Anda di halaman 1dari 26

HIV / AIDS

ASIQA RUSDI C111 12 315


INDAH NUR RACHMAH C111 12 319

P E M B I M B I N G : d r. R i s n a H a l i m M , S p . P D

SUBDIVISI INFEKSI TROPIS


BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
P E N D A H U LU A N
Human immunodeficiency virus
(HIV) merupakan patogen yang
menyerang sistem imun manusia,
terutama semua sel yang memiliki
penanda CD4+ dipermukaanya
seperti makrofag dan limfosit T,
sementara acquired-
DEFINISI immunodeficiency
(AIDS) merupakan
syndrome
kumpulan
gejala atau penyakit yang
disebabkan oleh menurunnya
kekebalan tubuh yang berkaitan
erat dengan berbagai infeksi
oportunistik, neoplasma sekunder,
serta manifestasi neurologik
tertentu akibat infeksi HIV
3
EPI DE MI OLOG I
sejak tahun 1985-1996 kasus AIDS di
Indonesia masih sangat jarang dan
sebagian besar berasal dari kalangan
homoseksual.
Pada tahun 1999 terjadi peningkatan
tajam yang terutama disebabkan oleh
penularan melalui jarum suntik.
2005ODHA di seluruh dunia
diperkirakan sekitar 40,3 juta orang, yang
terinfeksi HIV sebesar 4,9 juta orang.

EPIDEMIOLOGI Menurut Ditjen PP & PL Kemenkes RI 2014


terdapat 7,335 kasus
1987 s.d. September 2014, adalah
150,296 kasus
UNAIDS 2015 jumlah orang hidup
dengan HIV di Indonesia 690.000
(600.000-790.000), jumlah kematian
karena AIDS sebanyak 35.000 (31.000-
40.000).4 5
Prevalensi HIV dunia pada orang dewasa berusia 15-49 tahun, 2013.
(Sumber: Fauci AS et al, 2015)
Add an image

ICON

PAT O F I S I O L O G I
virus ribonucleic acid (RNA)
yang termasuk dalam subfamili
lentivirus dari famili retrovirus. Add an image
Struktur HIV dapat dibedakan
m e n j a d i d u a t i p e : H I V- 1 y a n g
menyebar luas ke seluruh
d u n i a ; d a n H I V- 2 y a n g h a n y a
ada di Afrika Barat dan
beberapa negara Eropa.
HIV menyimpan informasi
genetiknya pada RNAnya HIV
terdiri dari selubung luar,
selubung dalam, dan inti.
Selubung luar mengandung dua ETIOLOGI

lapisan lipid yakni glikoprotein


(gp); gp41 dan gp120. Di dalam
selubung luar terdapat
nukleokapsid (p17) yang
mengelilingi p24. Di dalam inti
terdapat 2 single-stranded RNA
(the virus genome), protein (p7
dan p9), dan reverse
t r a n s c r i p t a s e ( RT ) 8
Add an image

PAT O F I S I O LO G I
Kontak darah dan mukosa (hubungan
seksual, jarum suntik, transfusi, ibu ke
anak )
HIV masuk ke dalam darah dan melekat
pada CD4 melalui gp120

Masuk ke dalam sel CD4 dengan gp41

Replikasi Virus

Virus yang baru terbentuk meninggalkan


CD4. terjadi destruksi CD4

HIV menyerang sel CD4 yang kain

9
GEJALA KLINIS
STADIUM 1
ICON - Asimptomatis
- Limfadenopati generalisata

STADIUM 2
ICON - Penurunan berat badan < 10%
- ISPA berulang
- Herpes zoster dalam 5 th terakhir
- Manifestasi mukokutaneus minor

STADIUM 3
ICON - Penurunan berat badan > 10% - TB paru dalam 1 tahun terakhi
- Diare dan demam berkepanjangan - Infeksi bacterial yang berat
<1 bulan - Oral hairy leukoplakia
- Kandidosis oral persisten - Anemia, neutropenia,

S TA D I U M - Gingvitis / periodontitis ulseratif


nekrotikan akut
STADIUM 4
trombositopeni kronis

KLINIS ICON
- Sindroma wasting HIV
- Pneumonia pnemosistis, pneumonia bacterial yang berat
berulang
Menurut WHO 2014 - Herpes simpleks ulseratif lebih dari 1 bulan
- Kandidosis esophageal
- TB ekstra paru
- Retinitis Cytomegalovirus
- Abses otak Toksoplasmosis
- Ensefalopati HIV
- Meningitis Kriptokokus 11
- Limfoma atau tumor padat terkait HIV
KRITERIA
Add Image
DIAGNOSTIK
METODE PEMERIKS AN KLINIS
Banyak orang dengan HIV-positif tidak memperlihatkan
gejala. Seringkali orang hanya mulai merasa sakit ketika
masuk pada periode AIDS. Kadang-kadang orang hidup
dengan HIV melalui periode sakit dan kemudian merasa
baik-baik saja.
PEMERIKS A AN L ABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium meliputi uji imunologi
dan uji virologi
Diagnosis AIDS ditegakkan apabila terdapat infeksi
oportunistik atau limfosit CD4+ <200 sel/mm3

12
13
14
Tes HIV dibagi menjadi pemeriksaan
serologis untuk mendeteksi adanya
Antibodi terhadap HIV dan mendeteksi
Jumlah virus HIV (VIRAL LOAD).

