Anda di halaman 1dari 60

TELUSUR

SASARAN KESELAMATAN PASIEN


(SKP)

KARS
Curiculum vitae: DR.Dr.Sutoto.,M.Kes
JABATAN SEKARANG:
Ketua KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit ) Th 2011-2014
Ketua umum PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) Th 2009-2012/
2012-2015
Dewan Pembina MKEK (Majelis Kehormatan Etika Kedokteran) IDI Pusat 2009-
2012/2012-2015
Dewan Pembina AIPNI (Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia)
Anggota Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit Kementerian Kesehatan R.I
Dewan Pengawas RS Mata Cicendo,Pusat Mata Nasional
PENDIDIKAN:
1. SI Fakultas Kedokteran Univ Diponegoro
2. SII Magister Manajemen RS Univ. Gajahmada
3. S III Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (Cumlaude)
PENGALAMAN KERJA
Staf Pengajar Pascasarjana MMR UGM, UMY, UHAMKA
Surveyor Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) sejak 1998
Kepala Puskesmas Purwojati, Banyumas, Jawa Tengah, tahun 1978-1979
Kepala Puskesmas Jatilawang, Banyumas,jawa Tengah., tahun 1979-1992
Direktur RSUD Banyumas Jawa Tengah 1992-2001
Direktur Utama RSUP Fatmawati Jakarta 2001 - 2005
Direktur Utama RS Kanker Dharmais Jakarta 2005-2010
Sesditjen/Plt Dirjen Bina Pelayanan Medis KEMENKES R.I( Feb-Sept 2010)
Sutoto.KARS 2
DOKUMEN SKP
NO STD/ DOKUMEN YA TIDAK KETERANG
EP AN
1 SKP Kebijakan/ Panduan Identifikasi pasien
1 SPO pemasangan gelang identifikasi
SPO identifikasi sebelum memberikan
obat, darah/produk darah, mengambil
darah/specimen lainnya, pemberian
pemberian pengobatan dan
tindakan/prosedur.
2 SKP Kebijakan/ Panduan Komunikasi
2 pemberian informasi dan edukasi
yang efektif
SPO komunikasi lisan/ lisan via telp

3 SKP Kebijakan / Panduan/ Prosedur
3 mengenai obat-obat yang high alert
minimal mencakup identifikasi, lokasi,
pelabelan, dan penyimpanan obat
high alert
Daftar obat-obatan
KARS high alert

4SKP Kebijakan / Panduan / SPO pelayanan bedah
4 untuk untuk memastikan tepat lokasi, tepat
prosedur, dan tepat pasien, termasuk
prosedur medis dan tindakan pengobatan
gigi / dental
SPO penandaan lokasi operasi
Dokumen: Surgery safety Check list di
laksanakan dan dicatat di rekam medis
pasien operasi
5SKP Kebijakan / Panduan Hand hygiene
5 SPO Cuci tangan
SPO lima momen cuci tangan
Dokumen Implementasi:
Indikator infeksi yang terkait pelayanan
kesehatan
Bukti Sosialisasi kebijakan dan prosedur cuci
tangan

6SKP Kebijakan / Panduan/SPO asesmen dan asesmen
6 ulang risiko pasien jatuh
Kebijakan langkah langkah pencegahan risiko
KARS
pasien jatuh
TELUSUR SISTEM:
PERTANYAAN KEPADA PERAWAT
(P)/DOKTER (D)
1. Tolong peragakan bagaimana anda melakukan identifikasi
sebelum memasang infus pada pasien ?
2. Tolong jelaskan Kapan anda melakukan identifikasi ?
3. Bagaimana memastikan bahwa perintah dokter untuk
memberikan obat lewat telepon diterima secara benar ?
4. Bagaimana memastikan bahwa obat diberikan pada orang
yang tepat ? (P/D)
5. Apa yang anda lakukan bila obat yang akan anda berikan
adalah obat High alert ? jelaskan (P/D)
6. Bagaimana anda memastikan bahwa obat ini termasuk high
alert atau bukan.
7. Jelaskan bagaimana implementasi aturan pengamanan obat
obat high alert (P/D)

