Anda di halaman 1dari 42

Presentasi Kasus

Katarak
Disusun oleh :
Oke Herawati 1610221093

Pembimbing :
dr. Naila Karima, Sp.M
Laporan Kasus
IDENTITAS PASIEN

Nama : tn. IR
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/indonesia
Pekerjaan : Wiraswasta
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Cempaka putih
Rumah sakit : RSPAD Gatot Soebroto
Tanggal pemeriksaan : 3 Mei 2017
DPJP : dr. Freddy W Arsyad, Sp.M
Laporan Kasus
ANAMNESIS :

Keluhan utama : Penglihatan kabur pada kedua mata

Keluhan tambahan :
Riwayat penglihatan seperti ada bayangan putih atau
kabut didepan mata (+), silau (+), mata terasa
mengganjal (+), nyeri (-), mata merah (-), gatal (-),
air mata berlebihan (-), kotoran mata berlebih (-),
mata terasa berpasir (-), sakit kepala (-)
Laporan Kasus
Riwayat Penyakit Sekarang :
Penglihatan kabur pada kedua mata dialami sejak
kurang lebih 3 tahun yang lalu, secara perlahan-
lahan. Namun dalam 6 bulan terakhir penglihatan
dirasakan semakin menurun terutama pada mata kiri.
Pasien mengeluhkan sulit membaca walaupun sudah
memakai kacamata.
Pasien juga mengeluhkan seperti ada bayangan
putih/kabut di depan mata (+), silau (+), mata terasa
mengganjal (+), nyeri (-), mata merah (-), gatal (-), air
mata berlebih (-), kotoran mata berlebih (-), mata
berpasir (-), sakit kepala (-)
Laporan Kasus
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat diabetes melitus : diakui sejak 10
tahun yang lalu dan rutin kontrol ke Poli
Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto
Riwayat trauma : disangkal
Riwayat pengobatan mata sebelumnya :
disangkal
Riwayat memakai kacamata : diakui untuk
membaca (+) sejak 3 tahun yang lalu, tidak
pernah ganti kacamata dan ukuran kacamata
tidak di ketahui.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama :
disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat diabetes melitus : disangkal
Pemeriksaan
Pemeriksaan

OD OS

Gambar.1 OD dan OS pasien


Pemeriksaan

C. TONOMETRI D. VISUS

TOD : 15 mmHg VOD : 5/60 (tidak dapat dikoreksi)


TOS : 15 mmHg VOS : 1/300 LP :
+ +
Pemeriksaan
Pemeriksaan
F. Oftalmoskopi

FOD : Refleks fundus (+), detail lain sulit dinilai


karena terhalang oleh kekeruhan lensa.
FOS : Refleks fundus (-)
Pemeriksaan
G. Slit lamp

SLOD : Konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih


(+), BMD normal, iris coklat, kripte (+),
pupil bulat, sentral, RC (+), lensa keruh
SLOS : Konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih
(+), kripte (+), pupil bulat, sentral, RC +,
lensa keruh padat
Pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik

Tekanan Darah : 120/70 mmHg


Nadi : 82 kali/menit
Laju pernapasan : 18 kali/menit
Suhu : 36,6 derajat celcius
Resume
Seorang laki-laki umur 53 tahun datang berobat ke
RSPAD Gatot Soebroto dengan keluhan penglihatan
menurun pada kedua mata. Keluhan tersebut dialami
sejak kurang lebih 3 tahun yang lalu, secara perlahan-
lahan. Kemudian dalam 6 bulan terakhir penglihatan
dirasakan semakin menurun pada kedua mata. Pasien
sulit membaca walaupun sudah memakai kacamata.
Pasien juga mengeluhkan ada bayangan putih atau
kabut di depan mata (+), fotofobia (+), riwayat
pemakaian kaca mata baca (+) tidak diketahui
ukurannya. Pasien juga memiliki riwayat diabetes
melitus sejak 10 tahun yang lalu dan rutin kontrol di
Poli Penyakit Dalam RSPAD.
Resume
Dari pemeriksaan oftalmologi didapatkan
VOD 5/10 (tidak dapat dikoreksi)
VOS 1/300 (tidak dapat dikoreksi)
Pemeriksaan tonometri didapatkan
TOD 15 mmHg
TOS 15 mmHg
Pemeriksaan iluminasi obliq
Shadow test / iris shadow OD (+)
Shadow test / iris shadow OS (-)
Pemeriksaan Slit lamp
SLOD : BMD normal, lensa keruh
SLOS : BMD normal, lensa keruh padat
Diagnosis
OD Katarak Senil Imatur
OS Katarak Senil Matur
DM tipe II
Penatalaksanaan
Rencana OS Ekstraksi Katarak + Impantasi IOL

Anjuran :
- Pemeriksaan Laboratorium GDP dan GD2PP
- USG
- Biometri
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungctionam : dubia ad bonam
Ad sanactionam : dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka
Anatomi dan
Fisiologi Mata
3 Lapisan bola mata :

- Lapisan fibrosa : sklera, kornea


- Lapisan berpigmen dan vaskular : koroid, korpus
silliaris, iris
- Lapisan neural
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Sklera lapisan luar mata yang bewarna putih yang memberikan
bentuk struktur bola mata.

Konjungtiva membran tipis melapisi bagian dalam kelopak mata dan


bagian sclera. Mengandung kelenjar musin untuk
membasahi bola mata.
Kornea struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan
pembungkus dari iris, pupil dan bilik anterior serta
membantu memfokuskan cahaya.
Pupil daerah hitam ditengah-tengah iris, rangsangan simpatis
akan melebarkan pupil.

Iris jaringan bewarna berbentuk cincin, menggantung di


belakang kornea dan di depan lensa, mengatur jumlah
cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah
ukuran pupil.
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Lensa struktur cembung ganda tergantung diantara humor aquos
dan vitreus, membantu memfokuskan cahaya ke retina.

Retina lapisan jaringan peka cahaya yang terletak dibagian


belakang bola mata, berfungsi mengirimkan pesan visual
melalui saraf optikus ke otak

Saraf kumpulan serat saraf membawa pesan visual ke otak.


optikus

Humor cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan
aqueus kornea serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan
kornea, dihasilkan oleh processus ciliaris.

Humor Gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan


vitreus retina (mengisisegmen posterior mata).
Anatomi Lensa
Berasal dari ectoderm, di dalam bola mata
terletak di belakang iris yang terdiri dari zat
tembus cahaya berbentuk seperti cakram yang
dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya
akomodasi.
Berbentuk lempeng cakram bikonveks ,terletak
didalam bilik mata belakang.
Bagian sentral lensa: serat lensa paling dahulu
dibentuk.
Bagian luar nucleus :serat lensa yang lebih muda
disebut korteks lensa. Korteks yang terletak
didepan disebut korteks anterior, dan yang
dibelakang disebut korteks posterior.
Anatomi lensa
perifer kapsul lensa: zonula zinn yang
menggantungkan lensa diseluruh ekuatornya
pada badan siliar.
Secara fisiologik lensa mempunyai sifat
tertentu, yaitu :
Kenyal atau lentur karena memegang
peranan terpenting dalam akomodasi untuk
menjadi cembung
Jernih atau transparan karena diperlukan
sebagai media pengelihatan
Terletak ditempatnya
Anatomi dan
Histologi Lensa
Lensa : struktur transparan, bikonveks, tersusun
atas kristalin.
Diameter : 9-10 mm
Tebal 3,5-5 mm
Memiliki indeks refraksi 1,39
Berkekuatan 15-16 dioptri
Struktur terdiri dari : kapsul, epitel anterior, serat
lensa, zona zinnii
Fisiologi Lensa
Fungsi utama memfokuskan berkas cahaya
ke retina.
cahaya datang dari jauhotot-otot siliaris
relaksasizonula zinii menegang
memperkecil diameter lensa daya
refraksi lensa diperkecil berkas cahaya
paralel akan terfokus ke retina.
Untuk memfokuskan cahaya dari benda
dekatotot siliaris berkontraksi tegangan
zonula berkurangKapsul lensa yang elastik
kemudian mempengaruhi lensa menjadi lebih
sferis peningkatan daya biasnya.
Pendahuluan
Katarak
Merupakan proses degeneratif
Lebih sering ditemukan pada orang tua
90% katarak merupakan katarak senilis
Faktor risiko : merokok, paparan sinar UV, radang
kronis pada bola mata
Faktor predisposisi : diabetes
Dapat juga terjadi pada anak-anak : katarak
kongenital
Klasifikasi Katarak
Morfologi Maturitas Onset

Kapsular Insipien Kongenital

Subkapsular Intumesen Infantile

Kortikal Immatur Juvenile

Supranuklear Matur Presenile

Nuklear Hipermatur Senile

Polar Morgagni
Klasifikasi Katarak
Katarak Imatur

Uji bayangan iris


Bayangan iris pada lensa keruh
Terdapat uji bayangan iris positif pada
katarak imatur
Katarak Matur

Kekeruhan lensa total


Mata tenang
Pupil kecil dan dibesarkan dengan
midiriatik
Katarak Hipermatur
Katarak
Morgagni
Nukleus lensa
(warna sedikit
coklat) terletak
di bagian bawah
lensa
Terdapat tanda
penyulit
glaukoma
Kornea keruh
Pupil lebar
Katarak Senilis
Muncul karena ketidakmampuan orang dewasa
untuk mensintesis kristalin.
Mekanisme terjadi kekeruhan dibagi dua:
Katarak senilis kortikal
Katarak senilis nuklear
Derajat maturasi pada katarak senilis
kortikal:

