akar, atau disekitar jaringan seperti mukosa
buccal atau lidah.
Peradangan gingiva dalam kontak
dengan porselen Nekrosis pulpa setelah aplikasi
mahkota menyatu dengan logam tambalan resin
Efek sistemik
Substansi yang dilepas bahan kedokteran gigi
mendapat akses ke seluruh tubuh melalui ingesti
dan absorbsi pada usus; pernafasan: absorbsi
pada mukosa oral.
Distribusi dapat terjadi melalui difusi sederhana
atau melalui limfatik. Respon biologi sistemik
tergantung pada
1. Durasi dan konsentrasi pemaparan
2. Laju eksresi substansi
3. Tempat pemaparan
Key Principle that Determine
Adverse Effects from Materials
Ada dua faktor kunci yang menjadi
pokok dalam menentukan
biokompatibilitas bahan kedokteran
gigi
1. Korosi logam atau degradasi tipe
lain dari material
2. Karakteristik permukaan substansi
1. Korosi logam atau degradasi tipe lain dari
material
Korosi menyebabkan pelepasan substansi dari
material ke hospes. Pelepasan dapat dalam berbagai
bentuk dan disebabkan oleh berbagai faktor.
Gaya elektromekanikal: mahkota logam melepaskan
ion logam
Gaya mekanik (oklusi ; penyikatan gigi) : mahkota
logam melepaskan partikel
Saliva esterase : mempercepat kerusakan resin
Ingesti substansi acid : menyebabkan korosi alloy
atau keramik
2. Karakteristik permukaan substansi
Penelitian menunjukkan bahwa pada
semua bahan kedokteran gigi, bagian
permukaan sedikit berbeda dengan bagian
interior. Bagian permukaan adalah bagian
yang terlihat sehingga komposisi
permukaan , kekasaran, sifat kimia dan
sifat mekanik adalah yang menentukan
biokompatibility material.
Immunotoxicity
Batasan- batasan antara toksik, alergi,
inflamasi dan reaksi mutagen menghilang
seiring dengan bertambahnya pengetahuan
tentang interaksi antara bahan kedokteran
gigi dan sel, salah satunya pada konsep
imunotoksisiti. Imunotoksisiti berdasarkan
pada prinsip bahwa perubahan kecil pada
asel karena bahan kedokteran gigi akan
mendapat konsekuensi biologi yang
signifikan. Konsekuensi biologi ini terjadi
karena adanya sel imun.
Contohnya adalah pada monosit yang
mengontrol inflamasi kronik dan respon
imun. Untuk menyelesaikan peran ini,
monosit mensekresikan substansi yang
dapat mempengaruhi sel lain.
Imunotoksisitas dari bahan kedokteran gigi
dapat meningkatkan atau menurunkan
fungsi sel. Contohnya, merkuri dapat
meningkatkan glutation konten dari monosit
sedangkan paladium menurunkannya.
3. Biological Response in
The Dental Environment
Oral Anatomy That Influences the
Biological Response
Anatomi gigi , periodontal, dan
periapikal environment mempunyai
pengaruh yang dalam pada biological
response pada material, dan
interface antara material dan
jaringan pada kedokteran gigi
Enamel pada gigi sebetulnya
mengandung material inorganik (96%)
dan tersusun oleh enamel rods.
Meskipun enamel bersifat permeable
terhadap beberapa material misalnya
peroksida (bleaching agen) tetapi
enamel ini besifat non permeable
pada komponen material, bakteri,
atau produk bakteri
Dentin sangat kontras dengan
enamel
Dentin adalah suatu matriks yang
termineralisasi yang melekat pada
jaringan organik.
Inorganik yang terkandung sebesar
70% dan organik 18% yang terutama
mengandung kolagen dan protein
serta komponen matriks
ekstraseluler.
Gabungan alami (Composite nature) yang terdapat
pada dentin bisa menghasilkan ikatan karena
asam secara selektif menghancurkan matriks yang
termineralisasi tetapi bukan jaringan kolagen yang
melekat pada gabungan tersebut.
Sebagian besar agen ikatan dentin mencoba untuk
menembus matriks kolagen yang tidak hancur.
Dentin mengandung 12% air, yang sangat penting
karena resin restoratif material bersifat
hidrophobic dan harus didesign untuk membasahi
dentin jika berhasil berikatan dengan strukturnya.
Dentin dilintasi oleh ribuan tubuli dentin.
Dari enamel hingga ke pulpa. Semakin ke
pulpa tubuli semakin besar dan semakin
banyak .
