Anda di halaman 1dari 41

KOMPENSASI

KECELAKAAN KERJA &


PENYAKIT AKIBAT KERJA

Jaminan Sosial Tenaga Kerja


Saat Jam Kerja
Jenis-Jenis Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Cara Penghitungan Premi Jamsostek
Pendahuluan
Setiap orang berhak atas
jaminan sosial untuk dapat
memenuhi kebutuhan
dasar hidup yang layak dan
meningkatkan
martabatnya menuju
terwujudnya masyarakat Penyelenggaraan
Indonesia yang sejahtera, TAP MPR nomor
Jaminan Sosial bagi X/MPR/2001
adil dan makmur
seluruh rakyat menugaskan
(pasal 28H ayat Presiden untuk
(3) ) dan hak membentuk Sistem
terhadap jaminan Jaminan Sosial
Jaminan Sosial dijamin
sosial pasal 34 ayat Nasional
dalam Deklarasi PBB
(2) UUD 1945
tentang Hak Asasi
Manusia tahun 1948
Konvensi ILO nomor 102 UU nomor
tahun 1952 agar semua 40/2004 tentang
negara, memberikan Sistem Jaminan
perlindungan minimum Sosial Nasional
kepada setiap tenaga
kerja 2
TRANSFORMASI BPJS
PT. Askes
JK
BPJS Kesehatan
JK (Kesehatan)

PT. Jamsostek
JK, JKm, JKK, JHT

PT. Asabri
Asuransi Sosial Angkatan BPJS Ketenagakerjaan
Bersenjata RI JKK (Kecelakaan Kerja)
JKm (Kematian)
PT. Taspen JHT (Hari Tua)
Program tabungan hari
tua dan pensiun
JP (Pensiun)

3
BPJS KETENAGAKERJAAN
PT Jamsostek berubah menjadi BPJS
Ketenagakerjaan pada tanggal 1 Januari
2014
Sejak berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan:
PT Jamsostek dinyatakan bubar tanpa likuidasi
BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program
JKK JHT, dan JKm yg selama ini diselenggarakan oleh
PT. Jamsostek, sampai dengan beroperasinya BPJS
Ketenagakerjaan yang sesuai dengan ketentuan Psl
29 s.d Psl 38 dan Psl 43 s.d Psl 46 UU SJSN , paling
lambat 1 Juli 2015
Pengalihan PT. Asabri dan PT. Taspen ke BPJS
Ketenagakerjaan paling lambat tahun 2029

4
UU nomor 40 tahun UU nomor 24 tahun
2004 Sistem 2011
Jaminan Badan
Sosial Nasional Penyelenggara
Jaminan Sosial
Jenis program jaminan
sosial :
Jaminan Kesehatan
Jaminan Kecelakaan Kerja
Jaminan Hari Tua
Jaminan Pensiun
Jaminan Kematian

Diawali dengan Transformasi


program jaminan PT Askes (Persero)
kesehatan (penjelasan menjadi BPJS
pasal 14 ayat (1)) Kesehatan

5
Transformasi
KEMKES :JAMKESMAS
KEMHAN : TNI/POLRI 1 Januari 1 Juli 2015 2029
2014
PT BPJS Kes
ASKES s Jkes
Ke
JP BPJS BPJS
Ketenagakerjaa BPJS
PT Ketenag
JAMSOSTE n Ketenagakerj
JKK, Jkem, aan
a
K
JHT, JP kerjaan
HT
JP & J
PT TASPEN
TASPEN
& JHT
JP

PT
ASABRI
ASABRI

6
SISTEM JAMINAN SOSIAL
NASIONAL
Asas : kemanusiaan,
manfaat, dan keadilan
sosial
Asas & Tujuan : Memberikan
jaminan terpenuhinya
Tujuan kebutuhan dasar hidup
layak bagi peserta dan
atau anggota
keluarganya
Jaminan
Kesehatan
Jaminan Kecelakaan
Progra Kerja
m Jaminan Hari Tua
Jaminan Pensiun
Jaminan Kematian

PT. Askes BPJS I


PT. Jamsostek
BPJS BPJS II
PT. Taspen
PT. Asabri
7 7
BPJS Ketenagakerjaan
PT Jamsostek telah bertransformasi menjadi Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan pada
1 Januari 2014
BPJS Ketenagakerjaan masih mengacu pada aturan PT
Jaminan Sosial Tenaga Kerja mengingat belum diterbitkannya
Rancangan Peraturan Pemerintah mengenai BPJS
Sebagai badan yang berada di bawah naungan presiden
secara langsung, BPJS Ketenagakerjaan tetap menjalankan
tiga program yakni jaminan kecelakaan kerja (JKK), jaminan
hari tua (JHT), dan jaminan kematian (JK). Tetapi mulai 1 Juli
2015 nanti ditambah jaminan pensiun, sesuai peraturan
pemerintah.
Sementara, untuk jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK)
beralih ke BPJS Kesehatan yang merupakan transformasi dari
PT Asuransi Kesehatan (Askes).
BPJS Ketenagakerjaan
Manfaat, iuran dan teknis BPJS Ketenagakerjaan sama persis
saat dijalankan PT Jamsostek.
Penetapan iuran para tenaga kerja itu tetap mengacu pada
Undang-Undang (UU) Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan
Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek).
Sampai Feb 2014 iuran pekerja masih mengacu pada
ketentuan lama karena hingga kini Rancangan Peraturan
Pemerintah (RPP) terkait iuran BPJS Ketenagakerjaan belum
diterbitkan.
Rencananya, iuran BPJS Ketenagakerjaan yang baru akan
diberlakukan pada awal Juli 2015.
BPJS Ketenagakerjaan nantinya menyelenggarakan empat
program yakni jaminan hari tua, jaminan kecelakaan kerja dan
jaminan kematian, serta program jaminan pensiun yang
dimulai sejak 1 Juli 2015.
Undang-Undang RI No 3 tahun 1992
tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
pasal 1 nya menyatakan bahwa
kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi
berhubung dengan hubungan kerja, termasuk
penyakit yg timbul karena hub kerja,
demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam
perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat
kerja, dan pulang kerumah melalui jalan yg biasa
atau wajar dilalui.

Sebagaimana diuraikan di atas, para penderita


penyakit akibat hubungan kerja memperoleh
hak untuk menerima jaminan kecelakaan kerja.
Perbedaan Jamsostek & BPJS
Ketenagakerjaan
Jika tadinya Jamsostek hanya mengcover tenaga kerja sektor
formal. BPJS Ketenagakerjaan diperuntukkan bagi semua, baik
sektor formal, informal, dan jasa konstruksi, dengan total potensi
sebanyak 117 juta peserta.
BPJS juga memiliki wewenang inspeksi ke perusahaan dengan
sanksi pidana 10 tahun atau denda Rp 5 miliar bagi pengusaha
yang tidak ikut BPJS
Program pensiun untuk swasta mulai 1 Juli 2015. Bagaimana
mekanisme dan manfaatnya masih akan dibahas dalam peraturan
pemerintah mengenai jaminan pensiun yang akan selesai 2014 ini.
Usulan ke pemerintah soal jaminan pensiun : untuk swasta, iuran
diperhitungkan antara 8-12 persen dari take home pay.
Pensiun yang bakal diterima peserta program jaminan pensiun
mencapai 40 hingga 50 persen dari upah terakhir. Pekerja yang
mendapat manfaat ini, adalah dia yang menjadi peserta program
jaminan pensiun minimal 15 tahun.
Perbedaan Jamsostek & BPJS
Ketenagakerjaan
Tunjangan pensiun diberikan setiap bulan setelah peserta
berusia 55 tahun dan akan terus diberikan kepada istrinya
hingga anaknya hingga berusia 25 tahun
Tunjangan pensiun tidak hanya diberikan pada pekerja
sektor formal, melainkan juga terbuka pada pekerja
nonformal yang mendaftar untuk menjadi peserta BPJS.
Untuk mendapatkan manfaat tersebut, pekerja formal harus
membayar iuran sebesar 8 persen, dimana 5 persen
diantaranya dibayarkan perusahaan yang mempekerjakan
dan 3 persen dibayarkan oleh pekerja.
Bila peserta belum genap 15 tahun membayar iuran pensiun
saat pensiun, BPJS nantinya akan memberikan tunjangan
pensiun dalam bentuk lumpsum (diterima tunai) sebesar
iuran pokok dan hasil pengembangannya
Iuran BPJS Ketenagakerjaan
Sementara berdasarkan ketentuan lama itu, iuran pekerja
untuk mengikuti program JHT yakni 3,7 persen (ditanggung
perusahaan), dan 2,0 persen (ditanggung pekerja) dari
upah per bulan.
Iuran untuk program JKK menjadi tanggung jawab penuh
pengusaha untuk membayar iuran jaminan kecelakaan
kerja berkisar 0,24% - 1,74% sesuai kelompok jenis usaha.
Program JK yang diperuntukkan bagi ahli waris dari peserta
yang meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja,
pengusaha wajib menanggung iuran ini sebesar 0,3% dari
upah per bulan. Sedangkan jaminan kematian yang
diberikan sebesar Rp21 juta, terdiri dari Rp14,2 juta
sebagai santunan kematian dan Rp2 juta untuk biaya
pemakaman.
Iuran BPJS Ketenagakerjaan

