Anda di halaman 1dari 51

DERMATITIS

Resita Indah
DERMATITIS KONTAK ALERGI
Definisi:
Dermatitis kontak alergi adalah
dermatitis yang terjadi akibat pajanan
dengan bahan alergen di luar tubuh
Klasifikasi
DKA lokalisata
DKA sistemik
Klinis
Riwayat terpajan dengan bahan alergen
Terjadi reaksi berupa dermatitis, setelah pajanan ulang
dengan alergen tersangka yang sama
Bila pajanan dihentikan, lesi membaik, sedangkan bila
pajanan berulang lesi memberat
Gejala subyektif berupa rasa gatal
Terdapat tanda dermatitis (akut, subakut, kronik)
Lesi bersifat lokalisata, berbatas tegas, bentuk sesuai
dengan bahan penyebab
Pada DKA sistemik, lesi dapat tersebar
luas/generalisata
Efloresensi polimorf
Diagnosis Banding
1. Dermatitis kontak iritan
2. Dermatitis numularis (bila berbentuk
bulat oval)
3. Dermatitis seboroik (di kepala)
4. Dishidrosis (bila mengenai telapak
tangan dan kaki)
Pemeriksaan penunjang
Tes kulit (tes tempel) untuk mencari
penyebab
Pada DKA kosmetika, apabila tes
tempel negatif dapat dilanjutkan
dengan tes pakai (use test), tes pakai
berulang (repeated open application
test ROAT)
Penatalaksanaan
Medikamentosa:
Sistemik: simtomatis sesuai gejala
Nonmedikamento dan gambaran klinis
Gatal: beri antihistamin generasi
sa: kedua
Hentikan pajanan alergen DKA akut derajat sedang berat,
tersangka refrakter: dapat ditambah
kortikosteroid oral setara dengan
Pada pasien usia prednison 20 mg/hari dalam
produktif, anamnesa jangka pendek (3 hari)
tentang kemungkinan Siklosporin oral
sumber alergen berasal Topikal: sesuai dengan sajian klinis
Basah (madidans): beri kompres
dari tempat kerja. terbuka (2-3 lapis kain kasa)
Penilaian identifikasi dengan larutan NaCl 0,9%
alergen (tes tempel lanjut Vesikular akut: aluminum
sulfat/kalsium asetat topikal
dengan bahan-bahan Kering/kronik/likenifikasi: beri krim
yang lebih spesifik) kortikosteroid potensi kuat
(momethasone furoate), emolien,
Anjuran penggunaan alat inhibitor kalsineurin: takrolimus ,
pelindung diri (APD) yang pimekrolimus
sesuai: sarung tangan, Refrakter/tidak dapat menghindari
krim barier faktor-faktor pen- cetus: fototerapi
shortwave UVB
DERMATITIS KONTAK IRITAN
Dermatitis kontak iritan (DKI) ialah
dermatitis yang terjadi sebagai
akibat pajanan dengan bahan iritan
di luar tubuh, baik iritan lemah
maupun iritan kuat
Klasifikasi:
DKI Akut
DKI kronik kumulatif
Klinis
Riwayat terpajan dengan bahan iritan
Terjadi reaksi berupa dermatitis, pada iritan kuat
akan terjadi dermatitis akut pada pajanan pertama
(satu kali), sedangkan pada iritan lemah akan terjadi
dermatitis kronis setelah pajanan berulang
Bila pajanan dihentikan, lesi membaik, bila pajanan
berulang lesi bertambah berat
Gejala subyektif berupa rasa gatal, terbakar / nyeri
Terdapat tanda dermatitis (akut, subakut, kronik)
Lesi lokalisata, berbatas tegas, bentuk sesuai dengan
luas kontak bahan penyebab
Efloresensi monomorf
Diagnosis banding
1. Dermatitis kontak alergi
2. Dermatitis numularis (bila berbentuk bulat)
3. Dermatitis seboroik (bila di kepala)
Harus disingkirkan:
Lokalisata:
1. DKA
2. Penyakit Bowen
Diseminata:
1. DKA
2. Sifilis sekunder
3. Cutaneus T Cell Lymphoma
Pemeriksaan penunjang
Tes kulit (tes tempel) hanya
diperlukan apabila tidak dapat
dibedakan dengan dermatitis kontak
alergi
Penatalaksaan
Nonmedikamentosa:
Identifikasi dan eliminasi bahan iritan
tersangka.
Pada pasien usia produktif, anamnesa
tentang kemungkinan sumber iritan
berasal dari tempat kerja.
Anjuran penggunaan alat pelindung diri
(APD) : sarung tangan, krim barier
Medikamentosa:
1.Sistemik: simtomatis sesuai gejala dan sajian klinis
Gatal: beri antihistamin generasi kedua
Derajat sakit berat: dapat ditambah kortikosteroid oral setara dengan
prednison 20 mg/hari dalam jangka pendek (3 hari)
2.Topikal: sesuai dengan sajian klinis
Basah (madidans): beri kompres terbuka (2-3 lapis kain kasa)
dengan larutan NaCl 0,9%
Kering: beri krim kortikosteroid potensi sedang (flusinolon asetonid)
Emoliendenganbahandasarpetrolatum
Pimekrolimus sebagai pengganti kortikosteroid topikal potensi
lemah

