Peralihan Opv Ke Ipv - Revisi
Peralihan Opv Ke Ipv - Revisi
dan
PERALIHAN OPV KE IPV
DALAM ERADIKASI POLIO GLOBAL
DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR
2016
Vaksin Oral Polio (OPV) untuk
kegiatan rutin
dan imunisasi tambahan secara global
Pertanyaan...
Kenapa harus ada PIN polio?
Kenapa OPV harus dihentikan ?
Kenapa harus beralih ke IPV ?
Bagaimana perubahan jadwal
imunisasi ?
Latar Belakang (1)
Sidang World Health Assembly (2012)
pencapaian eradikasi polio merupakan
kedaruratan kesehatan masyarakat global
2014
Cakupan Imunisasi Polio 2
2013
2014
Cakupan Imunisasi Polio 3
2013
2014
Cakupan Imunisasi Polio 4
2013
2014
DUNIA BEBAS POLIO
2012
Nigeria
2005-2010 India
307 cs 2009-2010
Hispaniola 12 cs
2000-1 Egypt
22 cases Ethiopia 1988-93 Indonesia
2008-2009 32 cases On-going
4 cs 46 cases
Congo
2008-2009 Philippines
Note: Madagascar 16 cs 2001
2002/2005 3 cases
V1 4/3 cases
V2
circulating Vaccine-Derived Poliovirus
Outbreaks (cVDPVs), 2000-2011
>90% of
cVDPV
polio
cases are Type 1 (79 cases)
due to Type 2 (478 cases)
5/12/17 23
KLB Vaccine-derived polio
(cVDPVs) 2000-2013
Type 1
Type 2
Type 3
Virus Polio tipe 2 telah eradikasi, namun jumlah kasus
circulating vaccine-derived (cVDPV) lebih besar dari kasus
virus polio liar
VAPP VDPV
Juli 2016
Mei 2016
5-30 April 2016
4 April 2016
8 15 Maret
2016
Introduksi IPV
* Ini akan bisa dicapai jika Pakistan dan Afganistan bisa mencapai bebas
polio sesuai target
JENIS DAN JADWAL IMUNISASI (PP
no 42 tahun 2013)
Imunisasi Lanjutan
Imunisasi
Backlog Fighting
Tambahan
Crash Program
PIN
Sub PIN
Imunisasi Lanjutan Pada Wanita Usia
Catch up Campaign
Subur (WUS)
Campak
Imunisasi dalam KLB
Meningitis
Imunisasi Khusus Yellow Fever Rabies
Meningokokus
Routine
immunization
Maret 2016
Indonesia Polio
campaign
Persiapan Switching Topv ke BOVP
Distribusi vaksin bOPV sampai dengan ke Puskesmas
dilaksanakan akhir Maret 2016
Menyimpan vaksin bOPV ke dalam penyimpanan
(coldchain)
Memisahkan vaksin tOPV (yang masih akan digunakan
sampai dengan tanggal 3 April 2016) dari vaksin bOPV,
dengan memberi tanda atau label khusus untuk
menghindari tertukarnya vaksin
Mengeluarkan seluruh vaksin tOPV dari dalam
penyimpanan (coldchain) pada sore hari tanggal 3 April
2016
Pastikan seluruh faskes termasuk BPS DPS dan RS
melakukan hal yang sama
Penarikan tOPV mulai tgl 5-30 April
Distribusi Vaksin tOPV (Vaksin Polio
Rutin)
Faskes Swasta
Puskesmas
Faskes Swasta
Distribusi tOPV
Faskes Swasta Faskes Swasta
Distribusi bOPV & Penarikan
tOPV
Faskes Swasta
Puskesmas
Faskes Swasta
Routine
immunization
RENCANA NASIONAL INTRODUKSI IPV
Routine
immunization
Peran IPV
Mengurangi resiko terkait penarikan OPV
tipe 2 :
http://www.who.int/immunization/diseases/poliomyelitis/inactivated_polio_vaccine
/library/en/index2.html
Pemberian IPV pada usia 2
bln vs 4 bln
Bayi berusia 4-11 bulan yang belum pernah atau belum lengkap
mendapat imunisasi OPV, harus mendapat imunisasi IPV dan OPV
secara bersamaan terlebih dahulu selanjutnya dosis OPV dilengkapi
Bayi yang berusia 4-11 bulan yang terlambat mendapat IPV harus
tetap diberikan 1 dosis IPV
Suntikan, intramuskular
(IM), 0.5 ml
Bersamaan dengan
pemberian DPT-HB-Hib
dan OPV, akan tetapi
dengan jarum suntik dan
lokasi suntikan yang
berbeda
IPV : paha kiri
Pentavalent (DPT-HB-Hib) :
paha kanan
Keamanan vaksin dan suntikan
ganda
IPV vaksin aman
KIPI : kemerahan di tempat suntikan (0,5-
1,5%), bengkak (3-11%), sakit/nyeri (14-
29%), Demam ( <0,1%).
Keuntungan diberikan bersamaan dg
pentavalent: melindungi anak lebih dini di
masa rentan, menghemat waktu, tenaga
dan biaya
Aman diberikan pada anak dengan
imunodefisiensi
VAKSIN IPV :KEMASAN,
PENYIMPANAN, DAN PENGGUNAAN
VAKSIN SISA
Tersedia kemasan tunggal 1 dosis, 5 dosis, 10 dosis per vial. Awal introduksi
secara nasional digunakan vaksin IPV 10 dosis, secara bertahap akan beralih
ke yg 5 dosis
Vaksin IPV sensitif terhadap panas dan beku, disimpan pada suhu 2-8 derajat
Celcius dan terlindung dari cahaya, JANGAN BEKU. Bila dicurigai pernah beku
maka vaksin harus dibuang. Tidak bisa diuji kocok.
Routine
immunization
TERIMA KASIH