Jaminan Kecelakaan Kerja


Kelompok I : 0.24% dari upah sebulan
Kelompok II : 0.54% dari upah sebulan;
Kelompok III : 0.89% dari upah sebulan;
Kelompok IV : 1.27% dari upah sebulan;
Kelompok V : 1.74 % dari upah sebulan;

Jaminan Hari Tua , sebesar 5.70% dari upah


sebulan (3,7% perusahaan, 2% pekerja);

Jaminan Kematian, sebesar 0.30% dari upah


sebulan

Pensiun : ?
Ilustrasi
Seorang karyawan Bank swasta yang telah
menikah dengan dikaruniai 2 anak
didaftarkan oleh perusahaannya sebagai
peserta Jamsostek untuk benefit : JKM, JKK,
JHT dan JPK. Upah terakhir ybs adalah IDR
3.000.000,- per bulan.

Tentukan besar iuran premi per bulan yang harus


dibayarkan ke BPJS Ketenagakerjaan!
Tentukan Iuran premi yang menjadi tanggung
jawab dan dibebankan kepada karyawan tsb!
Jawab
JKM : 0.30% x Rp 3.000.000,- = Rp 9.000,-
JHT : 5.70% x Rp.3.000.000,- = Rp 171.000,-
JKK : 0.24% x Rp.3.000.000,- = Rp 7.200,-
JPK : ke BPJS Kesehatan 5% dari gaji,- +
Iuran Premi Jamsostek: Rp 187.200,-

Beban Karyawan:
2,00% x Rp. 3.000.000,- Rp 60.000,- -
Beban Pengusaha: Rp 127.200,-
Iuran Jaminan Sosial
Iuran ini (JKK 0,24-1,74 %, JK 0,3 %, JHT 3,7 + 2
%, JP ? %, JPK 5% ) akan menjadi terkecil kedua
di dunia setelah Nigeria. Bandingkan dengan
Malaysia yang mewajibkan iuran jaminan sosial
22 persen dari gaji, Singapura 34 persen gaji, dan
negara-negara di Eropa yang 40 persen gaji
kotornya digunakan untuk membayar iuran
jaminan sosial.
JKK
Dalam hal terjadinya kecelakaan kerja.
Tadinya, peserta mendapatkan kompensasi
dan pengobatan maksimal Rp 20 juta.
Setelah itu akan ditanggung sendiri.
Di BPJS Ketenagakerjaan tidak boleh terjadi
lagi seperti itu, seharusnya manfaat medis
tidak terbatas dan ditambah program
Return to Work, yaitu program pemulihan
hingga peserta kembali bekerja.
Hak Tenaga Kerja Pada Kasus Kec Kerja &
PAK
a. Pengangkutan dr TMP ke RS terdekat atau ke
rmh
b. Pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan
di RS
c. Biaya pemakaman
Jamsostek/Pengusaha
Dari PT

(Santunan berupa uang)


a. STMB sbg pengganti upah
b. Cacad sbgn utk selama-2nya
c. Cacad Total utk selama-2nya
d. Kematian