Sutoto.KARS 5
1. Bagaimana anda memastikan obat yang
diperintahkan dokter lisan/lisan lewat telepon
sampai pasien dengan tepat (P/D)
2. Tolong peragakan saat anda sebelum operasi
melakukan sign in ? (P/D anestesi)
3. Tolong peragakan bagaimana anda memandu
time out (P sirkuler/D)
4. Tolong peragakan bagaimana anda melakukan
sign out ? (P/D)

KARS
Kapan saat anda harus mencuci tangan ? Apa
tujuannya, da tolong diperagakan cuci tangan
sesuai standar WHO. (P/D)
Apabila ada pasien baru masuk rawat inap
berjalan dengan memakai tongkat, asesmen apa
yang akan anda lakukan, tolong jelaskan
bagaimana anda melakukan asesmen nyeri
tersebut, dimana anda mencatat hasil asesmen
tersebut? (P)
Tolong jelaskan bagaimana anda menangani
pasien risiko jatuh ? (P)

KARS
KEBIJAKAN IDENTITAS
PASIEN
Identifikasi Pasien : menggunakan dua identitas
dari minimal tiga identitas
1. nama pasien ( e KTP)
2. tanggal lahir atau
3. nomor rekam medis

. !!!! dilarang identifikasi dg nomor kamar


pasien atau lokasi
. Bila ada kekecualian, RS harus membuat SPO
khusus

Sutoto.KARS 8
WARNA GELANG PASIEN
GELANG IDENTITAS
Biru: Laki Laki
Pink: Perempuan
GELANG PENANDA:
Merah: Alergi
Kuning: Risiko Jatuh
Ungu : Do Not Resucitate

9
SPO
CARA IDENTIFIKASI PASIEN

Petemuan Pertama seorang petugas dengan pasien:


1. Secara verbal: Tanyakan nama pasien
2. Secara visual: Lihat ke gelang pasien dua dari
tiga identitas, cocokkan dengan perintah dokter

Pertemuan berikutnya lihat secara visual ke gelang


pasien, dua identitas dari tiga identitas

Sutoto.KARS 10
SPO
SAAT PEMASANGAN
GELANG OLEH PETUGAS
1. Jelaskan manfaat gelang pasien
2. Jelaskan bahaya untuk pasien yang
menolak, melepas, menutupi gelang
.dll
3. Minta pasien utuk mengingatkan
petugas bila akan melakukan tindakan
atau memberi obat memberikan
pengobatan tidak menkonfirmasi
nama dan mengecek ke gelang
Sutoto.KARS 11
KEBIJAKAN IDENTIFIKASI PASIEN
1. Identifikasi menggunakan gelang pasien, identifikasi
terdiri dari tiga identitas: nama pasien (e KTP),
nomor rekam medik, dan tanggal lahir.
2. Pasien laki-laki memakai gelang warna biru, pasien
perempuan memakai gelang warna pink, sedangkan
gelang merah sebagai penanda alergi, dan gelang
kuning penanda risiko jatuh, gelang ungu penanda
Do not Resucitate
3. Pada gelang identifikasi pasien: Nama pasien harus
ditulis lengkap sesuai e-KTP bila tak ada gunakan
KTP/kartu identitas lainnya, bila tak ada semuanya
minta pasien/keluarganya untuk menulis pada
formulir identitas yang disediakan RS dengan huruf
kapital pada kotak kota huruf yang disediakan, nama
tidak boleh disingkat, tak boleh salah ketik walau
satu huruf
4. Identifikasi pasien pada gelang identitas pasien
KEBIJAKAN IDENTIFIKASI PASIEN
lanjutan.
1.Petugas melakukan identifikasi pasien minimal dua dari tiga
identitas diatas
2.Identifikasi dengan cara verbal (menanyakan/mengkonfirmasi
nama pasien) dan visual (melihat gelang pasien)
6. Semua pasien harus di identifikasi secara benar sebelum
dilakukan pemberian obat, tranfusi/produk darah,
pengobatan, prosedur /tindakan, diambil sample darah, urin
atau cairan tubuh lainnya
7. Pasien rawat jalan tak harus memakai gelang identitas
pasien kecuali telah ditetapkan lain oleh RS,misalnya ruang
haemodialisa, endoskopi
8. Pasien dengan nama sama harus diberi tanda HATI HATI
PASIEN DENGAN NAMA SAMA pada rekam medik dan semua
formulir permintaan penunjang

