Anda di halaman 1dari 41

MINI PROJECT

PENANGANAN PASIEN GIZI BURUK


DENGAN KOMPLIKASI

DOKTER INTERNSHIP ANGKATAN 14


PUSKESMAS PEMARON
PENDAHULUAN
Kasus gizi buruk saat ini merupakan masalah
yang menjadi perhatian di Indonesia
Gizi buruk adalah suatu kondisi di mana
seseorang dinyatakan kekurangan zat gizi,
atau status gizinya berada di bawah standar
rata-rata
Kekurangan gizi (malnutrisi) berhubungan
erat dengan masalah kesehatan, keduanya
memiliki hubungan sebab akibat.
LATAR BELAKANG
PREVALENSI
Provinsi
PETA KASUS BALITA GIZI BURUK
JATENG
PERUMUSAN MASALAH
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI GIZI BURUK
Gizi buruk merupakan status kondisi
seseorang yang kekurangan nutrisi,
atau nutrisinya di bawah standar rata-
rata.
Berdasarkan status gizinya dibagi
menjadi Kwashiorkor, Marasmus, dan
Marasmik-Kwashiorkor
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
KLASIFIKASI
1.MARASMUS
PATOGENESIS DAN
PATOFISIOLOGIS
PEMERIKSAAN PADA GIZI BURUK
ANTROPOMETRIS
PENATALAKSANAAN GIZI BURUK
Tahap penyesuaian
TABEL PENATALAKSANAAN GIZI BURUK DI
RUMAH SAKIT
KOMPLIKASI
Atrof
Imunodefsiensi
GIZI BURUK
Penurunan

Hematopoesis
GIZI
BURUK
PROGNOSIS
PERMASALAHAN
IDENTITAS PASIEN
Nama penderita : A.R
Umur : 19 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : Terlanggu
Pekerjaan : Tidak bekerja
Pendidikan : putus sekolah waktu SD kelas 2
Suku : Jawa
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 27 Juni 2014
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Lemas
Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 7 bulan yang lalu pasien mengeluh lemas seluruh badannya disertai penurunan
berat badan. Pasien makan kurang teratur kurang lebih 3 tahun yang lalu. Pasien juga
mengeluh muncul benjolan pada leher yang pecah dan mengeluarkan cairan. Kemudian
dibawa ke puskesmas dan diberi obat, namun tidak ada perbaikan. Karena keterbatasan
pengawasan, pasien dibawa pulang ke Brebes. Pasien kemudian di bawa ke RSUD
Brebes dan dirawat selama 1 minggu. Setelah luka dikulitnya mengalami perbaikan
pasien dibolehkan pulang untuk rawat jalan. Selama di rumah pasien mengalami
perburukan dan dianjurkan untuk dirawat kembali, namun atas pertimbangan ekonomi
dan tidak adanya penunggu pasien, keluarga menolak dirawat kembali di RSUD Brebes.
Pasien juga mengeluh batuk yang tidak sembuh-sembuh sejak 6 bulan. Batuk disertai
dahak, tidak ada darah. Pasien juga mengeluh demam naik turun sejak 6 bulan yang
lalu. Pasien juga mengeluh diare sejak 2 bulan yang lalu, sehari 4-5 kali, konsistensi cair,
masih ada ampas, tidak ada lendir dan darah. Pasien juga mengalami kekakuan pada
telapak tangan dan kakinya akibat jarang di gerakkan. Pasien juga sulit untuk berdiri
karena lama tidur. Buang air kecil tidak ada keluhan.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat alergi diakui pasien yaitu alergi telur dan ikan.
Riwayat operasi hernia umbilicalis saat pasien berumur 10 th di RS Jakarta
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan serupa : ibu dan bude meninggal karena sakit paru
Riwayat Sosial Ekonomi
Kondisi ekonomi kesan menengah ke bawah. Penghasilan keluarga perbulan kurang
lebih Rp. 600.000,00. Pasien kurang bersosialisasi dengan tetangga sekitar
dikarenakan pasien susah untuk berdiri dan berjalan sehingga lebih banyak hanya
tiduran di rumah.
Riwayat Gizi
Pasien makan 1 -2 kali sehari, makan roti, bubur, mau makan nasi dengan kuah sayur,
tahu, tempe.
Riwayat Lingkungan
Kesan : lingkungan rumah tempat tinggal sanitasi kurang baik.
Riwayat Kebersihan Diri
Kesan : kebersihan diri sangat kurang.
GENOGRAM