Saudara Janda/duda/anak Ahli waris


sedarah (tanggungan) yg ditjk TK
Lampiran :
1. PP No. 14 Tahun 1993 (Tentang Penyelenggaraan
Jamsostek)
2. PP No. 84 Thn 2010 (Tentang Perubah ketujuh
Jaminan Kecelakaan Kerja)
I. BESARNYA JAMINAN KECELAKAAN KERJA
A. Santunan
1. STMB
4 Bulan pertama : 100 % X upah sebulan
4 Bulan kedua : 75 % X upah sebulan
Selanjutnya : 50 % X upah sebulan
2. Cacat :
a) Cacat sebagian untuk selama-lamanya dibayar secara
sekaligus : % sesuai tabel X 80 bulan upah
b) Cacat total untuk selama-lamanya
a) dibayar secara sekaligus : 70 % X 80 bulan upah
b) Santunan berkala Rp. 200.000,/bln- selama 24
bulan
c) Cacat kekurangan fungsi dibayar secara sekaligus : %
berkurangnya fungsi X % sesuai tabel X 80 bulan upah
3. Santunan Kematian :
a) Santunan sekaligus sebesar 60 % X 80 bulan upah, sekurang-
kurangnya sebesar jaminan kematian ..
b) Santunan berkala sebesar Rp. 200.000,- selama 24 bulan (
c) Biaya pemakaman sebesar Rp. 2000.000,-

B. Pengobatan dan perawatan sesuai biaya yang dikeluarkan ---


maksimal untuk 1 perstiwa kecelakaan sebesar Rp. 20 Juta

C. Biaya rehabilitasi berupa penggantian pembelian alat bantu


(Orthose) dan atau alat pengganti (Prothese) diberikan 1 x untuk
setiap kasus dengan patokan harga yang ditetapkan oleh Pusat
Reahabilitasi Prof Dr Suharso Surakarta ditambah 40 % dari
harga tsb. Maksimum Rp. 2000.000,-
D. Penyakit yang timbul karena hubungan kerja (Besarnya santunan
dan biaya pengobatan/perawatan = A dan B)
E. Ongkos pengangkutan tenaga kerja dari TKP ke RS atau
rumahnya, sebesar biaya yang diperlukan.
. Angkutan darat Maksimal Rp. 7500.000,-
. Angkutan Laut maksimal Rp. 1.000.000,-
. Angkutan Udara maksimal Rp. 2.000.000,-
Besar Jaminan
Besar Jaminan Kecelakaan
Kecelakaan Kerja
Kerja
PP No.
PP No. 84
84 Thn
Thn 2010
2010
A. 1.Santunan Sementara tidak mampu bekerja (STMB)
4 bulan pertama 100% upah, 4 bulan kedua 75 % upah, Selanjutnya 50 % upah

2. Santunan Cacat
Total-tetap:
Sekaligus 70 % x 80 bulan upah (tahun 2007 diubah)
Berkala (2 tahun) Rp. 200.000,- per bulan
Sebagian-tetap: % tabel x 80 bulan upah
Kurang fungsi: % kurang fungsi x % tabel x 80 bulan upah.

3. Santunan Kematian
Sekaligus 60 % x 80 bulan upah
Berkala (2 tahun) Rp. 200.000,- per bulan
Biaya pemakaman Rp. 2.000.000,-

B. Biaya Pengobatan/Perawatan
Maksimal Rp 20.000.000,-

C. Biaya Rehabilitasi
Patokan harga RS DR. Suharso, Surakarta ,ditambah 40 %
Prothese anggota badan
Alat bantu (kursi roda)

D. Biaya Transport
Darat Rp. 750.000,- Laut Rp. 1.000.000,- Udara Rp. 2.000.000,-
Catatan Iuran Premi Jamsostek

Iuran jaminan kecelakaan kerja, jaminan


kematian ditanggung sepenuhnya oleh
pengusaha

Iuran jaminan hari tua sebesar 3.70%


ditanggung oleh pengusaha dan sebesar
2% ditanggung oleh tenaga kerja.

Jaminan Pensiun belum ditentukan


Jenis Kelompok Usaha
Kelompok I
Perusahaan Dagang, Bank, Konveksi, Perusahaan Jasa, dll
Kelompok II
Pabrik gula, Pabrik Rokok, Perkebunan Rakyat, Jasa Hiburan, dll
Kelompok III
Industri Makanan, Pabrik Minuman dan Alkohol, Percetakan,
Perusahaan Farmasi, Hotel, dll
Kelompok IV
Pabrik Kendaraan bermotor, Perusahaan Angkutan Darat, dll
Kelompok V
Perusahaan Angkutan Laut/Udara, Perusahaan Penggalian,
Pertambangan, Pabrik Bahan Peledak, dll
Persentase Santunan Cacat Tetap Sebagian dan Cacat Lain-lainnya

%x
Macam Cacad Tetap Sebagian
Upah
1. Lengan kanan dr sendi bahu ke bwh 40
2. Lengan kiri dr sendi bahu ke bwh 35
3. Lengan kanan dr atau dr atas siku ke bwh 35
4. Lengan kiri dr atau dr atas siku ke bwh 30
5. Tangan kanan dr atau dr atas pergelangan ke bwh 32
6. Tangan kiri dr atau dr atas pergelangan ke bwh 28
7. Kedua belah kaki dr pangkal paha ke bwh 70
8. Sebelah kaki dr pangkal paha ke bwh 35
9. Kedua belah kaki dr mata kaki ke bwh 50
10.Sebelah kaki dr mata kaki ke bwh 25
11.Kedua belah mata 70
12.Sebelah mata atau diplopia pd penglihatan dekat 35
%x
Macam Cacad Tetap Sebagian
Upah
13. Pendengaran pd kedua belah telinga 40
14. Pendengaran pd sebelah telinga 20
15. Ibu jari tangan kanan 15
16. Ibu jari tangan kiri 12
17. Telunjuk tangan kanan 9
18. Telunjuk tangan kiri 7
19. Salah satu jari lain tangan kanan 4
20. Salah satu jari lain tangan kiri 3
21. Ruas pertama telunjuk kanan 4,5
22. Ruas pertama telunjuk kiri 3,5
23. Ruas pertama jari lain tangan kanan 2
24. Ruas pertama jari lain tangan kiri 1,5
25. Salah satu ibu jari kaki 5
26. Salah satu jari telunjuk kaki 3
%x
Macam Cacad Tetap Sebagian
Upah
27. Salah satu jari kaki lain 2
28. Terkelupasnya kulit kepala 10-30
29. Impotensi 30
30. Kaki memendek sebelah : Kurang dr 5 cm 10
5 7,5 cm 20
7,5 atau lebih 30
31. Penurunan daya dengar kedua belah telinga stp 10 6
Db. 3
32. Penurunan daya dengar sebelah telinga stp 10 Db. 5
33. Kehilangan daun telinga sebelah 10
34. Kehilangan kedua belah daun telinga 30
35. Cacad hilangnya cuping hidup 15
36. Perforasi sekat rongga hidung 10
37. Kehilangan daya penciuman
%x
Macam Cacad Tetap Sebagian
Upah
38. Hilangnya kemampuan kerja phisik
50% 70% 40
25% 50% 20
10% 25% 5
39. Hilangnya kemampuan kerja mental tetap 70
40. Kehilangan sebgn fungsi penglihatan stp
kehilangan efisiensi tajam penglihatan 10% 7
41. Apabila efisiensi penglihatan kanan dan kiri
berbeda, maka efisiensi penglihatan binokuler
dgn rumus kehilangan eff penglihatan (3 x % eff
penglihatan terbaik) + % eff penglht terburuk.
Setiap kehilangan eff tajam penglihatan 10% 7
42. Kehilangan penglihatan warna 10
43. Setiap kehilangan lapangan pandang 10% 7
Kompensasi
PP tsb juga mewajibkan para pengusaha untuk
melaporkan setiap PAHK dalam waktu 2x24 jam
setelah ada hasil diagnosis dari dokter.

PAHK yang masih memperoleh jaminan dari


Jamsostek adalah penyakit yang timbul paling lama
3 tahun sejak hubungan kerja berakhir.

Jamsostek menjamin pelayanan kesehatan bagi


penderita penyakit akibat hubungan kerja, namun
jaminan tersebut terbatas hanya hingga angka Rp
20 juta (PP No tahun 2011).

