Anda di halaman 1dari 12

Pengelolaan Pajak

Daerah dan
Retribusi Daerah
DASAR HUKUM
DASAR HUKUM

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009


Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor: 91 Tahun 2010


tentang Jenis Pajak Daerah yang dipungut berdasarkan
penetapan kepala daerah atau dibayar sendiri oleh wajib pajak

2
SISTEM DAN PROSEDUR ADMINISTRASI PAJAK
DAERAH

a b c d e

PENDAFTAR PENETA PENYET ANGSURA PEMBUKU


N DAN AN DAN
AN DAN PAN ORAN
PENUNDAA
PENDATAA PELAPORA
N
N
N PEMBAYAR
AN

f g h i

KEBERATA PENAGIH KOREK RESTITU


N DAN AN SI
BANDING
SI

3
Pengertian Pajak Daerah:
Pajak Daerah adalah kontribusi wajib
kepada daerah yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan daerah
bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.

4
Pemberian kewenangan pemungutan pajak
daerah dan retribusi daerah tidak terlalu
a. membebani rakyat dan relatif netral
terhadap fiskal nasional.
Jenis pajak dan retribusi yang dapat
Prinsip pengaturan dipungut oleh daerah hanya yang
Prinsip pengaturan
Pajak Daerah dan b. ditetapkan dalam Undang-undang (Closed-
Pajak Daerah
Retribusi Daerahdan
yang List).
Retribusi Daerah
dipergunakan yang
dalam Pemberian kewenangan kepada daerah
dipergunakan dalam
Undang-Undang untuk menetapkan tarif pajak daerah dalam
c. batas tarif minimum dan maksimum yang
Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009
Nomor 28 Tahun 2009 ditetapkan dalam Undang-undang.
Pemerintah daerah dapat tidak memungut
jenis pajak dan retribusi yang tercantum
d. dalam undang-undang sesuai kebijakan
pemerintahan daerah.

5
JENIS PAJAK
DAERAH
Berdasarkan urusan kewenangannya, pajak
daerah dibedakan menjadi:
Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota.

Pajak Pemerintah Kabupaten/ Kota terdiri dari


11 (sebelas) jenis pajak, meliputi:
1. Pajak Hotel 7. Pajak Parkir
2. Pajak Restoran 8. Pajak Air Tanah
3. Pajak Hiburan 9. Pajak Sarang Burung
4. Pajak Reklame Walet
5. Pajak Penerangan Jalan 10. Pajak Bumi dan Bangunan
6. Pajak Mineral Bukan Perdesaan dan Perkotaan
Logam dan Batuan 11. Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan.

6
PERMASALAHAN UMUM PAD
11 Pemda tidak memiliki data base potensi PAD

22 Penetapan target penerimaan PAD tidak berdasarkan pada potensi

33 Penetapan target atau potensi pajak tidak melibatkan dinas teknis


terkait
Perda tentang Pajak Daerah belum mengacu pada UU No. 28 Tahun
44 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD)
Pemda belum memiliki Perda terkait objek pajak tertentu atau jenis
55 pajak baru
Masih terdapat Pemda yang belum memiliki prosedur operasional baku
66 (SOP) dalam rangka menetapkan target, melakukan pemungutan dan
pelaporan Pajak Daerah.
Belum adanya pemisahan fungsi antara pihak yang menetapkan target
77 dengan pihak yang melakukan pemungutan.
Kurangnya SDM yang sesuai dengan kompetensi diantara para pelaku
58 penetapan target dan pelaku pemungutan pajak daerah.
Lemahnya penegakan hukum (law enforcement) terhadap kepatuhan
69 membayar pajak.
Masih terjadi pemungutan terhadap objek pajak menurut peraturan
7 yang lama yang seharusya bukan menjadi objek pajak lagi menurut
10
peraturan baru.

8
PAJAK HOTEL PAJAK HIBURAN
DAN RESTORAN
1. Pajak Hiburan yang
1. Pajak Hiburan yang
bersifat temporery tidak
Terhadap objek pajak Hotel dari bersifat temporery
dipungut pajak karena tidak
motel, losmen, gubuk dipungut
tidak pajakcheck
ada cross karena ,
pariwisata, wisma pariwisata, tidak ada cross check ,
antara SKPD yang
pesanggrahan, rumah antara SKPD yang
mengeluarkan ijin
penginapan dan sejenisnya, mengeluarkan ijin
penyelenggaraan hiburan
serta rumah kos dengan jumlah penyelenggaraan hiburan
dengan SKPD pemungut
kamar lebih dari 10 (sepuluh) dengan SKPD pemungut
pajak.
tidak dimasukkan sebagai target pajak. Hiburan tidak
2. Kegiatan
pajak tetapi dilakukan 2. Kegiatan Hiburan tidak
dipungut/disetor pajak
pemungutan pajak. dipungut/disetor pajak
hiburan antara lain
hiburan antara lain
penyelenggara
penyelenggara
pertandingan sepak
pertandingan sepak
bola.dll
bola.dll