Tn. AR
19 tahun
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : tampak lemah
Kesadaran : composmentis (E4M6V5)
Tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
HR : 136 x/menit, isi dan tegangan cukup
RR : 36 x/menit
Suhu : 36,5oC axillar
Status Antropomentris
Tinggi badan : 165 cm
Berat Badan : 25 kg
Lingkar Lengan atas : 12 cm
BMI : 25 / 1,652 = 9,2 kg/m2
BB ideal : 51,65 + (1,85x (TB-60)) = 60,8 kg
BEE = 66.473 + 13.752 x BB x 5.003 x TB- 6,755 x Umur = 1600 Kkal
Analisis Antropometris : Gizi Buruk tipe Marasmus
Thorak : simetris
but mudah dicabut, Cor :
h terlihat tua, I : IC tidak tampak, Iga gamban
unctiva anemis, P : IC teraba, tidak kuat angkat
ng hidung kanan P : Batas jantung kesan normal
kak A : BJ I-II, Int (N), reguler,
bising (-)
enjar getah bening
mbesar sudah pecah Pulmo :
gan krusta, JVP I : S : Dinding kanan = kiri
k meningkat D : PD kanan = kiri
P : FR kanan = kiri
P : Sonor / sonor
domen : A : SDV + /+, ST +/+, RBK +/+
DD// DP, tampak luka
kas operasi hernia
BU (+) : Meningkat Ulkus/luka (+)
Timpani Kontraktur (+)
Supel, NT (-), H/L tidak Spoon nail (-)
teraba, pekak alih (-) Kuku pucat (-)
A.d Oed.
PEMERIKSAAN - - - -
- - - -
FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgen Paru : Hasil mengarah ke
tuberkulosis dimana terdapat cavitas di
kedua lapang paru dengan
perselubungan
Tes Sputum : Tidak dilakukan karena
pasien kurang kooperatif
Tes VCT : Hasil negatif
GDS : Hasil normal (104 mg/dl)
Tes HB : Hasil anemia ringan (10,7)
DIAGNOSIS
Diagnosis biologis
Gizi buruk tipe Marasmus
Tuberkulosis paru
Limfadenitis dengan infeksi kulit
Diare kronik tanpa dehidrasi
Kontraktur jari tangan dan kaki
Diagnosis Psikologis
Hubungan dengan anggota keluarga saling
mendukung, namun kurang memperhatikan
kondisi kesehatan.
TERAPI
Gizi Buruk
Perbaikan gizi kalori perhari berdasarkan BEE
Pemberian imunosuportif (Imboost 1x1)
Awasi tanda-tanda dehidrasi, hipotermi, hipoglikemi, infeksi
TB
Pengobatan OAT Kategori I selama 6 bulan
Limfadenitis dengan infeksi kulit
Antibiotik (Cefadroxil 2x1)
Salep campuran steroid dengan antibiotik (bufacort zalf 2xue)
Diare
Oralit setiap BAB mencret
Zink tablet 1x1
HASIL

35

30

25

20
Berat Badan (kg)
LILA (cm)
15 BMI (kg/m2)

10

0
41817 41827 41832 41838 41860 41866 41873 41881 41888
DISKUSI
KESIMPULAN
1) Gizi buruk adalah status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi,
atau nutrisinya di bawah standar rata-rata yang disebabkan oleh
kurangnya asupan makanan baik secara kuantitas maupun kualitas.
2) Penanganan gizi buruk pada pasien ini menggunakan metode rawat
jalan dimana kami rutin melakukan homevisit satu kali perminggu.
3) Komplikasi pada pasien ini yaitu tuberkulosis, limfadenitis dan
penyakit kulit, diare kronik, kontraktur yang disebabkan
imunodefsiensi karena keadaan pasien yang gizi buruk.
4) Pemantauan berfokus khususnya dalam kondisi pasien dan
penambahan berat badan.
5) Dari hasil pemantauan yang kami lakukan selama dua bulan bulan
didapatkan perbaikan dari kondisi pasien dan penambahan berat
badan pasien.
SARAN
PIHAK KESEHATAN KELUARGA PASIEN