Sutoto.KARS 13
SASARAN II : PENINGKATAN
KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Rumah sakit mengembangkan


pendekatan untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi antar para
pemberi layanan.

Sutoto.KARS 14
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan

Terjadi pada saat:


Perintah diberikan
secara lisan
Perintah diberikan
melalui telpon
Saat pelaporan kembali
hasil pemeriksaan
kritis.
15
Perintah Lisan/Lewat
Telepon ISI PERINTAH
1. Tulis Lengkap NAMA LENGKAP DAN TANDA
TANGAN PEMBERI PERINTAH
2. Baca Ulang- NAMA LENGKAP DAN TANDA
Eja untuk TANGAN PENERIMA PERINTAH
TANGGAL DAN JAM
NORUM/LASA
3. Konfirmasilis
an dan tanda
tangan

Sutoto.KARS 16
CONTOH FORMULIR CATATAN LENGKAP PERINTAH
LISAN/MELALUI TELEPON/PELAPORAN HASIL
PEMERIKSAAN KRITIS

NO TGL/ ISI PERINTAH PENERIMA PEMBERI PELAKSANA KETERANGAN


PERINTAH PERINTAH PERINTAH
JAM (TANDA (TANDA (TANDA
TANGAN) TANGAN) TANGAN)

Sutoto.KARS 17
Sutoto.KARS 18
LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE)
NORUM ( NAMA OBAT RUPA MIRIP)

hidralazine hidroxyzine
cerebyx celebrex
vinblastine vincristine
chlorpropamide chlorpromazine
glipizide glyburide
daunorubicine doxorubicine

Sutoto.KARS 19
KEBIJAKAN PELAPORAN
HASIL PEMERIKSAAN KRITIS
Proses pelaporan hasil pemeriksaan/tes
dikembangkan rumah sakit untuk pengelolaan
hasil kritis dari tes diagnostik untuk menyediakan
pedoman bagi para praktisi untuk meminta dan
menerima hasil tes pada keadaan gawat darurat.
RS mempunyai Prosedur yang meliputi
penetapan tes kritis dan ambang nilai kritis bagi setiap
tipe tes,
oleh siapa dan kepada siapa hasil tes kritis harus
dilaporkan
menetapkan metode monitoring yang memenuhi
ketentuan

Sutoto.KARS 20
CONTOH HASIL PEMERIKSAAN KRITIS
YANG WAJIB DILAPORKAN SEGERA
CONTOH KEBIJAKAN MENERIMA PERINTAH
LISAN/LISAN LEWAT TELEPON
Penerima perintah menulis lengkap perintahnya,
membaca ulang dan melakukan konfirmasi
Tulisan disebut lengkap bila terdiri dari jam/tanggal,
isi perintah, nama penerima perintah dan tanda
tangan, nama pemberi perintah dan tanda tangan
(pada kesempatan berikutnya)
Baca ulang dengan jelas, bila perintah mengandung
nama obat LASA, maka nama obat lasa harus dieja
satu persatu hurufnya
Di unit pelayanan harus tersedia daftar obat Look
alike sound alike, look alike, dan sound alike
Konfirmasi lisan dan tertulis, konfirmasi lisan sesaat
setelah pemberi perintah mendengar pembacaan
dan memberikan pernyataan kebenaran pembacaan
secara lisan misal ya sudah benar . Konfirmasi
tertulis dengan tanda tangan pemberi perintah yang
harus diminta pada kesempatan kunjungan
berikutnya . Sutoto.KARS 24
SASARAN III : PENINGKATAN
KEAMANAN OBAT YANG PERLU
DIWASPADAI (HIGH-ALERT)

Rumah sakit
mengembangkan
suatu pendekatan
untuk memperbaiki
keamanan obat-
obat yang perlu
diwaspadai (high-
alert)

Sutoto.KARS 25
LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE)
NORUM ( NAMA OBAT RUPA MIRIP)

hidraALAzine hidrOXYzine
ceREBYx ceLEBRex
vinCRIStine
vinBLASTine
chlorproMAZINE
chlorproPAMID
glYBURIde
E
dOXOrubicine
glipiZIde
DAUNOrubicin
e Sutoto.KARS 26
Look Alike Sound Alike

LAS LAS
A A

Sutoto.KARS 27
Sutoto.KARS 28
OBAT HIGH ALERT
Obat yang persentasinya tinggi dalam
menyebabkan terjadi kesalahan/error
dan/atau kejadian sentinel (sentinel
event)
Obat yang berisiko tinggi menyebabkan
dampak yang tidak diinginkan
(adverse outcome)
Obat-obat yang (Nama Obat, Rupa dan
Ucapan Mirip/NORUM, atau Look-Alike
Sound-Alike / LASA)
Sutoto.KARS 29
OBAT HIGH ALERT: KATAGORI OBAT
HIGH
1 (ISMPs)
ADRENERGIC AGONIS IV (Contoh: adrenalin)
ALERT
2 ADRENERGIC ANTAGONIS IV (Contoh: Propanolol)
3 ANESTETIC AGENT GENERAL, INHALED dan IV (Misal: Propofol)
4 CARDIOPLEGIC SOLUTION
5 CHEMOTERAPIC AGENTS PARENTERAL DAN ORAL
6 DEXTROSE HIPERTONIC 20% ATAU LEBIH
7 DIALISIS SOLUTION (PERITONEAL, HEMODIALISIS)
8 OBAT EPIDURAL DAN INTRATHECAL
9 GLICOPROTEIN INHIBITOR II B/III A (Misal: Ephbatide)
10 HIPOGLIKEMIK ORAL
11 OBAT OBAT INOTROPIK IV (Misal: Digoxin, milrinone)
12 LIPOSOMAL FORM OF DRUGS (Liposomal Ampheterisine B)
13 MODERATE SEDATION AGENTS IV (Contoh : Midazolame)
14 MODERATE SEDATION AGENTS ORAL FOR CHILDREN (Contoh
Chloralhydrate)
15 ANESTETIC/OPIATE IV DAN ORAL ( Termasuk cairan konsentrat,
immediate and sustained released Formulation)
16 NEUROMUSCULAR BLOCKING AGENT (Contoh: Succynil Choline)
17 RADIO CONTRAS AGENT IV
18 THROMBOLITIC/ FIBRINOLITIC IV (Contoh: Tenecteplace)
Sutoto.KARS 30
19 TOTAL PARENTERAL SOLUTION
DAFTAR OBAT HIGH ALERT HIGH
OBAT SPESIFIK ALERT

1 Amiodarone IV
2 Colcichine Injection
3 Heparin, Low moluculer weigt injection
4 Heparin Unfractionated IV
5 Insulin SC dan IV
6 Lidocaine IV
7 Magnesium SUlfat Injecion
8 Methotrxate oral non oncologic use
9 Netiride
10 Nitroprusside sodium for injection
11 Potasium Cloride for injection concentrate
12 Potasium Phospate injection
13 Sodium Chloride injection hypertonic >0.9%
14 Warfarin
Sutoto.KARS 31
Look-Alike High Alert
Drugs

