Anda di halaman 1dari 35

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN GEJALA AWAL

DEMENSIA
PADA PRA LANSIA DI KECAMATAN BANGSALSARI
KABUPATEN JEMBER
Nur Inayah Ratnasari
112110101162

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JEMBER
2015
Latar Belakang
Kemunduran kemampuan intelektual hingga ke
Demensia titik yang melemahkan fungsi sosial dan
pekerjaan.

Penyebab Kerusakan pada sel-sel otak

Penderitakecatatan dan ketergantungan.


Dampak Keluarga/orang-orang disekitarkualitas
hidup.
Ekonomitaksiran biaya yang telah
digunakan untuk menangani demensia di
seluruh dunia pada tahun 2010 telah mencapai
US$ 604 milyar .
Penyakit Alzheimer memberikan kontribusi
sebesar 60% hingga 70% kasus demensia.
Epidemiologi Demensia berkembang melalui tiga tahapan
yaitu, early stage, middle stage, dan late stage.

Pada tahun 2010 diperkirakan 35,6 juta


penduduk di dunia hidup dengan demensia.
Indonesia berada diperingkat keempat dengan
perkiraan jumlah orang yang menderita
demensia sebesar 1.033.000 pada tahun 2015.
Di Kabupaten Jember terdapat 124 kasus
demensia yang terjadi pada tahun 2011, 32
Jumlah kasus pada tahun 2012 dan 26 kasus pada
tahun 2013.

Jumlah penduduk yang mengalami kesulitan


dalam mengingat, berkonsentrasi dan
berkomunikasi Jember (30.136 jiwa)
Kec. Bangsalsari (1.652 jiwa).
Masalah

Early Onset
Dementia

Pra Lansia Penyesuaian diri


Pra Lansia

Stres

Demensia Gejala awal Early diagnosis


Tujuan
Tujuan Umum Tujuan Khusus
Menganalisis hubungan tingkat stres o Mengidentifikasi karakteristik pra
dengan gejala awal demensia pada lansia di Kecamatan Bangsalsari
pra lansia di Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember yang terdiri atas.
Kabupaten Jember. usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
status pernikahan, status pekerjaan,
tingkat pendapatan, riwayat demensia
keluarga dan riwayat penyakit.

o Mengidentifikasi tingkat stres pra


lansia di Kecamatan Bangsalsari
Kabupaten Jember.
Tujuan Khusus Tujuan Khusus
o Mengidentifikasi gejala awal demensia o Menganalisis gejala awal demensia
pada pra lansia di Kecamatan berdasarkan karakteristik pra lansia di
Bangsalsari Kabupaten Jember. Kecamatan Bangsalsari Kabupaten
Jember yang terdiri atas usia, jenis
o Menganalisis tingkat stres berdasarkan kelamin, tingkat pendidikan, status
karakteristik pra lansia di Kecamatan pernikahan, status pekerjaan, tingkat
Bangsalsari Kabupaten Jember yang pendapatan, riwayat demensia keluarga
terdiri atas usia, jenis kelamin, tingkat dan riwayat penyakit.
pendidikan, status pernikahan, status
pekerjaan, tingkat pendapatan, riwayat o Menganalisis hubungan tingkat stres
demensia keluarga dan riwayat penyakit. dengan gejala awal demensia pada pra
lansia di Kecamatan Bangsalsari
Kabupaten Jember.
Tinjauan Pustaka
Demensia Pra Lansia
Pengertian Demensia Pengertian Pra Lansia
Epidemiologi Demensia Patofisiologi Tugas Perkembangan Pra Lansia
Demensia Hubungan Stres dengan Penyakit
Etiologi Demensia Teori Biologis
Faktor Risiko Demensia Teori Psikologis
Gejala Demensia Hubungan Stres dengan Demensia
Stres
Definisi Stres
Respon Terhadap Stres
Tahapan Stres
Tingkatan Stres
Sumber Stres
Stres Pada Pra Lansia
Kerangka Teori Faktor Risiko Demensia

