Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK SEJARAH

INDONESIA
X PERBANKAN SYARIAH 1

NAMA KELOMPOK
DEVI MELIYANTI
ITA SUSILAWATI
MAYSAROH RASYID
SAPELLA RCS

SMKN 7 KOTA SERANG


Proses Interaksi Antara Tradisi Lokal,Hindu,Budha dan Islam di Indonesia

A. Perpaduan Tradisi Lokal, Hindu-Budha, dan Islam di Indonesia

1) Bidang budaya Sebelum pengaruh budaya Hindu-Budha masuk, bangsa Indonesia


talah menggunakan bahasa melayu kuno dan Jawa kuno. Setelah masuknya
Hindu-Budha masyarakat menggunakan bahasa sansekerta dan bahasa podi.
sedangkan Masuknya agama Islam ke Indonesia, Islam menggunakan bahasa
Arab. Hal itu membuat perbendaharaan kata semakin banyak.

2) Bidang aksara Dengan datngnya aagama Hindu-Budha masyarakat menjadi


mengenal aksara pallawa atau nagari. Setelah Islam datang menggunakan aksara
Arab. Tetapi ada pencampuran yaitu aksara Pegon, yaitu aksara arab yang
digunakan untuk menulis bahasa Sunda / Jawa.
3) Bidang sosial System masyarakat yang dulunya dibedakan berdasarkan
profesi, setelah agama Hindu-Budha masuk, system kemasyarakatan dibedakan
berdasarkan kasta. Tetapi dengan masuknya agama Islam sitem kasta mulai
menghilang, meskipun sekarang masih kita jumpai pada masyaakat tertentu.

4) Bidang system pemerintahan Dulu system pemerintahan dipimpin oleh


seorang kepala suku. Menggunakan system Primus Interpares yang berarti nomer
satu dintara sesamanya. Sedangkan dalam Hindu-Budha system pemrintahannya
kerajaan yang dipimpin seorang raja. Tetapi dalam Islam nama raja diganti
dengan sebutan Sultan.

5) Bidang bangunan Candi Hindu-Budha yang ditemukan di Indonesi pada


dasarnya merupakan wujud akulturasi dari zaman megalithikum yaitu dari
bangunan punden berundak. Letak bangunan utama Bentuk candi
menyasuaikan dir ke entuk bangunan punden brundak. Bangunan utamanya
berada di bagian belakang dan bentuknya bertingkat.
6) Bidang seni Seni arca Arca pada zaman dulu merupakan perwujudan dari nenek moyang, cirinya
masih dibuat sederhana dan kasar. Setelah Hindu-Budha masuk pembuatan arca mempunyai kualitas
baik. Sedangkan pada zaman Islam masuk, arca yang semula bentuknya mahkluk hidup mulai
disamarkan, karena tidak diperbolehkan pada zaman Islam. Wayang Agama Hindu-Budha dating
memperkaya unsur-unsur bahan cerita pewayangan dan pada zaman Islam wayang digunakan sebagai
media cakwah. Sastra Sastra di Indonesia beru mengenal sastra lisan, misalnya sastra ritual (doa /rapal)
dan non ritual (nyanyian rakyat dan peribahasa). Setelah datangnya Hindu- Budha Indonesia mengenal
sastra tembang dan irama kidung. Pada saat Islam masuk cerita tersebut hanya digubah dan bahasanya
ditambah kosakata Arab. Tari Di beberapa daerah di Indonesia terdapat bentuk tarian yang berkaitan
dengan bacaan salawat dan dalam tarian itu sangat dipengaruhi olah paham Sufi. Misalnya pada
permainan Debus.

7) Bidang kalender Sebelum budaya Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia sudah mengenal
Kalender Saka (kalender Hindu). Dalam kalender Saka ini ditemukan nama-nama pasaran hari seperti
legi, pahing, pon, wage dan kliwon. Setelah berkembangnya Islam Sultan Agung dari Mataram
menciptakan kalender Jawa, dengan menggunakan perhitungan peredaran bulan (komariah) seperti
tahun Hijriah Islam). Pada kalender Jawa, Sultan Agung melakukan perubahan pada nama-nama bulan
seperti Muharram diganti dengan Syuro, Ramadhan diganti dengan Pasa. Sedangkan nama-nama hari
tetap menggunakan hari-hari sesuai dengan bahasa Arab. Dan bahkan hari pasaran pada kalender saka
juga dipergunakan. Kalender Sultan Agung tersebut dimulai tanggal 1 Syuro 1555 Jawa, atau tepatnya
1 Muharram 1053 H yang bertepatan tanggal 8 Agustus 1633 M.
8) Pernikahan Akulturasi antara budaya lokal dan Hindu-Budha
terlihat dalam pengadaan sesajen. Setelah Islam masuk
upacaranya di awali dengan membaca akad antara kedua
mempelai.

9) Pemakaman Prosesi pemakaman yang sesuai dengan Islam


hanya kewajiban untuk mensucikan jenazah, mengkafani, dan
menguburkannya. Tetapi karena adanya akulturasi, misal setelah
hari kematian adanya hari- hari peringatan selamatan / acara
tahlilan yang berisi pembacaan zikir dan tahlil. Juga pemberian
nisan yang merupakan warisan kebudayaan prasejarah.
Interaksi Sosial Budaya Masyarakat Indonesia Pada Awal Perkembangan Islam.

1. Perpaduan Budaya Islam dan Budaya Lokal a. Budaya istana


a. Tata pemerintahan Dalam perkembangan sejarah Islam dikenal adanya kalifah, artinya
seorang pengganti setelah Nabi wafat yang bertugas mengurus Negara dan agama, serta
melaksanakan hukum Islam dalam kehidupan Negara.
b. Bangunan istana Bangunan istana yang berasal dari peninggalan zaman Hindu-Budha sudah
tidak dapat ditemukan lagi pada zaman Islam. Hal ini karena istana pada zaman itu dibuat dari
bahan yang mudah hancur. Berbeda dengan bangunan istana para Sultan yang umumnya dibuat
dari batu bata dengan semen sebagai perekatnya. Istana raja merupakan benteng pertahanan
terakhir dari suatu Negara atau kerajaan.
c. Masjid agung Seorang Sultan adalah seorang pemimpi agama dan kepala pemerintahan yang
memiliki kewajiban untuk membangun sebuah masjid besar atau masjid agung yang
diperuntukkan sebagai pusat kegiatan keagamaan. Masjid agung yang terkait dengan istana
misalnya Masjid Baiturahman di Banda Aceh, Masjid agung di Jogjakarta, Masjid Maimun di
Medan.
d. Istana kerajaan Istana dapat dikatakan sebagai pusat budaya. Namun istana pada masa Islam
tidak lepas dari system Foedal. Pada system ini, system pelapisan sosial pada masyarakatnya yang
menjadi ciri utamanya.
B. Kesenian istana Kesenian istana adalah kesenian yang berkembang dalam
lingkunan istana. Selain itu berkembang pula kesenian yang hanya
diperuntukkan bagi penghuni istana. Cirinya adalah penyajiannya serba megah,
cerita yang dimainkan erat hubungannya dengan masalah pemerintahan,
sifatnya cenderung sakral. Kesenian lainnya yang juga berkembang adalah satra.
Pada zaman wali, berkembang karya sastra yang erat kaitannya dengan masalah
agama seperti Kitab suluk Bonang, prosa yang berisi ajaran agama Islam dan
sudah banyak mendapat pengaruh dari bahasa Arab maupun bahasa Melayu.

C.Masjid Masjid merupakan tempat beribadah umat Islam dalm


perkembangannya masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga
sebagai tempat dan pusat kegiatan keagamaan.
a. Masjid tradisional Masjid tradisional merupakan jenis masjid yang pertama
kali ada di Indonesia. Masjid ini menggunakan bahan bangunan yang berasal dari
alam. Susunan atapnya bertingkat dan dapat disebut dengan atap tumpang.
b. Masjid makam Masjid makam merupakan perpaduan antara masjid dan
makam. Di belakang masjid tradisional di Jawa biasanya terdapat makam para
wali maupun raja perpaduan antara masjid dan makam. Di belakang masjid
tradisional di Jawa biasanya terdapat makam para wali maupun raja kerajaan
Islam.
c. Masjid modern Masjid modern adalah masjid dengan bangunan arsitektur
moderndan bahanbahan yang digunakan juga modern. Disertai dengan manara,
yang berfungsi sebagai tampat muazin mengumandagkan azan.
2. Pengaruh Islam di berbagai daerah di Indonesia Faktor yang mempermudah perkembangan Islam di
Indonesia adalah : agama Islam tidak mengenl kasta dibawa oleh golongan pedagang
berkembang secara damai sifat bangsa Indonesiayang terbuka dan ramah memberi peluang untuk
bergaul dengan bangsa lain. Agama dan budaya Islam masuk ke Indonesia melalui beberapa jalur.
Jalur tersebut misalnya, Persia, Afganistan, Pakistan, India, kemudian menuju Indonesia.

3. Perkembangan agama dan budaya Islam di Indonesia Munculnya Bandar-bandar dagang di India
tidak dapat dipisahkan dengan proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia. Pedagang
datang ke Indonesia bukan hanya untuk berdagang, melainkan juga menyebarkan agama mereka.

4. Penyebaran agama Islam pada masa wali sanga Selain dilakukan oleh para pedagang,
penyabaran Islam juga dilakukan oleh para ulama dan para wali. Wali merupakan seorang utusan yang
mempunyai pengetahuan tentang agama dan ilmu gaib. Wali songo terdiri dari Maulana Malik Ibrahim,
Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Kudus, Sunan Muria, Sunan Drajad, Sunan Giri, Sunan Kalijaga,
Sunan Gunung Jati. Selain para wali, kita juga mengenal para pemikir Islam atau sufi seperti Hamzah
Fansuri dan Nuruddin Ar Raniri. Di Jawa tengah kita menganal Sultan tembayat yang menyebarkan
Islam melalui pondok pesantren.

Anda mungkin juga menyukai