HIGH ALERT
ELEKTROLIT KONSENTRAT
1. kalium/potasium klorida = > 2 mEq/ml
2. kalium/potasium fosfat => 3 mmol/ml
3. natrium/sodium klorida > 0.9%
!
HIGH
4. magnesium sulfat => 50% atau lebih pekat
ALER
T

Sutoto.KARS 33
ELEKTROLIT KONSENTRATE
Cairan ini bisa mengakibatkan
KTD/sentinel event bila tak disiapkan
dan dikelola dengan baik
Terpenting :
Ketersediaan
Akses
Resep
Pemesanan
Persiapan
Distribusi
Label
Verifikasi
Administrasi dan pemantauan
Sutoto.KARS 34
Look alike

LAS
A

Sutoto.KARS 37
LAS
A
LASA

Sutoto.KARS 38
CONTOH
KEBIJAKAN PENANGANAN OBAT HIGH ALERT
DEFINISI:
Obat berisiko tinggi yang menyebabkan bahaya
yang bermakna bila digunakan secara salah
KETENTUAN :
1. Setiap unit yan obat harus tersedia daftar obat
high alert, Obat LASA, Elektrolit Konsentrat,
serta panduan penata laksanaan obat high
alert
2. Setiap staf klinis terkait harus tahu penata
laksanaan obat high alert
3. Obat high alert harus disimpan terpisah, akses
terbatas, diberi label yang jelas
4. Instruksi lisan obat high alert hanya boleh
dalam keadaan emergensi, atau nama obat
harus di eja perhuruf HIGH
ALERT
Sutoto.KARS 39
KEBIJAKAN PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT DI
INSTALASI FARMASI
1. Tempelkan stiker obat high alert pada setiap dos
obat
2. Beri stiker high alert pada setiap ampul obat high
alert yang akan diserahkan kepada perawat
3. Pisahkan obat high alert dengan obat lain dalam
kontainer khusus
4. Simpan obat sitostatika secara terpisah dari obat
lainnya
5. Simpan Obat Narkotika secara terpisah dalam
lemari terkunci double, setiap pengeluaran harus
diketahui oleh penanggung jawabnya dan dicatat,
setiap ganti sif harus tercatat dalam buku serah
terima lengkap dengan jumlahnya dan di tanda
tangani
6. Sebelum perawat memberikan obat high alert cekHIGH
kepada perawat lain untuk memastikan
Sutoto.KARS 40 tak ada
ALERT
CONTOH STIKER OBAT HIGH ALERT PADA
BOTOL INFUS

Sutoto.KARS 41
Sutoto.KARS 43
KEBIJAKAN PENANDAAN LOKASI
OPERASI
1. Penandaan dilakukan pada semua kasus termasuk
sisi (laterality), multipel struktur (jari tangan, jari
kaki, lesi), atau multipel level (tulang belakang)
2. Perlu melibatkan pasien
3. Tak mudah luntur terkena air/alkohol / betadine
4. Mudah dikenali
5. Digunakan secara konsisten di RS
6. dibuat oleh operator /orang yang akan melakukan
tindakan,
7. Dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika
memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat
akan disayat
Sutoto.KARS 44
CONTOH PENANDAAN

Sutoto.KARS

45
KEBIJAKAN VERIFIKASI
PRAOPERATIF :
1. Verifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang
benar
2. Pastikan bahwa semua dokumen, foto,
hasil pemeriksaan yang relevan tersedia,
diberi label dan dipampang dg baik
3. Verifikasi ketersediaan peralatan khusus
dan/atau implant 2 implant yg dibutuhkan
4. Tahap Time out :
1. memungkinkan semua pertanyaan/kekeliruan
diselesaikan
2. dilakukan di tempat tindakan, tepat sebelum
dimulai,
3. melibatkan seluruh tim operasi
5. Pakai surgical safety check-list (WHO .
Sutoto.KARS 46
2009)
TIME OUT

