Anda di halaman 1dari 20

SINERGITAS DAYA

DUKUNG LINGKUNGAN
DALAM PENINGKATAN
KUALITAS EKONOMI
ODHA
faktor kemiskinan
Cari kerja Sulit Kesehatan Rendah

Tidak Punya Tidak punya


penghasilan pekerjaan Pendidikan rendah

KEMISKINAN
Asset dan Akses
rendah

Perilaku :
individu/lembaga
DIMENSI KEMISKINAN

1. Dimensi material : Kekurangan pangan, lapangan


kerja kelaparan dan kekurangan makan.
2. Dimensi psikologi : ketidakberdayaan
(powerlessness), tidak mampu berpendapat
(voicelessness), ketergantungan (dependency), rasa

malu (shame), rasa hina (humiliation);


3. Dimensi akses ke pelayanan prasarana yang praktis
tidak dimiliki;
4. Dimensi Aset/kepemilikan (modal) untuk
menyelenggarakan kehidupan mereka.
ASSET :

1. Aset fisik ( physical capital); tidak dimilikinya benda-benda


fisik yang diperlukan sebagai modal hidup seperti ; tanah,
tempat tinggal, kendaraan, dsb;
2. Aset Kemanusiaan (human capital) ; tidak dimilikinya kwalitas
sumber daya yang cukup baik yang dapat menjamin
keberhasilan hidup mereka, mencakup ; kesehatan,
pendidikan, tenaga kerja, dan kwalitas kerja;
3. Aset Sosial ( social capital); tidak dimilikinya jaminan sosial
seperti ansuransi, sehingga mereka membentuk kelompok
sosial dalam lingkungannya berdassarkan kekerabatan,
hunian, dsb.
4. Aset lingkungan (environmental asset), tidak
tersediannyasumber-sumber lingkungan sebagai modal hidup
dan juga sebagai pendorong kualitas hidup.
Kemiskinan dari segi waktu

1. Kemiskinan menaun (persistent proverty), yaitu kemiskinan


yang kronis atau sudah lama terjadi, turun temurun, mis :
masyarakat pada lokasi kritis/terisolasi
2. Kemiskinan siklik (Cyclical poverty), yaitu kemiskinan yang
mengikuti pola siklus ekonomi secara keseluruhan;
3. Kemiskinan musiman ( seasonal poverty), yaitu kemiskinan
yang terjadi secara khusus sesuai dengan musim seperti terjadi
pada nelayan, dan atau petani.
4. Kemiskinan mendadak (accidental poverty), yaitu kemiskinan
yang terjadi oleh sebab bencana atau dampak suatu kebijakan
yang tidak adil.
DAMPAK SISTEMIK EKONOMI
ODHA
Jumlah penderita AIDS tahun 2006 diperkirakan antara
169.000 s.d. 217.000 orang dengan Distribusi usia
penderita AIDS pada tahun 2006 memperlihatkan tingginya
persentase jumlah usia muda penderita dari golongan usia
20-29 tahun mencapai 55%.
Usia tersebut merupakan usia yang masih produktif.
Semakin meluasnya HIV/AIDS akhirnya bukan hanya
meningkatkan kesakitan dan kematian, tetapi
Juga mengakibatkan penurunan kegiatan ekonomi dan
pembangunan serta produktivitas angkatan kerja.
Diperkirakan tahun 2010 jumlah penderita mencapai angka
400.000 orang dan 100.000 orang diantaranya meninggal. (
Jumlah korban tsunami aceh th 2004 : 135.000 orang)
ODHA dan KEMISKINAN
Kebanyakan ODHA hidup pada lingkungan dengan status
ekonomi menengah ke bawah ( low end) disebabkan karena ;
1. Pertimbangan yang lebih mengedepankan kebutuhan hidup
daripada resiko dari pola hidup
2. Kurangnya pengetahuan dan pendidikan;

3. Akses kesehatan yang terbatas;

4. Secara psikologi masyarakat miskin cenderung membatasi


diri, kurang berani, untuk beresiko dan berkreativitas
dengan kehidupannya, hidup mengandalkan nasib.

Sehingga dengan keterbatasan yang ada tersebut pada


lingkungan dengan kualitas ekonomi rendah cenderung
lebih rentan terhadap penularan HIV AIDS.
Kecenderungan kemiskinan
pada ODHA
ODHA memiliki kecenderungan yang besar untuk menjadi miskin
karena :
1. Dengan kondisi fisik yang terus menurun, waktu produktivitas yang
berkurang cenderung ODHA memiliki sedikit kesempatan/peluang
kerja ( Dimensi material kemiskinan)
2. Secara psikologi : tidak berdaya, tidak mampu berpendapat,
ketergantungan, rasa malu, rasa hina ( dimensi psikologi kemiskinan)
3. Sehingga ODHA tidak memiliki akses untuk mendapatkan pelayanan
kebutuhannya khususnya kesehatan. (Dimensi Akses kemiskinan)
4. Pada kondisi saat ini kegiatan usaha belum banyak mendukung
kegiatan pemberdayaan ODHA seutuhnya.

