Anda di halaman 1dari 18

REFARAT

ENTOMOLOGY
Diajukan Kepada :
dr. Netty Herawati, Sp.F

Disusun Oleh :
Emi Julia, S.Ked
Mimi Hudatia, S.Ked
Zakaria Rahim, S.Ked
Definisi
Definisi
Entomologi adalah cabang sains yang
mengkaji mengenai serangga. Berasal dari
bahasa Latin - entomon bermakna serangga
dan logos bermakna ilmu pengetahuan.

Entomologi forensik adalah aplikasi ilmu


serangga yang memfokuskan kajian pada
penyelidikan kematian manusia dengan
menggunakan serangga sebagai petunjuk.
TujuanEntomologi
Tujuan Entomologi
Forensik
Forensik
Menentukan waktu dan lama kematian

Menentukan apakah mayat telah


dipindahkan dari lokasi pembunuhan

Menentukan keterlibatan obat atau bahan


toksik dalam kematian
Menentukan Waktu dan Lama
Menentukan Waktu dan Lama
Kematian
Kematian

1. Using successional waves of insects


Metode ini adalah melihat lama waktu
kematian dengan mengidentifikasi
serangga yang ada pada mayat tersebut.

2. Using maggot age and development


Melihat adanya telur,larva,pupa,maupun
imago pada mayat untuk mengetahui
berapa lama waktu meninggalnya mayat
tersebut.
MenentukanApakah
Menentukan ApakahMayat
MayatTelah
Telah
diPindahkan
di Pindahkandari
dariLokasi
Lokasi
Pembunuhan
Pembunuhan
Mengidentifikasi serangga yang terdapat
pada mayat dan dibandingkan dengan
serangga serupa yang terdapat di
sekitarnya.
MenentukanKeterlibatan
Menentukan KeterlibatanObat
Obat
atauBahan
atau BahanToksik
ToksikTerhadap
Terhadap
Kematian
Kematian
Serangga yang didapat pada mayat
mungkin mengandung bahan toksikologi
yang menyebabkan kematian.
PembagianSerangga
Pembagian Serangga
BerdasarkanPeran
Berdasarkan PeranEkologisnya
Ekologisnya
Nekrofagus : serangga yang memakan
jaringan tubuh mayat

Predator-parasit : serangga yang memakan


serangga nekrofagus

Omnivor : serangga yang memakan


jaringan tubuh mayat dan serangga lain.
SiklusHidup
Siklus HidupSerangga
Serangga
SiklusHidup
Siklus HidupSerangga
Serangga
Dua jenis serangga yang pertama mendatangi mayat adalah
Blow flies (Calliphoridae) dan flesh flies (Sarcophagidae).

Blow flies
Pada tahap awal, sekitar 23 jam, telur menetas menjadi larva
berupa belatung yang kerjanya hanya makan. Sekitar 27 jam
kemudian, belatung memasuki tahapan kedua dan mulai
menyiapkan diri untuk menjadi kempompong. Belatung
tahapan kedua ini umurnya sekitar 50 jam, setelah itu
memasuki tahapan ketiga, dengan kesiapan menjadi
kepompong bertambah matang. Tahapan ketiga ini umurnya
sekitar 72 jam. Tahapan selanjutnya belatung menjadi
kepompong. Pada tahapan ini diperlukan waktu sekitar 273
jam untuk menetas menjadi lalat.
Penelitian Jiron dan Cartin (1981) pada bangkai anjing
menjelaskan bahwa kelompok-kelompok serangga
tertentu akan muncul pada tahap-tahap pembusukan
bangkai.

1. Pada tahap pertama, disebut discoloration stage


(berlangsung selama kurang lebih 3-4 hari), muncul
serangga semut (Camponotus sp.), lalat muscoid, lalat
sarcophagid, lalat drosophilid, dan banyak lalat
calliphorid (Phaenicia eximia).

2. Pada tahap berikut, disebut emphysematic stage


(berlangsung mulai hari ke-4 sampai ke-8). Pada tahap
ini muncul serangga P. eximia dalam jumlah besar,
kumbang histerid, Euspilotus aenicollis, beberapa
kumbang scarabid, dan beberapa lalat muscoid.
1. Tahap berikut disebut liquefaction yang
berlangsung pada hari ke-8 sampai ke-
28. Pada tahap ini serangga yang datang
paling melimpah adalah dua spesies
lalat calliphorid, yaitu P. eximia dan
Hemilucilia segmentaria, lalat piophilid,
kumbang staphylinid, histerid,
Dermaptera, tawon ichneumonid, lipas,
lebah (genus Trigona) dan dua famili
ngengat (pyralid dan noctuid).

2. Tahap yang terakhir adalah mummified,


yang didominasi oleh kumbang
dermestid.
Halyang
Hal yangMempengaruhi
Mempengaruhi
PerkembanganLalat
Perkembangan Lalatpada
padaJenazah
Jenazah

a. Suhu
Serangga memerlukan suhu tertentu untuk
berkembangbiak dari satu fase ke satu fase. Seperti
perkembangan lalat, suhu harus di antara suhu minimum
dan suhu maksimum. Luar dari batas suhu tersebut, ia
tidak dapat berkembang baik atau perkembangannya
menurun.
b. Penguburan
Mayat yang dikubur di tanah, umumnya mbusuk
delapan kali lebih lama daripada mayat yang
berada di udara terbuka.

c. Proses mumifikasi

d. Kondisi geografi
Zona geografi mempengaruhi vegetasi, jenis
tanah, cuaca dan sumber makanan yang
akhirnya dapat mempengaruhi spesies
serangga di daerah tersebut.
Cara Pengumpulan Bahan
Cara Pengumpulan Bahan
Entomologi
Entomologi
1. Dilakukan pengamatan secara visual
terhadap lokasi kematian.
2. Pengumpulan data meteorologi pada adegan
kematian.
3. Koleksi spesimen dari tubuh
4. Mengumpulkan spesimen dari lingkungan
sekitarnya yaitu 20-30 kaki dari tubuh mayat.
5. Mengumpulkan spesimen dari daerah
langsung di bawah tubuh setelah mayat
dipindahkan dari tempat kejadian
6. Koleksi spesimen selama otopsi pada
pemeriksaan medis atau kantor koroner.
Kesimpulan
Kesimpulan
Perkiraan saat kematian dalam suatu kasus
forensik adalah hal yang penting. Salah satu
metode yang dapat dilakukan adalah
interpretasi aktifitas serangga (entomologi
forensik). Entomologi forensik mengevaluasi
aktifitas serangga dengan berbagai teknik
untuk membantu memperkirakan saat
kematian dan menentukan apakah jaringan
tubuh atau mayat telah dipindah dari suatu
lokasi ke lokasi lain.
Penentuan waktu kematian dapat dilakukan
dengan mengidentifikasi umur serangga
maupun telur yang ada pada mayat,
sehingga para patologis dapat
memperkirakan dengan lebih tepat waktu
kematian mayat tersebut. Umur serangga
yang semakin tua beserta telur yang
ditemukan pada mayat dapat dijadikan
dasar perkiraan interval post-mortem
minimum
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai