Anda di halaman 1dari 30

JOURNAL READING

Visual functions and disability in diabetic retinopathy patients

IDAMARYANI H1A011033
OUTLINE

DATA JURNAL
ISI JURNAL
PENDAHULUAN
METODOLOGI
HASIL
DISKUSI
ANALISIS JURNAL
NAMA PENULIS : Gauri Shankar
Shrestha , Raju Kaiti
JUDUL TULISAN : Visual functions
and disability in diabetic retinopathy
patients
JOURNAL ASAL :Journal of Optometry
(2014) 7, 37---43. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/article
s/PMC3938743/pdf/main.pdf

DATA JURNAL
PENDAHULUAN

Gangguan visual sekunder akibat retinopati diabetik merupakan suatu


masalah kesehatan masyarakat yang utama. Diabetik retinopati dapat
terjadi sekitar 7-29% dari pasien yang memperoleh pengobatan yang
cukup. Sekitar dua pertiga dari penderita diabetes memiliki
kemungkinan meningkat dari gangguan penglihatan setelah 35 tahun
menderita penyakit tersebut dan 25 kali lebih mungkin untuk
mengalami kebutaan, dibandingkan dengan kondisi kesehatan
lainnya.

Seseorang dengan penurunan tajam penglihatan karena retinopati


diabetes sering mengalami kesulitan terhadap kegiatan seperti
mengidentifikasi wajah, membaca nomor bus dari kejauhan,
membaca huruf kecil dan cetak kontras rendah, menulis dalam garis
lurus, intoleransi cahaya dan kesulitan dalam bergerak di luar
ruangan setelah senja, belanja, memasak dan menemukan makanan,
melihat waktu pada saat menonton, atau membedakan koin dan
kertas dalam ukuran yang sama.
Studi terbaru melaporkan berbagai tingkatan diabetes
retinopati pada 21-47% pasien diabetes di Kathmandu.
Gangguan penglihatan yang terjadi pada penderita diabetes
dilaporkan antara 15,2 -15,6% dan angka kebutaan mencapai
1,5-2,3%.

parameter fungsi visual yang berdampak pada disabilitas


visual belum dipelajari secara ekstensif di Nepal.

Penelitian ini dilakukan untuk menemukan hubungan antara


gangguan fungsi visual dan disabilitas visual dan untuk
menentukan parameter fungsi yang memiliki dampak terbesar
yang menyebabkan disabilitas pada pasien DM retinopati
PENDAHULUAN
TUJUAN:

Penelitian ini dilakukan untuk menemukan korelasi antara


fungsi visual dan disabilitas visual pada pasien dengan
retinopati diabetik.
METODOLOGI
Design Penelitian: cross-sectional

Tempat dan Waktu Penelitian: Low Vision Clinic


dari B.P. Koirala Lions Pusat Studi Kedokteran
mata, Kathmandu studi Januari-Juni 2010

Jumlah Sampel: 38 orang tunanetra akibat


retinopati diabetes
METODOLOGI
Kriteria Inklusi

Subyek yang memiliki retinopati diabetes dan ketajaman


pengihatan yang sama atau kurang dari 6/18

Kriteria Ekslusi

subyek yang memiliki kelainan patologi mata lain yang


tidak disebabkan diabetes, gula darah yang tidak
terkontrol atau telah dilakukan fotokoagulasi pan-retina
kurang dari 6 minggu.
studi cross sectional 59 subyek Low Vision Clinic (LVC)

Subyek kontrol GDS

Stabil

Kriteria inklusi terpenuhi 38 subyek

Pemeriksaan Klinis dan Evaluasi dengan Kuesioner

Uji statistik

parametrik sampel berpasangan t-test.


KUESIONER
Analisa Statistik
Semua data dianalisa menggunakan statistik (SPSS
17.0.).

Menyajikan dan koreksi terbaik dalam ketajaman visual,


sensitivitas kontras, lapang pandang penglihatan perifer
dan perbedaan kesalahan refraksi antara mata baik dan
mata buruk parametrik sampel berpasangan t-test.

Penglihatan warna dan lapang pandang visual Wilcoxon


rank test.
HASIL
Distribusi dan Karakter Sampel
Penilaian Fungsi Visual dan Disabilitas

semua komponen dari fungsi penglihatan berbeda secara


signifikan antara mata yang lebih baik (BE) dan mata
buruk (WE).

Penglihatan warna tidak dapat dinilai pada 7,9% subyek


karena ketajaman penglihatan yang buruk.

Penglihatan warna ditemukan normal pada 13,2% dari


kelompok BE dan 23,7% dari WE kelompok.