Dari segi waktu kemiskinan ODHA masuk dalam katagori kemiskinan


mendadak ( accidental poverty); kemiskinan yang terjadi oleh sebab
bencana.
Pengaruh ODHA pada ekonomi
Permasalahan pemenuhan kebutuhan hidup di
miliki oleh setiap individu. ODHA menghadapi
permasalahan tersebut antara lain :
1. Sulit mendapatkan kesempatan/peluang kerja;
2. kesempatan hari kerja berkurang;
3. kesempatan memperoleh gaji/penghasilan
yang lebih baik berkurang;
4. kesempatan umur masa produktif yang lebih
pendek.
Dampak Odha dan bisnis
Terjadinya diskriminasi, kekhawatiran, secara umum
membuat motivasi ODHA berkurang sehingga
menyebabkan produktivitas kerja berkurang. Dampaknya
pada bisnis adalah :
1. Menurunnya produktivitas;
2. Menurunnya keuntungan;
3. Meningkatnya beban perusahaan :
a. Perawatan medis,
b. Pensiun dini,
c. Meningkatnya beban ansuransi.
ODHA menurunnya produktivitas
Keluarga Beban ekonomi keluarga bertambah

Lingkungan Keluarga miskin bertambah

Daerah Keluarga miskin bertambah


Pengangguran bertambah
Jaminan kesehatan meningkat
Beban daerah bertambah
Terjadinya minus jumalah tenaga produktif
Nasional Keluarga miskin bertambah
Pengangguran bertambah
Jaminan kesehatan meningkat
Beban daerah bertambah
Terjadinya minus jumlah tenaga produktif
Ketidakseimbangan ekonomi
Pada dasarnya ODHA juga memiliki potensial untuk di latih
bekerja.

*** WAKTU YANG BERMANFAAT ADALAH WAKTU YANG


DIGUNAKAN DENGAN SEOPTIMAL MUNGKIN ***

Kendalanya adalah :
1. Tidak dimilikinya keterampilan khusus;
2. Kurangnya relasi ;
3. Kurangnya akses ;
4. Tidak memiliki jiwa wiraswasta/usaha;
5. Tidak memiliki aset ( modal ) untukmembuka
usasa;
6. Tidak memiliki semangat kemandirian ( bergantung
kpd orang lain).
Layanan yang dibutuhkan

1. layanan pelatihan keterampilan;


baik secara formal dari Pemerintah,
lembaga pendidikan dan keterampilan,
maupun yang bekerja sama dengan pihak
swasta ( masyarakat pemilik usaha )
2. layanan bantuan modal;
sokongan bantuan modal usaha dalam
bentuk bantuan murni, atau pun pinjaman
dengan bunga ringan, baik secara perorangan
maupun kelompok.
3. layanan dukungan lingkungan.
- Kondisi lingkungan yang nyaman dan mendukung;
- Kondisi masyarakat yang bersahabat dan memotivasi.
SIAPA YANG TERLIBAT UNTUK
BERPERAN SERTA ?
1. Setiap Individu ODHA;
2. Setiap keluarga dan anggota

keluarganya;
3. Masyarakat Lingkungan;
4. Pemerintah;

Unsur Masyarakat :
Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh

Pemuda, Pengurus Warga, PKK, Pengusaha


di sekitar lingkungan
Peran Serta
Peran serta Pemerintah :
1. Menyiapkan aturan, kebijakan, dan ketentuan serta
perlindungan, kepada ODHA, untuk memperoleh
kesempatan yang sama dengan yang lain,
2. Memfasilitasi ODHA, Lembaga masyarakat peduli,
masyarakat umum untuk satu pandangan tentang
penanganan ODHA,

Peran Serta Lembaga Peduli :


Membantu masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan pemerintah;

Peran Serta Masyarakat :


1. Membantu pencegahan secara dini dan berkesinambungan upaya
pencegahan penularan HIV AIDS melalui sosialisasi forum masyarakat;
2. Membantu menciptakan kondisi lingkungan dan masyarakat yang kondusif,
memberikan ruang, dan motivasi lingkungan, terhadap ODHA sehingga
mampu ber-produktif dan mandiri.
3. Menggiatkan usaha ekonomi kelompok masyarakat, modal bergulir PNPM,
koperasi, UP2K, dsb.
4. Mendorong kegiatan ekonomi masyarakat sekitar untuk pro rakyat dan
pemberian kesempatan usaha kepada ODHA.
Membuka/menciptakan /menjaga keran komunikasi agar
tetap mengalir, sehingga tidak ada yang
ditinggalkan/dikecualikan untuk mengoptimalisasikan hidup
yang lebih berkualitas.
ASUMSI
2006 : 169.000 orang s.d. 217.000 orang
2010 : 400.000 orang dan 100.000 orang

meninggal
Jika 1 orang menularkan pada 3 orang
Tahun 2014 Maka 400.000 x 3 = 12.000.000
400.000 orang meninggal karena HIV AIDS

AKANKAH KITA BIARKAN HAL ITU


TERJADI ????
KESIMPULAN
Peran Masyarakat adalah mendorong Pembangunan
Masyarakat seutuhnya (tidak mengeliminir para
penderita ODHA)

Semakin banyak stake holder/ masyarakat yang


peduli dan mau terlibat secara langsung dalam
penanggulangan bencana HIV AIDS, makin banyak
nyawa, jiwa, dan kesempatan kemerdekaan anak,
cucu, kita yang dapat kita berikan.

SEBAIK-BAIKNYA HIDUP ADALAH YANG MEMBERIKAN


MANFAAT UNTUK ORANG LAIN.
Kota bandung jumlah kasus HIV/aids 1.920
kasus, didampingi 854 kasus.
Jumlah pendamping/program baik

pemerintah/NGO
Kenyamanan pasien
Faktor ekonomi;
Kembali kemasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai