Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK III

PERPINDAHAN MASSA II

BACKWARD FEED MULTIPLE EFFECT EVAPORATORS


EVAPORATOR

Tujuan dari evaporasi adalah memekatkan larutan yang mengandung zat yang
sulit
menguap (non-volatile solute) dan pelarut yang mudah menguap (volatile
solvent) dengan cara menguapkan sebagian pelarutnya. Pelarut yang ditemui
dalam sebagian besar sistem larutan adalah air. Umumnya, dalam evaporasi,
larutan pekat merupakan produk yang diinginkan, sedangkan uapnya diembunkan
dan dibuang. Sebagai contoh adalah pemekatan larutan susu, sebelum dibuat
menjadi susu bubuk. Beberapa system evaporasi bertujuan untuk mengambil air
pelarutnya, misalnya dalam unit desalinasi air laut untuk mengambil air
tawarnya.
PERBEDAAN EVAPORATOR DENGAN
DRYING

Evaporator Drying

Bisa memproses sampai kadar air padatan sangat rendah dan produk
Memproses cairan encer sampai menjadi cairan pekat cairan ataupun bisa berupa padatan; jadi bisa memproses balk cairan maupun
kemungkinan terjadinya pengendapan karena larutan terlalu pekat. padatan.

Kebutuhan panas untuk penguapan air relatif Iebih sedikit. Kebutuhan panas relatif besar; biaya penguapan air dengan 9x biaya
penguapan air dengan evaporator.
PRINSIP KERJA EVAPORATOR


Prinsipkerjapemekatanlarutandenganevaporasididasarkanpadaperbedaantitikdidi

hyang sangatbesarantarazat-zat yang yangterlarutdenganpelarutnya


Perludiperhatikanbahwatitikdidihcairanmurnidipengaruhiolehtekanan. Makin
tinggitekanan, makatitikdidihjugasemakintinggi.
Hubunganantaratitikdidihdengantekanan uapnya dapat dirumuskan dengan
persamaan Antoine:

Untukair: A = 6,96681; B = 1668,21; C= 228, dimana Po dalamcmHgdan t dalamoC


Titik didih larutan yang mengandung zat yang sulit menguap akan tergantung
pada tekanan dan kadar zat tersebut. Pada tekanan yang sama, makin tinggi
kadar zat, makin tinggi titik didih Iarutannya. Beda antara titik didih larutan
dengan titik didih pelarut murninya disebut kenaikkan titik didih (boillng point
rise). Gambar dibawah merupakan contoh kurva titik didih larutan NaOH dalam
air.
Dalam evaporator, terjadi 3 proses penting yang berlangsung simultan, yaitu:

Pemisahan
Perpindahan penguapan uap dan
panas
cairan
JENIS JENIS EVAPORATOR

Horizontal Tube Evaporator.

Basket Evaporator
Standard Vertical-Tube
Evaporator

Long Tube Vertical Evaporator


Multiple-effect evaporator

Multiple-effect evaporator ditemukan oleh seorang insiyur African-American


bernama Norbert Rillieux. Meskipun beliau mungkin saja telah merancang
peralatan tersebut semenjak 1820-an dan membangun konstruksi prototypenya
pada 1834, dia tidak membangun industri yang mengaplikasikan evaporator ini
untuk pertama kalinya sampai tahun 1845. Semulanya dirancang untuk
memekatkan gula pada jus sugar cane. Teknologi ini sekarang menjadi
berkembang pesat digunakan di semua aplikasi industri yang memerlukan
teknologi untuk menguapkan air dalam jumlah yang banyak seperti produksi
garam dan desalinasi air.
Multiple effect evaporators merupakan peralatan yang dirancang dengan tujuan
meningkatkan efisiensi energi dari proses evaporasi yang berlangsung dengan
menggunakan energi panas dari steam (uap) untuk menguapkan air.
Prinsip kerja Multiple-effect evaporator

