Maria Dinarty 405100142 LO 1 M. Virus Virus Virus adalah parasit intraselular obligat berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material / sel hidup dengan menginvasi dan mengendalikan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Ciri-ciri Virus a. Tidak berbentuk sel, karena tidak mempunyai protoplasma, dinding sel, sitoplasma, dan nukleus. b. Dapat digolongkan sebagai benda mati, karena dapat dikristalkan dan tidak mempunyai protoplasma. c. Dapat digolongkan benda hidup, karena memiliki kemampuan metabolisme, reproduksi, dan memiliki asam nukleat. d. Hanya dapat berkembang biak di dalam sel atau jaringan yang hidup. e. Organisme yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. f. Virus berasal dari bahasa latin venom yang berarti cairan yang beracun. g. Bersifat parasit. Struktur Virus Struktur Virus a. Ukuran virus Kita dapat merasakan kalau tubuh kita sakit karena terserang virus tanpa dapat diketahui bagaimana virus tersebut masuk kedalam tubuh hal ini karena ukuran virus sangat kecil. Virus berukuran lebih kecil dari pada bakteri, yakni berkisar antara 20 milimikron-300 milimikron (1 mikron=1000 milimikron). Untuk mengamatinya diperlukn mikroskop elektron yang pembesarannya dapat mencapai 50.000 X. b. Bentuk virus Jika diamati dengan mikroskop, virus memiliki bentuk yang beraneka ragam, ada yang berbentuk oval, bulat, silindris. c. Susunan tubuh virus Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel), Hanya memiliki satu macam asam nukleat (RNA dan DNA). Tubuh virus terdiri atas: kepala, kulit (selubang atau kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor. 1) Kepala Kepala virus berisi DNA dan bagian luarnya diselubungi kapsid. 2) Kapsid Kapsid adalah selubang yang berupa protein. Kapsid terdiri atas bagian-bagian yang disebut kapsomer. Kapsid juga terdiri atas protein monomer protein-protein monomer yang identik, yang masing-masing terdiri dari rantai peptida. 3) Isi tubuh Isi tubuh yang sering disebut virion. Adalah bahan genetik yakni asam nukleat (DNA atau RNA), contoh adalah sebagai berikut. (a) Virus yang isi tubuhnya RNA dan bentuknya menyerupai kubus antara lain, polyomyelitis dan virus influenza. (b) Virus yang isi tubuhnya RNA, protein, lipid, dan polisakarida, contohnya paramixovirus. (c) Virus yang isi tubuhnya terdiri atas RNA, protein, dan banyak lipid, contohnya virus cacar. Tubuh virus tersusun atas senyawa-senyawa berikut: 1) Asam nukleat, asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) sebagai bagian inti. Asam nukleat pada virus diselubangi kapsid sehingga disebut nukleokapsid. Ada dua macam nukleokapsid yaitu: (a) Nukleokapsid telanjang, misalnya pada TMV, adenovirus dan warzervirus (virus kulit). (b) Nukleokapsid yang masih diselubangi membran pembungkus misalnya viorus influenza dan virus hespes. 2) Protein, merupakan komponen utama yang menyusun bagian terbesar dari kapsid. 3) Lipid, terdapat pada virus dalam bentuk fosfolipid, gikolipid, asam nukleat, kolesterol dan lemak-lemak alami. 4) Karbohidrat, terdapat dalam bentuk ribose atau deoksirebose dalam asam nukleat. 4) Ekor Ekor virus merupakan alat yang dapat menempel ketubuh organisme yang diserangnya. Ekor virus di lengkapi benang / serabut. Macam macam bentuk virus DNA Macam macam bentuk virus RNA Klasifikasi Virus 1. Berdasarkan Tempat Hidupnya a. Virus bakteri (bakteriofage) Bakteriofage adalah virus yang menggandakan dirinya sendiri dengan menyerbu bakteri. Dibandingkan dengan kebanyakan virus, ia sangat kompleks dan mempunyai beberapa bagian berbeda yang diatur secara cermat. Semua virus memiliki asam nukleat, pembawa gen yang diperlukan untuk menghimpun salinan-salinan virus di dalam sel hidup. Virus bakteriofage mula-mula ditemukan oleh ilmuwan Prancis, D'Herelle. b. Virus tumbuhan Virus yang parasit pada sel tumbuhan. Contoh virus yang parasit pada tumbuhan: Tobacco Mozaic Virus (TMV) dan Beet Yellow Virus (BYV). c. Virus hewan Virus yang parasit pada sel hewan. Contoh virus hewan: virus Poliomylitis, virus Vaccina, dan virus Influenza.
