Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

S DENGAN MASALAH KEPERAWATAN


UTAMA GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI PENDENGARAN
DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
PROVINSI LAMPUNG

TANGGAL 18 S/D 20JULI 2011

Oleh:
Anggun Tri Oktasari
712005 S 08005

PONDOK PESANTREN KALIMOSODO


YAYASAN BAITUL HIKMAH PROPINSI LAMPUNG
AKADEMI KEPERAWATAN BAITUL HIKMAH BANDAR LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2011

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Manusia terdiri dari dari 3 komponen besar
sehingga disebut sebagai manusia yang utuh, yang
berbeda dengan makhluk lainnya. Tiga komponen
tersebut meliputi raga, nyawa dan jiwa yang
merupakan sub bagian yang tidak bisa dipisahkan
dengan yang lain. Jika salah satunya terpisah
maka tidak bisa dikatakan manusia.
Hal tersebut di atas sesuai dengan firman Allah
S.W.T , Q.S. As-syam : 7 -10

Artinya : Dan jiwa serta penyempurnaannya


(ciptaannya) maka Allah mengilhamkan kepada
jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan.
Sesungguhnya beruntunglah orang yang
menyesuaikan jiwa itu.
Gangguan jiwa merupakan masalah yang serius,

penting, dan berbahaya karena dapat menyangkut

keselamatan dan kerugian bagi diri sendiri dan

orang lain. WHO (2001) menyatakan paling tidak,

ada satu dari empat orang di Dunia mengalami

masalah mental.

(Yosep Iyus. 2009 : 30)


Berdasarkan data di Rumah Sakit Jiwa Provinsi
Lampung di ruang Melati pada bulan April 2011
sampai Juni 2011 berjumlah 56 pasien diantaranya :
Halusinasi berjumlah 35 (51,78 %), Prilaku
Kekerasan berjumlah 8 (16 %), Deficit Perawatan Diri
berjumlah 17 (30, 35%), Harga Diri Rendah 0 (1,78
%). Dari data tersebut pasien dengan halusinasi
menempati urutan yang pertama khususnya di
Ruang Melati Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung.
Berdasarkan fenomena di atas yang melatarbelakangi
penulis melakukan keperawatan pada klien dengan
masalah keperawatan utama Gangguan Sensori
Persepsi : Halusinasi Pendengaran di ruang Melati
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung.
Tujuan

Metode Penulisan

Ruang Lingkup

Sistematika Penulisan

Selengkapnya pendahuluan pada makalah


hal: 1- 5
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pengertian
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan

jiwa di mana pasien mengalami perubahan

sensori persepsi, merasakan sensasi palsu

berupa suara, penglihatan, pengecapan,

perabaan, atau penghidu. Pasien merasakan

stimulus yang sebenarnya tidak ada.


ETIOLOGI
Faktor predisposisi Faktor presipitasi

Biologis
Biologis

Stres lingkungan
Psikologis

Pemicu gejala
Sosial budaya

Selengkapny tinjauan teori pada hal: 6-21


BAB III
TINJAUAN KASUS
IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny. S, Alamat : Ds. Purwosari Natar,
Lampung Selatan, Pendidikan : SMP, Pekerjaan :
Tidak bekerja, Suku / Bahasa : Jawa, Agama :
Islam, Informan : List pasien, pasien, perawat
ruangan, Tanggal Masuk RS : 31-05-2011, Tanggal
Pengkajian : 18-07-2011, Nomor Register : 017733.
Alasan Masuk

Klien dibawa ke RSJ Provinsi Lampung pada


tanggal 31-05-2011, pukul 16.30 WIB diantar oleh
keluarganya, karena klien sering marah-marah,
bingung, tidak mau makan , selama 3 hari klien
tidak bisa tidur, tertawa sendiri, bicara sendiri,
melamun, dan memecahkan barang.
FAKTOR PREDISPOSISI

o Klien mengalami gangguan jiwa sejak 3 bulan yang lalu.