Non Modifiable Potentially Modifiable


Karakteristik Pra Lansia
1. Usia 1. Faktor Risiko Vaskular
1. Tingkat Pendidikan
2. Jenis Kelamin 2. Hipertensi
2. Status Pernikahan
3. Riwayat Keluarga 3. Diabetes Melitus
3. Status Pekerjaan
4. Genetik 4. Depresi
4. Tingkat Pendapatan
5. Aktivitas Fisik
6. Nicotin Addiction
Tugas Perkembangan Pra Lansia Stimulus Processor Threat 7. Stres

1. Penyesuaian terhadap
perubahan fisik
Respon Fisiologis Respon Psikologis
2. Penyesuaian terhadap
perubahan minat
3. Penyesuaia terhadap pekerjaan
4. Penyesuaian terhadap Tingkat Stres
perubahan pola keluarga

Ringan Sedang Berat


Modifikasi konsep dari Vidal et al. (2009)
Mc Ewen& Stellar dalam Rice et al. (2012);
Hurlock (1980); Nevid et al. (2003); Hawari, Ketidakberdayaan Aggression, Risk Taking Kewaspadaan
(2001); Stein et al. (2008); Kim dan Diamond Self Damaging Behaviour
(2002); WHO, 2012

Respon biologi Kerentanan Genetik

Gejala Awal
Mediators Effectors Disease Outcome
1. Fungsi Kognitif
a. Atensi 1. Neural 1. Sistem Imun 1. Kanker, Infeksi Virus
b. Memori 2. Neuroendokrin 2. Sistem Kardiovaskular 2. Penyakit Jantung Koroner,
c. Kelancaran 3. Jaringan Adiposa, Otot Sudden Death
d. Fungsi Bahasa
3. Obesitas, Diabetes, Hipertensi
e. Kemampuan Neurodegeneratif
Visouspatial
2. Tingkat Kecemasan Demensia
Kerangka Konsep
Faktor Risiko Demensia

Non Modifiable Potentially Modifiable

1. Usia 1. Faktor Risiko Vaskular


2. Jenis Kelamin 2. Hipertensi
3. Riwayat Keluarga 3. Diabetes Melitus

4. Genetik 4. Depresi
5. Aktivitas Fisik
6. Nicotin Addiction

Karakteristik Pra Lansia 7. Stres


1. Tingkat Pendidikan
2. Status Pernikahan
3. Status Pekerjaan
4. Tingkat Pendapatan Tingkat Stres

Ringan Sedang Berat

Gejala Awal Demensia


: Variabel diteliti 1. Fungsi Kognitif
a. Atensi
b. Memori
: Variabel tidak diteliti c. Kelancaran
d. Fungsi Bahasa
e. Kemampuan Visouspatial
2. Tingkat Kecemasan
Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian


Jenis Penelitian ini adalah analitik observasional dengan
rancangan cross sectional

Tempat :Kecamatan Bangsalsari Kabupaten


Tempat dan Jember
Waktu Penelitian Waktu :Februari-Mei 2015

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh


Populasi penduduk yang berusia 45 hingga 59 tahun di
Penelitian wilayah Kecamatan Bangsalsari Kabupaten
Jember.
Inklusi
Penduduk yang berusia 45 hingga 59 tahun
yang masih tinggal atau berdomisili di
Kecamatan Bangsalsari dan dapat
berkomunikasi dengan baik
Eksklusi
Kriteria Inklusi Penduduk yang berusia 45 hingga 59 tahun
dan Eksklusi yang tidak bisa membaca dan menulis (tuna
aksara) serta yang sedang dalam keadaan
sakit sehingga tidak dapat merespon dalam
proses wawancara.

Berdasarkan perhitungan ukuran sampel dengan


Besar Sampel
menggunakan rumus lemeshow dan lwanga dan
antisipasi drop out sebesar 20%, diperoleh Penelitian
jumlah sampel sebanyak 267 orang.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini Cara
menggunakan teknik multistage Pengambilan
random sampling. Sampel

Bebas
Usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status
pernikahan, status pekerjaan, pendapatan,
riwayat demensia keluarga, riwayat penyakit
dan tingkat stres Variabel
Terikat
Gejala awal demensia berdasarkan penilaian
fungsi kognitif yang meliputi atensi, memori,
kelancaran,bahasa dan kemampuan
visouspasial serta tingkat kecemasan
Primer
Meliputi karakteristik pra lansia (usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, status
pernikahan, pekerjaan, tingkat pendapatan, Data
riwayat keluarga, riwayat penyakit), tingkat
stres dan gejala awal demensia beserta
domainnya.
Sekunder
Data jumlah pra lansia di Kecamatan
Bangsalsari dan data jumlah pra lansia tiap
Desa di Kecamatan Bangsalsari

