Anda di halaman 1dari 24

ANESTESI UMUM PADA

OPERASI MATA

PEMBIMBING :
DR. INDAH WATY MUCHLIS, SP.AN
DR. INDRA NUR HIDAYAT, SP.AN
DR. FERRY HAMDANY, SP.AN
DR. APRILINA,SP. AN

CASE REPORT By : Dani Adrian ( 611 11 058 )


LATAR BELAKANG
Di dunia ini 48% kebutaan yang terjadi
disebabkan oleh katarak.
Katarak lebih sering dijumpai pada orang tua,

dan merupakan penyebab kebutaan nomor 1


di seluruh dunia dengan prevalensi kebutaan
mencapai 1,5% dengan 0,78% di antaranya
disebabkan oleh katarak , dan yang terbesar
karena katarak senilis.
Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur

operasi.
Anestesi umum 35% kasus operasi mata.
STATUS PASIEN
1. IDENTITAS
Nama : Tn.JS
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Swasta
BB : 50 kg
TB : 160 cm
2. ANAMNESIS
Keluhan Utama Mata kiri kabur dan pandangan
seperti berawan sejak 1 tahun yang
lalu
Riwayat Penyakit Pasien Laki- laki 55 tahun datang ke poli
Sekarang mata RSUD Embung Fatimah Kota Batam,
dengan keluhan mata kiri sebelah kiri
terasa kabur dan pandangan seperti
berawan sejak 1 tahun yang lalu.
Semakin lama dirasakan semakin kabur
dan terlihat seperti ada warna keputih
abu-abuan di tengah mata. Nyeri (-),mata
merah (-), berair dan terasa silau (-),
mata gatal (-), keluar kotoran mata yang
banyak serta benturan pada mata kiri
sebelumnya disangkal. Pasien pernah
operasi katarak sebelumnya pada tahun
2016
Riwayat Penyakit Dahulu RiwayatHipertensi (-),
Diabetes Melitus(-),Kelainan
Jantung (-)
Asma (+) Alergi (-)
Riwayat Penyakit Keluarga Disangkal
Riwayat Operasi dan Anestesi 2016
Riwayat Pemakaian Obat- Ventolin
Obatan
3. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalisata
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran: Compos mentis
Tekanandarah : 130/70 mmHg
Nadi : 78 kali/menit
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,6oC
Kepala : normochepali
Mata : simetris, conjungtiva hiperemis (-/+), sclera ikterik (-/-), pupil isokor

diameter 3mm ODS, RCL & RCTL (+/+), visus ODS 6/30 dan 6/12. TIO OD:
13,1, OS: 16,2
Telinga : secret (-/-) berfungsi baik
Hidung : secret (-/-) berfungsi baik

Mulut : mukosa bibir lembab, gigi palsu (-)

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan Tiroid


Thoraks : normochest, gerakan simetris kanan kiri, retraksi dinding dada

(-)
Pulmo :
Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri
Palpasi : fremitus raba kanan = kiri
Perkusi: sonor/ sonor di semua lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+/+), Rh (-/-) Wh (-/-)
Cor :

Inspeksi : iktus kordis tidak tampak


Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
JENIS
HASIL NILAI RUJUKAN
PEMERIKSAAN
Hematologi
Hemoglobin 14,8 11,0 16,5 gr/dl
Lekosit 6.400 3500 10.000 /ul
Hematokrit 43 35 50 %
Eritrosit 5,1 3,8 5,8 juta/ul
Trombosit 196 150 500 ribu/ul
Kimia Darah 2. Pemeriksaan
SGOT 20
P=< 40 W =< 32
U/l Tonometri
SGPT 19
P =< 41 W =< 33
U/l
OD: 13,1
Ureum 20 10-50 mg/dl
P=<0,7 W=<0,5-1,0
OS: 16,2
Creatinin 0,7
mg/dl
P=<3,5 W=<2,6-6
GDS 100
mg/dl
Elektrolit
Natrium (Na ) +
140 136 145 mmol/L
Kalium (Ka ) +
4,0 3,5 5,1 .mmol/L
Klorida (Cl )
-
101 98 107 mmol/L
Imunoserologi
HBsAg Negatif Negatif
5. DIAGNOSIS
Katarak Grade III OS
6. RENCANA TINDAKAN
Pro Phacoemulsification + Pasang IOL OS
PRA ANESTESI
Pra Anestesi Umum

