bahasa Indonesia
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwaKalimatadalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan
maupun tulisan yang terangkai untuk mengungkapkan suatu pemikiran
yang utuh seperti gagasan, perasaan maupun pemikiran. Dalam wujud
tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kalipat dan diakhiri
dengan titik (.), tanda tanya (?) maupun tanda seru (!). Kalimat
umumnya berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya memiliki
unsur subjek (S) dan predikat (S). Dalam wujud lisan kalimat diawali
kesenyapan, diiringi alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh
intonasi finaldan diiringi dengan kesenyapan akhir. Kesenyapan
digambarkan sebagai ruang kosong saat memulai maupun mengakhiri
kalimat.
UNSUR UNSUR KALIMAT Unsur unsur pembentuk kalimat terdiri
dari satuan kata dan ada pula yang berupa kelompok kata. Kelompok
kata dapat berupa frase atau klausa. Klausa adalah kelompok kata
yang tidak melebihi fungsi kalimat dan masih mempertahankan makna
aslinya seperti bayi besar. Berikut jenis dari unsur-unsur kalimat :
Dasar-dasar Pola Kalimat
Kalimat yang baik harus memenuhi syarat
kelengkapan dan kejelasan peran setiap unsur
pembentuk kalimat seperti subjek, predikat,
objek, pelengkap dan keterangan. Kalimat yang
ditujukan dapat menyampaikan pesan/informasi
secara tepat. Kalimat yang baik dikategorikan
kedalam kalimat efektif. Kalimat efektif adalah
kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan pada pikiran
pendengar atau pembaca seperti gagasan yang
ingin disampaikan penulisataupun pembicara.
Sebuah kalimat dikatakan efektif jika telah
berhasil menyampaikan pesan, gagasan,
perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan
Dasar-dasar Pola Kalimat
1. Subjek (S)
Subjek merupakan hal yang penting dalam sebuah kalimat sebagai unsur pokok yang mendampingi predikat.
Fungsinya untuk menandai apa yang dinyatakan. Dengan adanya gambaran subjek, kalimat yang dihasilkan
dapat terpelihara strukturnya. Misalnya : Saya, Lida, Rumah dsb
2. Predikat (P)
Predikat secara khusus menjelaskan atau menggambarkan keterangan subjek. Fungsi predikatdapat dicari
dengan menanyakan mengapa. Predikat dapat berupa sifat, situasi, status, ciri atau jati diri subjek.
3. Objek (O)
Objek menunjuk kepada tujuan kalimat atau kepada apa kalimat itu ditujukan. Objek hanya memiliki tempat
dibelakang predikat. Atau lebih jelasnya untuk melengkapi fungsi predikat. Fungsi objek dapat berubah menjadi
subjek akibat pemasifan kalimat.
4. Pelengkap (Pel)
Pelengkap memiliki fungsi untuk melengkapi predikat. Sama halnya dengan objek, tetapi fungsi yang satuini
tidak memiliki fungsi khusus pada saat pemasifan kalimat.
5. Keterangan (K)
Keterangan digunakan sebagi unsur peluasan kalimat yang menjelaskan lebih terperinci apa yang dimaksud oleh
kalimat. Keterangan dapat ditandai dengan kemampuannya untuk berpindah-pindah tempat. Keterangan
memiliki beberapa jenis seperti keterangan waktu, keterangan cara, keterangan penyebab, keterangan tujuan,
keterangan aposisi (penjelasan kata benda), keterangan tambahan, keterangan pewatas (pembatas kata benda),
keterangan penyerta, keterangan alat, keterangan similatif (kesetaraan), keterangan kesalingan (perbuatan silih
berganti) dan lainnya.
Dasar-dasar Pola Kalimat
1. Kalimat dasar berpola S P
Kalimat dasar semacam ini hanya memiliki unsur subjek dan predikat.
Predikatnya dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, ataupun
kata bilangan. Contohnya :
Truk itubesar.
S P
Jendela kamar Tinalonggar.
S P
2. Kalimat dasar berpola S P O
Pola kalimat ini sering kali dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Unsurnya
ada subjek predikat dan objek. Contohnya :Antimengemudikantruk.
S P O
3. Kalimat dasar berpola S P Pel
Contohnya :Keluarganyapergipiknik.
S P Pel
Dasar-dasar Pola Kalimat
4. Kalimat dasar berpola S P O Pel
Contoh :Supir angkotmengemudikanangkotnyasembarangan.
S P O Pel
b. Kalimat Tanya
Kalimat tanya mengharapkan jawaban sebagi respon atau reaksi
pemberitahuan informasi yang diharapkan, biasanya diakhiri dengan
tanda tanya (?). kata tanya yang digunakan bagaimana, mengapa,
apa kapan, dimana dsb. Contoh kalimat tanya : bagaimana proses
mesin itu dirangkai?
JENIS JENIS KALIMAT
c. Kalimat Perintah
Kalimat yang bertujuan untuk mengintruksikan seseorang untuk
melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan
tanda seru. Tapi, jika diakatan langsung atau lisan biasanya ditandai
dengan intonasi tinggi. Contoh : Ambilkan kopi di atas meja !
d. Kalimat Ajakan
Kalimat ajakan merupakan kalimat yang memancing minat lawan
bicara. Kata yang sering digunakan adalah Ayo, Mari dsb. Biasanya
ada pada iklan. Contoh kalimat ajakan : Ayo, pakai pembersih
pakaian merek ini!
e. Kalimat Pengandaian
Kalimat pengandaian menggambarkan keinginan atau tujuan
dari penulis atau pembicara yang belum atau tidak
kesampaian. Contoh : Andai saja aku bisa jadi dokter bedah.
Berdasarkan diathesis
kalimat
Diathesis ialah: yg menunjukkan hubungan antara partisipan atau
subjek dng perbuatan yg dinyatakan oleh verba, yaitu kalimat aktif
dan kalimat pasif.
a. Kalimat Aktif
Kalimat yang subjeknya langsung melakukan pekerjaan terhadap
objeknya. Kata kerja kalimat aktif umumnya ditandai oleh awalan
me-. Namun tidak sedikit kalimat aktif yang predikatnya tidak
disertai imbuhan tersebut misal, makandan minum.. Contohnya :
Laila menggunakan gelas untuk menciptakan bunyi.
b. Kalimat Pasif
Kalimat pasif kata kerjanya cenderung menggunakan di- atau ter-.
Contohnya : Bangunan itu dikerjakan dengan baik oleh para teknisi
ternama.