Wawancara dengan bantuan instrumen penelitian


Teknik dan alat
perolehan data
Instrumen yang digunakan antara lain:
Kuesioner karakteristik responden
SRRS (Social Readjusment Rating Scale)
ACE III (Addenbrookes Cognitive Examination)
HAM-A (Hamilton Anxiety Rating Scale)
Pengolahan Data
a. Memeriksa Data
b. Mengkodekan Data
c. Membuat Tabulasi Data
Penyajian Data
Hasil dalam penelitian ini disajikan dalam Teknik penyajian
bentuk tabel frekuensi dan tabulasi silang dan analisis data
yang kemudian dijelaskan dalam bentuk teks.
Analisi Data
a. Analisis Univariabel
b. Analisis Bivariabel
Karakteristik Pra Lansia
Tingkat Stres Pra Lansia

Tingkat Stres
Gejala Awal Demensia Pada Pra Lansia

Fungsi Kognitif
Std. Skor
Rata-rata Skor
Domain Fungsi Kognitif Deviatio Maksimu
skor Minimum
n m
Atensi (4 item) 15.03 1.9 9 18
Memori (5 item) 20.96 2.7 10 26
Kelancaran (2 item) 4.13 2.3 0 12
Bahasa (8 item) 22.16 2.5 12 26
Kemampuan visuospasial
10.42 2.8 1 16
(5 item)
Tingkat Kecemasan
Tingkat Stres Berdasarkan Karakteristik Pra Lansia

55-59 7.9%
Tidak 13.5% Laki-laki 9%

Tingkat Stres
Tdk Ada 13.9% SD7. 9%

Rp 1.460.500 Bekerja 12%


12%
Gejala Awal Demensia Berdasarkan Karakteristik Pra
Lansia
Fungsi Kognitif

55-59 14.2 55-59 19.4

Atensi Memori

Tdk bekerja 20.2

Rp 1.460.500 14.5 Tdk sekolah 12.4 Rp 1.460.500 19.9 Tdk sekolah 16.2
Fungsi Kognitif

Tdk sekolah 2.0 55-59 21.1

Kelancaran Bahasa

Tdk bekerja 20.9

Tdk memiliki RD 4.1 Rp 1.460.500 3.4 Rp 1.460.500 21.2 Tdk sekolah 18.8
Fungsi Kognitif

55-59 9.4

Kemampuan
Visuospasial

Tdk Bekerja 9.4 Tdk sekolah 6.3

Rp 1.460.500 9.2 Perempuan 10.2


Tdk 23.6% Perempuan 2.6%
55-59 2.6%

Tdk 23.6% Tdk sekolah/ SD 2.2%

Tingkat Kecemasan

Tdk ada 21.7% Bekerja 2.2%

Ya 2.2%
Menikah 24% Rp 1.460.500 3.8%
Hubungan Tingkat Stres dengan Gejala Awal
Demensia

Fungsi Kognitif
Tingkat Stres
Domain Fungsi
p-value
Kognitif Ringan Sedang Berat
Atensi 15.81.7 14.51.7 14.22.5 0.000*
Memori 22.41.6 20.02.4 19.73.2 0.000*
Kelancaran 4.72.1 3.42.6 0.000*
3.72.1
Bahasa 23.31.9 21.62.1 20.42.9 0.000*
Kemampuan 11.82.2 9.03.5 0.000*
Visuospasial 9.42.6
Tingkat Kecemasan
Tingkat Stres
Tingkat Ringan Sedang Berat Koefisie
p-
Kecemasa n
value
n n % n % n % Cramer

121 45.3 70 26. 8 3.0


Ringan
2 0.498
0.000
1 0.4 28 10. 28 10.5
Sedang *
5
Berat 0 0 1 0.4 10 3.7

Peningkatan tingkat stres akan cenderung


diikuti dengan peningkatan tingkat
kecemasan (Kurebayashi et al.,
2012:133).
Kesimpulan