Diagnosa Katarak Grade III OS

Phacoemulsification + Pasang
Jenis pembedahan
IOL OS
GCS E4M6V5 = 15
TD : 130/70
N : 81
Vital sign
RR : 20x/m
T : 36,6oC
Pemeriksaan Fisik Dbn
Pemeriksaan
Dbn
Laboratorium
ASA II
Puasa 6 jam
INTRA

OPERATIF
Laporan Anestesi Trabeculectomy
Diagnosis Pra Katarak Grade III OS
Bedah
Tindakan Bedah Phacoemulsification + Pasang IOL OS

Diagnosis Pasca Pseudofakia OS


Bedah
Jenis Anestesi General Anestesi LMA no.4
Anestesi dengan O2
N2O
Sevoflurane
Teknik anestesi GA - LMA no.4
Lama anestesi 1 jam 30 menit
Lama operasi 40 menit
Premedikasi Ondansentron 4 mg IV
Dexametason 10 mg IV
Pernafasan Terkontrol
Posisi Supine
Cairan Preoperative : RL 500 ml
Masuk : Durante-Operatif : RL 750 ml
Lampiran Monitoring Tindakan
Phaco + IOL OS dan Trabeculectomy
Pukul Tindakan TD Nadi SpO2
09.00 Pasien masuk kamar operasi 130/70 81 100%
dibaringkan di meja operasi dengan
posisi supine
Diinjeksi IV
1. Ondansentron 4 mg
2. Dexamethasone 10 mg
3. Midazolam : 3 mg
4. Fentanyl : 50 mcg
5. Propofol : 100 mg
Diberikan agen berupa O2, N2O, dan
sevoflurane 2 liter.
Setelah induksi dan pasien tidak
sadar, segera lakukan pemasangan
LMA.
Monitoring KU pasien per 5 menit.
09.10 120/65 83 100%

09.15 Mulai operasi 110/65 80 100%


09.20 110/64 82 100%
09.25 Ganti Infus RL kolf ke I 110/62 82 100%

09.30 100/60 75 100%

09.35 100/64 76 99%

09.40 100/70 78 99%

09.45 95/57 75 100%


09.50 94/58 93 100%
09.55 Ephedrine 2mg 90/55 93 100%
10.00 95/60 101 100%
10.05 Ganti Infus RL kolf ke II 95/64 100 99%
10.10 100/70 100 99%

10.15 Operasi selesai 110/71 91 100%

10.20 Tramadol 100mg drips dalam RL 500ml 120/74 88 100%

10.25 Matikan sevofluran dan N2O 121/77 80 100%

10.30 Dilakukan ekstubasi LMA apabila pasien 123/78 78 100%


mulai sadar, napas spontan dan ada
refleks-refleks jalan napas atas, serta
dapat menuruti perintah sederhana.
POST OPERATIF
Pasien masuk ruang pemulihan
(Recovery Room) pukul 10.35 WIB.
Keluhan pasien: mual (-), muntah (-),

pusing (-), nyeri (-).


MONITORING POST
OPERATIF

TD : 120/75 mmHg SKOR ALDRETTE (total


9)
N : 66x/mnt
1. Aktifitas =1
SpO2 : 100%
2. Sirkulasi =2
3. Pernafasan =2
Nassal Canule 3 4. Kesadaran= 2
Ltr/mnt 5. Warna kulit =2
PEMBAHASAN

Mata kiri kabur dan Diagnosis katarak


pandangan seperti berdasarkan anamnesis
berawan sejak 1 tahun klinis dan pemeriksaan
yang lalu penunjang

KASUS TEORI
Indikasi Anestesi umum pada
operasi mata :
1. pasien yang tidak kooperatif
2. operasi mata yang tidak boleh
ada gerakan (akinesia),
3. prosedur operasi lama (lebih
Operasi katarak dari 3-4 jam),
menggunakan anestesi 4. daerah operasi tidak
memungkinkan untuk
umum dikarenakan dilakukan anestesi regional,
pasien tidak kooperatif lokal maupun topikal.

