Referat MH
Referat MH
Kulit
lesi berupa nodus, infiltrat, jaringan parut, ulkus
terdapat pada bagian tubuh yang relatif lebih
dingin, misalnya pada muka, hidung (mukosa),
telinga, tangan dan kaki serta bagian yang terbuka
lainnya
GAMBARAN KLINIS
Saraf tepi : M.leprae
tumbuh optimum pada
suhu 30C, lebih sering
menyerang saraf tepi
yang terletak superfisial
dengan suhu yang relatif
lebih dingin.
N. Fasialis :
lagoftalmus, hilangnya
ekspresi wajah dan
kegagalan mengatupkan
bibir
N. Trigeminus : anestesi
kulit wajah, kornea dan
konjungtiva
N. Aurikularis magnus
GAMBARAN KLINIS
N. Radialis : anestesi dorsum manus serta ujung proksimal
jari telunjuk, tangan lunglai (drop wrist), tak mampu
ekstensi jari-jari atau pergelangan tangan
N. Ulnaris : anestesi sampai clawing pada ujung jari
anterior kelingking dan jari manis, serta atrofi hipotenar
dan otot interoseus dan kedua otot lumbrikalis medial
N. Medianus : anestesi sampai clawing pada ujung jari
bagian anterior ibu jari, telunjuk dan jari tengah, tidak
mampu adduksi ibu jari, kontraktur ibu jari, atrofi otot
tenar dan kedua otot lumbrikalis lateral
N. Peroneus comunis : anestesi tungkai bawah, bagian
lateral dan dorsum pedis, kaki gantung (drop foot)
N. Tibialis posterior : anestesi telapak kaki, claw toes
GAMBARAN KLINIS
LL BL BB
Reaksi Lepra
Tipe 1
delayed hypersensitivity reaction = reaksi
hipersensitivitas tipe IV
antigen yang berasal dari produk akibat basil
yang telah mati akan bereaksi dengan limfosit
T disertai perubahan SIS yang cepat =>
upgrading / reversal, apabila menuju ke arah
bentuk tuberculoid (terjadi peningkatan SIS)
down grading, apabila menuju ke bentuk
lepromatous (terjadi penurunan SIS)
Reaksi Lepra
Tipe 1
penggunaan istilah downgrading akhir-akhir ini sudah
hampir tidak terdengar lagi => pemakaiannya hanya
untuk menunjukkan pergeseran ke arah lepromatous
masih tetap berlaku, berarti bergerak secara lambat
gejala klinis reaksi reversal => sebagian/seluruh lesi
yang telah ada bertambah aktif dan atau timbul lesi
baru dalam waktu yang relatif singkat
lesi hipopigmentasi menjadi eritema, lesi eritema menjadi
makin eritematosa, lesi makula menjadi infiltrat, lesi
infiltrat makin infiltrat dan lesi lama menjadi bertambah
luas. Gejala lain seperti neuritis akut juga dapat ditemukan.
Reaksi Lepra
Tipe 2
eritema nodusum leprosum (ENL)
reaksi hipersensitivitas tipe III
antigen berasal dari produk kuman
yang telah mati dan bereaksi dengan
antibodi membentuk kompleks Ag-
Ab yang akan mengaktivasi
komplemen => ENL
gejala klinis :
nodus eritema, dan nyeri dengan tempat
predileksi dilengan dan tungkai
iridosiklitis, neuritis akut, limfadenitis,
artritis, orchitis dan nefritis akut dengan
adanya proteinuria
DIAGNOSIS
N. ulnaris
DIAGNOSIS
Pemeriksaan bakterioskopik
sediaan dibuat dari kerokan jaringan kulit / usapan
mukosa hidung yang diwarnai dengan pewarnaan
Ziehl Neelsen
pertama harus ditentukan lesi di kulit yang
diharapkan paling padat oleh basil setelah terlebih
dahulu menentukan jumlah tempat yang diambil
untuk riset dapat diperiksa 10 tempat dan untuk rutin
sebaiknya minimal 4 6 tempat yaitu kedua cuping
telinga bagian bawah dan 2 -4 lesi lain yang paling aktif
berarti yang paling eritematosa dan paling infiltratif
DIAGNOSIS
Pemeriksaan histopatologik
tipe tuberkoloid => tuberkel dan kerusakan saraf
yang lebih nyata, tidak ada basil atau hanya sedikit
dan non solid
tipe lepromatosa terdapat kelim sunyi
subepidermal (subepidermal clear zone) yaitu
suatu daerah langsung di bawah epidermis yang
jaringannya tidak patologik
Pemeriksaan serologik
didasarkan terbentuk antibodi pada tubuh
seseorang yang terinfeksi oleh M. leprae.