1) Pihak kesehatan tidak henti 1) Perlu lebih memperhatikan


untuk memberikan edukasi kuantitas dan kualitas
kepada keluarga pasien makanan pasien agar terjadi
khususnya kakak pasien peningkatan berat badan
mengenai gizi buruk dan pasien.
tuberkulosis sehingga dapat 2) Perlu lebih memperhatikan
membantu untuk mengurangi kebersihan lingkungan rumah
faktor risiko yang dapat agar menciptakan kondisi yang
mengganggu proses rehabilitasi kondusif untuk membantu
pasien. proses perbaikan gizi buruk.
2) Terus memberikan semangat 3) Perlu memotifasi pasien agar
dan motivasi kepada kakak semangat dalam menjalani
pasien dengan penatalaksanaan terapi dan memotifasi agar
gizi buruk secara jangka rajin menggerakan kaki dan
panjang yang memerlukan tangannya agar tidak terjadi
waktu yang tidak singkat. kontraktur.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, A. K., Lichtman, A. H. & Pillai, S. 2010. Congenital and Acquired Immunodeficiencies. dalam
Schmitt (Ed.) Cellular and Molecular Immunology 6ed. Philadelphia: Elsevier.
Brenchly JM and Douek DC. 2012. Microbial translocation across the GI tract. Annu Rev Immunol. Pubmed
30:149-173
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2013. Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012.
Semarang : Dinas Kesehatan
Gibson, 2005. Prinsiple Of Nutritional Assesment. Oxford University Press. New York
Lesourd BM. 2007. Nutrition and immunity in elderly: modifcation of immune responses with nutritional
treatments. Am J Clin Nutr 66: 478S-484S.
Nelso, WE, 2007. Malnutrion In Nelson WE. (ed) Mitchel Nelson Text Book Of Pediatrics 5 thed. WB
Squanders co. Philidelphia and London
Sadewa, A.L, 2008. Makalah KEP. http://ayahaja.wordress.com . 28 november 2008
Scrimshaw NS. 2003. Historical concepts of interactions, synergism and antagonism between nutrition
and infection. J Nutr 133: 316S-321S.
Silvia Snchez-Ramna, Lin Radigana, Joyce E. Yua, Susan Barda, Charlotte & Cunningham-Rundlesa.
2008. Memory B cells in common variable immunodeficiency: Clinical associations and sex differences
Clin Immunol. 128: 31421
Silvia Snchez-Ramna, Lin Radigana, Joyce E. Yua, Susan Barda, Charlotte & Cunningham-Rundlesa.
2008. Memory B cells in common variable immunodeficiency: Clinical associations and sex differences
Clin Immunol. 128: 31421
Supriasa, dkk. 2002. Penilaian status gizi. Penerbit buku kedokteran, EGC. Jakarta
Villamor E and Fawzy WW. 2005. Effects of vitamin A supplementation on immune responses and
correlation with clinical outcomes. Clin Microbiol Rev 18: 446-464. Abbas, A. K., Lichtman, A. H. & Pillai, S.
2010. Congenital and Acquired Immunodeficiencies. dalam Schmitt (Ed.) Cellular and Molecular
Immunology 6ed. Philadelphia: Elsevier.
Virtual Medical Centre, 2010. Malnutrition. http: www.myvmc.com/diseases/malnutrition/ (diakses 20 Juli
LAMPIRAN FOTO DOKUMENTASI
PASIEN
FOTO PENYULUHAN
FOTO PENYULUHAN MENCUCI
TANGAN
FOTO IMUNISASI BIAS
FOTO KENANG-KENANGAN TIMBANGAN KREATIF

Anda mungkin juga menyukai