Berkaitan dengan kompensasi, pekerja dapat saja


melakukan gugatan perdata kepada pemberi kerja
apabila dianggapnya terdapat kelalaian di pihak
pemberi kerja sehingga penyakit akibat hubungan
Dalam mengajukan
gugatan tersebut
tentu saja pekerja
membutuhkan
keterangan tertulis
dari dokter bahwa
penyakit tersebut
akibat hubungan kerja
dan derajat
kecacatannya.

Tetapi tidak mustahil


hakim masih
membutuhkan
Di Australia, ketidakpastian (dispute)
menghubungkan sesuatu penyakit dengan
pekerjaannya dipecahkan melalui suatu proses
tertentu yang melibatkan suatu medical panel
atau medical referee atau medical tribunal.
Keputusan medical panel atau medical tribunal di
bidang penentuan penyakit akibat hubungan
kerja dan derajat keparahan atau kecacatannya
bersifat final.
Memerlukan dokter dengan spesialisasi klinik
dalam menentukan penyakit akibat hubungan
kerja dan derajat kecacatannya (inkapasitasinya).
Ketiadaan ketentuan seperti medical panel di
Indonesia dapat mengakibatkan kesulitan bagi
dokter, oleh karena pekerja yang "dirumahkan"
atau dimutasikan akibat penyakitnya dapat saja
menuntut dokter karena dianggapnya sebagai
PELAPORAN P A K

UU No. 1 tahun 1970 pasal 11


UU No. 3 tahun 1992
PP No. 14 tahun 1993
Keppres No. 22 tahun 1993
Permenaker No. Per. 03/Men/1998
Kepmennakertrans No.Kep
79/Men/2003
Formulir penilaian cacat & kompensasi
Kecelakaan Kerja & PAK

1. Formulir 3 bentuk KK2 diisi oleh pengusaha dan


merupakan bentuk laporan kecelakaan tahap I,
serta wajib dilaporkan dalam waktu 2 x 24 jam
setelah tenaga kerja meninggal atau mengalami
kecelakaan kerja.

2. Formulir 3a bentuk KK3 diisi oleh pengusaha dan


merupakan bentuk laporan tahap II, serta wajib
dilaporkan dalam waktu 2 x 24 jam setelah
dinyatakan sembuh, cacat atau meninggal dunia
oleh dokter yang merawat
Formulir penilaian cacat &
kompensasi
Kecelakaan Kerja & PAK

3. Formulir 3b bentuk KK-4 diisi oleh dokter


pemeriksa, digunakan untuk pelaporan kecelakaan
kerja yang berkaitan dengan aspek medis,
dikirimkan bersama dan atau sebagai lampiran dari
laporan bentuk KK2

4. Formulir 3c bentuk KK-5 yang diisi oleh dokter


pemeriksa dan digunakan untuk pelaporan aspek
medis dari Penyakit Hubungan Kerja, dikirimkan
bersama dan atau sebagai lampiran dari laporan
bentuk KK2
SISTEM PELAPORAN
1. Form 1.a 1 Pemeriksaan kesehatan awal
(disimpan dokter pemeriksa)
2. Form 1.a 2 Lap pemeriksaan kesehatan awal
dokter ke perusahaan
3. Form 1.b Lap perusahaan ke Disnaker tk II
4. Form 1.c Lap Disnaker tk II ke Disnaker Tk I
5. Form 1.d Lap Disnaker Tk. 1 ke Pusat / Ditjen
Binawas
Kepmenaker No. Kep 79/Men/2003
tentang Pedoman Diagnosis &
Penilaian Cacat karena
kecelakaan & P A K

Digunakan untuk menetapkan diagnosis &


penilaian cacat karena kecelakaan dan P A K
guna memperhitungkan kompensasi yang
menjadi hak tenaga kerja
Hak Setelah Hubungan Kerja
berakhir
Tenaga kerja yang berdasarkan keterangan
dokter yang ditunjuk dinyatakan menderita
penyakit yang timbul karena hubungan kerja,
berhak memperoleh jaminan kecelakaan kerja
meskipun hubungan kerja telah berakhir.

Hak atas hubungan jaminan kecelakaan kerja


sebagaimana dimaksud diatas diberikan apabila
penyakit tersebut timbul dalam jangka waktu
paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak
hubungan kerja berakhir.

Anda mungkin juga menyukai