Sutoto.KARS 47
PANDUAN
Sebelum Induksi Anestesi:

1. Identifikasi pasien, prosedur, informed


concent sudah dicek ?
2. Sisi operasi sudah ditandai ?
3. Mesin anestesi dan obat-obatan lengkap ?
4. pulse oxymeter terpasang dan berfungsi ?
5. Allergi ?
6. Kemungkinan kesulitan jalan nafas atau
aspirasi
7. Risiko kehilangandarah >= 500ml

Sutoto.KARS 48
PANDUAN
Sebelum Insisi Kulit (Time-
out):Apakah .
1. Konfirmasi anggota tim (nama dan peran)
2. Konfirmasi nama pasien , prosedur dan lokasi
incisi
3. Antibiotik propillaksi sdh diberikan dalam 60
menit sebelumnya
4. Antisipasi kejadian kritis:
1. Dr Bedah: apa langkah, berapa lama, kmk blood
lost ?
2. Dr anestesi: apa ada patients spesific corcern ?
3. Perawat : Sterilitas , instrumen ?
5. Imaging yg diperlukan sdh dipasang ?
Sutoto.KARS 49
PANDUAN
SEBELUM PASIEN MENINGGALKAN
KAMAR OPERASI
1. Perawat melakukan konfirmasi secara
verbal, bersama dr dan anestesid
1. Nama prosedur,
2. Instrumen, gas verband, jarum dihitung
harus lengkap
3. Speciment telah di beri label dengan PID
tepat
4. Apa ada masalah peralatan yang harus
ditangani
2. Dokter kpd perawat dan anesesi, apa
Sutoto.KARS 50
Sutoto.KARS 52
Contoh: PENGGGUNAAN JEMBATAN KELEDAI, ENAM AREA DALAM
HAND-WASH/RUB
TELAPAK TANGAN
PUNGGUNG TANGAN
SELA- SELA JARI
LAMA CUCI TANGAN:
PUNGGUNG JARI-JARI (GERAKAN HAND RUB : 20-30 DETIK
KUNCI) HAND WASH 40-60 DETIK
SEKELILING IBU JARI (PUTAR- PUTAR)
KUKU DAN UJUNG JARI (PUTAR-
PUTAR)
Sutoto.KARS
cknowledgement : WHO World Alliance for Patient Safety 54
CONTOH:
ASESMEN
RISIKO JATUH
MORSE FALL
SCALE

Sutoto.KARS 55
SKALA RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY
PARAMETER KRITERIA NILA SKOR
I
Usia < 3 tahun 4
3 7 tahun 3
7 13 tahun 2
13 tahun 1
Jenis kelamin Laki-laki 2
Perempuan 1
Diagnosis Diagnosis neurologi 4
Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik, dehidrasi, 3
anemia, anoreksia, sinkop, pusing, dsb.)
Gangguan perilaku / psikiatri 2
Diagnosis lainnya 1
Gangguan kognitif Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3
Lupa akan adanya keterbatasan 2
Orientasi baik terhadap diri sendiri 1
Faktor lingkungan Riwayat jatuh / bayi diletakkan di tempat tidur dewasa 4
Pasien menggunakan alat bantu / bayi diletakkan dalam 3
tempat tidur bayi / perabot rumah
Pasien diletakkan di tempat tidur 2
Area di luar rumah sakit 1
Respons terhadap: Dalam 24 jam 3
1. Pembedahan/ Dalam 48 jam 2
> 48 jam atau tidak menjalani pembedahan / sedasi/ 1
sedasi / anestesi
anestesi 3
2. Penggunaan Penggunaan multipel: sedatif, obat hipnosis, barbiturat,
medikamentosa fenotiazin, antidepresan, pencahar, diuretik, narkose 2
Penggunaan salah satu obat di atas 1
Penggunaan medikasi lainnya / tidak ada medikasi 57
SKALA RISIKO JATUH ONTARIO MODIFIED STRATIFY - SYDNEY SCORING
Parameter Skrining Jawaban Keterangan Skor
Nilai
apakah pasien datang ke rumah sakit karena jatuh? Ya / tidak Salah satu
Riwayat jatuh
jika tidak, apakah pasien mengalami jatuh dalam 2 Ya/ tidak jawaban ya = 6

bulan terakhir ini?


apakah pasien delirium? (tidak dapat membuat Ya/ tidak
keputusan, pola pikir tidak terorganisir, gangguan
Salah satu
Status mental daya ingat)
jawaban ya = 14
apakah pasien disorientasi? (salah menyebutkan Ya/ tidak

waktu, tempat, atau orang)

apakah pasien mengalami agitasi? (ketakutan, Ya/ tidak
gelisah, dan cemas)
apakah pasien memakai kacamata? Ya/ tidak
Salah satu
Penglihatan apakah pasien mengeluh adanya penglihatan Ya/ tidak
jawaban ya = 1
buram?

apakah pasien mempunyai glaukoma, katarak, atau Ya/ tidak

degenerasi makula?
apakah terdapat perubahan perilaku berkemih? Ya/ tidak
Kebiasaan berkemih ya = 2
(frekuensi, urgensi, inkontinensia, nokturia)
mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan) 0 jumlahkan nilai
Transfer (dari memerlukan sedikit bantuan (1 orang) / dalam 1 transfer dan
tempat tidur ke pengawasan mobilitas. Jika
kursi dan kembali ke memerlukan bantuan yang nyata (2 orang) 2 nilai total 0-3,
tempat tidur) tidak dapat duduk dengan seimbang, perlu 3 maka skor = 0.
bantuan total jika nilai total 4-
mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan) 0 6, maka skor = 7
berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal / fisik) 1
Mobilitas menggunakan kursi roda 2
imobilisasi 3





Edmonson Psychiatric
Sutoto.KARS Fall Risk Assessment
59
DAFTAR OBAT YANG TERKAIT RISIKO
JATUH

61
Sutoto.KARS 62
Contoh Langkah Pencegahan Pasien
Risiko Jatuh
1.Anjurkan pasien meminta bantuan yang
diperlukan
2.Anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti
slip
3.Sediakan kursi roda yang terkunci di samping
tempat tidur pasien
4.Pastikan bahwa jalur ke kamar kecil bebas dari
hambatan dan terang
5.Pastikan lorong bebas hambatan
6.Tempatkan alat bantu seperti walkers/tongkat
dalam jangkauan pasien
7.Pasang Bedside rel
Sutoto.KARS 63
Contoh Langkah Pencegahan Pasien
Risiko Jatuh
9. Pertimbangkan efek puncak obat yang diresepkan
yang mempengaruhi tingkat kesadaran, dan gait
10.Mengamati lingkungan untuk kondisi berpotensi
tidak aman, dan segera laporkan untuk perbaikan
11.Jangan biarkan pasien berisiko jatuh tanpa
pengawasan saat di daerah diagnostik atau terapi
12.Pastikan pasien yang diangkut dengan brandcard /
tempat tidur, posisi bedside rel dalam keadaan
terpasang
13.Informasikan dan mendidik pasien dan / atau
anggota keluarga mengenai rencana perawatan
untuk mencegah jatuh
14.Berkolaborasi dengan pasien atau keluarga untuk
memberikan bantuan Contoh tata
Sutoto.KARS yang dibutuhkan
laksana risiko jatuh
64 dengan
SEKIAN
TERIMA KASIH

KARS

Anda mungkin juga menyukai