RAPID TES : ELISA, CIA


PEMERIKSAAN KONFIRMASI SPESIFIK : WESTERN BLOT
TES IDENTIFIKASI VIRUS : (PCR DNA)
PENUNJANG
Di Indonesia biasa digunakan metode
ELISA.
Nb: Sebelum dilakukan tes, pasien diberi konseling pra test. Dan
setelahnya dilakukan konseling pasca test
Pemeriksaan laboratorium sangat penting, karena pada infeksi HIV
gejala klinisnya dapat baru terlihat setelah bertahun-tahun

15
T E RA P I
Add an image

PROFILAKSIS
INFEKSI
O P O RT U N I S T I K
Pencegahan diberikan sebagai profilaksis
primer maupun profilaksis sekunder.

KOTRIMOKSASOL
1 X 960 mg/hari dosis tunggal

Diberikasn pada stadium klinis 2,3, 4 atau CD4


<200

17
P E N ATA L A K S A N A A N
1
Menekan replikasi virus dengan obat antiretroviral (ARV)

Pengobatan untuk berbagai penyakit infeksi dan kanker yang


menyertai infeksi HIV/AIDS

3
Pengobatan suportif yaitu makanan yang memiliki nilai gizi baik
dan dukungan psikososial dan agama

18
ANTI RETROVIRAL

19
I n i s i a s i A RV p a d a p a s i e n r e m a j a d a n d e w a s a
menurut WHO 2014 :
Seluruh individu dengan infeksi HIV derajat berat (severe) atau tahap
lanjut (stadium klinis 3-4)
Seluruh individu terinfeksi HIV dengan hitung CD4+ 350 sel/mm3
Seluruh individu dengan htiung CD4+ >350 sel/mm3 dan 550
sel/mm3 tanpa melihat stadium klinis WHO
Tanpa melihat stadium WHO:
o Pasien HIV dengan penyakit TB aktif
o Pasien HIV dengan koinfeksi hepatitis B dengan penyakit hati
kronis
o Perempuan HIV yang sedang hamil atau menyusui
o Pada pasien yang memiliki pasangan serodiscordant (berbeda
dengan status HIV, satu orang positif dan pasangan negative)
dapat dipertimbangkan untuk pemberian ARV untuk mengurangi
transmisi pada pasangan yang belum terinfeksi.
A RV L I N I P E RTA M A

(Zidovudine + Lamivudine + Nevirapine)


AZT + 3TC + NVP

(Zidovudine + Lamivudine + Efavirenz)


AZT + 3TC + EFV

(Tenofovir + Lamivudine (atau Emtricitabine) +


T D F + 3 TC ( a t a u FTC ) + Efavirenz)
EFV
(Tenofovir + Lamivudine (atau Emtricitabine) +
T D F + 3 TC ( a t a u FTC ) + Nevirapine)
NVP

21
KEGAGALAN TERAPI
K E G AG A L A N K L I N I S
Manifestasi klinis baru atau
1 rekuren yang menandakan
imunodefisiensi berat (stadium
4) setelah 6 bulan terapi ARV

K E G AG A L A N V I R O LO G I S
viral load tetap > 5.000
copies/ml , atau 3 K E G AG A L A N I M U N O LO G I S
viral load menjadi terdeteksi Penurunan hitung CD4+ yang
lagi setelah sebelumnya tidak 2 persisten < 100 sel/mm3
terdeteksi

22
o Paduan lini kedua yang direkomendasikan dan

LINI
disediakan secara gratis oleh pemerintah adalah:
TDF atau AZT + 3TC + LPV/r
o Apabila pada lini pertama menggunakan d4T atau

KEDUA
AZT maka gunakan TDF + (3TC atau FTC) sebagai
dasar NRTI pada paduan lini kedua
o Apabila pada lini pertama menggunakan TDF maka
2 N RT I + gunakan AZT + 3TC sebagai dasar NRTI sebagai
boosted-PI dasar NRTI pada paduan lini kedua

23
EDUKASI
PREVENTION, PDP, SUPPORTIF PSIKOSOSIO-
EKONOMI, DAN CREATING ENABLING
ENVIRONTMENT

1. Safety first (mencegah penularan dengan


proteksi diri dari ODHA)
2. Kepatuhan minum obat
Edukasi 3. Dukungan dari keluarga, teman, dan
meciptakan lingkungan yang kondusif.

Zero new infection, Zero AIDS-related death,


and Zero Discrimination.
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai