Anda di halaman 1dari 32

ANATOMI dan FISIOLOGI

SISTEM PERNAPASAN
Fungsi utama sistem pernapasan
mempertahankan keseimbangan normal
dari O2, CO2, dan pH di dalam sistem
darah arteri
Ada 2 sistem pernapasan:
1. Pernapasan Eksternal: Terjadinya pertukaran
gas antara alveoli dan kapiler paru-paru
2. Pernapasan Internal: Terjadinya di tingkat
seluler
Secara anatomis saluran pernapasan
dibagi 2:
A. Saluran napas atas
B. Saluran napas bawah
A. Saluran napas atas
Terdiri dari:
Rongga hidung
Rongga mulut
Nasofaring
Orofaring
Laring
Fungsi :
1. Jalan udara
2. Filter
3. Melembabkan
4. Menghangatkan
5. Proses membau dan bicara
Saluran napas bagian atas merupakan 30-
50% ruang mati anatomi (anatomical dead
space)
Sumbatan jalan napas yg dapat terjadi pada
saluran napas bagian atas ini dapat karena:
Jatuhnya pangkal lidah
Pembesaran tonsil, adenoid, dll
Benda asing
Tumor
Spasme
B. Saluran napas bawah
Terdiri dari:
1. Tracheo-Bronchial tree
2. Parenchym paru-paru
Ad A. Tracheobronchial tree terdiri dari:
Trachea
Bronchus utama
Bronchus lobaris
Bronchus segmentalis
Bronchiale
Terminal bronchiale
Ad B. Parenchym paru dimulai dari
Respiratori bronchiale
Ductus alveoli
Kantong alveoli
Bagian parenchym paru ini yg ikut dalam
pertukaran gas
Paru-paru berbentuk kerucut yg terdiri dari:
3 lobus kanan
2 lobus kiri
Bagian atas menonjol diatas tulang iga,
sedangkan bagian bawah dibatasi oleh
diafragma
Paru-paru terletak di dalam rongga thorak
yang dibatasi:
Bagian depan: tulang dada (sternum)
Bagan belakang : tulang vertebra
Kedua bagian tersebut dihubungkan oleh tulang
rusuk yang berbentuk C
Ke-12 tulang rusuk melekat di vertebra, hanya 7
pertama yang melekat di sternum melalui tulang
rawan yg fleksibel
Paru-paru terbungkus dlm suatu kantung yg
disebut pleura
Bagian pleura yang melekat di paru-paru disebut
pleura viseralis
Ruang antara kedua lapisan tersebut disebut
ruang interpleura yg berisi cairan yang befungsi
sbg pelumas
Ruang tersebut bertekanan negatif sehingga
paru-paru selalu dalam keadaan mengembang
Otot pernapasan
Ada 2:
1. Otot inspirasi
2. Otot ekspirasi
Ad 1. Otot inspirasi
Terdiri dari:
Diafragma (utama) mendapat persarafan N.
Cervicalis 3-5
Otot intercostalis eksternal
Otot inspirasi tambahan
a) Scalenus
b) Sternocleidomastoideus
c) Trapezius
Ad 2. Otot ekspirasi
Terdiri dari:
a) Intecostal interna
b) Otot abdomen (rectus, transversal & oblique)
Dipersarafi oleh N. Th. VI L1
Pengaturan pernapasan
Pernapasan diatur oleh:
1. Chemoreseptor sentral, terletak di otak
terutama dipengaruhi oleh PaCO2
2. Chemoreceptor perifer (terletak di carotid
body) dipengaruhi oleh PaCO2 dan pH
Ventilasi akan meningkat pd keadaan:
1. Hipercarbia
2. Hipoksia
3. pH Asidosis
Tenaga yg mempengaruhi paru-paru
Yang menyebabkan kolaps
Jaringan yg bersifat elastis
Tegangan permukaan
Yang menyebabkan mengembang:
tekanan negatif interpleura
Surfaktan menurunkan tegangan
permukaan di alveoli sehingga alveoli dpt
dipertahankan tetap mengembang
Pada keadaan dimana terjadi gangguan
terbentuknya surfaktan maka paru-paru
akan kolaps (ARDS, Hyaline membran
disease,keracunan oksigen, inhalasi uap
panas, aspirasi bahan kimia)
Surfaktan diproduksi oleh sel pneumocyte
II (di alveoli)
Proses pernapasan dipengaruhi oleh:
1. Ventilasi
2. Difusi
3. Transportasi
4. Cardiac output
5. Utilisasi (penggunaan di jaringan)
Setiap hal yg menganggu salah satu dari
yg tersebut diatas akan mempengaruhi