Pada kasus yang berat dan kronis, bisa digunakan Psoralen +


UVA/UVB atau obat sistemik misalnya azathioprine dan siklosporin
Bila ada superinfeksi oleh bakteri: antibiotika topikal / sistemik

Tindak lanjut:
Pada DKI kumulatif yang mengenai telapak tangan (hand dermatitis)
dapat sangat menyulitkan untuk melaksanakan tugas sehari-hari,
sehingga dianjurkan pemakaian APD sesuai dan pemberian emolien
Komplikasi
Infeksi sekunder (terapi infeksi
sekunder sesuai dengan klinis dan
pemilihan jenis antibiotik sesuai
dengan kebijakan masing-masing
rumah sakit)
IRITANT
Oligomorfik
Bentuk : ALERGI
unilateral
Polimorfik
Batas tegas
Bentutk : lebih
Rasa meyebar
nyeri/terbakar
Batas tidak tegas
Rasa gatal
Dermatitis Atopik

Definisi
Keadaan peradangan kulit kronis dan
residif, disertai gatal pada umumnya
sering terjadi pada masa bayi dan anak-
anak, sering berhubungan dengan
peningkatan kadar IgE dalam serum
dan riwayat atopi pada keluarga atau
Etiopatogenesis

Genetik

Defek / gangguan
sawar kulit

Respon imun pada kulit


Genetik

Ekspresi gen IL 4 berperan dalam


ekspresi DA
Varian genetik kimase sel mas yaitu serine
protease yang disekresikan oleh sel mas di
kulit berperan timbulnya DA
Defek sawar kulit
Downregulasi gen cornified ennvelope (filaggrin
dan loricrin)

Penurunan level ceramid

Peningkatan level enzim proteolitik endogen

Peningkatan kehilangan cairan trans epidermal


Respon imun pada kulit
Sel Th 2 meningkat pada DA,
dan sel Th 1 menurun pada
DA
Sel T Sel T menginduksi apoptosis
keratinosit sehingga terjadi
spongiosis

Menstimulasi sel Th tanpa


antigen
Sel Mengandung IgE meningkat;
Langerha mempresentasikan TDR ke
sel T, bisa juga bermigrasi ke
ns KGB untuk menstimulasi sel
T sehingga Th 2 bertambah
Respon Sistemik
Sintesis IgE meningkat

IgE terhadap alergen spesifik meningkat

Pelepasan histamin dari basofil


meningkat

Eosinofilia

Respon hipersensivitas lambat


terganggu
Gejala dan Tanda Dermatitis Atopik
a. Dapat diderita seumur hidup
b. Dapat kumat-kumatan (tergantung pencetus).
c. Gambaran klinis khas pada umur tertentu
yaitu:

1) Dermatitis atopik pada bayi.


2) Dermatitis atopik pada anak-
anak.
3) Dermatitis atopik pada
dewasa.
Pada Bayi Pada Anak

Pada
Dewasa
Diagnosis DA pada Anak-anak

Umur 2 bulan 2 tahun

Gambaran khas DA pada bayi : di daerah


pipi dan ekstremitas bagian ekstensor

Bisa pertama kali atau kumat bila terkena


pencetus, misal : telur, seafood

Gatal yang ditandai dengan rewel

Mempunyai sifat atopi (riwayat keluarga


yang berpenyakit atopi)
Kriteria Diagnosis Hanifin dan Rafka
Kriteria Mayor dan Minor

