L 1. ASETILSISTEIN Indikasi : overdosis parasetamol Dosis : infus iv, dewasa & anak, mula-mula 150 mg/kg BB selama 15 menit, diikuti dengan 50 mg/kgBB dalam 4 jam, kemudian 100 mg/kgBB lebih dari 16 jam. Cara pemberian : dosis yg diinginkan dilarutkan dalam cairan infus dekstrosa 5 % seperti berikut : Dewasa & anak > 12 tahun, mula-mula 200 mL diberi dalam 15 menit, lalu 500 mL dalam 4 jam, lalu 1 L dalam 16 jam. Anak<12 tahun BB di atas 20 kg, mula-mula 100 mL dalam 15 menit, lalu 250 mL dlm 4 jam, lalu 500 mL dalam 16 jam. Anak dgn BB < 20 kg : mula-mula 3 mL/kgBB diberi dalam 15 menit, lalu 7 mL/kgBB dalam 4 jam, lalu 14 mL/kgBB dalam 16 jam. 2. METIONIN Indikasi : overdosis parasetamol Dosis : Dewasa & anak > 6 tahun dosis awal 2,5 gram, diikuti dgn 3 dosis masing- masing 2,5 gram setiap 4 jam, anak < 6 tahun dosis awal 1 gram diikuti 3 dosis masing-masing 1 gram tiap 4 jam 3. Karbon Aktif Indikasi : adsorpsi racun dalam sistem saluran pencernaaan. Teknik Eliminasi Aktif : Dosis berulang karbon aktif secara oral meningkatkan eliminasi beberapa obat setelah obat diserap. Dosis yg berulang diberikan pada keracunan : Karbamazepin, Dapson, Fenobarbital, Quinin, Teofilin Dosis lazim karbon aktif unt dws : mula-mula 50 g kemudian 50 g setiap 4 jam. Muntah sebaiknya diterapi (misalnya dgn obat antiemetik) muntah dpt mengurangi efikasi terapi karbon aktif. 4. ATROPIN & PRALIDOKSIM MESILAT 4.1. ATROPIN Indikasi : pengobatan keracunan insektisida organofosfat Dosis : Dwsa 2 mg, anak-anak 20 mcg/kg BB, sebagai atropin sulfat (im atau iv tergantung dari seberapa parah keracunan) setiap 5-10 menit hingga kulit menjadi merah dan kering, pupil berdilatasi, dan timbul takikardia. 4.2. PRALIDOKSIM MESILAT (P2S) Suatu reaktivator kolinesterasi, sbg terapi tambahan dgn atropin pd keracunan moderat & berat. Dosis :inj iv lambat (dilarutkan dalam 10-15 mL aqua pro injeksi) diberikan dalam 5-10 menit, dosis awal 30 mg/kgBB diulang setiap 4-6jam atau dengan infus iv, 8 mg/kgBB, biasanya dosis maksimum 12 g dalam 24 jam 5. KEDARURATAN ALERGI Adrenalin (Epinefrin) dapat mengembalikan kondisi fisologis dari gejala darurat seperti udem larings, bronkospasme, & hipotensi yg disebabkan reaksi hipersensitif seperti anafilaksis dan angioedema Indikasi : terapi darurat anafilaksis akut, angioedema, resusitasi kardiopulmonar Peringatan : hipertiroidsm, DM, hipertensi, penyakit jantung iskemik, lansia Syok anafilaktik : udem larings, bronkospasme, hipotensi - perlu penanganan cepat (terapi sesegera mungkin) Individu atopik mudah mengalami syok anafilaksis Faktor risiko : sengatan serangga (tawon, lebah), makanan ( telur, kacang-kacangan, biji-bijian), ikan, protein, susu sapi, produk obat (produk darah, vaksin, preparat hiposensitisasi / alergen, antibakteri, asetosal, & AINS lainnya, heparin, obat pelumpuh otot, bahan tambahan & pengisi dari obat & makanan Anafilaksis lbh sering tjd pd pemberian parenteral fasilitas resusitasi harus selalu tersedia untuk pemberian injeksi