CVD tidak menunjukkan baris tertentu dari kecacatan


dalam 26,3% di BE, dan 21% di WE.
Hasil penilaian dari disabilitas visual yang disajikan pada
Gambar. 1. Disabilitas yang paling umum dilaporkan
adalah membaca kalimat (1,4 0,4) dan membaca huruf
(1.2 0,3). Yang paling sedikit dilaporkan adalah
pakaian/ganti (0,7 0,3). Membaca kamus (1,6) dan
membaca / menulis kalimat (1.6). Membaca Kalimat'',
merupakan kondisi yang paling banyak yang tidak bisa
dilakukan oleh subjek.
Analisa Regresi ganda antara disabilitas dan fungsi visual dalam BE
Indeks disabilitas visual untuk ''membaca huruf'' dan ''membaca
kalimat'' berkorelasi atau berhubungan dengan ketajaman
penglihatan dekat dan lapang pandang.

Indeks disabilitas visual untuk ''Berjalan'' berkorelasi dengan


sensitivitas kontras (-0,57, p = 0,01). Indeks disabilitas visual
untuk ''Pergi '' berkorelasi dengan sensitivitas kontras (-0,56,
p<0,05) dan lapang pandang penglihatan perifer (-0,31, p
0,05).

Indeks disabilitas visual ''makan dan mengganti pakaian'' tidak


signifikan berkorelasi dengan fungsi visual.

Jumlah skor disabilitas visual berkorelasi atau berhubungan


dengan ketajaman penglihatan dekat (0.33, p 0,05) dan
sensitivitas kontras (-0,38, p 0,05).
DISKUSI
Penelitian ini menunjukkan hubungan antara gangguan
fungsi visual dan disabilitas visual pada orang dengan
retinopati diabetes.

Berkurangnya ketajaman visual pada penderita diabetes


dapat dikaitkan dengan retinopati proliferatif, edema
makula, katarak, kekaburan kornea, jaringan
fotokoagulasi untuk diabetes edema makula dan variasi
dalam refraksi yang disebabkan oleh fluktuasi gula darah.

Studi ini menunjukkan bahwa koreksi bisa memperbaiki


penglihatan yang berguna secara signifikan (Tabel 2), tapi
tidak bisa menghilangkan gangguan tersebut.
Penurunan visus pada penderita diabetes dapat
mempengaruhi kegiatan kehidupan sehari-hari mereka dalam
mengelola obat diabetes, pola makan, masalah kesehatan,
dan kesejahteraan psikologis.

Dalam penelitian kami, masing-masing subjek juga diminta


untuk menulis disabilitas visual dalam kehidupan sehari-hari
mereka yang tidak tercakup dalam kuesioner. Hanya 6 subjek
(16%) melaporkan kesulitan dalam mengambil insulin dan
melakukan evaluasi gula darah. Penglihatan dekat di BE
adalah 2,7 1,5 M (kisaran 1-10 M). Penglihatan dekat
hampir 2,5 kali lebih buruk dibandingkan ukuran teks standar
(1 M). Disabilitas visual paling signifikan berkorelasi dengan
penglihatan dekat (Tabel 3) dalam penelitian ini.
Bahkan dengan ketajaman visual utuh dan baik, banyak
orang tua mungkin penglihatannya terganggu pada
perubahan tingkat cahaya, pengenalan wajah, membaca,
silau.

Sensitivitas Kontras (CS) sering berkurang pada pasien


dengan diabetes retinopati. Sensitivitas kontras biasanya
menurun pada frekuensi menengah dan rendah. Edema
makula, pengembangan awal katarak dan pengobatan
fotokoagulasi laser memiliki efek pada sensitivitas kontras.

Dalam penelitian ini, penurunan kontras sensitivitas


merupakan hal kedua yang paling signifikan berkorelasi
dengan disabiliatas visual.
Penilaian penglihatan lapang pandang sentral merupakan
hal penting untuk memahami status tajam penglihatan
dekat pasien dan membantu praktisi selama membuat
keputusan.

Lapang pandang sentral terjadi dalam bentuk


metamorphopsia dan scotoma terdapat pada 34,2%
subyek BE dan pada WE sebanyak 47,4% dari subyek
didalam penelitian kami.

Gagguan Lapang pandang sentral tidak signifikan


berkorelasi dengan disabilitas visual.
Hasil lapang pandang perifer sangat penting untuk
memastikan dengan tepat orientasi dan mobilitas
pelatihan pada pasien. Lapang pandang perifer
ditemukan dibatasi di kedua BE (44,6 10,7) dan WE
(40,9 11,2). Dalam penelitian kami, sebagian besar
subjek diabetes retinopati dicatat sebagai NPDR atau PDR
(Tabel 1) dan telah dilakukan pengobatan dengan pan-
retina photocoagulation pada 86,8% kasus.