Prinsip dasar dari jenis evaporator ini yaitu menggunakan panas/kalor yang
dilepaskan/disediakan dari proses kondensasi pada satu efek untuk memberikan
panas bagi efek lainnya. Uap yang terbentuk dari separator first effect akan
memanasi komponen yang sedang berada di unit second effect, ketika steam awal
(steam langsung) sedang memanasi komponen yang berada pada unit first effect.
Pada suatu multiple-effect evaporator, air dididihkan pada suatu rangkaian wadah
(vessel), masing-masingnya dilangsungkan pada tekanan yang lebih rendah
dibandingkan dengan dengan unit sebelumnya. Karena titik didih dari air
berkurang/menurun seiring dengan penurunan tekanan maka uap yang terbentuk
dari satu wadah dapat digunakan untuk memanaskan unit berikutnya dan hanya
pada vessel pertama.(pada tekanan tertingi) membutuhkan sumber panas
eksternal. Laju uap dan air pendingin bagi unit double effect diperkirakan 50%
dibandingkan dengan unit single effect. Laju alir berbagai jenis bagi multiple
effect berkisar antara 3000 LPH sampai dengan 50,000 LPH.
Fresh feed masuk pada efek terakhir dan dilanjutkan
konsentrasi produk meninggalkan efek pertama
Feed harus didinginkan ke temperatur tinggi pada efek
pertama dan efek kedua
BACKWARD FEED MULTIPLE
EFFEK EVAPORATORS
Pompa harus digunakan pada setiap efek, karena aliran
akan dialirkan ke tekanan tinggi
Metode ini juga digunakan ketika konsentrasi sangat
viskos. Temperatur tinggi pada efek pertama dan kedua
mengurangi viskositas
NERACA MASSA :
EFEK 1: L2 = L1+V1 (OVERALL) ; L X 2 = L1 X1
EFEK 2: L3 = L2 + V2 (OVERALL); L 3 X 3 = L2 X 2
EFEK 3: F = L3 + V3 (OVERALL); F X F = L3 X 3
NERACA PANAS :
SUHU REFERENCE O0C
EFFECT 1: L2 Cp (T2-0) + S S1 = L1 Cp (T1 0) + V1 HV1
EFFECT 2: L3 Cp (T3 0) + V1 S2 = L2 Cp (T2 0) + V2 HV2
EFFECT 3: F Cp (TF 0) + V2 S3 = L3 Cp (T3 0) + V3 HV3
Backward Feed Multi Effect Evaporator

Perbedaan efek ini dengan Forward Feed Multiple Effect Evaporator adalah
letak feed masuknya, yaitu pada effect 3 (efek terakhir). Feed masuk dari
efek terakhir dan dipanaskan pada efek terakhir kemudian dipanaskan ke efek
2 (dengan temperatur yang lebih tinggi hingga pada efek 1. metode ini
digunakan ketika feed dingin dan konsentrasi produk diharapkan mempunyai
viskositas tinggi. Pada evaporator jenis ini, bahan masuk ditransfer dari efek
3 ke efek 2 hingga ke efek 1 dengan menggunakan pompa karena P1>P2>P3
sehingga tidak bisa berjalan natural seperti pada Forward feed multiple
effect evaporator.
Aplikasi Multiple Effect Evaporators

Proses Desalinasi Air Laut


Produksi Garam
Industri Air ( Daur ulang air dari sungai penyulingan )
Pelepasan Senyawa Kimia dengan cairan 0 % (zero liquid)
Cat
CONTOH SOAL

Reverse-feed triple effect evaporator digunakan untuk memekatkan larutan 10 %


NaOH menjadi 50% dengan rate 20.410 kg/jam dan suhu 48,9 oC. Media pemanas
menggunakan steam jenuh pada suhu 178,3 oC. Tekanan operasi pada effect-3
sebesar 10,34 kPa. Koefisien heat transfer pada masing-masing effect sama
U1=U2=U3=2840 W/m2.K. Untuk kebutuhan operasi tersebut, tentukan :
Rate konsumsi steam, S.
KONDISI OPERASI

Step -1
Neraca massa total sistem evaporator :
Asumsi : Rate vapor pada semua effect sama, V1=V2=V3
Neraca total system : F = L1 + V , L1 = 4082 kg/jam
Neraca total solute : F.XF = L1. X1 , V = 16328 kg/jam
Neraca massa pada masing-masing effect :
Trial 1 : Rate vapor pada masing-masing effect diasumsi sama
V1=V2=V3 , V=16328/3 = 5443 kg/jam

EFEK 1: L2 = L1+V1 L2 = 9525


L X2 = L 1 X 1 X2 =0,214

EFEK 2: L3 = L2 + V2 L3 =14976
L3 X3 = L2 X2 X3 = 0,136

EFEK 3: F = L3 + V3 F = 20410
F XF = L 3 X 3 XF =0,1
Step 2 : kondisi operasi (T) pada effect
terakhir (3)
Step 3 Temperatur drop pada effect
Temperatur drop pada effect
Karena umpan efek-1 berasal dari aliran produk efek-2, dimana suhu produk efek-2 (T2) << suhu operasi
efek-1 (T1), maka perlu dilakukan justifikasi dengan meredistribusi T pada masing-masing efek.
Justifikasi ini dilakukan dengan menambah T1 untuk kompensasi proses preheating yang diperlukan
untuk menaikan suhu umpan masuk efek-1 dari T2 ->>T1
Step 4 neraca panas

Anda mungkin juga menyukai