(takut). Anestesi lokal dapat menyebabkan


ketakutan pasien karena tetap
KASUS sadar selamaTEORI
operasi serta nyeri
yang tidak tertangani secara
adekuat.
Anestesi umum sungkup laring atau
Laringeal Mask Airway (LMA)

Keuntungan LMA pada pasien ini


adalah
1. durasi operasi yang tidak terlalu
lama,
2. mengurangi efek pada tekanan
intraokuler, serta
3. mengurangi respon kardiovaskuler.
KASUS TEORI
Premedikasi: 1. Ondansentron selektif reseptor 5 HT
menghindari terjadinya PONV
-Ondansentron 4 mg
2. Dexamethasone untuk mengurangi
-Dexamethasone 10 mg insiden reaksi hipersensitivitas
3. Midazolam gol. benzodiazepin,
-Midazolam 3mg
menimbulkan rasa nyaman pasien, dosis
-Fentanyl 50 mcg 0,05 mg-0,1 mg/kgbb
4. Fentanyl analgetik opioid (narkotik)
Induksi:
paling banyak digunakan, mulai kerja
-Propofol 100 mg cepat masa kerja pendek, efek analgetik
yang kuat, dosis: 1-2 g/kgbb
-N20+O2+Sevoflurance
TEORI
5. Propofol hipnotik murni, dosis 2-2,5 mg/kgBB
6. Sevoflurance: proses induksi dan pemulihan
cepat, efek hipnotik dan analgetik ringan
7. Nitrous Oxida: selalu kombinasi dg O2, obat
dasar anestesia umum, efek analgetik (+)
PENGELOLAAN NYERI
Kasus:
Pemberian tramadol 100 mg post operasi

Teori:
Opoid sintetik lemah, bekerja di sentral
Dosis 50-100 mg /6-7 jam
KEBUTUHAN CAIRAN
BB = 50 KG
Maintenance: 10 kg I : 4 x 10= 40
10 kg II : 2 x 10= 20
Sisa BB : 1x 30= 30
Maintenance : 90 ml/jam (Kebutuhan cairan 2160 ml/24jam)
Puasa : lama puasa x maintenance = 8 jam x 90 ml = 720 ml
IWL: Jenis operasi x BB= 2 x 50 = 100 ml
Kebutuhan cairan: 1 jam pertama operasi : maintenance+1/2
puasa+IWL
90+360+100 = 550 ml
1 jam kedua operasi: maintenance+1/4 puasa+IWL = 370 ml
1 jam ketiga operasi: maintenance+1/4 puasa+IWL = 370 ml
Total kebutuhan cairan selama operasi : 550 ml selama 1 jam
Terapi selama operasi : 550 ml selama 1 jam
Perdarahan : 3 cc
KESIMPULAN
Pada pasien ini dilakukan operasi mata
yaitu phacoemulsifikasi dengan anestesi
umum karena pasien tidak kooperatif dan
gagal pengobatan medikamentosa. Serta
dalam pemilihan obat anestesi umum dipilih
dengan tepat agar tidak mempengaruhi.
DAFTAR PUSTAKA

Basta SJ, Anesthesia for Ophthalmic Surgery. Edited by Longnecker DE, Brown DL,
Newman MF, Zapol WM, The McGraw-Hill Companies, 2008; 65: 1558-1581.
Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2010.
Pascolini D, Mariotti SP. Global estimates of visual impairment:2010. BR J Ophthalmol.

2011.
Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ, Anesthesia for Ophthalmic Surgery in Clinical

Anesthesiology. Fourth Edition. Lange Medical Books, 2006; 38: 826-836.


Feldman MA, Patel A, Anesthesia for Eye, Ear, Nose, and Throat Surgery in Millers

Anesthesia, Seventh Edition, Churcill Livingstone Inc., 2010; 75: 2378-2388.


Vaughan Daniel G, Eva Riordan Paul, P.Witches John. Orbita dan Adneksa Mata.

Dalam: Susanto Diana, Editor. Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta: EGC; 2009.
p.169-176.
Wu TH, Acquadro MA, Anesthesia for Head and Neck Surgery in Clinical Anesthesia

Procedures of the Massachusetts General Hospital. Seventh Edition. Lippincott


Williams & Wilkins, 2007; 25: 464-469.
Gilani SM, Jamil M, Akbar F, Jehangir R, Anticholinergic Premedication for Prevention

of Oculocardiac Reflex During Squint Surgery, J Ayub Med Coll Abbottabad 2005;
17(4).

Anda mungkin juga menyukai