yg disertai risiko khusus Langkah awal terapi anafilaksis : - melancarkan saluran nafas - memperbaiki tekanan darah (pasien dibaringkan pd posisi datar dgn kaki lebih tinggi) - pemberian inj adrenalin (epinefrin) : i.m dosis 500 mcg (0,5 mL inj adrenalin, 1 dalam 1000), dosis 300 mcg (0,3 mL inj adrenalin 1: 1000)mungkin sesuai untuk pemberian segera yg dilakukan sendiri. Dosis ini diulangi setiap 5 menit tgt tekanan darah, nadi, & fungsi pernapasan (PENTING : mungkin perlu i.v. dgn menggunakan larutan yg lebih encer). - Pemberian oksigen juga sangat penting - Antihistamin spt klorfeniramin inj i.v lambat dgn dosis 10-20 mg mrpkn terapi yg bermanfaat, diberikan setelah inj adrenalin & dilanjutkan selama 24-48 jm u/ mencegah relaps. - Pasien yg mendapat beta-bloker atau anti depresan perlu perhatian khusus - Keadaan yg terus memburuk memerlukan terapi lebih lanjut, termasuk cairan i.v, aminofilin i.v atau nebulisasi agonis adrenoseptor beta-2 (seperti salbutamol atau terbutalin) - Selain oksigen, pernapasan bantuan & trakheotomi darurat mungkin diperlukan - Inj kortikosteroid i.v spt hidrokortison ( sbg natrium suksinat) dgn dosis 100-300 mg tdk begitu berguna pd tata laksana awal syok anafilaksis karena mula kerjanya bbrp jam tapi harus diberikan u/ mencegah memburuknya kondisi pasien yg parah - Jika kondisi awal px begitu parahnya shg ada keraguan kecukupan sirkulasi darah : inj awal adrenalin perlu diberikan sbg larutan yg diencerkan scr i.v. - Px dgn alergi beratdianjurkan u/ membawa epipen u/ pengobatan sendiri selama periode yg berisiko Menjadi berbahaya jika tdpt udem larings Pd kasus ini inj adrenalin & oksigen harus diberikan seperti pd anafilaksis Antihistamin & kortikosteroid juga harus diberikan Inkubasi trakeal mungkin diperlukan 5.1. ADRENALIN INTRAMUSKULAR - Pilihan utama pd tata laksana syok anafilaktik - Adrenalin im : mula kerja cepat, absorpsi lebih cepat & lebih dapat dipercaya dibandingkan pemberian sc, iv harus dilakukan pd keadaan sangat darurat dimana sirkulasi darah pasien tdk memadai - Pasien alergi beratdiajarkan epipen (inj epinefrin im) UMUR DOSIS VOLUME ADRENALIN 1 : 100 (1 mg/mL) Di bawah 6 bulan 50 mcg 0,05 mL 6 bulan 6 tahun 120 mcg 0,12 mL 6 12 tahun 250 mcg 0,25 mL Dewasa & remaja 500 mcg 0,5 mL Dosis di atas bisa diulang beberapa kali, jika perlu tiap 5 menit, menurut tekanan darah, nadi & fungsi pernapasan, sampai terjadi perbaikan. Injeksi subkutan umumnya tdk dianjurkan
5.2. ADRENALIN INTRAVENA
- Jika pasien sangat parah & ada keraguan thd kecukupan sirkulasi & absorpsi dari inj im adrenalin dpt diberikan sbg inj iv lambat dgn dosis 500 mcg (5 mL larutan encer inj adrenalin 1 : 10.000) diberikan dgn kecepatan 100 mcg/menit ( 1 mL Larutan encer 1 : 10.000 per menit) dan dihentikan jika respons telah diperoleh. - Anak-anak : 10 mcg/kgBB (0,1 mL/kgBB larutan encer inj adrenalin 1 : 10.000) secara inj iv lambat selama bbrp menit. - Pengawasan/monitor ketat diperlukan untuk memastikan bahwa obat diberikan dgn