Pausibasilar
Karakteri Tuberkuloid Borderline Indeterminate (I)
stik (TT) Tuberkuloid (BT)
Lesi
Bentuk Makula atau Makula dibatasi Hanya makula
makula dibatasi infiltrat; infiltrat saja
infiltrat
Jumlah Satu atau Beberapa atau satu Satu atau
beberapa dengan lesi satelit beberapa
Distribusi Asimetris Asimetris Bervariasi
Permukaan Kering,skuama Kering, skuama Halus agak berkilat
Anestesia Jelas Jelas Tidak ada sampai
tidak jelas
Batas Jelas Jelas Dapat jelas atau
tidak jelas
BTA
Pada lesi Negatif Negatif, atau 1+ Biasanya negatif
kulit
Tes Positif kuat (3+) Positif lemah Dapat positif
Lepromin lemah atau
Multibasilar
Karakteris Lepromatosa Borderline Mid-borderline (BB)
tik (LL) Lepromatosa
(BL)
Lesi
Bentuk Makula, infiltrat Makula, plak, Plak, lesi bentuk
difus, papul, papul kubah, lesi punched
nodus out
Jumlah Tidak terhitung, Banyak tapi kulit Dapat dihitung, kulit
tidak ada kulit sehat masih ada sehat jelas ada
sehat
Distribusi Simetris Cenderung Asimetris
simetris
Permukaan Halus berkilat Halus berkilat Agak kasar dan
berkilat
Anestesia Tidak jelas Tidak jelas Lebih jelas
Batas Tidak jelas Agak jelas Agak jelas
BTA
Pada lesi Banyak (ada Banyak Agak banyak
kulit globus)
PB (Pausibasilar) MB (Multibasilar)
Lesi kulit (makula datar, papul 1-5 lesi > 5 lesi
yang meninggi, nodus) Hipopigmentasi/ Distribusi lebih
eritema simetris
Distribusi tidak
simetris
Kerusakan saraf Hilangnya sensasi Hilangnya sensasi
(menyebabkan hilangnya yang jelas yang kurang jelas
sensasi/kelemahan otot yang Hanya satu cabang Banyak cabang saraf
dipersarafi oleh saraf yang saraf
terkena)
BTA Negatif Positif
Tipe
- Ridley-Jopling BT dan TT BB, BL, dan LL
- Madrid I dan T B dan L
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS BANDING
TATALAKSANA
MDT untuk pausibasilar (I, BT, TT, dengan BTA
negatif) pada dewasa
DEWASA
OBAT
<35 th >35 th
Rifampisin 450 mg/bln 600 mg/bln
(diawasi) (diawasi)
2 minggu VI 5 mg/hari
REFERENSI
1. Wisnu IM, Daili ESS, Menaldi SL. Kusta. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi Ketujuh. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia ; 2015.h.87-102.
2. Djuanda A, Menaldi SL, Wisesa TW, Ashadi LN. Kusta Diagnosis dan
Penatalaksanaan. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia ; 1997.
3. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Pedoman Nasional Program Pengendalian Penyakit Kusta. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI ; 2012.
4. Wolff K, Johnson RA, Saavedra AP. Fitzpatrick's Color Atlas and Synopsis
of Clinical Dermatology 7th ed. USA: McGraw-Hill. 2013.
5. Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller SA, Leffell DJ, Wolff K.
Fitzpatricks Dermatology in General Medicine 8th ed. USA : McGraw
Hill 2012.