- Derajat separasi lamelar


- Katarak insipien
- Katarak imatur
- Katarak matur
- Katarak hipermatur
- Katarak Morgagni
Manifestasi Klinis
Gejala
1. Penurunan visus
2. Silau
3. Perubahan miopik
4. Diplopia monocular
5. Halo bewarna
6. Bintik hitam di depan mata
PEMERIKSAAN
UNTUK DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan visus
2. Shadow test
3. Oftalmoskopi direk
4. Pemeriksaan sit lamp
Teknik Operasi Katarak
Intra-Capsular Cataract Extraction (ICCE)
1. Pengambilan lensa secara in toto sebagai satu potongan
utuh, dimana nukleus dan korteks diangkat didalam
kapsul lensa dengan menyisakan vitreus dan membrana
Hyaloidea.
2. Teknik ini digunakan dalam kasus tertentu antara lain
bila terjadi subluksasio lensa atau dislokasi lensa.
Extra-Capsular Cataract Extraction (ECCE)
3. Nukleus dan korteks diangkat dari kapsul dan
menyisakan kapsula posterior yang utuh, bagian perifer
dari kapsula anterior, dan zonula zinii.
4. Selain menyediakan lokasi untuk menempatkan IOL, juga
dapat dilakukan pencegahan prolaps vitreus dan sebagai
pembatas antara segmen anteror dan posterior
5. Menurunkan kemungkinan komplikasi vitreus loss, edem
kornea,
ICCE ECCE

Pengangkatan lensa Lensa diangkat in toto Nukleus lensa diangkat dari


kapsul
Kapsula posterior dan Diangkat Utuh
Zonula Zinii
Insisi Lebih besar (10 mm) Lebih kecil
Iridektomi perifer Dilakukan Tidak dilakukan
Waktu operasi Lebih lama Lebih cepat
Lokasi IOL Anterior chamber Posterior chamber
Keahlian Teknik lebih mudah Teknik lebih sulit
Biaya Lebih murah Lebih mahal
Komplikasi yang Prolaps vitreus, cystoid macular Katarak sekunder
muncul edema, endophtalmitis, aphakic
glaucoma

Komplikasi yang dapat Katarak sekunder Komplikasi pada ICCE


dihilangkan
Indikasi Dislokasi lensa, subluksasi lensa, Dapat untuk semua jenis katarak
Chronic lens induced uveitis, kecuali dengan kontra indikasi
Intra-lenticular foreign bodies

Kontraindikasi Pasien muda (< 35 tahun) yang Dislokasi lensa, subluksasi lensa
vitreus dan lensa nya masih
memiliki penempelan yang kuat
Daftar Pustaka
American Academy of Ophthalmology, 2008.Anatomy in Lens and Cataract. Section 11. Chapter 1. Basic
and Clinical Science Course, p 5-9
Harper, R.A., Shock, J.P., 2010. Lensa. In: Whitcher, J.P. & Eva, P.R. (eds.), Vaughan & Asbury Oftalmologi
Umum, Edisi 17. Penerbit Buku Kedokteran Jakarta: EGC.
Ilyas, S., 2009. Kelainan refraksi dan kacamata. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Ilyas, S., 2010. Ilmu penyakit mata. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Junqueira, L.C., 2003. Histologi Dasar: Teks & Atlas. Ed. 10. Jakarta: EGC
Khurana A.K, 2007. Community Ophthalmologi, Chapter 20, in Comprehensive Ophthalmology, Fourth
Edition, New Delhi, New Age International Limited Publisher, 2007, p 167-176.
Langston DP, 2000. The Crystalline Lens and Cataract in Manual of ocular Diagnosis and Therapy. Fifth
Edition. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia, p 142.
Pollreisz, A., Schmidt, U., 2010. Diabetic CataractPathogenesis, Epidemiology and Treatment. Vol. 2010.
Available from: http://www.hindawi.com/journals/joph/2010/608751. [Accesed 5 Mei 2017].
Rosenfeld, S.I. et al, 2007. Basic and clinical course: lens and cataract. Section 2007-2008. Singapore:
American Academy of Ophthalmology.
Sirlan F, blindness pattern in Indonesia, Sub Directorate Community Eye Health, Ministry of Healthy,
2000,10-12.
Vaughan, Daniel G., Asbury, T., Riordan-Eva, P., 2007. Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta: EGC.
James, B., Chew, C., Bron, A. 2006. Lecture Notes Oftalmologi. 9th ed. Erlangga Medical Series: Jakarta.
Emedicine. 2017. Senile Cataract Clinical
Presentation.http://www.emedicine.medscape.com/article/1210914-clinical diakses tanggal 1 april 2017

Anda mungkin juga menyukai