Mayoritas pra lansia di Kecamatan Berdasarkan pengukuran tingkat stres, pra


Bangsalsari berjenis kelamin laki-laki, lansia di Kecamatan Bangsalsari yang
berstatus menikah, bekerja, tidak memiliki memiliki tingkat stres dalam kategori ringan
riwayat demensia keluarga, tidak memiliki lebih banyak dibandingkan yang memiliki
riwayat penyakit hipertensi, penyakit jantung, tingkat stres dalam kategori sedang dan
dan diabetes. Seluruh pra lansia tidak berat.
memiliki riwayat stroke. Berdasarkan usia,
tingkat pendidikan dan pendapatan, pra
lansia di Kecamatan Bangsalsari lebih
banyak berada pada kelompok usia 45-49,
berpendidikan terakhir SD sederajat, serta
memiliki pendapatan > Rp 1.460.500.
Berdasarkan pengukuran dua komponen
gejala awal demensia yaitu fungsi kognitif
dan tingkat kecemasan, pra lansia di
Kecamatan Bangsalsari memiliki rata-rata
skor paling rendah pada domain
kelancaran dan paling tinggi pada domain
bahasa untuk fungsi kognitif. Sedangkan
pada pengukuran tingkat kecemasan,
mayoritas pra lansia di Kecamatan
Bangsalsari memiliki tingkat kecemasan
dalam kategori ringan.
Tingkat stres pra lansia di Kecamatan Bangsalsari menunjukkan perbedaan yang
signifikan berdasarkan beberapa karakteristik pra lansia yaitu usia, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, status pekerjaan, pendapatan, riwayat demensia keluarga,
dan riwayat hipertensi.

Proporsi tingkat stres dalam kategori berat > pada pra lansia yang berusia 55-59 tahun,
berjenis kelamin laki-laki, memiliki pendidikan terakhir SD sederajat, bekerja, memiliki
pendapatan Rp 1.460.500, serta tidak memiliki riwayat demensia keluarga dan riwayat
hipertensi.
Rata-rata skor kelima domain fungsi kognitif menunjukkan perbedaan yang
signifikan berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status
pekerjaan, pendapatan, dan riwayat diabetes. Sedangkan tingkat kecemasan
menunjukkan perbedaan yang signifikan pada seluruh karakteristik pra lansia di
Kecamatan Bangsalsari kecuali riwayat stroke.

Proporsi tingkat kecemasan dalam kategori berat > pada pra lansia yang berusia 55-59
tahun, berjenis kelamin perempuan, tidak sekolah atau minimal tamat SD sederajat,
menikah, bekerja, memiliki pendapatan Rp 1.460.500, memiliki riwayat hipertensi, serta
tidak memiliki riwayat demensia keluarga penyakit jantung dan diabetes.
Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan kelima
domain fungsi kognitif dan tingkat kecemasan sebagai komponen gejala
awal demensia pada Pra lansia di Kecamatan Bangsalsari. Kekuatan hubungan
antara tingkat stres dengan tingkat kecemasan pra lansia di Kecamatan
Bangsalsari dapat digolongkan sedang.
Saran
Kecamatan Bangsalsari

Desa Tugusari, Desa Sukorejo, Desa Banjarsari, Desa Petung,


Desa Badean, Desa Bangsalsari, Desa Curahkalong, Desa Langkap,
Desa Gambirono, Desa Tisnogambar, Desa Karangsono

Cluster Random Sampling

Stage Pertama Cluster Sampling


Besar sampel berdasarkan
pehitungan dan antisipasi drop out
n=333

Responden yang dieksklusi: 3 Desa Terpilih

Meninggal, n= 10
Pindah, n=20 Desa Tisnogambar Desa Sukorejo Desa Bangsalsari
Tuna aksara, n=32
Sakit, n=4 Stage Kedua Cluster Random Sampling

Besar sampel akhir


n=267
Dusun Dusun Dusun
a. Siraan a. Krajan a. Krajan A
b. Krajan b. Karangsemanding b. Krajan B
c. Jatisari c. Tegalgebang c. Rambutan
d. Kedungsuko
e. Kalisatan

Simple Random Sampling

Responden Terpilih Responden Terpilih Responden Terpilih

Anda mungkin juga menyukai