Lapang pandang perifer (Tabel 3) merupakan fungsi


visual signifikan ketiga yang berkorelasi dengan
disabilitas visual.
ANALISA JURNAL READING

TOPIK KETERANGAN PENJELASAN


Judul dan Abstrak Menjelaskan tujuan, Ya , pada abstrak
metode, hasil jurnal menjelaskan
penelitian tujuan, metode,
hasil penelitian
secara ringkas

b.Memberikan Dijelaskan dengan


ringkasan yang cukup lengkap
informatif dan serta memberikan
seimbang atas apa ringkasan yang
yang dilakukan dan sesuai dengan hasil
apa yang ditemukan yang didapatkan di
penelitian
Topik Keterangan Penjelasan

Latar belakang Menjelaskan latar Ya, pada halaman awal


belakang yang ilmiah di jelaskan sedikit
dan rasional mengapa epidemiologi kejadian
penelitian perlu kebutaan pada retinopati
dilakukan diabetik, faktor yang
berkaitan dengan
gangguan visual dll.

Tujuan 3 Menentukan tujuan Ya. pada halaman awal


spesifik , termasuk tujuan spesifik
hipotesis yang diajukan dijelaskan, sesuai
dengan latar belakang
yang disampaikan,
namun tidak ada
hipotesis yang diajukan.
Topik Keterangan Penjelasan

Populasi Menjelaskan bagaimana Ya, pada halaman kedua disampaikan


populasi ditentukan bahwa populasi penelitian diambil secara
cross sectional yaitu pasien Low Vision
Clinic (LVC) dari Klinik Retina di B.P.
Koirala Lions Pusat Studi Kedokteran
(BPKLCOS) pada periode Januari-Juni
2010.

Subyek penelitian Kriteria subyek penelitian Iya. Pada penelitian telah disampaikan
secara rinci mengenai kriteria inklusi dan
eksklusi dari subyek penelitian.

Besar Sampel Menjelaskan kriteria Iya, dijabarkan mengenai kriteria


penentuan sampel minimal penentuan besar sampel, dan kriteria
yang diperlukan untuk pengambilan sampel
menghasilkan kekuatan
penelitian
Topik Keterangan Penjelasan

Prosedur penelitian Menjelaskan secara rinci dan Ya. Pada penelitian dijabarkan
sistematik prosedur penelitian prosedur penelitian yang meliputi
(teknik pengambilan data) pemilihan populasi, penentuan sampel
terpilih, persetujuan pasien, dan
pengambilan data.
Rancangan penelitian Menjelaskan rancangan penelitian Iya, ada penjelasan mengenai
rancangan penelitian yang dilakukan.
Pada penelitian dijelaskan hal-hal
yang akan di tanyakan pada penelitian

Teknik analisa data Teknik analisa data yang Iya. Hasil penelitian dijabarkan secara
digunakan untuk membandingkan deskriptif dan secara anlitik, serta
hasil penelitian diinformasikan tehnik dan cara
analisis data yang digunakan.
Topik Keterangan Penjelasan
Alur penelitian Menjelaskan waktu penelitian Ya. Peneliti menyampaikan periode waktu
yang digunakan untuk mengumpulkan
sampel yang diperoleh namun tidak
menjelaskan kapan penelitian di mulai
Outcome dan estimasi Untuk outcome hasil penelitian Hasil penelitian dijabarkan secara deskriptif
penelitian dan analitik serta dilampirkan dalam bentuk
tabel.
Interpretasi Interpretasi hasil Interpretasi hasil kurang menjelaskan
menjelaskan tentang penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya serta hal yang
mungkin menyebabkan bias pada penelitian
Overall evidence Interpretasi umum terhadap Penelitian ini menggunakan literatur dan
hasil dalam konteks penelitian data penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya sebagai bukti yang menguatkan
serta menekankan objektivitas hasil
penelitian.
Judul dan anstrak memberikan ringkasan yang
informatif dan seimbang atas apa yang dilakukan
dan apa yang ditemukan di penelitian
Latar belakang dan tujuan penelitian dijabarkan
secara cukup jelas.
Penelitian ini dilakukan dengan sampel yang
diambil secara acak, variasi sampel lebih luas dan
hal yang dibandingkan memiliki patokan yang
kuat.
Penelitian menyampaikan prosedur penelitian
dengan cukup jelas

Kelebihan Jurnal
Pada journal ini variabel penelitian tidak
dirinci dengan jelas.
Hipotesis jurnal tidak dijabarkan
Interpretasi hasil kurang menjelaskan
menjelaskan tentang penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya serta hal yang
mungkin menyebabkan bias pada penelitian
Data epidemiologi kejadian kebutaan pada
retinopati diabetik masih kurang

Kekurangan Jurnal
Gauri s, Raju Kaiti. 2014. Visual functions
and disability in diabetic retinopathy
patients. Journal of Optometry (2014) 7,
37---43. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/article
s/PMC3938743/pdf/main.pdf

Daftar Pustaka
TERIMA KASIH

???

Anda mungkin juga menyukai