Tubuli dekat enamel ukuran diameter 0.5
m dan kepadatannya 20.000/mm2
Tubuli dekat pulpa diameternya 2.5 m dan
kepadatannya 50.000/mm2
Jika enamel terkena karies, patologi, atau
oleh dokter gigi, maka tubuli ini akan
menjadi saluran bagi komponen material,
bakteri, atau produk bakteri yang akan
mencapai pulpa dan mempengaruhi pulpa
Karena tubuli dentin semakin ke pulpa semakin
banyak dan padat, maka semakin tinggi resiko
substansi masuk ke jaringan pulpa saat dental
restorasi di tempatkan lebih dalam
Saat dokter gigi mengikis dentin, smear layer
dari sisa dentin menutupi dentin dan
menghambat penyerapan produk pada tubulus.
Smear layer ini biasanya terkontaminasi oleh
produk bakteri dan ikatannya menjadi tidak kuat
pada dentin yang akan di potong
Banyak restorativ prosedur untuk
menghilangkan smear layer dengan
cara membersihkan gigi dan
membuat ikatan yang lebih kuat
pada restorative material.
Sisi pulpa pada dentin dibatasi oleh
odontoblas yang membentuk dentin
saat berkembangnya gigi dan saat
memeliharanya, juga membentuk
dentin baru sebagai tooth ages atau
saat dipicu oleh noxious stimuli.
Odontoblast memiliki proses odontoblastic
yang dapat meluas ke tubuli dentin.
Tubulus ini dikelilingi oleh aquous
extraseluler fluid yang berlanjut dengan
extraseluler fluid pada pulpa
Bila terjadi sakit pada pulpa itu disebabkan
oleh perpindahan dari fluida ini dan akan
mempengaruhi proses odontoblastik yang
sekarang disebut hydrodinamic teori (fluid
model) of pulpa pain
Tekanan fluida ini dipengaruhi oleh sistem
kardiovaskular yang tingginya sebesar 24
mmHg
Fluida pada pulpa keluar menuju enamel, jika
enamel tidak ada saat dilakukan restorasi,
maka fluida akan menuju oral cavitas.
Bukti adanya outward flow ini tidak cukup
untuk mengeliminasi masuknya bakteri,
produk bakteri, atau material komponen ke
dalam pulpa.
Pulpa merupakan jaringan ikat yang
berisi element yang normal misalnya
fibroblas, colagen, kapiler, dan saraf.
Pulpa menghasilkan sel untuk
mengganti odontoblas yang hancur
akibat cavity preparation atau
penempatan material dan
membentuk reparative dentin.
Periodontal attachment merupakan
simpangan antara bagian luar dalam
dalam gigi.
Periodontal pockets merupakan lokasi
berkembangnya penyakit periodontal yang akan
menghancurkan junctional epithelium,
periodontal ligament, dan supporting alveolar
bone
Gambaran pengaruh dental material terhadap
struktur periodontal selalu diikuti oleh inflamasi
yang muncul pada penyakit periodontal dan
gaya oklusal yang menegangkan periodontal
ligament dan supporting bone.
Oleh karena itu sulit untuk menentukan sebab
inflamasi pada area ini, apakah disebabkan oleh
penyakit periodontal, trauma oklusal, material,
atau kombinasi dari semua faktor.
Periapikal area merupakan bagian lain dari interface
antara material dan tubuh
Apex terdiri dari simpangan pulpa terhadap gigi,
dan tulang alveolar. Saraf dan pembuluh darah
berada pada foramen apikal
Saat pulpa hancur akibat infeksi saat restorasi,
material endodontik digunakan untuk mengisi ruang
pulpa, dan material ini berinteraksi dengan tubuh
melalui apex. Jika perawatan endodontik tidak
terbentuk secara sempurna, maka material akan
menekan apex hingga ke periapikal area dan
menyebabkan kerusakan fisik.
Special Biological Interfaces with
Dental Materials
Dentin resin interface
Implant bone interface
Dentin resin interface terbentuk bila terjadi
ikatan antara resin base restorative
material dengan dentin.
Interface pada resin material dengan
jaringan kolagen memiliki pengaruh yang
dalam pada biocompatibility pada material
Jika resin material tidak menembus
jaringan kolagen saat polimerasi, gap akan
terbentuk antara resin dengan dentin.
Penyusutan pun akan terjadi pada enamel
Meskipun gap hanya sedikit, akan tetapi akan
sangat besar kemungkinan bakteri masuk dan
oral fluid akan keluar dari pulpa, atau masuk
dari oral cavity.
Kebocoran ini dinamakan mikroleakage.
Biokompatibiliti akan dipengaruhi oleh leakage
proses, yang akan menyebabkan:
1. masuknya bakteri atau produk bakteri untuk
mencapai pulpa dan menyebabkan infeksi
2. akan mendorong gangguan pada material
Nanoleakage tidak akan
menyebabkan bakteri masuk, tetapi
fluids yang ada di pulpa akan keluar
dan hasilnya akan terjadi
microleakage. Jadi diusahakan resin
menempel secara ideal dengan
jaringan kolagen agar tidak terjadi
kerusakan yang lebih parah lagi.
Selain itu juga terdapat pengaruh
biological responses.
Osseointegration
Kemampuan material dalam
menyesuaikan diri dengan
osseointegration sangat berhubungan
erat dengan biocompatibility.
Penggunaan dental implant sekarang
sudah mulai meningkat. Kesuksesan
implant ini mempercayakan
kemampuan material untuk
berintegrasi pada tulang
Dalam kedokteran gigi terbagi
menjadi 4 material mengenai
osseointegration yaitu :
1. commercially pure titanium
2. titanium-aluminum-vanadium alloy
3. titanium
4. several types of ceramic
Material osseointegration memiliki
degradasi yang rendah
Beberapa material misalnya bio-glass
keramik memiliki integrasi antara
tulang dan material dengan tidak
adanya campurtangan ruang sama
sekali. Jika integrasi ini terjadi maka
material bersifat biointegrate dengan
tulang.
Seperti biocompatibility,
osseointegration dan biointegration
merupakan proses dinamik yang
dapat dipengaruhi oleh perubahan
kondisi pasien, fatigue pada material,
dan fungsi implant.
The oral immune system
Sistem imun pada oral environment
bertindak dengan cara yang berbeda
pada oral epitelium, dan jaringan ikat
dengan rest of the body.
Biological responses pada material
dalam mulut tak selalu terlihat
paralel dengan lokasi lain
Sangat penting untuk diingat bahwa
oral environment tidak selalu sesuai
dengan struktur dan fungsi yang ada
di area lain pada tubuh dan
perbedaan ini dapat mempengaruhi
biological response pada material
4. Measuring the Biocompatibility
Issues in Dentistry
Defining the Use of a Material
Fungsi atau penggunaan material dalam tubuh berpengaruh
biologis:
mutagenik.
Uji invitro
Uji hewan
kepada publik
UJI IN VITRO
Dilakukan di luar tubuh
Pada dasarnya, telah digunakan sebagai uji pertama
terhadap material baru
Dilakukan dalam tabung reaksi, cell-culture dish, flask/labu,
atau wadah lainnya, tetapi mereka dilakukan secara
terpisah dari suatu organisme utuh
Keuntungan :
Cepat
Murah
Mudah distandarisasi
Dapat digunakan dalam skala besar
Kerugian :
Potensi kekurangan dari kesesuaian penggunaan dari material
secara in vivo.
UJI HEWAN
Menempatkan material ke dalam beberapa jenis organisme.
Studi pulpa dan uji hewan lebih jarang daripada uji in vitro
material inti diuji di fase primer, beberapa material yang bertahan diuji di
Paradigma linear ini terlihat menjadi yang paling efisien dan paling
masyarakat.
Untuk tambahan secara luas, paradigma linear saat ini yang akurat
http://www.ada.org/830.aspx#41
ISO Standard 10993
Pada tahun 1992 ISO
(International Organization for
Standardization) mengeluarkan
ketetapan mengenai
biocompatibility yaitu, ISO 10993
Testing the biocompatibility of
materials yang kemudian diadaptasi di
Amerika menjadi FDA Blue Book
Memorandum #G95-1
Standards
horizontal
Standard
Relevant
semihorizo
standards
ntal
Standard
vertical
ISO 10993: Evaluasi Biologis
Alat Kesehatan
Berbagai pertimbangan
Apa material akan
dikelilingi oleh jaringan lunak ?
Eksternal terhadap epithelium oral?
Internal terhadapa epitelium oral? (e.g : implant)
Apa material akan
terekpos langsung ke tulang, jaringan, cairan, darah
dan saliva?
Atau antara material dan sel terhalang email atau
dentin ?
Semua ini punya peran besar dalam respon
biologis terhadap material
Lokasi Material