9
PAJAK PENERANGAN
PAJAK REKLAME JALAN
1. Pemerintah Daerah kurang
1. Papan Reklame Toko/ 1.aktif
Pemerintah Daerah kurang
1.Tempat
Papan usaha
Reklame Toko/ dalam melakukan
belum aktif dalamdata
melakukan
Tempat usaha rekonsiliasi tagihan
dipungut pajak belum
reklame. rekonsiliasi data tagihan
dipungut pajak reklame. atau pungutan pajak oleh
2. Pemasangan reklame pada atau pungutan pajak oleh
2.penyelenggaraan
Pemasangan reklame pada PLN.
hiburan PLN.
penyelenggaraan hiburan 2. Permasalahan dalam
yang bersifat temporery 2.penggunaan
Permasalahan dalam
yang bersifat temporery kartu
belum dipungut pajak. penggunaan kartu
belum dipungut pajak. prabayar/ token yang tidak
3. Pemasangan baliho/ prabayar/ token yang tidak
3.spanduk/
Pemasangan baliho/ bisa dikontrol oleh pemda
banner/ alat bisa dikontrol
spanduk/ banner/ alat tentang jumlah oleh pemda
pemakaian
peraga kampanye dalam tentang jumlah pemakaian
peraga kampanye dalam listrik kwh.
rangka kampanye pemilu/ listrik kwh.Disel
rangka kampanye pemilu/ 3. Penggunaan
pemilukada/pilkada 3.pembangkit
Penggunaan Disel dengan
pemilukada/pilkada listrik
(kepala daerah, caleg dan pembangkit listrik dengan
(kepala daerah, caleg dan kapasitas besar belum
capres) belum di pungut kapasitas besar belum
capres) belum di pungut atau kurang dipungut
pajak. atau PPJ.
kurang dipungut
pajak. pajak
pajak PPJ.

10
PAJAK MINERAL BUKAN
LOGAM DAN BATUAN PAJAK PARKIR
1. Pengawasan atas aktivitas 1. Dinas Pendapatan Daerah
1.perusahaan
Pengawasan atas aktivitas
pertambangan 1.tidak
Dinas Pendapatan Daerah
melakukan
perusahaan pertambangan tidak melakukan
mineral bukan logam dan monitoring dan analisis
mineral
batuan bukan
masih logam dan
lemah monitoring Pajak
penerimaan dan analisis
Parkir
batuan
antara masih
lain lemah
karena pemda penerimaan Pajak Parkir
dari Pengusaha Pemungut
antara lain karena pemda dari Pengusaha Pemungut
tidak mempunyai SDM Parkir.
tidak mempunyai SDM Parkir.
inspektur pengawasan 2. Tidak terdapat kontrak
inspektur pengawasan
tambang. 2.kerja
Tidak terdapat
antara kontrak
pihak
tambang.
2. Wajib Pajak belum/ tidak kerja antara
pengelola pihak
Parkir dengan
2. Wajib Pajak belum/ tidak pengelola Parkir dengan
melaporkan volume Pemda.
melaporkan volume
pengambilan/ Pemda. parkir tidak
3. Pengelola
pengambilan/
pemanfaatan Mineral 3.menggunakan
Pengelola parkir tidak
teknologi
pemanfaatan Mineral menggunakan teknologi
bukan logam dan batuan informasi dalam
bukandengan
sesuai logam volume
dan batuan informasi dalam
pemungutan parkir.
sesuai dengan volume
sebenarnya. pemungutan parkir.
sebenarnya.

11
PAJAK PAJAK SARANG
AIR TANAH BURUNG WALET

Pemda tidak memiliki Pemda tidak memiliki


Pemda tidak memiliki Pemda tidak memiliki
metode pengukuran volume metode pengukuran dalam
metode pengukuran volume metode pengukuran dalam
air tanah yang digunakan pemanfaatan sarang burung
air tanah yang digunakan pemanfaatan sarang burung
oleh wajib pajak. walet yang dihasilkan.
oleh wajib pajak. walet yang dihasilkan.

12
PAJAK BUMI DAN BEA PEROLEHAN HAK
BANGUNAN PERDESAAN ATAS TANAH DAN
DAN PERKOTAAN BANGUNAN
1. Piutang PBB P2 ex- 1.Belum terdapat mekanisme
1. Kantor
Piutang PBB P2 PBB
ex- 1.Belum
pelaporan terdapat
transaksimekanisme
jual beli
Pelayanan
Kantor Pelayanan PBB
( Ditjen Pajak Kemenkeu) tanah dan bangunan. jual beli
pelaporan transaksi
( Ditjen Pajak Kemenkeu) tanah dan bangunan.
2.Pembayaran BPHTP oleh
tidak dapat ditagih. 2.Pembayaran
tidakterima
2. Serah dapat ditagih.
data obyek Developer lebihBPHTP oleh
kecil dari
2. pajak
Serah terima datakantor
obyek Developer
transaksi lebih kecil
penjualan dari /
rumah
PBB P2 dari transaksi penjualan rumah /
pajak PBB P2 dari kantor tanah.
Pelayanan PBBDitjen tanah.terdapat mekanisme
Pelayanan PBBDitjen 3.Belum
Pajak tidak lengkap. 3.Belum terdapat
Pajak belum
tidak lengkap. pengendalian jualmekanisme
beli tanah
3. Pemda dapat pengendalian jual
bangunan oleh pemda. beli tanah
3. Pemda belum dapat
menerbitkan Surat bangunan
4.Tidak olehmekanisme
terdapat pemda.
menerbitkan Surat 4.Tidak terdapat
Pemberitahuan
Pemberitahuan
Pajak
Pajak penentuan NJOPmekanisme
yang
Terhutang (SPPT).
Terhutang (SPPT). digunakan dalam yang
penentuan NJOP
digunakan dalam
menentukan nilai BPHTB.
menentukan nilai BPHTB.
(tidak mencerminkan nilai
(tidak mencerminkan
pasar yang wajar) nilai
pasar yang wajar)

13

Anda mungkin juga menyukai