kadar yg tepat. - Pd kit syok anafilaktik perlu dibedakan dgn sangat jelas antara larutan 1 : 10.000 dan larutan 1 : 1000 - Penting : jika im masih mungkin berhasil jangan membuang waktu untuk mencari vena 5.3. Pemberian sendiri adrenalin (epinefrin) - Individu yg risiko tinggi syok anafilaktik - Diajarkan penggunaan sendiri epipen im, harus dibawa setiap waktu, diberi label cara & aturan penggunaanorang lain bisa menyuntikkan - Pastikan persediaan cukup ad datang pertolongan medis 6. Gigitan ular SABU : Serum Anti Bisa Ular Tersedia u/ beberapa jenis ular Untuk dewasa & anak : isi satu vial 10 mL SABU diberikan melalui inj iv dalam 10-15 menit atau infus iv dalam 30 menit setelah dilarutkan dalam infus 0,9 % NaCl iv (digunakan 5 mL pelarut/kgBB). Dosis dpt diulang tiap 1-2 jam bila gejala sistemik berlanjut. Adrenalin (epinefrin) harus segera disuntikkan di lengan atas untuk mengatasi reaksi anafilaksis yg dapat timbul karena pemberian antibisa. - Semua AH1 bermanfaat untuk terapi alergi nasal, rhinitis alergi, rhinitis vasomotor, mengurangi sekresi nasal & bersin, tetapi kurang efektif untuk kongesti hidung. - AH1 topikal digunakan pada mata, hidung dan kulit. - AH oral juga dapat mencegah urtikaria, u/ mengatasi ruam kulit pd urtikaria, gatal, gigitan & sengatan serangga, serta alergi obat. - Inj klorfeniramin atau prometazin digunakan sbg terapi tambahan pd terapi darurat anafilaksis & angioedema dgn adrenalin. - AH1 (sinarisin, siklisin, & prometasin teoklat) digunakan pd mual muntah) - AH1 kadang digunakan untuk insomnia - AH1 berbeda-beda dlm lama kerja serta dalam derajat efek sedatif & antimuskarinik. - AH1 gol lama relatif kempunyai kerja pendek ttp bbrp mis prometazin memiliki kerja ad 12 jam, sedatif. Contoh : alimemazin (trimeprazin), prometazin, klorfeniramin, siklizin, dimenhidramin, dimenhidrinat, bromfeniramin maleat, deksbromfeniramin maleat, deksklorfeniramin maleat, feniramin maleat, azatadin maleat, siproheptadin. - AH1 gol baru bersifat non sedatif , lama kerja panjang. Cth : setirizin, levosetirizin, loratadin, desloratadin, feksofenadin, terfenadin, mizolastin, astemizol, akrivastin, hidroksizin HCl, Homoklorsiklizin HCl, klemastin, mebhidrolin napadisilat, mekuitazin, oksatomid, oksomemazin, triprolidin HCl lebih sdkt mnybbkan efek sedasi & ggn psikomotor dibanding gol lamakrn lebih sedikit menembus sawar darah otak - Operasi gigi : AH 1 digunakan scr luas sbg antimuntah pd px dgn refleks gag yg berlebihan, pemberian diazepam akan lebih efektif. - PERINGATAN & KI : - AH 1 sedatif & aktivitas antimuskarinik harus digunakan hati-hati pd hipertrofi prostat, retensi urin, px risiko glaukoma sudut sempit, obstruksi pyloroduodenal, penyakit hati & epilepsi. - Dosis mungkin perlu diturunkan pd ggn ginjal. - Penggunaan pd anak < 2 tahun tdk dianjurkan kecuali atas petunjuk dokter & tdk boleh digunakan pd neonatus. - Bnyk AH 1 yh hrs dihindari pd porfiria (meski klorfeniramin & setirizin) diperkirakan aman. EFEK SAMPING HISTAMIN