Kriteria Mayor (harus ada 3) :


a. Pruritus.
b. Dermatitis di muka atau ekstensor pada bayi dan
anak.
c. Dermatitis di fleksura pada dewasa.
d. Riwayat atopi pada penderita atau keluarga.
Kriteria Minor (Tambahan 3 atau lebih) :
a. Xerosis
b. Infeksi kulit (khusus oleh S.aureus dan virus herpes
simpleks
c. Dermatitis nonspesifik pada tangan atau kaki
d. Iktiosis/hiperliniar palmaris/keratosis pilaris
e. Ptriasis alba
f. Dermatitis di papila mamae
g. White dermographism dan delayed blanced response
Kriteria Minor (Tambahan 3 atau lebih) :
a. Keratokonus
b. Orbita menjadi gelap
c. Muka pucat atau eritem
d. Gatal bila berkeringat
e. Dll
Diagnosis DA pada Anak-anak

Umur 4 15 tahun

Gambaran khas di daerah fleksor dan


simetris

Kumat bila terkena faktor pencetus

Pernah menderita dermatitis atopi


sebelumnya

Gatal di lesi maupun tanpa lesi

Mempunyai sifat atopi pada keluarga


Diagnosis DA pada Dewasa

Usia : remaja/dewasa

Gambaran dermatitis kronis di daerah fleksor


dan simetris

Kumat bila terkena pencetus

Sebelumnya pernah menderita DA

Gatal pada tempat lesi/non lesi

Riwayat keluarga DA

Kepekaan atopi
Terapi Dermatitis Atopik
A. Topikal :
1. Lesi akut kortikosteroid lemah.
2. Lesi kronik kortikosteroid kuat.
B. Sistemik:
3. Antihistamin.
4. Kortikosteroid kalau perlu.
C. Perawatan kulit misalnya dengan emolien dsb.
D. Edukasi:
5. Penjelasan tentang penyakitnya.
6. Pencegahan dan perawatan diri.
Dermatitis Numularis
Lesi berbentuk mata uang atau agak lonjong,
berbatas tegas dengan efloresensi berupa
papulovesikel, biasanya mudah pecah sehingga
basah
Etiopatogenesis

Stafilokok
us dan alergi
mikosis
Stress
emosiona
l
Gejala

Eritema Melebar Papula Ditutupi


berbentuk selebar papula, krusta
lingkarang lingkaran vesikel coklat
Efloresensi

Makula eritematous eksudatif, besarnya numular hingga


plakat, berbatas tegas sebesar uang logam
Pemeriksan penunjang
Histopatologi Pemeriksaan Labotarium
Pada lesi akut terdapat Tes tempel (untuk menyingkirkan
spongiosis, vesikel, kemungkinan adanya dermatitis
intraepidermal, serbukan sel kontak)
radang limfosit
Lesi sub akut terdapat
parakeratosis, hiperplasi
epidermal, spongiosis epidermal
Lesi kronik terdapat
hiperkeratosis dan akantosis
(menyerupai liken simpleks
kronik)
Diagnosis Banding
Dermatitis kontak
Dermatitis atopik
Neurodermatitis sirkumpskripta
Dermatomikosis
Pengobatan
Pelembab atau emolien

Obat anti-inflamasi (preparat ter,


glukokortikoid, takrolimus)
kompres dengan larutan permangas
kalikus 1:10.000 (untuk lesi eksudatif)

Antihistamin golongan H1 (hidroksisin


HCl) untuk mengurangi gatal
Kortikosteroid sistemik
Dermatitis Statis

Buku Merah UI
Dermatitis sekunder akibat
infusiensi kronik vena (atau
hipertensi vena), tungkai bawah

Buku Atlas
Saripati
Dermatitis akibat bendungan
aliran darah vena
Etiopatogenesis
Teori Selubung Fibrin

Ekstravasa
Peningkata si Selubung
n tekanan makromole fibrin
Vena kul dan perikapiler
fibrinogen

Peningkata Permeabilit
n tekanan as
hidrostatis pembuluh
hipoksia
dalam darah
mikrosirkul kapiler
asi dermis meningkat
Gambaran Klinis
Varises -> merah kehitaman ->
purpura
Eritema, skuama, kadang eksudasi
dan gatal
Likenifikasi, fibrotik di sepertiga
tungkai bawah
Diagnosis Banding
Dermatitis kontak
Dermatitis numularis
Pengobatan
Tungkai dinaikan waktu tidur dan
duduk selama 30 menit dilakukan 3
hingga 4 kali sehari setinggi 15-20
cm
Jika tidak melakukan aktivitas bisa
menggunakan kaos kaki penyangga
varises
Kompres untuk eksudat
Krim kortikosteroid potensi rendah
sampai sedang
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai