Anda di halaman 1dari 43

Ayu Suci Pratiwi

405140238
RUPTUR TUBA FALLOPI
LAPARATOMI
SALPINGEKTOMI
SALPINGOSTOMI
Pendahuluan
Hiperplasia endometrium merupakan
prekursor terjadinya kanker endometrium
yang terkait dengan stimulasi estrogen
yang tidak terlawan (unopposed
estrogen)pada endometrium uterus.
Kelainan ini biasanya muncul dengan
perdarahan uterus abnormal. Resiko
terjadinya progresifitas sangat terkait
dengan ada atau tidak adanya sel atipik
Definisi
suatu kondisi di mana lapisan dalam
rahim (endometrium) tumbuh secara
berlebihan. Kondisi ini merupakan
proses yang jinak (benign), tetapi
pada beberapa kasus (hiperplasia
tipe atipik) dapat menjadi kanker
rahim
Faktor Resiko
Sekitar usia menopause
Didahului dengan terlambat haid atau amenorea
Obesitas ( konversi perifer androgen menjadi
estrogen dalam jaringan lemak )
Penderita Diabetes melitus
Pengguna estrogen dalam jangka panjang tanpa
disertai pemberian progestin pada kasus
menopause
PCOS polycystic ovarian syndrome
Penderita tumor ovarium dari jenis granulosa theca
cell tumor
Klasifikasi Hiperplasia Endometrium

Simpel hyperplasia = Kategori ringan


dan tak akan berakhir dengan
keganasan sehingga penderita tetap
masih bisa hamil

Kompleks hyperplasia = peningkatan


kelenjar sedikit stroma endometrium,
pola dan formasi kelenjar sangat
komplek dan irregular 3%-5%.
Simpel atipik hyperplasia = sama seperti
hiperplasi komplek tetapi mengandung
sitologi atipik.
Kompleks Atipik hyperplasia = sama seperti
simple atipik namun rasionya 25%-35%.
Penigkatan kelenjar sedikit stroma
endometrium, pola dan formasi kelenjar
sangat komplek dan irregular. kategori
berbahaya, biasanya merupakan cikal bakal
terjadinya kanker. Ini yang perlu diwaspadai
Tanda dan Gejala
siklus menstruasi tak teratur, tidak
haid dalam jangka waktu lama
(amenore) ataupun menstruasi terus-
menerus dan banyak. Selain itu,
akan sering mengalami plek bahkan
muncul gangguan sakit kepala,
mudah lelah dan sebagainya.
Diagnosis
Pemeriksaan Ultrasonografi = Pada wanita
pasca menopause ketebalan endometrium
pada pemeriksaan ultrasonografi
transvaginal kira kira < 4 mm
Biopsi = Diagnosis Hiperplasia
endometrium dapat ditegakkan melalui
pemeriksaan biopsi yang dapat dikerjakan
secara poliklinis dengan menggunakan
mikrokuret. Metode ini juga dapat
menegakkan diagnosa keganasan uterus
Dilatasi dan Kuretase= Leher rahim dilebarkan
dengan dilatator kemudian hiperplasianya
dikuret. Hasil kuret kalau di PA-kan.
Hysteroscopy = Histeroskopi adalah tindakan
dengan memasukkan peralatan teleskop kecil
kedalam uterus untuk melihat keadaan dalam
uterus dengan peralatan ini selain melakukan
inspeksi juga dapat dilakukan tindakan
pengambilan sediaan biopsi untuk
pemeriksaan histopatologi
Diagnosis Banding
Karsinoma endometrium
Leiomioma uteri
Polip endometrium
Tatalaksana
Tindakan kuratase selain untuk menegakkan
diagnosa sekaligus sebagai terapi untuk
menghentikan perdarahan
Terapi progesteron untuk menyeimbangkan
kadar hormon di dalam tubuh selama 3-4 bulan
(megestrol asetat 20-40 mg/hari)
Histerektomi Metode ini merupakan solusi
permanen untuk terapi perdarahan uterus
abnormal. Khusus bagi penderita hiperplasia
kategori atipik, jika memang terdeteksi ada
kanker,
Kesimpulan
Hiperplasia Endometrium adalah suatu kondisi
di mana lapisan dalam rahim (endometrium)
tumbuh secara berlebihan yang merupakan
cikal bakal kanker rahim.
Risiko terjadinya hiperplasia endometrium
bisa tinggi pada: usia sekitar menopause,
menstruasi yang tidak beraturan atau tidak
ada haid sama sekali, over-weight, diabetes,
SOPK (PCOS), mengonsumsi estrogen tanpa
progesteron dalam mengatasi gejala
menopause
Berikut ini beberapa pemeriksaan
yang biasa dilakukan pada
hiperplasia endometrium:
USG, Dilatasi dan Kuretase (D&K)
dan Hysteroscopy.
Pada kebanyakan kasus hiperplasisa
dapat diobati dengan obat2an yaitu
dengan memakai progesteron dan
Histerektomi.

Anda mungkin juga menyukai