o Sebelum dibawa ke RSJ, klien pernah dibawa berobat jalan ke dokter
Syaraf Suradi Metro, saat di rumah klien minum obat tidak teratur,
klien putus obat selama 2 bulan, klien kambuh lalu klien dibawa ke
RSJ oleh keluarganya.
o Klien mengatakan pernah marah-marah dan memecahkan barang-
barang. Klien pernah mencoba bunuh diri dengan menceburkan diri
ke dalam sumur, tetapi klien selamat.
Masalah keperawatan : - Resiko Prilaku Kekerasan

- Regiment therapy tidak efektif


- Resiko Bunuh Diri
o Dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa

seperti klien
o Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

Klien mengatakan pernah diputusi oleh pacarnya.


Masalah Keperawatan : Berduka Disfungsional
KONSEP DIRI
Harga Diri

Klien mengatakan malas bicara, klien


mengatakan lebih senang diam, klien
mengatakan malu karena diputusi oleh
pacarnya, saat diajak bicara kontak mata klien
kurang dan kadang-kadang menunduk, klien
bicara seperlunya, klien sering melamun.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah : situasional
HUBUNGAN SOSIAL
Klien mengatakan tidak mengikuti kegiatan
di masyarakat. Klien mengatakan lebih
senang sendiri, klien mengatakan lebih
tenang menyendiri, klien mengatakan malas
berbincang-bincang dengan temannya.

Masalah Keperawatan : Isolasi sosial


Lanjutan status mental

Persepsi/Halusinasi
Klien mengatakan mendengar suara-suara yang
tidak ada wujudnya, klien mengatakan suara-suara
yang didengar adalah suara laki-laki yang
menyuruhnya pulang, klien mengatakan suara itu
muncul pada saat pagi dan siang hari, klien
mengatakan suara itu muncul pada saat klien duduk
sendirian dan pada saat klien melamun, klien
mengatakan tidak senang dan merasa jengkel pada
saat suara-suara itu datang, klien mengatakan cara
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
Masalah Keperawatan : GSP : Halusinasi
Pendengaran
PERSIAPAN PASIEN PULANG
Berpakaian / Berhias
Klien mampu mengenakan pakaian sendiri, klien
mengatakan ganti baju sehari sekali, klien
menggunakan alas kaki,
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri : Berhias

Penggunaan Obat
Klien mengatakan mau meminum obat yang diberikan
perawat, klien mengatakan tidak tahu nama obat yang
diberikan perawat, klien mengatakan minum obat 3x
sehari.
Masalah Keperawatan : Kurang pengetahuan
tentang obat
DAFATAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
GSP : Halusinasi Pendengaran
Isolasi Sosial
Harga Diri Rendah : Situasional
Defisit Perawatan Diri : Berhias
Koping Individu Tidak Efektif
Berduka Disfungsional
Regiment Therapy Tidak Efektif
Kurang Pengetahuan Tentang Obat
Resiko Prilaku Kekerasan
Resiko Bunuh Diri

Selengkapnya tinjauan kasus pada hal : 22ss- 55


BAB IV
PEMBAHASAN
PENGKAJIAN
Menurut videbeck (2008 :310) tanda dan gejala dari
halusinasi ialah mendengar suara menyuruh
melakukan sesuatu yang berbahaya, mendengar suara
/ bunyi, mendengar suara yang mengajak bercakap-
cakap, mendengar suara yang mengancam diri.
Terdapat kesenjangan antara pengkajian dan teori,
karena tidak ditemukan pada saat pengkajian karena
klien pada saat itu sudah dirawat selam 2 bulan dan
klien sudah mendapatkan terapy dari dokter.
DIAGNOSA
Setelah dilakukan pengkajian pada Ny. S
masalah yang muncul adalah resiko prilaku
kekerasan, gangguan sensori persepsi halusinasi :
pendengaran, isolasi sosial, harga diri rendah:
situasional, defisit perawatan diri berhias, koping
individu tidak efektif, berduka disfungsional,
kurang pengetahuan tentang obat, regiment
therapy tidak efektif, resiko bunuh diri. Terdapat
kesenjangan antara tinjauan teori dan pengkajian
yaitu munculnya masalah keperawatan kurang
pengetahuan tentang obat, koping individu tidak
efektif, berduka disfungsional, resiko bunuh diri,
regiment therapy tidak efektif, yang tidak
ditemukan pada landasan teori
RENCANA KEPERAWATAN
Menurut Dalami Ermawati intervensi untuk klien
dengan GSP : haluasinasi yaitu bina hub saling
percaya, membantu klien mengenal halusinasi, melatih
klien cara mengontrol halusinasi , klien dapat
memanfaatkan obat dengan baik, klien dapat
dukungan dari keluarga dalaam mengontrol
halusinasinya.
Intervensi yang dilakukan pada Ny. S dengan masalah

Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran


yaitu membina hubungan saling percaya, klien dapat
mengenal halusinasinya, klien dapat mengontrol
halusinasinya, klien dapat memanfaatkan obat dengan
baik, sedangkan untuk intervensi klien dapat
dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya
tidak dilakukan karena selama tiga hari merawat,
keluarga klien tidak datang menjenguk.
IMPLEMENTASI
Menurut Mukhripah Damaiyanti,
implementasinya adalah bina hubungan saling
percaya, Sp 1 (mengontrol halusinasi dengan
cara menghardik), Sp 2 (becakap-cakap dengan
orang lain), Sp 3 (melakukan kegiatan
terjadwal), Sp 4 (minum obat secara teratur),
dan Sp keluarga. Implementasi yang dilakukan
pada Ny. S adalah Sp 1 (mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik), Sp 2 (becakap-cakap
dengan orang lain), Sp 3 (melakukan kegiatan
terjadwal), Sp 4 (minum obat secara teratur),
sedangkan Sp keluarga tidak dilakukan karena
selama 3 hari merawat, keluarga tidak datng
menjenguk klien.
EVALUASI
Evaluasi yang dilakukan Ny. S dengan masalah keperawatan
utama Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran
adalah bina hubungan saling percaya,Sp 1 (mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik), Sp 2 (bercakap-cakap
dengan orang lain), Sp 3 (melakukan kegiatan terjadwal), Sp
4 (minum obat secara teratur) dan Sp keluarga tidak
dilakukan karena selama 3 hari dirawat klien tidak dijenguk
oleh keluarganya. Selain itu pada evaluasi tentang apa yang
sudah diajarkan kepada klien, secara kognitif klien mampu
melakukan apa yang sudah dilatih selama 3 hari, namun
secara psikomotor klien belum mampu melakukan apa yang
sudah dilatih selama 3 hari.
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
o Diagnosa keperawatan Gangguan Sensori
Persepsi: Halusinasi Pendengaran
Pada implementasi, prinsip untuk merawat
klien dengan Gangguan Sensori Persepsi :
Halusinasi adalah membantu klien mengenal
halusinasinya dan mengajarkan klien cara-
cara untuk mengontrol halusinasi secara
bertahap.
Hasil evaluasi tindakan yang dilakukan belum
semua dapat dilaksanakan karena selama tiga
hari klien dirawat, keluarga klien tidak
datang menjenguk klien ke Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Lampung.
SARAN
1. Saran untuk perawat :
Asuhan keperawatan untuk pasien dengan
masalah keperawatan utama Ganggun Sensori
Persepsi :Halusinasi Pendengaran seharusnya
dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan.

2. Saran untuk Rumah Sakit :


a. Menyediakan fasilitas agar klien dapat
melakukan kegiatan lebih banyak.
b. Membuat jadwal kegiatan untuk klien dan
dievaluasi secara berkala.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai