Anda di halaman 1dari 13

Biofarmasetika

obat yang
diberikan melalui
kulit
KELOMP
OK 3
Berlian Hanutami 260110140017
Vania Putri 260110140018
Mayang Kusuma D 260110140019
Bena Humaira 260110140020
Nailah Nurjihan 260110140021
Dina Purwati 260110140022
Ayu Dwi Putri S 260110140023
Imroatul Chusniah 260110140024
Bagus Maulana 260110140030
Arif Lukman H 260110140031
PENDAHULUAN
Kulit merupakan pembungkus yang elastis
yang terletak paling luar yang melindungi
tubuh dari pengaruh lingkungan hidup
manusia (Djuanda, 2007).

Fungsi Kulit :
Fungsi Proteksi
Fungsi Absorpsi
Fugsi Ekskresi
Fungsi Persepsi
Fungsi Termoregulasi
Fungsi Pembentukan Pigmen
Fungsi Kreatinisasi
Fungsi Sintesis Vitamin D
(Djuanda, 2007).
ANATOMI KULIT

(Kolarsick, 2011).
KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN
KELEBIHAN
Untuk efek local; efek
samping sistemik KEKURANGAN
minimal Secara kosmetik tidak
Mencegah first-pass menarik
effect Absorbsi tidak
Untuk efek sistemik, menentu
menyerupai IV infuse
(zero-order)

(Joenoes, 2002).
UHI
ABSORPSI
OBAT
1. Keadaan dan umur kulit
Efektivitas berkurang/kerusakan sel tanduk
Keadaan patologis
Striping
Pelarut organic

2. Aliran darah
Kecepatan penembusan molekul
Terutama saat kulit luka/zat aktif secara ionoforesis
3. Tempat pengolesan
Tergantung ketebalan kulit
Permeabilitas meningkat

4. Kelembaban dan suhu tubuh


Keadaan normal ST 5-15%
ST yang lembab memiliki afinitas yang sama terhadap
senyawa yang larut air atau lipid
Kelembaban mengurangi BJ dan tahanan difusi ST
(Damin, 2009).
SEDIAAN
sediaan
Organoleptis: meliputi perubahan
warna, perubahan bau, perubahan
bentuk
Homogenitas: mengoleskan sediaan
pada kaca, lalu ditutup kaca. amati
keseragaman warna
Viskositas: menggunakan alat
viskometer dengan beragam kecepatan
pemutaran. Menggunakan rotor no.1
Difusi In Vitro: bertujuan untuk menentukan
bahan pembawa yang paling sesuai digunakan
untuk dapat melepaskan zat aktif di tempat
pengolesan.
Ada 2 metode: Difusi sederhana dalam air atau
difusi dalam gel dan Dialysis melalui membran
kolodion atau selofan

Studi Penyerapan: untuk memastikan lintasan


penembusan dan tetapan permeabilitas, serta
membandingkan efektivitas dari berbagai bahan
pembawa. Dapat diteliti berdasarkan 2 aspek
utama: penyerapan sistemik dan lokalisasi
senyawa dalam struktur kulit.

Sifat Fisikokimia: untuk karakterisasi membran

(Swastika, 2013).
Uji Daya Sebar:
gr krim diletakkan di
pusat antara 2 lempeng
gelas. Lempeng
sebelah atas ditimbang
terlebih dahulu lalu
diletakkan diatas krim
selama 1 menit.
Setelah itu diberi beban
150 g, Uji dibiarkan Waktu
1
menit Lekat:diukur
dan
diameter sebarnya
0,25 g krim
diletakkan pada
gelas objek dan
ditutup dengan
gelas objek lain.
Beri beban 1 kg
selama 5 menit.
Setelah itu
dipasang pada
alat uji yang diberi
beban 80 gram
Pemisahan
Krim:
Krim dimasukkan
ke dalam tabung
reaksi yang
disimpan dalam
suhu kamar
selama 5 minggu
penyimpanan.
Kemudian amati
Pemeriksaan volume
pH: pemisahannya

Dilakukan dengan
menggunakan pH
meter
Tipe Krim:
Metode
Pengenceran
Metode Dispersi Zat
Warna
(Swastika, 2013).
A
Damin, Sumardjo. 2009. Pengantar Kimia Buku Panduan
Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I
Fakultas Bioeksakta. Jakarta: EGC.
Djuanda, Adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin Edisi
kelima. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Joenoes, Z. N. 2002. Ars Prescribendi Jilid 3. Surabaya:
Universitas Airlangga.
Kolarsick, Paul. A. 2011. Anatomy and Physiology of the Skin.
Journal of the Dermatology Nurses' Association. Vol. 3 (4)
: 203-213.
Swastika, A. Et. Mufrod. 2013. Jurnal : Antioxidant Activity Of
Cream Dosage Form Of Tomato Ekstrak (Solanum
Lycopersicum L.). Yogyakarta: Universitas Gadjah Madah
Muda.

Anda mungkin juga menyukai