2. Berdasarkan Molekul yang Menyusun Asam Nukleat
Dibedakan menjadi: DNA pita tunggal, DNA pita ganda, RNA pita tunggal, dan RNA pita ganda. 3. Berdasarkan Punya Tidaknya Selubung Virus Dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu: a. Virus yang memiliki selubung (enveloped virus) Virus ini memiliki nukleokapsid yang dibungkus oleh membran. Membran terdiri dari dua lipid dan protein, (biasanya glikoprotein). Membran ini berfungsi sebagai struktur yang pertama-tama berinteraksi. Contoh: Herpesvirus, Corronavirus, dan Orthomuxovirus. b. Virus yang tidak memiliki selubung Hanya memiliki capsid (protein) dan asam nukleat (naked virus). Contoh: Reovirus, Papovirus, dan Adenovirus. Tahap-tahap Perkembangbiakan Virus Daur virus dapat dibedakan menjadi daur litik dan daur lisogenik. a. Daur litik 1) Absorbsi (fase penempelan). 2) Infeksi (fase memasukkan asam nukleat). 3) Sintesis (fase pembentukan). 4) Perakitan. 5) Lisis (fase pemecahan sel inang). b. Daur lisogenik Kadang-kadang virus ini melakukan daur lisogenik dengan tahap- tahapnya: 1) Fase absorbsi. 2) Fase injeksi. 3) Fase penggabungan. 4) Fase pembelahan. 5) Fase sintesis. 6) Fase perakitan. 7) Fase litik Virus 1.Proses-proses pada siklus litik: pertama, virus akan mengadakan adsorpsi atau attachment yang ditandai dengan menempelnya virus pada dinding sel,kemudian pada virus tertentu (bakteriofage), melakukan penetrasi yaitu dengan cara melubangi membran sel dengan menggunakan [enzim], setelah itu virus akan memulai mereplikasi materi genetik dan selubung protein, kemudian virus akan memanfaatkan organel-organel sel, kemudian sel mengalami lisis Siklus Litik/Lisis: Daur Lisis Waktu relatif singkat Menonaktifkan bakteri Berproduksi dengan bebas tanpa terikat pada kromosom bakteri 2.Proses-proses pada siklus lisogenik: Reduksi dari siklus litik ke profage ( dimana materi genetik virus dan sel inang bergabung), bakteri mengalami pembelahan binner, dan [profage] keluar dari kromosom bakteri. siklus lisogenik Waktu relatif lama Mengkombinasikan materi genetic bakteri dengn virus Terikat pada kromosom bakteri LO 2 M. Patofisiologi Infeksi Virus Patofisiologi Virus Virus menggandakan dirinya sendiri dengan membajak materi genetik dari suatu sel hidup. Urutan lima langkah ini memperlihatkan bagaimana bakteriofage T4 melaksanakan proses ini. a. Siklus dimulai dengan merekatkan diri ke dinding sel bakteri. b. Selama tahap penetrasi, DNA virus masuk ke sel. c. Ia kemudian mengendalikan sel. Proses normal sel terhenti, dan sebagai gantinya ia membuat salinan bagian komponen virus. d. Dalam tahap penyusunan, bagian-bagian yang berbeda- beda disatukan untuk menghasilkan virus baru. e. Akhirnya, salinan atau virus "replika" ke luar dari sel. LO 3 M. Mekanisme Respon Imun Terhadap Tumor dan Faktor-Faktor yang Berperan Mekanisme Respon Imun Terhadap Infeksi Virus Imunitas nonspesifik - Humoral - Selular Imunitas spesifik - Humoral - Selular Imunitas Nonspesifik Humoral (IFN) * IFN- dan IFN- mencegah replikasi virus dalam sel yang terinfeksi dan meregulasi MHC. Selular * Sel NK membunuh sel yang terinfeksi. Sel NK tidak membutuhkan bantuan MHC-1. Imunitas Spesifik Humoral (antibodi) Antibodi diproduksi dan hanya efektif terhadap virus dalam fase ekstraselular (pada saat awal infeksi sebelum masuk ke dalam sel / bila dilepas oleh sel yang terinfeksi yang dihancurkan). * Antibodi menetralkan virus, mencegah virus menempel pada sel dan masuk ke sel pejamu. * Sebagai opsonin untuk eliminasi virus melalui fagosit. * Aktifasi komplemen * IgA di mukosa berperan terhadap virus yang masuk melalui mukosa saluran nafas dan cerna. Selular (limfosit T) Virus yang masuk ke dalam sel tidak lagi rentan terhadap efek antibodi. * CTL mengenal antigen virus yang sudah dicerna di di dalam sitosol dan berhubungan dengan MHC-1. * Untuk diferensiasi CD8+ memerlukan sitokin yang diproduksi CD4+ dan konstimulator yang diekspresikan dari sel yang terinfeksi. * Sel APC (sel dendrit) memakan sel yang terinfeksi -> memproses antigen virus -> bersama MHC- 1 ke CD8+ di kelenjar getah bening -> CTL efektor -> membunuh sel yang terinfeksi. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Infeksi Virus Host Faktor penyebaran penyakit yang didasarkan pada umur, jenis kelamin, suku bangsa, ras, kerentanan tubuh terhadap penyakit, dan status sosial lainnya. Kondisi fisik host yang menurun dapat menyebabkan terserang penyakit. Agent Jika jumlah agent dalam lingkungan besar maka besar pula kemungkinan seseorang terkena penyakit. Begitupun sebaliknya, agen yang berada dalam lingkungan. Walaupun dalam jumlah kecil dapat menyerang manusia apabila manusia dalam keadaan lemah. Lingkungan Kondisi lingkungan yang selalu berubah terhadap penyakit / kondisi lingkungan yang berubah sehingga agent dapat berkembang biak dengan pesat pada lingkungan tersebut yang menyebabkan timbulnya penyakit (cuaca / iklim). LO 4 M. Prosedur Diagnostik Prosedur Diagnostik Dalam mendiagnosa, dibutuhkan informasi yang bersangkutan dengan keadaan pasien untuk dapat mendukung tindakan yang akan diambil. Informasi-informasi tersebut mencakup : identifikasi termasuk umur, tanggal kunjungan ke dokter, dan juga konfirmasi mengenai apakah dia sudah pernah mendapat vaksinasi / belum. Setelah itu, dibutuhkan suatu sampel -> serum antibodi. Serum antibodi dapat membantu dalam menentukan apakah seseorang sudah pernah terinfeksi / belum. LO 5 M. Tatalaksana dan Pencegahan Pemeriksaan Laboratorium
Isolasi dan identifikasi virus dengan
pembiakan pada binatang percobaan, embrio ayam / biakan jaringan. Tes serologik Pemeriksaan histopatologik Cara pengambilan bahan pemeriksaan untuk isolasi virus : Tinja : ambil 15-25 gram -> masukkan ke botol kering dan steril yang memiliki penutup dan sudah diberi label nama dan tanggal pengambilan bahan -> simpan di freezer bila tidak segera dikirim. Cairan otak : Diambil 5 ml dan dimasukkan ke botol kering dan steril yang sudah diberi label nama dan tanggal pengambilan. Simpan dalam keadaan beku sampai dapat dikirim. Usapan konjungtiva Diambil dengan pengusap kapas steril dan tabung berisi 2 ml kaldu steril. Basahi pengusap dengan kaldu -> usap konjungtiva atas dan bawah -> masukkan ke dalam tabung sampai pengusap terendam kaldu -> tutup tabung. Beri label nama dan tanggal lalu simpan di lemari pendingin. Darah : Darah dimasukkan ke dalam tabung kering dan steril tanpa diberi antikoagulan. Jangan dibekukan, simpan di dalam lemari es paling lama 3 hari. Lebih baik jika serum dapat dipisahkan dari darah dalam keadaan aseptik -> simpan di lemari pendingin -> lalu dikirim. Untuk diagnosa serologik : butuh sepasang serum penderita dengan perbedaan waktu 4-6 minggu. Tes Serologik Mengecek kadar titer zat anti dalam serum. Tes serologik yang dapat dilakukan : - Tes ikatan komplemen - Tes netralisasi - Tes hemaglutinasi hambatan - Tes aglutinasi tidak spesifik Antivirus
NtRTI: Nukleotide reverse transcriptase inhibitor NNRTI: Non- Nucleoside reverse transcriptase inhibitor PI: Protease inhibitor Penatalaksanaan Anti virus adalah : Sebuah agen yang membunuh virus dengan menekan kemampuan untuk replikasi, menghambat kemampuan untuk menggandakan dan memperbanyak diri. Misalnya, Amantadine (Symmetrel) adalah sintesis antivirus dimana kerjanya menghambat multiplikasi virus influenza A, Diberikan dalam waktu 24-48 jam dari mulai dari gejala flu, dapat mengurangi kerasnya dari penyakit, terutama pada individu berisiko tinggi seperti orang- orang yang immunosuppressed atau di rumah sakit. Zanamivir Zanamivir adalah untuk perawatan influensa di kalangan anak-anak usia 7 tahun atau lebih. Dosis 5 mg sehari 2 kali tiap 12 jam. Oseltamivir Dosis tergantung berat badan. 30 mg dua kali sehari untuk anak dengan berat badan kurang dari atau sama dengan 15 kg. Dosis 45 mg dua kali sehari untuk berat badan 15 23 kg, dosis 60 mg dua kali sehari dengan berat badan 23 40 kg. Dan dosis 75 mg dua kali sehari untuk berat badan lebih dari 40 kg. Amantadine Dosis untuk anak-anak berusia 1 sampai 9 tahun untuk pengobatan dan pencegahan penyakit adalah 4,4 - 8,8 mg / kg berat badan / hari. Dosis maksimal 150 mg per hari. Rimantadine Rimantadine disetujui untuk pencegahan penyakit di kalangan anak- anak berusia 1 tahun atau lebih dan untuk pengobatan dan pencegahan penyakit di kalangan orang dewasa. Rimantadine diberikan dalam 1 atau 2 dosis terbagi pada dosis 5 mg / kg berat badan / hari, dosis tidak melebihi 150 mg / hari untuk anak-anak berusia 1 sampai 9 tahun. Acyclovir Pada herpes simplex, dosis 200 mg sehari 5 kali selama 5 hari. Untuk anak dibawah 2 tahun dosis setengah dari dosis dewasa. Efek samping dari acyclovir mual, muntah, nyeri perut, diare dan sakit kepala. Gancyclovir Harus diberikan secara intravena dan karena toksisitasnya, obat ini hanya digunakan untuk infeksi berat. Dosis 5 mg/kg berat badan setiap 12 jam selama 14 21 hari untuk pengobatan dan selama 7 14 hari untuk pencegahan. Pencegahan
Imunisasi dengan vaksin.
Pemberantasan vektor virus : - Pemberantasan sarang nyamuk - Vaksinasi hewan Memperbaiki sanitasi lingkungan Pengujian bank darah dan pendonor