proses pernapasan
Tes faal paru-paru
Volume paru-paru
FEV (Forced Expiratory Ventilation)
FVC (Forced Vital Capacity)
PEFR (Peak Expiratory Flow Rate)
Volume paru dpt diukur dng alat
Spirometer seperti:
1. Tidal volume
2. Inspiratory Reserve Volume
3. Expiratory Reserve Volume
4. Inspiratory Capacity
5. Functional Residual Capacity
6. Vital Capacity
7. Total Lung Capacity
8. Residual Volume
Peeriksaan fisik sistem pernapasan
Pasien dg penyakit sistem pernapasan
menunjukkan gejala sebagai berikut:
1. Batuk
2. Sesak
3. Nyeri dada waktu bernapas
4. Sputum (riak) yg banyak, kental, warna
kuning-hijau
5. Batuk darah (hemoptoe)
6. Suara napas stridor/ wheezing
I. Inspeksi
A. Dinding thorak
Simetris atau tidak
Adakah retraksi intercostalis
Bentuk tulang sternum (pigeon chest)
Scoliosis,khyposis
B. Pola napas
Penggunaan otot napas tambahan
Frekuensi, amplitudo, irama
Thoraco-abdominal
Napas cuping hidung
C. Keadaan umum
Gelisah
Keringat banyak
Clubbing finger
Bagaimana rongga mulut/ hidung
Adakah cyanosis
II. Palpasi
1. Dinding thorak
Adakah pulsasi, rasa nyeri, tumor, cekungan
2. Pengembangan dinding thorak
Bandingkan kiri dan kanan
3. Posisi trachea
Terdorong ke satu sisi atau tarikan pd sisi
yang bersamaan
4. Adakah krepitasi
Emfisema subcutan
5. Vokal fremitus
Getaran yg diraba di dinding thorak pada saat
pasien disuruh mengucapkan sembilan puluh
sembilan
Bandingkan getaran kiri dan kanan
Getaran meningkat pada keadaan:
Pneumonia
Penumpukan sekret
Atelektasis
Fibrosis paru
Getaran akan menurun pada:
Pleural effusion
Pneumothorak
Penebalan pleura
Emphysema atau sumbatan bronkhus
III.Perkusi
Dengan melakukan ketukan pd dinding
thorak
Ada macam suara ketukan seperti:
Sonor
Redup
Hipersonor
Tympani
Sonor
Suara yg normal di seluruhlapangan paru-paru
Redup
Suara yg timbul karena adanya pemadatan paru mis.
Tumor, atelektasis, cairan
Hipersonor
Lebih keras dari sonor, misalnya pd pneumothorak,
emphysema paru
Tympani
Suara ini terjadi akibat adanya udara dalam kantung
atau ruang tertutup, suara seperti bunyi gendang,
normal terdengar di bawah diafragma kiri dimana
terletak lambung dan usus besar
IV. Auskultasi
Mendengar suara napas atau suara vokal
dengan stetoskop
Suara napas yg terdengar dng auskultasi:
Vesikuler, suara napas normal tedengar di
bagian depan, samping & belakang terutama
terdengar pd inspirasi
Bronkhial, terdengar normal di daerah trachea
Bronchio vesikuler
Penilaian jalan napas
Merupakan tindakan pertama yg harus
dilakukan setiap kali menangani
kegawatan
Penilaian ini dapat dilakukan tanpa
menggunakan alat dengan cara
Lihat
Raba
Dengar
Lihat pengembangan dada
Lihat pula gerakan dada dan gerak perut
Normalnya waktu inspirasi dada terangkat
diikuti dengan gerak perut juga terangkat
Bila terjadi gerakan yg tidak sama
(berlawanan) dapat dipastikan bahwa terjadi
sumbatan jalan napas
Tanda klinis adanya hipoksia adalah: gelisah,
berkeringat, cyanosis
Raba
Yang diraba adalah ada atau tidaknya hawa
napas saat pasien ekspirasi
Dengar
Normal suara napas hampir tak terdengar
Bila terdapat suara napas tambahan berupa
suara ngorok, suara tercekik atau suara kumur,
maka harus ditentukan apa penyebab
sumbatan jalan napas tersebut
Macam-macam penyebab sumbatan jalan
napas:
Jatuhnya pangkal lidah ke belakang
Pembesaran jaringan tonsil
Spasme larynx
Benda asing: gigi palsu, muntahan
Sekret
Trauma daerah muka (maxilla-facial)

Anda mungkin juga menyukai