Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN KASUS

OSTEOMIELITIS KRONIS
Oleh:
Rizky Imansari
092011101030

SMF. Bedah RSD dr Soebandi Jember


2013
ANATOMI TULANG
Tulang terdiri atas daerah yang kompak pada
bagian luar yang disebut dengan korteks dan
bagian dalam yang bersifat spongiosa berbentuk
trabekula dan dilapisi oleh periosteum pada
bagian luarnya sedangkan yang membatasi
tulang dari cavitas medullaris adalah endosteum
Secara garis besar dibedakan menjadi :
a. Tulang panjang
. femur, tibia, fibula, ulna dan humerus
. merupakan daerah metabolik yang aktif
dan banyak mengandung pembuluh
darah
. sering ditemukan adanya kelainan atau
penyakit
b. Tulang pendek
. Vertebrae dan tulang-tulang karpal, tarsal
c. Tulang pipih
. Costae, scapula, pelvis
OSTEOMIELITIS KRONIS
DEFINISI
Osteomilelitis adalah suatu peradangan tulang yang
disebabkan oleh organisme piogenik walaupun agen
infeksi lain juga dapat menyebabkannya. Ini dapat tetap
terlokalisasi atau dapat tersebar melalui tulang,
melibatkan sumsum, korteks, jaringan kanselosa, dan
periosteum
Osteomielitis kronis umumnya merupakan lanjutan
dari osteomielitis akut yang tidak terdiagnosis atau
tidak diobati dengan baik. Osteomielitis kronis juga
dapat terjadi setelah fraktur terbuka atau setelah
tindakan operasi pada tulang
EPIDEMIOLOGI
Usia dekade I-II
Pria lebih sering dibanding wanita (4:1)
Lokasi infeksi tersering adalah di daerah
metafisis tulang panjang femur, tibia, humerus,
radius, ulna, dan fibula
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIK
Osteomielitis akut
Awal penyakit gejala sistemik seperti
febris, anoreksia, dan malaise menonjol,
sedangkan gejala lokal seperti pembengkakan
atau selulitis belum tampak
Nyeri spontan lokal yang mungkin disertai
nyeri tekan dan sedikit pembengkakan serta
kesukaran gerak dari ekstremitas yang
terkena osteomielitis hematogen akut
Osteomielitis kronis
Biasanya terdapat riwayat osteomielitis
Nyeri tulang yang terlokalisir, kemerahan,
dan drainase disekitar area yang terkena
Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya
sinus, fistel atau sikatriks bekas operasi
dengan nyeri tekan, deformitas, instabilitas,
dan tanda-tanda dari gangguan vaskularisasi,
jangkauan gerakan
DIAGNOSIS
Diagnosis osteomielitis berdasar pada
penemuan klinis, laboratorium, dan radiologi
Gold standard dari diagnosis osteomielitis
adalah biopsi dengan kultur atau sensitivitas.
Suatu biopsi tidak hanya bermanfaat dalam
menegakkan diagnosis, akan tetapi juga berguna
menentukan regimen antibiotik yang akan
digunakan.
TATA LAKSANA
1. Pemberian antibiotik
Osteomielitis kronis tidak dapat diobati semata-
mata dengan antibiotik saja
Tujuan pemberian antibiotik :
Mencegah terjadinya penyebaran infeksi pada
tulang sehat lainnya dan mengontrol eksaserbasi
Kegagalan pemberian antibiotik dapat
disebabkan oleh :
Pemberian antibiotic yang tidak sesuai dengan
mikroorganisme penyebab
Dosis tidak adekuat
Lama pemberian tidak cukup
Timbulnya resistensi
Kesalahan hasil biakan (laboratorium)
Antibiotik antagonis
Pemberian pengobatan supuratif yang buruk
Kesalahan diagnostik
2. Tindakan operatif
Tindakan operatif dilakukan bila fase eksaserbasi akut
telah reda setelah pemberian antibiotik yang adekuat.
Operasi yang dilakukan bertujuan:
. Mengeluarkan seluruh jaringan nekrotik, baik
jaringan lunak maupun jaringan tulang
(sekuestrum) sampai ke jaringan sehat sekitarnya.
Selanjutnya dilakukan drainase dan irigasi secara
kontinu selama beberapa hari. Adakalanya
diperlukan penanaman rantai antibiotik didalam
bagian tulang yang infeksi
. Sebagai dekompresi pada tulang dan memudahkan
antibiotik mencapai sasaran dan mencegah
penyebaran osteomielitis lebih lanjut
LAPORAN KASUS
Osteomielitis kronis post plating
tibial plateau dekstra
IDENTITAS
Nama : Nn. I
Usia : 16 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Mangaran II/1 Bondowoso
Pekerjaan : Siswa
Agama : Islam
Suku Bangsa : Madura
No. Rekam Medis : 37.95.83
Tanggal MRS : 8 Juli 2013
Tanggal Pemeriksaan : 8 Juli 2013
Tanggal Operasi : 9 Juli 2013
Tanggal KRS : 11 Juli 2013
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Gatal dan luka pada kaki kanan
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh gatal pada bekas operasi pada
tahun 2011. Keluhan tersebut dirasakan sejak 1 tahun
yang lalu. Pada tahun 2011 lalu, pasien mengalami
kecelakaan lalu lintas, pasien mengendarai sepeda motor
dan ditabrak oleh sepeda motor lain. Kaki kanan pasien
patah sehingga pasien dioperasi dengan dipasang plat
pada kaki kanannya di RSD dr. Soebandi. 1 tahun setelah
operasi, pasien mengeluhkan gatal pada bekas
operasinya serta terdapat luka dan keluar nanah pada
luka. Pasien membiarkan luka tersebut. Pasien datang
kembali ke RSD dr. Soebandi untuk melepas plat di kaki
kanannya. Masih terdapat luka di kaki kanan pasien dan
mengeluarkan nanah.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pada tahun 2011 pasien mengalami kecelakaan lalu
lintas dan kaki kanan pasien patah sehingga pasien
dioperasi dengan memasang plat pada kaki
kanannya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Menurut pasien tidak ada anggota keluarga yang
memiliki gejala yang sama dengan yang dialami
pasien saat ini.
Riwayat Pengobatan
Selama ini pasien tidak periksa ke dokter dan tidak
memberikan obat-obatan apapun untuk luka pada
bekas operasinya tersebut.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum: Cukup
Kesadaran: Compos mentis
Vital Sign:
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 64 kali per menit
RR : 20 kali per menit
Suhu : 36,8oC
Kepala/Leher : anemis/ikterik/cyanosis/dispneu
-/-/-/-
Thoraks:
Cor :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi: ictus cordis tidak teraba
Perkusi : redup pada ICS IV PSL dextra dan ICS V
MCL sinistra
Auskultasi : S1 dan S2 tunggal

Pulmo :
Inspeksi : simetris, tidak ada ketertinggalan gerak
Palpasi: fremitus raba N/N
Perkusi : sonor +/+
Auskultasi : suara nafas Vesikuler +/+,
Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen:
Inspeksi : flat, darm contour (-), darm
steifung (-)
Auskultasi: bising usus (+) Normal
Perkusi : timpani, pekak hepar (+)
Palpasi : soepel (+), defance muscular (-)

Ekstremitas
Akral hangat di keempat ekstremitas, tidak ada
edema di keempat ekstremitas, terdapat luka di
region cruris dekstra
Status Lokalis
Regio Cruris dekstra:
Terdapat scar bekas operasi, luka pada bekas
operasi 4x3 cm dan mengeluarkan nanah, tidak ada
edema, tidak kemerahan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium (08 Juli 2013)
HEMATOLOGI
Hemoglobin : 12,9 g/dL N : 11,4-15,1 g/dL
Leukosit : 11 x 109 /L N : 4,3-11,3 x 109/L
Hct : 38,2 % N : 40-47 %
Trombosit : 402 x 109/L N : 150-450 x 109/L
PPT pasien : 11,7 N : beda < 2 detik
Kontrol : 11,4
APTT pasien : 23,6N : beda < 7 detik
Kontrol : 28,0
FAAL HATI
SGOT : 27 N : L=10-35;P=10-31
SGPT : 14 N : L=9-43;P=9-46
Kreatinin serum : 0,6 N : L=0,6-1,3;P=0,5-1,1
BUN : 12 N : L=6-20mg/dl
Urea : 26 N : L=10-50mg/dl
Pemeriksaan radiologis
DIAGNOSIS
Osteomielitis kronis post plating tibial plateau
dekstra
PENATALAKSANAAN
Aff plate dan debridement osteomielitis
Teknik operasi:
a. Informed consent dan pemberian antibiotik profilaksis
b. Posisi pasien supine
c. Desinfeksi dengan povidone iodine 10%
d. Insisi luka
e. Didapatkan implant tibial plateau dekstra dan pus 5 cc
f. Dilakukan aff plate + debridement
g. Operasi selesai
.Instruksi post-operasi:
. Injeksi ceftriaxon 2x1gr
. Injeksi ketorolac 3x1ampul
. Injeksi ranitidine 3x1 ampul
FOLLOW UP
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai